Anda di halaman 1dari 7

JENIS JENIS KAIN DAN KARAKTERNYA

Kain Katun (Cotton)

Kain katun adalah jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas. Terdapat jenis kain
yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE.Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun
dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar, akan menjadi abu, dan jalannya api lambat.

Keunggulan:
1. Tidak kisut apabila dicuci
2. Tidak luntur untuk bahan berwarna
3. Mudah disablon
4. Menyerap keringat.
5. Tidak berbulu

Kelemahan:
1. Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
2. Mudah kusut
3. Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
4. Rentan terhadap jamur

Kain Pique

kain Pike juga digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki. Sama seperti pada kain
lacoste/adidas untuk membuat kaos kerah tersebut biasanya digunakan kerah jadi.
Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit.
Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit denganmenggunakan bahan yang
sama dengan bahan kaos (katun kombed dan karded) dengan menambahkan kain keras di dalamnya.

Blending/Campuran Serat
Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka
dilakukan blending /campuran serat misalnya T/C 65/35 (campuran polyester cotton), T/R 65/35
(campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3), dll.
Katun Kombed (Combed Cotton)

Adalah jenis kain katun yang diproduksi dengan finishing disisir (combed) dengan tujuan agar
serat-serat kapas halus dapat dipisahkan sehingga kain yang dihasilkan lebih halus dan tidak
berbulu (serat Benang lebih halus, hasil rajutan dan penampilan lebih rata). Kain katun kombed
tersedia dalam dua ukuran yaitu 20s dan 30s.
Kain jenis ini biasa digunakan untuk bahan kaos distro-distro bandung.
Katun Kombed 20s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 20s.
Katun Kombed 30s adalah kain katun kombed yang terbuat dari Benang yang berukuran 30s.
Kain katun kombed 20s lebih tebal daripada 30s. Sehingga kain katun 30s lebih lemas daripada kain
katun 20s.

Katun Karded (Carded Cotton)

Berbeda dengan kain katun kombed, kain katun karded tidak disisir pada proses finishing
pembuatannya. Oleh karena itu masih terdapat serat-serat kapas halus yang tersisa (serat Benang
kurang halus, hasil rajutan dan penampilan bahan kurang rata). Tetapi meskipun begitu kain katun
karded memiliki keunggulan harga yang lebih murah dibandingkan kain katun kombed.
Pada kain katun karded hanya terdapat ukuran 20s.
Perbedaan antara kain katun kombed dan karded yang ada di pasaran adalah kain katun kombed
lebih tebal daripada kain katun karded.

TC (Teterton Cotton)/Polyester – Cotton

Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%.
Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC
biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-
ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus
dengan bahan kimia tertentu.
Kain Pique

Sama seperti kain Lacoste/adidas, kain Pike juga biasa digunakan untuk membuat kaos
polo/kerah/wangki. Sama seperti pada kain lacoste/adidas untuk membuat kaos kerah tersebut
biasanya digunakan kerah jadi.
Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit.
Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit denganmenggunakan bahan yang
sama dengan bahan kaos (katun kombed dan karded) dengan menambahkan kain keras di dalamnya.

Kain Lacoste

Kain Lacoste adalah jenis bahan yang biasa digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki.
Kain Pique

kain Pike juga digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki. Sama seperti pada kain
lacoste/adidas untuk membuat kaos kerah tersebut biasanya digunakan kerah jadi.
Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit.
Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit denganmenggunakan bahan yang
sama dengan bahan kaos (katun kombed dan karded) dengan menambahkan kain keras di dalamnya.

Blending/Campuran Serat
Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka
dilakukan blending /campuran serat misalnya T/C 65/35 (campuran polyester cotton), T/R 65/35
(campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3), dll.

Kain PE

Kain PE (Poly Ester) adalah kain yang tingkatnya berada di bawah katun. Bahan dasarnya adalah
Benang polyester. Bahan ini terbuat dari serat sintetis atau buatan dari hasil minyak bumi untuk
dibuat bahan berupa serat fiber poly dan yang untuk produk plastik berupa biji plastik. Sama dengan
katun, PE juga tersedia dalam bentuk bahan kaos oblong, lacoste/adidas, maupun pike.
Untuk kain kaos yang berbahan dasar PE bentuk dan teksturnya hamper mirip dengan kain kaos
yang berbahan dasar katun (cotton). Cara mudah membedakannya adalah kain PE apabila dibakar
maka baunya seperti plastik dibakar, jalan apinya cepat dan akan menjadi arang.
Keunggulan: Murah
Kelemahan: Pada beberapa jenis PE untuk bahan kaos, kain ini rawan kisut apabila dicuci dan
mudah luntur.
Pada jenis PE untuk bahan sweater, biasanya suka berbulu sesudah beberapa kali dicuci.

Dikenal dengan nama dagang Terylene, Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik
dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau
kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah
daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang.
Pewarnaan polyester dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan
mempunyai ketahanan luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar.
Kain polyester tahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai
ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
TC (Teterton Cotton)/Polyester – Cotton

Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%.
Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC
biasanya di buat untuk sprei, hem, celana.
Karakteristik: Lebih tahan ‘shrinkage’ (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-
ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus
dengan bahan kimia tertentu.

CVC (Cotton Viscose)

Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan
ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga
bersifat menyerap keringat.

Lycra

Lycra biasanya dipadukan dengan bahan pakaian lainya, karena kandungannya hanya beberapa
persen saja. Tapi bahan pakaian yang terbuat dari unsur lycra akan lebih tahan lama kerapiannya.

Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan trade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat
elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis
serat sintetis yang terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber. Kain spandex bisa mencapai
tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%.
Spandex. atau elastane adalah bahan sintetis yang dibuat dari polymer yang mengandung
polyurethane (sejenis material sintetis super lentur). Menghasilkan tekstur elastis mirip karet tipis,
melekat ketat di tubuh, dan mengkilap,. Spandex lebih kuat dan tahan banting daripada bahan karet.
Di pasaran istilah spandex dipakai di Amerika dan Eropa dan khusus di Inggris dikenal dengan
istilah lycra. Merek dagang produk berbahan spandex antara lain Lycra, Elaspan, Linel, ESPA.
Apakah spandex nyaman dipakai? Apakah menyerap keringat? Tergantung dari jenis spandex yang
dipilih. Spandex yang bagus mempunyai pori-pori sehingga menyerap keringat. Cara termudah
memilihnya, jika disentuh dengan tangan/lengan terasa adem, jika dipegang tidak licin atau terlalu
mengkilap, artinya spandex tersebut nyaman dipakai.
Lycra adalah merek dagang bahan spandex yang nyaman karena mengandung katun, sutera,
polyester, atau bahan sintetis lainnya. Lycra cenderung tidak mengkilap, bisa melekat ketat di tubuh
karena lentur. Lycra pertama kali dikembangkan oleh Du Pont pada tahun 1958, sebagai alternatif
korset dari karet. Lycra mengandung rantai polymer dengan bahan lentur lainnya agar nyaman
dikenakan. Lycra ringan, elastis, menyerap keringat, nyaman. Jika dicuci cepat kering dan tahan
terhadap bakteri, sinar ultra violet (UV), khlorin (sejenis cairan pemutih, antara lain dipakai pada
kolam renang, agar air kolam renang tetap jernih).
Lycra banyak dipakai untuk baju dalam, baju renang, baju atletik, juga untuk keperluan baju khusus
ortopedi (berhubungan dengan tulang). Salah satu temuan terbaru adalah lycra hitam (black lycra®;
spandex dalam lycra berwarna hitam yang juga anti luntur) yang dipakai sebagai bahan utama baju
dalam kelas atas La Perla.

Bagi orang yang alergi terhadap bahan sintetis, ada pilihan yang pas yaitu katun-spandex yang
memiliki sifat nyaman seperti katun (kulit tetap dapat bernafas) sekaligus bersifat lentur dan ringan
dari bahan spandex. Atau bisa juga memilih katun lycra yang nyaman, bahkan bisa dipakai sebagai
baju kantor. Katun lycra ini sekarang banyak dipakai untuk melapisi gaun malam. Cara termudah
memilih katun lycra atau katun spandex, dengan memegang bahannya, harus nyaman digenggam,
tidak licin, dan jika dipakai, kulit terasa nyaman. Hindari spandex yang mengandung nylon, meski
ringan sekali, bahan ini tidak menyerap keringat.

Serat Semi Sintetis

Modal

Modal atau polynosic dikenal dengan nama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah
selulosa yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dan
memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan
lebih tinggi tetapi mulur serta moisture regain lebih rendah.
Modal dapat dicuci dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia/dry-
cleaning dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ini kekusutan dapat
dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk menjadi licin dan terlihat
berkilau.
Rayon Viscosa

Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang
mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat
baik pada berbagai kondisi.

Rayon Acetat

Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup
untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yang buruk
tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain
pelapis.
Pencucian dapat dilakukan dengan sabun alkali dan dengan pencucian kimia/dry cleaning.
Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangat dan tidak langsung.
Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur
terutama pada kondisi yang lembab

Anda mungkin juga menyukai