MATA KULIAH
GIZI IKAN
Disusun oleh:
2017
1
PERATURAN UMUM PRAKTIKUM LABORATORIUM
1. ABSENSI
Praktikan hadir 15 menit sebelum pratikum dimulai. Pratikan yang terlambat 1-15
menit akan dikurangi nilainya 20% dari nilai total. Pratikan yang terlambat lebih dari
Apabila Pratikan berhalangan hadir, maka wajib membuat surat izin atau surat
keterangan
Apabila ada alat yang pecah, SECEPATNYA mengganti alat tersebut. Bila TIDAK,
KENALI lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas keselamatan kerja dan keadaan darurat.
WASPADA terhadap kondisi yang tidak aman. SEGERA LAPORKAN kondisi-kondisi tidak
2
tidak boleh memakai soft lens.
Rambut panjang harus diikat dan yang memakai kerudung, dimasukkan ke dalam jas
lab kerudungnya.
Melakukan Percobaan:
KENALI bahan-bahan yang berbahaya yang akan digunakan sebelum pratikum dan
CEK semua peralatan yang akan diapakai. Jika ada kerusakan, harap dilaporkan kepada
laboran
Pindahkan zat-zat kimia sisa ke botol-botol jerigen yang khusus untuk zat sisa
Segera bersihkan setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering
Jika terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan bilaslah dengan air yang
banyak.
3. Perlengkapan Pratikan
3
Memakai jas lab, warna putih
4. Tes Awal
Praktikan yang terlambat lebih dari 10 menit, tidak diperbolehkan mengikuti tes awal
Praktikan yang terlambat kurang dari 10 menit, boleh mengikuti pratikum dengan
5. Laporan Praktikum
Cover
Judul Percobaan
Tujuan percobaan
Teori Dasar
Data Pengamatan
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka: minimal dua sumber dari buku atau jurnal (Tidak boleh dari blog)
4
PRAKTIKUM 1. PENILAIAN STATUS GIZI
Tujuan : menentukan status gizi orang dewasa secara antropometri dan biokimia.
Dasar Teori :
Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Penilaian status gizi
seseorang atau sekelompok orang sangat berguna untuk pengembangan program pangan dan
gizi di masyarakat dalam memebantu mengatasi masalah kurang gizi, menyediakan jumlah dan
jenis pangan yang diperlukan sehingga dapat mencapai tingkat kesehatan penduduk yang
cukup baik. Penilaian tentang status gizi dapat memberikan gambaran tentang keadaan gizi
seseorang atau sekelompok penduduk / masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk menilai status gizi yaitu : penilaian konsumsi pangan, antropometri, biokimia dan klinis.
Cara yang mana yang akan digunakan tergantung pada tahapan keadaan kekurangan gizi.
Pengukuran antropometri atau pengukuran ukuran – ukuran tubuh saat ini banyak digunakan
unuk penilaian status gizi. Antropometri merupakan refleksi dari pengaruh faktor genetik dan
dan komposisi tubuh. Untuk pengukuran status gizi orang dewasa, cara pengukuran yang dapat
digunakan antara lain : Indeks Massa Tubuh (IMT), Standar Brocca dan Penilaian Lemak
Tubuh. Indeks massa tubuh atau body mass indeks merupakan indicator yang palaing sensitive
untuk menentukan defisiensi energy kronik. Indeks ini juga dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan keadaan gizi lebih pada orang dewasa misalnya overweight dan obesitas.
IMT mempunyai hubungan yang positif dengan lemak tubuh dan resiko penyakit degeneratif.
Untuk mendapatkan nilai IMT terlebih dahulu ditimbang berat badan (dalam satuan kg) dan
diukur tinggi badan (dalam satuan meter). Rumus dari IMT adalah :
5
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m)
Selain pengukuran secara antropometri, penilaian status gizi yang lain dapat pula dilakukan
secara biokimia. Cara biokimia dapat digunakan untuk mengidentifikasi beberapa tahapan
keadaan defisiensi subklinis dan hal ini menjadi semakin penting dengan meningkatnya upaya
pada pengobatan preventif. Teknik ini memberikan suatu cara penilaian status gizi yang
obyektif, bebas dari faktor emosi dan subyektif lainnya. Prosedur ini dapat digunakan untuk
melengkapi cara penilaian status gizi yang lain seperti antropometri, klinis dan survey
kadar zat gizi atau metabolism dalam suaut bahan biopsy yang merefleksikan kadar zat gizi
tubuh total atau besarnya simpanan dalam jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi.
Pengukuran ini disebut sebagai uji biokimia statis. Pengukuran atau pengujian biokimia statis
meliputi :
6
Cara lain untuk mengidentifikasi keadaan defisiensi subklinis yaitu didasarkan pada
pengukuran gangguan fungsional. Uji fungsional tersebut adalah pengukuran perubahan dalam
aktivitas enzim spesifik atau kadar komponen darah spesifik yang tergantung pada zat gizi yang
diberikan dan pengukuran produksi metabolit normal serta pengukuran fungsi fisiologi dan
prilaku yang tergantung pada zat gizi spesifik. Pengujian fungsional meliputi :
Alat :
a.Timbangan badan
b. Meteran
d. Skinfold Caliper
Cara Kerja
Pengukuran Antropometri
1. Timbang berat badan Anda dalam satuan kilo gram (kg) serta ukurlah tinggi badan
7
Berat badan (kg)
IMT =
Tinggi badan (m)
1. Ukurlah tebal lipatan kulit di 4 bagian tubuh Anda dengan cara menjepitkan alat
2. Bagian tubuh yang diukur adalah : Triceps (daerah lengan bagian belakang), Sub
Capular (daerah bagian bahu bawah), Sub – capular (daerah bagian bawah bahu) dan
3. Pengukuran dilakukan pada bagian kanan tubuh, pada posisi berdiri dan rileks.
4. Pengukuran pada bagian tubuh tersebut dilakukan masing – masing 3 kali, dan hasilnya
dirata – rata.
D = a – b log c
D = Densitas
a = intercept
b = slope
c = jumlah tebal lipatan kulit dari 4 bagian tubuh
8
Tabel 2. Persamaan regresi untuk menduga densitas tubuh orang dewasa.
F % = (495 / D) - 450
9
PRAKTIKUM 2..PENILAIAN KONSUMSI PANGAN
Dasar teori :
Konsumsi pangan dapat digunakan sebagai indicator pola pangan yang baik atau kurang baik.
Penilaian konsumsi pangan lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk
menunjukkan tingkat keadaan gizi dari pada sebagai pengukur. Penilaian konsumsi pangan ini
dapat digunakan untuk menentukan jumlah dan sumber zat – zat gizi yang dimakan. Hal ini
dapat membenatu menunjukkan persediaan zat gizi dalam tubuh cukup atau kurang. Penilaian
konsumsi pangan dilakukan dengan cara survey. Survey konsumsi pangan bertujuan untuk
mengetahui konsumsi pangan seseorang, keluarga, atau kelompok orang baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Survey konsumsi pangan secara kuantitatif adalah untuk mengetahui
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi, sedangkan secara kualitatif adalah untuk mengetahui
frekuensi makan, kebiasaan makan (food habit), jenis pangan dan cara memperolehnya. Suatu
survey konsumsi pangan dapat dilakukan secara kuantitatif saja atau kualitatif saja, tetapi
umumnya kedua – duanya tergantung dari tujuan dan informasi yang dikehendaki. Konsumsi
pangan secara kuantitatif dapat dilakukan melalui 4 macam metode penilaian konsumsi pangan
yaitu :
Juga disebut Log Book Method. Pada prinsipnya adalah melakukan inventaris (pencatatan) dan
penimbangan langsung terhadap semua jenis bahan makanan mulai dari awal sampai akhir
survey. Periode waktu yang digunakan dapat 1 minggu atau berbulan – bulan.
10
2. Metode pendaftaran (foodlist method)
Metode ini hamper sama dengan metode inventaris dalam hal pencatatannya, perbedaannya
pada penimbangan.
Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada
masa yang lalu. Wawancara dilakukan serinci mungkin agar responden dapat mengungkapkan
jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari
yang lalu.
Prinsip metode ini adalah mengukur secara langsung berat setiap jenis bahan makanan yang
Cara kerja :
1. Catatlah semua bahan makanan yang telah Anda konsumsi pada masa yang lalu (hari
2. Untuk pencatatan gunakan daftar isian seperti contoh formulir metode recall
Catatan:
nabati (kacang-kacangan), sumber protein hewani (daging, telur, susu), sayuran, buah-
buahan dll.
11
bentuk
ukuran rumah tangga (URT), seperti potong, ikat, gelas, piring, mangkok, sendok makan
atau alat ukur lainnya yang biasa digunakan dalam rumah tangga.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama A.J. 1989. Ilmu Gizi (untuk mahasiswa dan profesi di Indonesia). Dian Rakyat,
Jakarta
Susanto, H. dan Dewanti Widyaningsih. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Pangan dan Gizi. Penerbit
Akademika, Yogyakarta
Yusa dkk. 2015. Penuntun Praktikum Pangan Dan Gizi. Jurusan Ilmu Dan Teknologi Pangan
13