DISUSUN OLEH :
NIM : 2115040
TINGKAT : 1A
1. Pengertian Kebutuhan
a. Kebutuhan Mutlak
Mutlak mengandung arti, tidak boleh tidak, jadi kebutuhan mutlak
merupakan kebutuhan yang harus segera terpenuhi. Jika kebutuhannya
tidak terpenuhi, individu tersebut tersebut tidak dapat bertahan hidup.
Sebagai contoh adalah kebutuhan makan dan minum.
b. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer disebut juga sebagai kebutuhan pokok, merupakan
kebutuhan manusia akan hidup yang layak. Kebutuhan primer,
diantaranya adalah sebagai berikut: Pangan, pangan merupakan
kebutuhan primer yang pertama dan utama. Pangan dapat diperoleh
dengan mengolah dari sumber hewani maupun nabati.
Papan, identik dengang rumah atau tempat tinggal. Rumah atau tempat
tinggal berfungsi sebagai tempat perlindungan dan tempat beraktivitas.
Papan menjadi kebutuhan primer, meski statusnya sebagai milik sendiri,
atau menyewa dari pihak lain.
c. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang muncul setelah
kebutuhan primer terpenuhi. Setiap individu memiliki kebutuhan sekunder
yang beragam, kebutuhan ini tergantung pada keinginan dan kemampuan
masing-masing individu untuk memenuhi. Kebutuhan sekunder bagi
individu, misalnya kendaraan, sepatu, telephone, make up, dan banyak
lagi yang lain.
d. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier merupakan turunan berikutnya dari kelompok
kebutuhan manusia berdasar intensitasnya. Kebutuhan tersier akan
muncul jika kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.
a. Kebutuhan Mendesak
Kebutuhan mendesak, bisa jadi bukan merupakan kebutuhan yang
direncanakan sebelumnya, kebutuhan ini bisa sewaktu-waktu muncul
bersifat kritis, genting, atau darurat, cenderung memaksa untuk segera
dipenuhi. Bisa berkaitan dengan nyawa individu, jika kebutuhan ini tidak
dipenuhi. Sebagai contoh, pemenuhan kebutuhan plasma darah untuk
orang yang terinfeksi virus covid 19.
b. Kebutuhan Sekarang
Hampir sama dengan kebutuhan mendesak, hanya berbeda akibatnya,
kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini,
tidak dapat ditunda. Sebagai contoh, membawa orang berobat ke dokter,
memberi bantuan kepada korban bencana alam, sebelum mereka
kelaparan.
a. Kebutuhan Jasmani
Pasti sudah paham ya, yang namanya jasmani, berkaitan dengan raga
atau tubuh. Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang diperlukan
oleh tubuh agar dapat memenuhi kepuasan raga. Sebagai contoh, olah
raga, istirahat, berpakaian, dan masih banyak lagi yang lainnya.
b. Kebutuhan Rohani
Sebagai pendamping jasmani, maka ada pula kebutuhan rohani.
Kebutuhan rohani merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh batin atau
jiwa, pengaruh jika kebutuhan ini dipenuhi adalah, manusia mendapat
kebahagiaan. Sebagai contoh adalah ibadah, hiburan, kumpul bersama
teman, dan yang lainnya.
a. Kebutuhan Individu
Dari judul, definisinya sudah jelas, berarti merupakan kebutuhan yang
diperlukan oleh setiap individu. Mengapa disebut sebagai kebutuhan
individu? Karena setiap individu lahir beragam dan memiliki kebutuhan
masing-masing.
b. Kebutuhan Kolektif
Kebutuhan kolektif merupakan suatu kebutuhan yang pemanfaatannya
untuk kepentingan orang banyak. Sebagai contoh, pembangunan
jembatan, pembangunan waduk, renovasi jalan, pembangunan stadion.
Kata sosio di atas, berkaitan erat dengan sosial, atau lingkungan sosial
masyarakat, sedangkan budaya merupakan sesuatu yang berasal dari tradisi
masyarakat setempat, tentunya juga mencakup aspek-aspek psikologis.
Maka, kebutuhan tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa kebutuhan
seperti yang ada di bawah ini.
a. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang muncul karena kedudukan
seorang individu dalam masyarakat, sehingga individu tersebut harus
mampu menyelenggarakan berbagai upaya, agar dipandang kayak.
Sebagai contoh sumbangan sosial, kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya.
b. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan
rohani, atau kondisi batin dari seseorang. Sebagai contoh kebutuhan
untuk diterima oleh orang lain, kebutuhan dicintai, kebutuhan akan
kebebasan dan rasa aman.
1. Barang
Barang merupakan segala sesuatu yang berwujud atau berjasad. Jadi,
barang adalah berbagai benda yang memiliki wujud fisik, dan
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Ciri-ciri barang:
Berwujud atau berjasad.
Memiliki nilai dan manfaat yang dapat dirasakan, apabila digunakan.
Bila dipakai, maka nilai, manfaat serta wujud fisiknya akan semakin
menyusut dan lama-lama habis.
2. Jasa
Jasa tidak memiliki bentuk fisik, jasa merupakan perbuatan yang
memberikan segala sesuatu yang diperlukan orang lain, pada
umumnya jasa ini berhubungan dengan keterampilan seseorang.
Ciri-Ciri Jasa :
Tidak berwujud, sehingga tidak dapat disentuh.
Hanya dapat dirasakan, kepuasannya berupa batin.
Tidak akan pernah habis
Sebagai contoh jasa pengantaran barang, jasa potong rambut, jasa
transportasi, dan jasa yang lainnya.
5. Tingkat Peradaban
Perkembangan zaman akan selalu diikuti oleh perkembangan
peradaban manusia. Semakin tinggi peradaban di masyarakat,
kualitas kebutuhan manusia akan semakin meningkat pula, hal
tersebut bisa terjadi, karena modernisasi membuat kualitas serta mutu
kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang, menjadi semakin tinggi.
6. Faktor Penghasilan
7. Faktor Umur
Pertumbuhan manusia dimulai dari kelahiran, bayi, anak-anak, remaja,
dewasa, hingga orang tua. Faktor usia berpengaruh terhadap
kebutuhan hidup. Kebutuhan akan mengikuti pertumbuhan usia
seseorang.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat
untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai
tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya
bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai
sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental
yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan
masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru
dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras
dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam pandangan
Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak
puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi
dirinya.
Pada tahun 1970 dan 1971, hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh
Maslow telah mengalami revisi. Pada tahun 1970, Maslow membagi
kecenderungan perilaku manusia yang terdapat pada aktualisasi diri menjadi
2, yaitu kebutuhan kognitif dan kebutuhan estetika. Pada tahun 1791, Maslow
kemudian menemukan bahwa manusia dapat mengaktualisasikan dirinya
melalui kemampuan dan pengalaman sendiri. Maslow menyebutkan bahwa
kemampuan itu disebut sebagai kemampuan transendensi diri. Akan tetapi
Maslow tidak pernah memasukkan self transcendence ke dalam hierarki
kebutuhannya. Tetapi peneliti penerus Maslow seperti Henry Gleitman Alan
Fridlund, dan Daniel Reisberg memasukkan self transcendence sebagai
hierarki paling tinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow. Hierarki kebutuhan
manusia yang terbaru terdiri dari delapan level, yaitu: kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan,
kebutuhan kognitif, kebutuhan estetika, kebutuhan aktualisasi diri, dan
kebutuhan transendensi.
Contoh dari kebutuhan akan rasa aman meliputi perlindungan, bebas dari
ketakutan, jauh dari ancaman, kestabilan, dan aman dari gangguan. Dalam
hal ini, adanya peraturan lalu lintas, peraturan keselamatan kerja, protocol
kesehatan, norma sosial, norma agama, dan norma adat ada untuk
memenuhi rasa aman dalam menjalani hidup. Dengan demikian, bahaya
yang ditimbulkan oleh kecelakaan, perang, kriminalitas, wabah, kerusuhan,
dan lainnya dapat diminimalisir.
Kebutuhan rasa aman ini tidak dapat dipenuhi secara total serratus
persen, oleh karenanya kebutuhan ini berbeda dengan kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan keamanan tidak bisa sepenuhnya menghilangkan rasa takut akan
adanya ancaman seperti bencana alam atau tindakan orang lain yang
membahayakan.
Mudah dimegerti. Keuntungan pertama teori ini adalah bahwa teori ini
sangat mudah dipahami bahkan orang awam pun dapat dengan
mudah memahami karena menyangkut kebutuhan dasar manusia
yaitu makan, minum dan pakaian.
Memperhitungkan sifat manusia. Tingkatan dalam teori ini benar-benar
berfokus pada sifat dasar manusia yang membutuhkan makanan,
keamanan, kasihsayang dan seterusnya dan Maslow membentuknya
menjadi tingkatan.
Teori ini menginformasikan bahwa manusia tidak hanya membutuhkan
hal yang berhubungan dengan material seperti uang, makanan dan
lain-lain, namun juga hal-hal yang non-materiil seperti kasih sayang,
harga diri, aktualisasi diri dan lain-lain. Dan Maslow membuatnya
dalam tingkatan.
Relevan di semua bidang. Tingkat kebutuhan ini dapat ditemukan di
semua bidang kehidupan baik di rumah kita, kantor, ataupun sekolah.
Dimana prioritas utama kita adalah pemenuhan akan makanan setiap
hari dan berlanjut dengan keamanan rumah yang kemudian berlanjut
ke hubungan social dengan orang lain dan seterusnya.
Dapat meningkatkan motivasi seorang pekerja atau siswa. Untuk
Pekerja, seorang manajer atau administrator mengetahui bahwa
tujuan utama seorang bekerja adalah memenuhi kebutuhan dasar.
Untuk seseorang yang berkedudukan rendah, maka seorang
pimpinan bisa memotivasi dengan pemenuhan kebutuhan materiil
mereka. Namun jika orang tersebut berkedudukan tinggi, maka bisa
dimotivasi dengan non materiil seperti penghargaan atau jabatan.
Untuk siswa, siswa juga dapat dimotivasi belajarnya dengan
mengetahui tingkatan apa yang dibutuhkan oleh siswa. Jika siswa
tersebut memiliki masalah ekonomi keluarga, bisa jadi pemenuhan
kebutuhan akan pangan menjadi masalah. Bila siswa tersebut berasal
dari kalangan atas, bisa jadi permasalahan ada pada tingkatan kasih
sayang atau penghargaandiri.
Kebaikannya:
4. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai
untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelemahannya:
Hofstede (dalam Stoner dan Freeman, 1994, dalam buku Edy Sutrisno,
2010), mampu menentukan sejauh mana teori Maslow dapat diterapkan di
negara-negara lain untuk membantu manajemen memotivasi karyawannya.
Ia menemukan terdapat banyak perbedaan diantara berbagai kebudayaan
dan juga perbedaan dalam motivasi karyawan, gaya manajemen. Hofstede
menyimpulkan bahwa teori motivasi seperti hierarki kebutuhan dari Maslow
sama sekali bukan gambaran dari proses motivasi manusia universal.
Sebaliknya, bahwa itu merupakan gambaran dari sistem nilai, yakni sistem
nilai masyarakat kelas menengah Amerika Serikat yang mana Maslow masuk
di dalamnya.
a. Kebutuhan Dasar
c. Kebutuhan Sensori
Lahir di Kansas City, Missouri , 1897. Tepat pada tahun 1918, Virginia
Henderson mulai belajar mengenai dunia keperawatan di The Army School of
Nursing, Washington, D.C dan menyelesaikan studi tersebut pada tahun
1921.
Pada dasarnya, Henderson tertarik oleh dunia keperawatan sejak perang
dunia pertama, dikarenakan ingin membantu para pasukan yang sakit dan
terluka akibat perang.
Biologis.
Psikologis.
Cultural.
Spiritual.
7. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik, juga melindungi
integumen (Suatu sistem membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan terhadap lingkungan sekitar. Meliputi kulit, rambut,
bulu, kuku, kelenjar keringat, serta keringat ataupun lendir).
14. Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
Henderson mengemukakan bahwasanya peran perawat itu tidak lain dan
tidak bukan sebagai penyempurna dan membantu mencapai kemampuan
untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14
kebutuhan dasar pasien.
Dari sini kita dapat melihat bahwa konsep keperawatan yang Henderson
tukas adalah model aktivitas sehari-hari dengan memberikan
gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit, maupun
yang sehat, dengan memberikan dukungan kesehatan, penyembuhan, serta
agar meninggal dengan damai.
1) Manusia
2) Lingkungan
4) Keperawatan
A. Kelebihan
1) Pengkajian dapat dilakukan secara holistic meliputi fisik (bio),
psikologis klien, sosial, kognisi, dan spiritual klien.
2) Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat, klien, dan
keluarga.
3) Dapat diterapkan pada klien dengan tingkat ketergantungan minimal
hingga total.
4) Melalui pengkajian metode ini perawat dapat membantu klien dan
keluarga untuk mengenali kebutuhan dirinya serta membantu dalam
memandirikan klien dan keluarga dalam memenuhi beberapa
kebutuhan sesuai kemampuannya, sehingga hal ini dapat diterapkan
sebagai pengkajian untuk persiapan Discharge planning.
5) Dapat memungkinkan terjadinya kesinambungan antara pengkajian,
masalah, perencanaan, evaluasi hingga catatan perkembangan
mengingat perawat terus berpedoman pada 14 kebutuhan dasar
tersebut.
B. Kelemahan
1) Tidak ada riwayat kesehatan dasar yang meliputi riwayat kesehatan
saat ini, riwayat kesehatan masa lalu, keluhan utama/alas an dibawa
ke pelayanan kesehatan, keluhan utama saat didata dan riwayat
kesehatan keluarga pada pengkajian dengan pendekatan teori Virginia
Henderson ini riwayat kesehatan dan keluhan utama klien
dicantumkan pada butir kemampuan menghindari bahaya dan trauma
pada lingkungan, namun riwayat kesehatan keluarga tidak dapat
dicantumkan dikarenakan ketidaksesuaian pada butir tersebut. Apalagi
misalnya pada klien dengan penyakit gangguan kardiovaskuler seperti
penyakit jantung koroner dimana adanya riwayat penyakit yang sama
pada keluarga dan faktor risiko yang perlu dikaji.
2) Adanya tumpang tindih beberapa butir pekerjaan (misalnya
kemampuan memilih pakaian sesuai dengan kemampuan
memodifikasi pakaian dalam mempertahankan temperature tubuh;
pengkajian pola pernafasan dengan pola aktivitas dimana klien dapat
dapat saja mengalami perburukan respirasi oleh mobilisasi yang lebih
berat sehingga mengurangi suplai oksigen yang dimiliki klien;
pengkajian pola aktivitas dengan pengkajian pola kemampuan
kebersuhan diri.
3) Butir pola komunikasi dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan,
ketakutan maupun opini dapat mewakili pengkajian status neurologis
klien seperti kesadaran umum, disorientasi, kemampuan penerimaan
persepsi sensori dan penilaian penghargaan terhadap diri sendiri
namun butir ini tidak dapat penghargaan terhadap diri sendiri. Namun
butir ini tidak dapat menginterpretasi pengkajian fungsi neurologis
secara lebih luas dan dalam atau dengan kata lain butir ini memiliki
kekurangan yaitu tidak dapat dilakukan pemeriksaan neurologi secara
lebih akurat misalnya butir ini tidak dapat dijadikan dasar perhitungan
perubahan status GCS akibat iskemia yang menyebar.
4) Pendekatan teori 14 kebutuhan dasar manusia oleh Virginia
Henderson kurang memenuhi kajian secara sistem yang lebih khusus,
misalnya kardiovaskuler maupun keseluruhan tanda-tanda vital.
Perawat yang menggunakan panduan butir-butir teori Henderson akan
mengalami kesulitan jika berhadapan pada respon klien dengan
gangguan khusus sistem yang lain seperti kardiovaskular dan
imunisasi karena tidak terdapatnya butir yang spesifik untuk perawat
dalam mendokumentasikan hasil pengkajian pada kardiovaskular dan
sistem lain yang terkait dengan keluhan utama klien saat ini. Teori
Henderson lebih menekankan pada kebutuhan oksigen ASI,
temperatur nutrisi metabolik eliminasi aktivitas, adaptasi lingkungan
interaksi sosial dan spiritual, sementara online terhadap perubahan
seperti tanda-tanda vital yang lengkap, respon perubahan kesadaran,
respon gangguan imunitas dan infeksi belum tercakup secara spesifik.
Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science
dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health
Nursing dari University of Colorado – Danver, serta PhD dalam
Educational Psychology. Watson adalah pengarang banyak artikel,
chapter/tulisan singkat dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya
adalah tentang manusia dan rasa kehilangan.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4
bagian kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan
yang satu dengan kebutuhan yang lain.
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,
menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang
sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang
kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai
sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang
sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak
berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama kngi.onflik psikososial), yang
berdampak pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut
perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental, dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan :
3. Lingkungan sosial
4. Keperawatan
Bilogis
Dalam aspek biologi sini manusia merupakan susunan dari sistem organ
tubuh yang dimana mereka membutuhkan sesuatu yang bisa
mempertahankan hidupnya layaknya nutrisi, air, oksigen dan lainnya.
Psikologis
Dalam hal ini manusia memiliki sebuah perasaan dan kepribadian, manusia
membutuhkan segala hal yang bisa membangkitkan mood perasaan dan
semangat dari dalam dirinya, layaknya pujian, perhatian, ajaran dan lainnya.
Sosial
Dalam segi ini manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pihak lain
untuk melanjutkan kehidupannya atau juga bisa mencari sebuah pemecahan
masalah dalam hidupnya. Kebutuhan ini berkaitan dengan komunikasi dan
interaksi dengan orang lain.
Kultural
Dalam segi ini cultural adalah aspek yang berhubungan dengan kebudayaan,
dimana manusia itu hidup maka mereka memiliki sebuah kebudayaan yang
menjadi ciri khas atau jati dirinya.
Spiritual
Penyakit
Hubungan keluarga
Sister Calista Roy lahir di Los Angeles pada tanggal 14 Oktober 1939, beliau
mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 (tiga) asumsi dasar,
yaitu :
D. Konsep sehat
E. Konsep lingkungan
F. Keperawatan
Yusuf, A., Tristiana, R., Fitryasari, R., & Aditya, R. S. (2017). Riset Kualitatif
Dalam Keperawatan.
Chayatin, N. N., & Mubarak, W. I. (2019, July). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik. EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal, Lilis Indrawati, and Joko Susanto. "Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar: Buku 1." (2015).
Silalahi, L. E., Limbong, M., Aji, Y. G. T., Kartini, K., Fhirawati, F.,
Tallulembang, A., ... & Herawati, T. (2021). Ilmu Keperawatan Dasar.
Yayasan Kita Menulis.
Kurniati, Mei Fitria, and Ahmad Zainal Abidin Abidin. "Hubungan Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan Berdasarkan Kebutuhan Dasar Manusia Virginia
Handerson Dengan Kepuasan Pasien Di Rs Bhayangkara Wahyu Tutuko
Bojonegoro." Journal of Health Sciences 11.2 (2018): 140-150.