Anda di halaman 1dari 3

5.

Biological Monitoring
Biological Monitoring atau Biomonitoring adalah pengambilan sampel dari
cairan tubuh dan terkadang jaringan tubuh dengan tujuan mengetahui atau
memperkirakan dosis internal paparan bahan kimia di tempat kerja pada individu
atau untuk menilai kisaran paparan internal dalam populasi tertentu terhadap polutan
di lingkungan. Selain untuk mengetahui atau memperkirakan dosis internal dan
menilai paparan dalam populasi, biomonitoring juga bertujuan untuk menilai tingkat
paparan toksikan dan risiko kesehatan yang dapat terjadi, serta mengetahui
efektivitas program pencegahan dan pengendalian risiko keselamatan dan kesehatan
kerja. Biomonitoring merupakan bagian dari program surveilans kesehatan kerja.
Dalam melakukan pengambilan sampel untuk diteliti, biasanya menggunakan urin,
darah, rambut, udara yang dihembuskan dari tubuh, dan air liur (saliva) (Klaassen,
2013). Sampel urin merupakan sampel yang mudah untuk diambil di tempat kerja.
Dalam mengambil sampel perlu diperhatikan waktu pengambilan sampel sesuai
yang ditetapkan ACGIH dalam setiap BEI. Waktu pengambilan sampel menurut
ACGIH meliputi:
a. Prior to shift
Pengambilan sampel 16 jam setelah selesai terpapar, tetapi sebelum terpapar
apapun pada hari pengambilan sampel.
b. Prior to last shift
Pengambilan sampel sebelum shift terakhir pada satu minggu kerja
c. Increase during shift
Merupakan pengambilan sampel yang memerlukan sampel sebelum dan
sesudah shift.
d. During shift
Pengambilan sampel kapanpun setelah 2 jam terpapar.
e. End of shift
Pengambilan sampel secepatnya setelah paparan selesai.
f. End of the workweek
Pengambilan sampel setelah 4 atau lima hari kerja berturut-turut terpapar.
g. Discretionary/Not critical
Pengambilan sampel yang dapat dilakukan kapan saja, dipengaruhi faktor
waktu paruh yang panjang dan tingkatannya mungkin memerlukan waktu
berminggu- minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun setelah seorang
pekerja pertama kali mulai bekerja sampai mendekati kondisi aman dan
sebanding dengan BEI. Perlu dilakukan pencatatan sampel dari awal karir
pekerja yang apabila menunjukkan adanya peningkatan dan memungkinkan
adanya peningkatan paparan, maka harus ditangani meskipun nilai
paparannya masih di bawah BEI.
Untuk memastikan apakah terdapat toksikan dalam sampel yang diambil, harus
dipahami proses toksikokinetik toksikan yang akan diteliti dan memahami metabolit
spesifik yang harus diperiksa agar dapat mengetahui toksikan yang tepat berdasarkan
sampel yang diambil. Dalam pengambilan sampel urin, batas yang dapat diterima
pada sampel urin adalah sebagai berikut.
• Creatinine concentration: > 0,3 g/L dan < 3,0 g/L, atau
• Specific gravity: >1,010 dan <1,030
Apabila sampel berada di luar rentang tersebut harus dibuang dan diambil
spesimen lain atau diulang kembali. Jika ada pekerja yang spesimen urinnya tidak
sesuai atau tidak berada pada pada rentang tersebut, perlu dilakukan evaluasi medik
pada pekerja tersebut (ACGIH, no date).

Half-Life
Half-life atau waktu paruh merupakan parameter farmakokinetik yang
biasanya digunakan untuk menghitung proses penyerapan dan eliminasi. Absorption
half-life atau waktu paruh absorpsi didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan
setengah bahan kimia untuk diserap dari lokasi absorpsi. Misalnya, waktu paruh
absorpsi suatu bahan kimia adalah 30 menit, berarti 50% bahan kimia akan diserap
dari tempat absorpsi setiap 30 menit. waktu yang diperlukan untuk mengekskresikan
separuh dari kadar dosis internal ke luar tubuh. Sedangkan waktu paruh eliminasi
atau elimination half-life merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan agar
konsentrasi bahan kimia dalam darah berkurang hingga setengahnya. Simbol t1/2
merupakan symbol yang digunakan mewakilkan istilah waktu paruh. Apabila tidak
ada keterangan mengenai “absorpsi” atau “eliminasi” maka t1/2 diasumsikan
sebagai waktu paruh eliminasi (Luttrell, Jederberg and Still, 2008).

Anda mungkin juga menyukai