Anda di halaman 1dari 4

A.

Kebutuhan Primer
Menurut ILO (International Labour Organization), kebutuhan primer adalah kebutuhan
fisik minim manusia, yang berkaitan dengan kecukupan kebutuhan pokok baik untuk
masyarakat miskin maupun kaya.
Dengan kata lain, kebutuhan primer adalah kebutuhan utama yang wajib dipenuhi oleh
seseorang untuk dikatakan hidup layak sebagai manusia, serta untuk menjamin
keberlangsungan hidupnya. Jika kebutuhan primer tersebut tidak dapat dipenuhi, maka
kebutuhan yang lainpun tidak bisa dipenuhi.
a. Contoh kebutuhan primer:

Dahulu, kebutuhan primer hanya meliputi sandang, pangan, dan papan. Sandang
adalah kebutuhan manusia berupa pakaian sebagai alat pelindung bagi tubuh.
Pangan merupakan kebutuhan manusia berupa makanan, dapat diartikan sebagai beras
sebagai makanan pokoknya (jika manusia tersebut hidup di wilayah asia, sedangkan
orang barat lebih memilih roti dan gandum sebagai makanan pokoknya).
Sementara itu, kebutuhan akan papan merujuk pada kebutuhan manusia akan tempat
tinggal atau hunian yang layak sebagai tempatnya berlindung.
Seiring perkembangan zaman, kini kebutuhan primer manusia bertambah. Dari
sekedar kebutuhan sandang, pangan, dan papan, bertambah menjadi kebutuhan akan
kesehatan dan juga pendidikan.
Sebab, dengan tercapainya kesehatan serta pendidikan yang memadai, manusia pun
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula dengan adanya sarana
transportasi, kecukupan gizi, air minum, serta rasa aman, merupakan kebutuhan
manusia yang paling utama.
B. Kebutuhan Sekunder
Tingkat selanjutnya dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan sekunder. Kata sekunder
berasal dari bahasa Latin secundus, yang memiliki arti kedua.
Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan primernya, maka hasrat untuk memenuhi
kebutuhan sekunder akan muncul.
Arti dari kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah kebutuhan
primer tercukupi. Dengan kata lain, kebutuhan sekunder ini merupakan kebutuhan
tambahan yang bersifat pelengkap dari kebutuhan primer.
Dengan mencukupi kebutuhan sekunder, maka dapat dikatakan kehidupan manusia
tersebut berjalan lebih baik, meskipun apabila kebutuhan sekunder ini tidak terpenuhi,
maka tidak akan menjadi masalah  dan tidak akan mengganggu keberlangsungan hidup
individu tersebut.
Pada kenyataannya, kebutuhan sekunder tiap individu berbeda-beda, karena kebutuhan ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
 Faktor lingkungan tempat tinggal
 Faktor psikologi
 Faktor tradisi
a. Contoh kebutuhan sekunder:

Seseorang yang telah memiliki rumah, pasti akan mencoba membeli perabotan rumah
tangga seperti kursi, lemari, meja makan, dll untuk melengkapi huniannya.
Beberapa contoh lain dari kebutuhan sekunder manusia adalah: olah raga, hiburan,
kendaraan pribadi, telepon, tv, mesin cuci, dan lain sebagainya.
Dan sekali lagi, kebutuhan sekunder tiap individu dapat berbeda-beda tergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maka dapat kita simpulkan pula bahwa
kebutuhan sekunder bukanlah tidak penting, karena sebagai manusia yang berbudaya
dan hidup bermasyarakat, tentu memerlukan hal lain yang lebih luas dan sempurna,
baik itu dalam hal jumlah, kualitas, maupun jenisnya.

C. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier merupakan kebutuhan  yang dapat dipenuhi oleh manusia apabila
kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder telah tercapai.
Mengapa? Sebab kebutuhan  tersier merupakan kebutuhan yang erat kaitannya dengan
barang-barang mewah atau kebutuhan yang bersifat prestisius.
Tujuan dari pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk meningkatkan status sosial atau
gengsi seseorang, bahkan juga dapat dikaitkan dengan hobby yang bersangkutan.
Maka tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tersier ini. Kebutuhan jenis ini
biasanya hanya dapat dipenuhi oleh orang-orang yang telah mapan secara ekonomi, atau
golongan masyarakat menengah keatas.
Karena sifatnya yang berupa hiburan dan kesenangan belaka, maka kebutuhan tersier
tidaklah mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Namun jika seseorang mampu
melengkapi kebutuhan tersiernya, maka orang tersebut akan dipandang sebagai individu
yang berstastus sosial tinggi, kaya raya, dan terpandang.
a. Contoh kebutuhan tersier:

Seperti pengertian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan tersier dapat
berupa: perhiasan mewah, villa, mobil sport, jet pribadi, dsb.
Itulah pengertian dari kebutuhan primer, sekunder, dan juga tersier. Namun dalam
beberapa kasus, perlu diketahui bahwa kebutuhan yang dikelompokkan menurut
tingkatan di atas bagi setiap individu dapat berbeda-beda.
Sebagai contohnya, si A menganggap kendaraan mewah merupakan kebutuhan
tersier, namun bagi si B, memiliki mobil mewah adalah suatu keharusan karena faktor
lingkungan dan pergaulan sehari-harinya.
Demikian pula, si A menganggap pendidikan S1 merupakan kebutuhan primernya,
namun bagi sebagian orang, pendidikan S1 dapat menjadi kebutuhan sekunder bahkan
tersier.
Kebutuhan primer dan sekunder merupakan kebutuhan dari manusia yang
digolongkan ke dalam kebutuhan yang dapat dilihat dari intensitas atau seberapa
sering kebutuhan itu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara kebutuhan
tersier hanyalah sebagai pelengkap dari kebutuhan tersebut, dan pemenuhannya
berdasarkan tingkat kekayaan seseorang.
Kendati demikian, tidak jarang kita temui dalam masyarakat, ada individu yang
berusaha menampilkan sedemikian rupa kemewahan atau kemampuannya dalam
meraih kebutuhan tersier. Hal tersebut semata-mata untuk menaikkan stastus
sosialnya dalam masyarakat.
Tentu saja hal tersebut tidak perlu dilakukan, sebab memaksakan diri masuk ke dalam
lingkungan yang tidak sesuai dengan kemampuan kita, akan berakibat buruk bagi
kondisi keuangan kita.

D. Kebutuhan Sepanjang Waktu

Kebutuhan sepanjang waktu yaitu kebutuhan yang memerlukan waktu yang usang dan
boleh dikatakan sepanjang waktu. Misalnya, kebutuhan menuntut ilmu atau blajar. Saat
ini, berguru atau mencari ilmu merupakan kebutuhan pokok bagi insan dan diharapkan
sepanjang hidupnya. Untuk itu, insan membutuhkan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai