1. Absorpsi
Absorpsi adalah suatu proses transfer toksikan (xenobiotika) melalui/melewati
sistem (sel) organ tubuh hingga ke dalam darah atau sistem sirkulasi limfatik.
Tempat utama terjadinya absorpsi adalah saluran pencernaan, paru-paru, dan kulit.
Namun, absorpsi juga dapat terjadi melalui tempat lain seperti subkutis,
peritoneum, atau otot.
Kemudahan suatu zat diabsorpsi ke dalam tubuh dapat berbeda-beda, tergantung
dari beberapa faktor seperti berikut:
• Mekanisme pajanan ke target sistem organ
• Konsentrasi zat
• Sifat fisik dan kimia zat tersebut
Proses absorpsi sangat erat kaitannya dengan sistem organ manusia. Tubuh
manusia tersusun atas substansi kimia yang merupakan unit penyusun semua
zat/bahan dalam organ (oksigen, protein, dan sebagainya). Satuan terkecil dalam
tubuh manusia adalah sel yang tersusun atas substansi-substansi kimia (hepatosit,
neuron, dan sebagainya). Kumpulan sel yang sama bentuk dan fungsinya
kemudian
membentuk jaringan (jaringan epitel, jaringan konektif, jaringan otot, dan jaringan
syaraf). Sekelompok jaringan yang tersusun secara tepat sehingga dapat bekerja
sama melakukan fungsi yang spesifik dinamakan organ (hati, otak, dan lain-lain).
Sekumpulan organ yang memiliki kontribusi terhadap fungsi tubuh yang spesifik
disebut sebagai sistem organ (misalnya sistem pencernaan, sistem syaraf, dan
sebagainya) hingga akhirnya terbentuk organisme (manusia) yang tersusun dari
kumpulan sistem organ.
Dalam kaitannya dengan proses absorpsi (khususnya absorpsi toksikan),
bagian sel yang berperan penting adalah membran sel. Proses absorpsi terjadi pada
bagian membran sel. Mudah atau tidaknya suatu toksikan terabsorpsi ke dalam
tubuh tergantung dari sifat permeabilitas membran.
a. Absorpsi melalui Saluran Pencernaan
Banyak bahan kimia dapat masuk ke saluran pencernaan melalui makanan dan
minuman atau sebagai obat serta jenis bahan kimia lainnya. Penyerapan dapat
terjadi di sepanjang saluran pencernaan. Lambung merupakan tempat
penyerapan yang paling signifikan, terutama untuk asam lemah yang bersifat
diffusible, nonionized, dan lipid-soluble. Sementara itu, basa lemah akan
sangat terionisasi dalam asam lambung sehingga basa lemah tidak mudah
diserap di lambung. Pada usus, asam lemah akan muncul dalam bentuk yang
terionisasi, sehingga kurang mudah diserap. Sementara basa lemah akan
muncul dalam bentuk yang tidak terionisasi sehingga lebih mudah diserap.
Peningkatan penyerapan pada usus akan terjadi selaras dengan lamanya waktu
kontak dan luas permukaan area karena adanya vili dan mikrovili pada usus.
Beberapa toksikan seperti 5-fluorouracil, thallium, dan timbal diketahui dapat
diserap melalui usus dengan sistem transport aktif. Selanjutnya, partikulat
seperti azo dyes dan polystyrene latex dapat masuk ke sel usus melalui
pinositosis (Lu and Kacew, 2010)
b. Absorpsi melalui Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan memiliki berbagai struktur mulai dari hidung, faring,
bronkus, bronkiolus hingga alveolus. Paru-paru merupakan organ tempat
terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida melalui difusi membran
pada pulmo dan jaringan tubuh. Alveolus adalah unit fungsional terkecil di
paru-paru yang merupakan tempat utama terjadinya proses absorpsi. Difusi
oksigen dan karbondioksida dalam tubuh terjadi karena adanya perbedaan
tekanan pada kedua
macam gas tersebut, yaitu gas
berdifusi dari yang
bertekanan tinggi ke
rendah. Pertukaran gas
tersebut dapat bersifat
eksternal maupun
internal. Respirasi
adalah mekanisme absorpsi
melalui membran kapiler
pulmonal, pada
peristiwa ini terjadi
pertukaran gas antara
udara dalam alveoli dan
udara dari dalam darah. Mekanisme difusi pada respirasi eksternal adalah
sebagai berikut:
Difusi oksigen dari udara ke darah, terjadi karena tekanan oksigen pada
alveoli tinggi dan tekanan oksigen pada kapiler-kapiler pulmonalis rendah.
Difusi karbondioksida dari darah ke udara, terjadi karena tekanan
karbondioksida pada alveoli rendah dan tekanan tekanan karbondioksida
pada kapiler pulmonalis tinggi
Gambar 6. Sistem Pernapasan Manusia
Gambar 8. Rute Absorpsi, Distribusi, dan Ekskresi Toksikan di Dalam Tubuh. (Garis hitam
menunjukkan rute absorpsi menuju aliran darah; garis biru menunjukkan distribusi; garis
hijau menunjukkan identifikasi jalur ekskresi akhir; garis merah menunjukkan sirkulasi
enterohepatik)