Anda di halaman 1dari 82

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan dan Deskripsi Mata Kuliah


1. Tujuan mata kuliah
Pada akhir pendidikan mata kuliah ini mahasiswa mampu melakukan
penilaian status gizi pada perorangan dan kelompok masyarakat secara
antropometri, klinis, biokimia

2. Deskripsi mata kuliah


Pemahaman tentang konsep dasar dan cara penilaian status gizi serta
penerapannya pada perorangan dan kelompok masyarakat. Pemaparan
dimulai dari konsep dasar timbulnya masalah gizi, cara penilaian status gizi
baik langsung maupun tidak langsung. Antropometri sebagai cara penentuan
status gizi, sekaligus mempraktikkan beberapa alat pengukuran antropometri
baik penilaian pertumbuhan linier seperti berat badan, tinggi badan, panjang
badan, pengukuran lingkar kepala, lingkar dada dan tinggi lutut. Selanjutnya
mempraktikkan pengukuran antropometri untuk penilaian pertumbuhan masa
jaringan seperti ukuran lingkar lengan atas (LLA), lingkar pinggang, lingkar
pinggul, prosen lemak tubuh dengan skinfold calliper dan bio impedance
electric (BIA). Penilaian hasil antropometri ke dalam nilai status gizi yang
lain juga diberikan sebagai dasar pemahaman, seperti cara biokimia, biofisik
dan klinis

B. Standar Kompetensi (SK) :


1) Melaksanakan penapisan gizi/screening status gizi populasi dan atau
kelompok masyarakat. (Kes.AG.02.38.01)
2) Membantu menilai status gizi populasi dan/atau kelompok masyarakat
(Kes.AG.02.39.01)

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 1


3) Melaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai kebudayaan dan kepercayaan
diri berbagai golongan umur (tergantung level asuhan gizi kelompok
umur). (Kes.AG.02.40.01)

C. Kompetensi Dasar (KD) :


1) Memahami konsep timbulnya permasalahan gizi
2) Memahami metoda penilaian status gizi
3) Memahami konsep pertumbuhan sebagai dasar antropometri gizi
4) Memahami berbagai ukuran antropometri gizi dan komposisi tubuh.
5) Memahami berbagai indeks antropometri
6) Memahami interpretasi indeks antropometri gizi
7) Memahami hubungan antara faktor ekologi dan vital statistik dengan
status gizi.
8) Memahami penilaian status gizi secara klinis
9) Mengenal penilaian status gizi secara biokimia dan interpretasinya
10) Mengenal penilaian status gizi secara biofisik
11) Mengenal analisis komposisi tubuh
12) Mengenal cara penilaian status gizi yang dilakukan di rumah sakit.

D. Manfaat Buku Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi


Buku pedoman praktikum penilaian status gizi ini digunakan sebagai acuan
dalam penilaian status gizi pada perorangan dan kelompok masyarakat secara
antropometri, klinis, biokimia

E. Tujuan Praktikum Penilaian status Gizi


Setelah melakukan praktikum penilaian status gizi diharapkan mahasiswa
trampil dalam penilaian status gizi pada perorangan dan kelompok
masyarakat secara antropometri, klinis, biokimia

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 2


BAB II
TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Prosedur Tetap Praktikum


1. Mahasiswa diharapkan membaca buku pedoman sebelum melakukan
praktikum
2. Setiap kelompok diwajibkan membawa satu balita untuk dijadikan sampel
dalam pengukuran antropometri
3. Mahasiswa melakukan semua jenis pengukuran antropometri yang telah
dicantumkan pada buku pedoman praktikum sebanyak 3 orang
4. Setelah melakukan pengukuran antropometri setiap mahasiswa diwajibkan
menentukan status gizi berdasarkan hasil pengukuran
5. Mahasiswa wajib melakukan penilaian konsumsi individu dengan metode
recall 24 jam dan food frekuensi dan membuat analisa hasil pengukuran
penilaian konsumsi individu
6. Melakukan diskusi dan tanya jawab dengan Instruktur tentang hasil
praktikum

B. Prosedur kerja di laboratorium


1. Sebelum melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, mahasiswa
sudah mendapatkan teori di kelas mengenai pokok bahasan yang akan
dipraktekkan
2. Pembagian kelompok, tiap kelompok terdiri dari 2-3 orang
3. Seluruh kegiatan praktikum dilakukan bersama-sama (satu kelompok)
4. Waktu praktikum di laboratorium maksimal 5 jam meliputi: 1 jam untuk
penyediaan peralatan dan bahan praktikum, 3 jam untuk melakukan
kegiatan praktikum dan 1 jam untuk evaluasi dan diskusi hasil praktikum
5. Dosen penanggung jawab praktikum melakukan evaluasi hasil dan
mendiskusikannya dengan mahasiswa peserta praktikum

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 3


C. Tata tertib Praktikum :
Selama di dalam ruangan praktikum :
1. Mahasiswa wajib memakai baju praktikum lengkap sesuai aturan
memakai sepatu dengan hak pendek, kaos kaki putih.
2. Berdandan rapi dan bersih dan pakaian sederhana. Jika rambut panjang
harus diikat.
3. Mahasiswa tidak diperkenankan merokok, bergurau, bercakap-cakap
4. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum serta makan didalam
ruang praktikum tanpa seizin dosen penanggung jawab
5. Peminjaman alat pengukuran antropometri dilakukan dengan mengisi slip
peminjaman yang telah disediakan dan dilakukan sebelum praktikum
dimulai. Mengembalikan alat pengukuran antropometri kepada petugas
laboratorium dilakukan setelah selesai praktikum dalam keadaan kondisi
baik seperti pada saat peminjaman. Apabila ada kerusakan dikenakan
kepada peminjam
6. Tas buku serta barang-barang mahasiswa supaya diletakkan didalam
almari/meja yang telah disiapkan diluar ruangan laboratorium.
7. Setiap anggota kelompok praktikum bertanggungjawab terhadap
kebersihan, keutuhan peralatan, lantai serta seluruh ruangan laboratorum
yang digunakan untuk praktikum
8. Mengawali serta mengakhiri praktikum secara tertib, rapi, bersih dan
aman
9. Meninggalkan ruangan praktikum bersama-sama

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 4


BAB III
PRAKTIKUM PENGUKURAN ANTROPOMETRI

A. PENGUKURAN ANTROPOMTERI I
1. Tujuan Praktikum
a) Mahasiswa dapat melakukan beberapa pengukuran antropometri dengan
tepat
b) Mahasiswa dapat menilai status gizi seseorang berdasarkan standar yang
digunakan
c) Untuk menentukan status gizi perseorangan dengan menentukan :
 Indeks Massa Tubuh (IMT)
 Waist to Hip Ratio (WHR)
 Lingkar Lengan Atas (LILA)

2. Alat yang digunakan


 Timbangan Seca (mengukur berat badan)
 Microtoise anthropometer, skala mendekai 0,1 cm (mengukur tinggi
badan)
 Alat ukur tinggi lutut
 Pita LILA
 Pita Lingkar Pinggang
 Salter, sarung
 Knee Scale (dapat juga pakai mistar siku)
 Length board

3. Dasar Teori
Pengertian antropometri dari sudut pandang gizi telah banyak
diungkapkan oleh para ahli, salah satunya adalah Jelliffe (1996)
mengungkapkan bahwa:

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 5


“Nutritional anthtropometry is measurement of the variations of the physical
dimensions and the gross composition of the human body at different age
levels and degree of nutrition”.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa antropometri
gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan
biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Berbagai jenis ukuran tubuh
dalam antropometri antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar lengan atas dan tebal lemak di
bawah kulit.
Adapun syarat-syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah:
1. Alatnya mudah didapat dan digunakan.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan oleh tenaga khusus profesional, tetapi
juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan
bahan-bahan lainnya.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off
points) dan baku rujukan yang sudah pasti.
6. Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hmpir semua negara menggunakan
antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,
khususnya penapisan (screening) status gizi. Hal ini dikarenakan
antropometri diakui kebenarannya secara ilmiah.
Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, maka di bawah ini
merupakan keunggulan antropometri gizi, yaitu:
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 6


2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh
tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat.
4. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
7. Umumnya dapat mengidentifikaasi status gizi sedang, kurang, dan gizi
buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
8. Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada
periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
9. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok
yang rawan terhadap gizi.
Namun disamping keunggulan tersebut, penentuan status gizi
secara antropometri juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu seperti Zinc dan Fe (zat besi).
2. Faktor di luar gizi (penyakit, geneik, dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari
tubuh manusia, antara lain:
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, akan menjadi
tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 7


Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan
adalah tahun umur penuh (Completed Year) dan untuk anak umur 0-2
tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month).

b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling
sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan
untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila
berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa
bayi-balita, berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi,
asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badann dapat
dipergunakan sebagai dasar perhitungan obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan protein
otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam
tubuh. Sedangkan adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan
otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Di
samping itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting karena
dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick),
faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan pada
umumnya dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut Microtoice
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 8


d. Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan
untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih
murah. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian,
terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi,
antara lain:
 Baku lingkar lengan atas yang dugunakan sekarang belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini
didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang umumnya menunjukkan
perbedaan angka prevalensi KEP yang cukup berarti antar
penggunaan LILA di satu pihak dengan berat bedan menurut umur
atau berat menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak
lain.
 Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat
keterampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan
tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih
sempit pada LILA daripada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang
sama besar jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi
badan.
 Lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu
(prasekolah), tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama orang
dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat badan.
Alat ukur yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat
dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.

e. Lingkar Pinggang dan Pinggul


Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga
yang terlatih dan posisi pengukuran harus tepat. Perbedaan posisi
pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda. Seidell, dkk (1987)

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 9


memberikan petunjuk bahwa rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk
perempuan adalah 0,77 dan 0,90 untuk laki-laki.

f. Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak
secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari
besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering
digunakan adalah kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil
(mikrosefalus).
Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun pertama, akan
tetapi besar lingkaran kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan
dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan
tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.
Dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup
berarti dalam menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala dapat juga
digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.

g. Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2-3
tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6
bulan. Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan
pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio
lingkar kepala dan lingkar dada adalah kurang dari 1. Hal ini dikarenakan
akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan atau kelemahan otot
dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator
dalam menentukan KEP pada anak balita.

h. Tebal Lemak di Bawah Kulit


Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah
kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya pada

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 10


bagian lengan atas (biceps dan triceps), lengan bawah (forearm), tulang
belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada
(pectoral), perut (abdominal), paha (suuprailiaca), tempurung lutut
(suprapatellar), dan pertengahan tungkai bawah (medial calf).
  
Penilaian Status Gizi Balita
Penilaian status gizi pada balita khususnya untuk indeks antroponetri berat
badan menurut umur (BB/U); tinggi badan menurut umum (TB/U); dan berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB) sesuai dengan standar baku WHO tahun
2007. Dengan menggunakan metode simpangan baku Z-score, status gizi
balita dapat ditentukan dengan rumus:

(Hasil pengukuran – Nilai median standar)


SD Z-Score=
Nilai Standar Deviasi

Hasil perhitungan tersebut dapat diiterpretasikan dengan indeks


antropometri sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut :
WHO Klasifikasi
BB/U TB/U BB/TB
Reference Z-Score
< -3 SD Gizi Buruk Sangat pendek Sangat Kurus
-3 - <-2 SD Gizi Kurang Pendek Kurus
-2 - +2 SD Normal Normal Normal
> +2 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk
> + 3 SD - - Obesitas

Indeks Massa Tubuh


Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Mass Indeks dapat dihitung rumus :
BB (kg)
IMT =
TB ² (m)

Klasifikasi IMT Untuk ASIA

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 11


IMT (WHO) IMT IDF Resiko
< 16.49 < 16. 49 Sangat kurus ; resiko tinggi
16.5 – 18.49 16.5 – 18.49 Kurus ; resiko sedang
18.5 – 24.49 18.5 – 22.9 Normal ; sangat rendah resiko
25 – 29.99 23.0 – 24.9 Overweight ; resiko ringan
30 – 34.99 25.0 – 29.99 Obesitas (Klas I) ; resiko sedang
35 – 39.9 > 30 Obesitas (Klas II) resiko sangat tinggi
> 40 - Obes tingkat berat (Klas III)

Obesitas Sentral
Timbunan lemak perut dapat diukur berdasarkan lingkar pinggang
(lingkar perut) karena lebih praktis. Cara ini mudah, dengan
menggunakan pita meteran (measuring tape) diukur bagian-bagian tubuh
untuk mengetahui banyaknya lemak tubuh. Sebagai patokan, criteria
diagnostic IDF tahun 2005 menetapkan lingkar pinggang berukuran ≥ 90
cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan wanita risiko tersebut
bila lingkar pinggang beukuran ≥ 80 cm.

Rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (Waist Hip


Ratio/WHR)
WHR merupakan suatu metode yang sederhana untuk mengetahui
distribusi lemak subkutan dan jaringan adipose pada intra-abdominal.
WHR dapat dihitung dengan persamaan rumus :

Lingkar Pinggang (LPi)


WHR =
Lingkar Panggul (LPa)

Terdapat hubungan antara lokasi lemak sentral dengan resiko kejadian


penyakit jantung, diabetes dan penyakit kronik lainnya yang berasosiasi
dengan obesitas. Cut off point secara umum adalah < 0.8 untuk wanita
dan <0.9 untuk pria.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 12


Kriteria lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Jenis Kelompok Risiko
Low Moderate High Very High
Kelamin Umur
Resiko Normal Tinggi Resiko
rendah sangat
tinggi
Laki - laki 20 – 29 < 0.83 0.83 – 0.88 0.89 – 0.94 > 0.94
30 – 39 < 0.84 0.84 – 0.91 0.92 – 0.96 > 0.96
40 – 49 < 0.88 0.88 – 0.95 0.996 – 1.00 > 1.00

Perempuan 20 – 29 < 0.71 0.71 – 0.77 0.78 – 0.82 > 0.82


30 – 39 < 0.72 0.72 – 0.78 0.79 – 0.84 > 0.84
40 – 49 < 0. 73 0.73 – 0.79 0.80 – 0.87 > 0.87

Lingkar Kepala Menurut Umur


Indeks ini dapat digunakan untuk menilai kekurangan energy protein
kronik selama dua tahun pertama hidup anak. Kekurangan gizi kronik
selama beberapa bulan pertama kehidupan bayi, menyebabkan gangguan
pertumbuhan intrauterine sehingga mengurangi jumlah sel otak dan
menghasilkan lingkar kepala abnormal (rendah). Indeks ini tidak
digunakan pada anak > 2 tahun karena pertumbuhan lingkar kepala
berjalan sangat lambat. Beberapa penyakit dan variasi genetic dapat juga
mempengaruhi besarnya lingkar kepala.

Lingkar Lengan Atas (LLA)


Lingkar lengan atas yang terdiri dari lemak subkutan dan otot; LLA yang
mengecil (mid-upper-arm circumference/MUAC) dapat saja mereflesikan
berkurangnya massa otot atau jaringan subkutan (atau keduanya). LLA
menurut umur dapat membedakan anak normal dengan anak yang
kekurangan protein-energi sebagaimana pada indicator BB/U. LLA

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 13


biasanya digunakan untuk screnning kurang protein energy dalam suatu
bencana seperti kelaparan (famines) dan krisis dalam pengungsian. Dalam
situasi tersebut, pengukuran BB atau TB mungkin tidak tepat karena umur
anak diragukan. Cut off LLA yang yang ditentukan 12.5 cm terkadang
digunakan untuk balita (< 5 tahun) yang mewakili indikator BB/TB-
rendah (misal wasting), LLA relative independent terhadap umur dan
jenis kelamin khususnya pada anak yang berumur 1-4 tahun. LLA lebih
dikenal untuk menentukan prevalensi KEK pada wanita usia subur
(WUS) dan ibu hamil dan pada bayi sampai dengan umur 1 bulan,
sedangkan pada balita penggunaannya terbatas pada penelitian tertentu.
Cut off untuk bumil dan WUS 23,5 cm dan pada bayi 9 cm.
4. Petunjuk Umum
Lakukan pengukuran ini perkelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua atau
tiga orang dengan jenis kelamin yang sama. Setiap anggota kelompok
memiliki hasil pengukuran anggota kelompok yang lain.

5. Petunjuk Pengukuran
A. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran Berat Badan Balita

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 14


Pengukuran berat badan bayi atau anak yang
belum mampu berdiri tegak dapat dilakukan
dengan 2 cara.
Cara 1 : dengan menggunakan salter atau dacin
 Salter atau dacin dipasang dengan cara
digantungkan pada cabang pohon, balok
atap/lantai (rumah panggung) rumah.
Gunakan tali untuk menggantungkan alat
ukur sampai sebatas mata atau penglihatan
anda.
 Pasang sarung atau infant sling atau basket
pada pengait salter/dacin bagian bawah.
Standarisasi alat dengan mengatur pada posisi
nol
 Mintalah pada ibu/pengasuh untuk melepas
pakaian dan sepatu anak (pakaian seminimal
mungkin)
 Mintalah pada ibu/pengasuh untuk
meletakkan/memasukkan anaknya pada
infant sling/sarung agar anak tetap tenang
selama penimbangan
 Cek posisi anak. Perhatikan apakah anak
tergantung dengan baik, tidak tersentuh
apapun dan dalam keadaan tenang.
 Baca skala sesegera mungkin mendekati 0.1
kg.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 15


Cara 2 menggunakan baby scale atau timbangan
injak :
 Siapkan alat, pastikan jarum menunjuk pada
angka nol
 Mintalah pada ibu untuk melepas pakaian dan
sepatu anak (pakaian seminimal mungkin) dan
menenangkan bayi/anak.
 Letakkan bayi pada alat ukur, pastikan posisi
bayi/anak perhatikan anggota badan agar
berada pada timbangan (tidak menyentuh
apapun terutama lantai). Baca pada skala 0,1
kg terdekat.
 Jika bayi/anak tidak mau dilepas, timbang bayi
bersamaan dengan ibu dengan menggunakan
timbangan injak (seca). Baca dan catat skala,
mintalah ibu untuk memberikan anaknya pada
orang lain (petugas), kemudian timbang ibu,
baca dan catat skala
 Jika anak telah dapat berdiri tegak (>2 thn),
timbang anak menggunakan timbangan injak
(seca). Pakaian anak seminimal mungkin tanpa
alas kaki. Pastikan posisi anak tegap,
pandangan lurus kedepan (lihat Gambar). Baca
dan catat skala.

Pengukuran Berat Badan untuk Orang Dewasa

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 16


1. Subjek menggunakan pakaian biasa
(usahakan dengan lengan yang minimal dan
longgar) isi kantong di keluarkan, subjek
tidak menggunakan sepatu dan kaos kaki.
2. Pastikan posisi timbangan menunjuk angka
nol.
3. Subjek berdiri di atas timbangan dengan
beratnya terbesar merata pada kedua kaki
dan posisi kepala dengan pandangan lurus
kedepan. Jangan bergerak-gerak.
4. Bacalah berat badan subjek, dan catat pada
skala 0,1 kg terdekat.

Pengukuran Tinggi Badan


a) Pengukuran Panjang Badan
 Pengukuran panjang badan digunakan pada bayi/anak dengan tinggi
badan ≤85 cm atau usia <24 bulan karena belum dapat berdiri tegap
tanpa bantuan.
 Dibutuhkan dua orang pengukur untuk mengukur panjang badan.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 17


Alat yang digunakan berupa papan (lenghtboard) dengan footboard
yang dapat disyel atau digerakan. (lihat gambar). Letakkan alat pada
tempat yang datar.
 Bayi/anak diletakkan dengan pandangan lurus ke atas (Frankfort
plane  lihat gambar).
 1 orang pengukur mengatur posisi kepala dan memastikan kepala
anak melekat pada headboard.
 Pengukur kedua mengatur posisi kaki (tidak menggunakan alas kaki,
kaos kaki di perbolehkan), pastikan telapak kaki melekat pada
footboard dan lutut diluruskan.
 Baca skala pada 0,1 cm terdekat.

b) Pengukuran Tinggi Badan


 Pilihlah tempat dengan dinding dengan vertikal dan permukaan lantai
yang horizontal.
 Letakkan microtoice di lantai dan tarik pita sentimeter ke atas dinding
sampai angka 0 muncul pada penunjuk angka microtoice, beri tanda.
 Pasang ujung micritoice pada dinding dengan paku atau lakban.
 Periksa kembali penunjuk angka pada microtoice, tarik pita sentimeter
ke bawah sampai menunjukkan angka 0.
 Subjek yang diukur tidak boleh menggunakan alas kaki.
 Posisikan subjek tepat di bawah microtoice

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 18


1. Kaki rapat, lutut lurus.
2. Tumit, pantat, bahu menyentuh dinding vertikal.
3. Subjek dengan pandangan lurus kedepan. Kepala tidak perlu
menyentuh dinding vertikal.
4. Tangan lepas (tergantung bebas) disamping badan dengan telapak
tangan menghadap paha.
5. Mintalah subjek untuk menarik nafas panjang dan berdiri tegak
tanpa mengangkat tumit untuk membantu menegakkan tulang
belakang. Bahu lurus tetap santai.
6. Tarik microtoice sampai menyentuh ujung kepala. Pegang secara
horizontal. Pengukuran tinggi badan di ambil pada saat menarik
nafas maksimum, dengan mata pengukur sejajar dengan alat
penunjuk angka untuk menghindari kesalahan penglihatan. Catat
tinggi badan dengan skala 0,1 cm terdekat.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 19


Posisi Frankfort Plane

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 20


Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 21
Pengukuran Tinggi Lutut
 Dilakukan pada laki-laki atau perempuan yang telah lanjut (>65 tahun)
atau mereka yang tidak bisa lagi berdiri tegak.
 Lepas alas kaki pada kaki yang akan diukur (biasanya sebelah kiri).
 Mintalah subjek untuk duduk di lantai (dapat juga di kursi
dibutuhkan 2 kursi). Atur posisi kaki hingga membentuk sudut 900.
 Gunakkan knee-height kaliper untuk mengukur tinggi lutut (bisa
diganti dengan tape measure dengan bantuan mistar dan siku).
Ukurlah tinggi lutut mulai dengan bagian bawah tumit hingga lutut
(puncak paha) lihat gambar.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 22


 Baca pada skala 0,1 cm terdekat.
 Hitung tinggi badan dengan persamaan :

TB (laki-laki) = 64,19 – (0,40 x umur) + (2,02 + TL)


TB (wanita) = 84,88 – (0,24 x umur) + (1,83 x TL)

Circumference
a) Pengukuran Lingkar Kepala
Tujuan :
1. Mengukur pertumbuhan jaringan otak
2. Melihat rasio lingkar kepala terhadap lingkar dada
Alat : Tipis, fleksibel, permukaannya tidak kasar dengan lebar 0.6 cm.
Posisi :
Untuk anak < 3 tahun, anak dipangku oleh ibu atau pengasuh (agar

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 23


tenang) disebelah kiri, posisi badan anak tegak lurus dengan pandangan
lurus kedepan frankfort plane untuk anak ≥3 tahun, anak berdiri
disamping kiri pengukur, lengan rileks dan kaki sedikit direnggangkan.
Subjek berdiri tegak dan pandangan lurus ke depan (Lihat Gambar ).
Cara pengukuran :
1. Lepaskan semua jepitan rambut atau aksesoris yang ada di kepala.
2. Pengukur berada di sebelah kiri anak, titik nol alat ukur berada di
daerah lateral kepala (lihat gambar), tarik melingkari kepala di atas
supra-orbital ridges (alis) secara horizontal hingga bertemu dengan
titik nol, tarik dengan erat (untuk meminimalisir rambut), baca skala
pada 0,1 cm terdekat.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 24


Pengukuran Lingkar Lengan Atas
 Subjek diminta untuk berdiri tegak
 Mintalah subjek untuk membuka lengan
pakaian yang menutup lengan kiri atas.
 Untuk menentukan ttitik tengah, siku
subjek menekuk 90 derajat, dengan
telapak tangan menghadap ke atas.
Pengukur berdiri di belakang subjek dan
menentukan titik lengan antara tulang atas
pada bahu kiri dan siku.
 Tandailah titik tengah tersebut dengan
pena (lihat gambar)
1. Dengan tangan tergantung lepas dan
siku lurus disamping badan dan telapak
tangan menghadap ke paha.
2. Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi
yang sudah diberi tanda, dengan pita
centi meter/alat pengukur LILA yang
menempel pada kulit.
3. Lingkar lengan atas dicatat pada skala
0,1 cm terdekat. Jika LILA lebih dari
33 cm, pakai pita cm.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 25


Pengukuran Lingkar Pinggang
 Subjek menggunakan pakaian yang
longgar tipis sehingga alat ukur dapat
diletakkan dengan sempurna. Sebaiknya
pita pengukur tidak berada di atas pakaian
yang digunakan.
 Subjek berdiri tegak dengan perut dalam
keadaan rileks.
 Pengukur menghadap ke subjek dan
meletakkan alat ukur melingkari pinggang
secara horisontal pada bagian? area
terkecil di bawah rusuk dan diatas
umbilicus (pusar). Seorang pembantu
diperlukan untuk meletakkan alat ukur
dengan tepat. Bagi mereka yang gemuk,
sukar menentukan titik pengukuran, maka
daerah yang harus diukur adalah daerah
tulang rusuk dan benjolan iliaca (bagian
paling atas tonjolan tulang panggul
kanan).
 Pengukuran dilakukan pada akhir ekspirasi
normal, dan alat ukur tidak menekan kulit.
 Baca pada skala 0,1 cm terdekat. Ulangi
pengukuran untuk ketepatan akurasi.
Pengukuran Lingkar Panggul
 Subjek mengenakan pakaian yang tidak terlalu menekan
 Subjek berdiri tegak dengan kedua lengan berada pada posisi tubuh
dan kaki rapat
 Pengukur jongkok di samping subjek sehingga tingkat maksimal dari
panggul dapat terlihat.
 Alat pengukur dilingkar secara horisontal tanpa menekan kulit.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 26


Seorang pembantu diperlukan untuk mengatur posisi alat ukur pada
posisi lainnya.

Gambar cara pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ANTROPOMETRI I

1. Tulis Nama, Jenis Kelamin, dan Umur dari setiap anggota kelompok

Orang I Orang II

Nama

Jenis Kelamin

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 27


Umur

2. Hasil Pengukuran Antropometri

Orang I Orang II

Berat Badan

Tinggi Badan

LILA

Lingkar Pinggang

Lingkar Panggul

3. Dari hasil pengukuran LILA, tentukan klasifikasi status gizi setiap anggota
kelompok

Orang I :

Orang II :

4. Hitung BMI dan interpretasikan hasilnya untuk setiap anggota kelompok

BMI Orang I :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 28


Interpretasi :

BMI Orang II :

Interpretasi :

5. Bandingkan WHR dengan hasil interpretasi BMI dan lingkar pinggang untuk
setiap anggota kelompok (hitung WHR terlebih dahulu)

WHR Orang I :

Bandingkan :

WHR Orang II :

Bandingkan :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 29


Nama & T.Tangan Dosen

B. PENGUKURAN ANTROPOMETRI – II
(KOMPOSISI LEMAK TUBUH)

1. Tujuan Praktikum
 Mahasiswa dapat melakukan beberapa pengukuran lemak tubuh
 Mahasiswa dapat menilai status gizi seseorang berdasarkan komposisi
lemak tubuh

2. Alat
Untuk mengukur lemak tubuh menggunakan alat kaliper. Terdapat tiga tipe
alat dalam mengukur lemak tubuh yaitu :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 30


a. Harpenden (a)
b. Dan holtain (b)
c. Lange (c)
d. Mc Graw skin fold caliper (d)

Dalam penelitian, umumnya menggunakan harpenden. Namun tersedia juga


kaliper plastik seperti Mc Graw skin fold caliper (d) yang digunakan untuk
latihan.
Skala alat ukur dengan range 1 – 2 mm. Sediakan juga pita meteran terutama
untuk menentukan titik tengah (mid point) biceps dan triceps.

3. Dasar Teori
Pengukuran lemak tubuh (TLK) untuk mengestimasi lemak subkutan yang
selanjutnya dapat mengestimasi total lemak tubuh. Estimasi tersebut
berdasarkan 2 asumsi :
 TLK pada jaringan subkutan adiposa merefleksikan proporsi konstan
total lemak tubuh.
 Pilihan letak pengukuran skinfold, mempresentasikan rata-rata TLK di
semua jaringan subkutan adiposa.
Variasi distribusi lemak subkutan ditentukan berdasarkan jenis kelamin,
ras/etnik, dan umur.
 Triceps skinfold diukur pada titik tengah lengan atas bagian belakang. Pilih
lengan yang tidak biasa dipakai untuk aktivitass sehari-hari.
 Biceps skinfold diukur TLKnya secara vertikal pada bagian depan lengan
atas, tepatnya pada bagian bawah cubital fossa, dengan cara yang sama
dengan triceps.
 Subcapular skinfold diukur pada bagian bawah lateral menuju sudut tulang
bahu, dimana bahu dan lengan dalam keadaan rileks.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 31


 Supra-iliaca skinfold diukur pada titik tengah antara garis axillary dan
lipatan iliac.
 Midaxilary skinfold diukur secara horisontal pada garis midaxilarry, pada
bagian proses xiphoid.

Untuk usia remaja, biasanya pengukuran dilakukan kombinasi trisep dan


subcapular. Penentuan persen lemak tubuh dapat menggunakan rumus yang
memerlukan perhitungan densitas tubuh. Rumus tersebut adalah sebagai
berikut :

 Laki – laki 18 – 27 thn


Db : 1,0913 – 0,00116 (∑ tricep + scapula)
%BF : [( 4,97/Db) – 4,52] x 100

 Wanita 18 – 23 thn
Db : 1,0897 – 0,00133 (∑ tricep + scapula¿
%BF : [(4,76/Db) – 4,28] x 100

Klasifikasi persen lemak tubuh bagi orang dewasa di adaptasi dari Nieman
DC (1990)
Klasifikasi Laki – laki Perempuan
Lean ¿8% ¿ 15 %
Optimal 8 – 15% 15 – 22%
Slighly overfat 16 – 20% 23 – 26%
Fat 21 – 24% 27 – 31%
Obesitas ≥ 25 % ≥ 32%

BB ( kg ) x % BF
Total lemak tubuh (kg) =
100
Berat badan bebas lemak (kg) = BB (kg) – total lemak tubuh.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 32


Persamaan yang paling sering digunakan untuk mengestimasi densitas tubuh
(Db) adalah persamaan Durnin and Womersley (1974) dengan empat titik
pengukuran yaitu triceps, biceps, subscapular, dan suprailiaca dengan
persamaan sebagai berikut

Klasifikasi persamaan Durnin and Womersley (1974)


Untuk Pengukuran Triceps, Biceps, Subscapular, dan Suprailiaca
Kelompok Umur
Laki – laki Perempuan
(thn)
17 – 19 Db : 1,1620 – 0,0630 x log ɛ Db : 1,1549 - 0,0678 x log ɛ
20 – 29 Db : 1,1631 – 0,0632 x log ɛ Db : 1,1599 – 0,0717 x log ɛ
30 – 39 Db : 1,1422 – 0,0544 x log ɛ Db : 1,1423 – 0,0632 x log ɛ
40 – 49 Db : 1,1620 – 0,0700 x log ɛ Db : 1,1333 – 0,0612 x log ɛ
≥ 50 Db : 1,1715 – 0,0779 x log ɛ Db : 1,1339 – 0,0645 x log ɛ
ɛ : tricep + subscapula + suprailiaca + bicep

Persen lemak tubuh dapat juga dihitung menggunakan persamaan Brozek atau
Siri untuk semua kelompok umur dan jenis kelamin
 Brozek : % BF = (457/Db ) – 414
 Siri : %BF = ( 495/Db ) – 450
Klasifikasi persen lemak tubuh yang berkaitan dengan status kesehatan untuk
18 tahun ke atas oleh Lee RD & Nieman DC ( 2003 ) adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Laki – laki Wanita
Sangat rendah,tidak sehat ¿5% ¿8%
Sedang optimal,baik/sehat 6 – 15% 9 – 23 %
Tinggi, kurang baik/dapat diterima 16 – 2% 24 – 31%
Sangat tinggi,tidak sehat ≥ 25 % ≥ 32%

4. Petunjuk umum
Lakukan pengukuran ini perkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2 atau 3
orang dengan jenis kelamin yang sama. Setiap anggota kelompok memiliki
hasil pengukuran anggota kelompok yang lain.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 33


5. Cara pengukuran
Cara umum pengukuran
1) Ibu jari dan jari telunjuk dari tangan kiri digunakan mengangkat kedua sisi
dari kulit dan lemak subkutan kurang lebih 1 cm proximal dari daerah
yang akan diukur.
2) Lipatan kulit diangkat pada jarak kurang lebih 4 cm yang tegak lurus arah
garis kulit.
3) Lipatan kulit tetap diangkat sampai pengukuran selesai.
4) Caliper dipegang dengan tangan kanan.
5) Pengukuran dilakukan dalam 4 detik setelah penekanan dilepas
a. Triceps skinfold
 Subjek berdiri dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua
sisi tubuh. Bengkokkan tangan sehingga membentuk sudut 90
derajat
 Tentukan titik tengah lengan
 Pengukuran berdiri di belakang subjek dan meletakkan telapak
tangan kirinya pada bagian lengan yang paling atas ke arah tanda
yang telah dibuat dimana ibu jari dan jari telunjuk menghadap
 Triceps skinfold diambil dengan menarik pada 1 cm dari proximal
tanda titik tengah tadi.
 Dalam 4 detik tricept skinfold diukur dengan mendekati 0,1 mm (2
x)

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 34


b. Biceps skinfold
 Tentukan titik tengah lengan bagian depan
 Subjek berdiri dengan ke dua lengan tergantung bebas pada kedua sisi
tubuh.
 Pengukur berdiri di depan subjek dan meletakkan telapak tangan
kirinya pada bagian lengan yang paling atas ke arah tanda yang telah
dibuat di mana ibu jari telunjuk menghadap ke bawah.

c. Subscapular skinfold
 Subjek berdiri tegak dengan kedua lengan tergantung bebas pada
kedua sisi tubuh.
 Letakkan tangan kiri ke belakang
 Untuk mendapatkan tempat pengukuran, pemeriksa meraba scapula
dan mencarinya ke arah bawah sepanjang batas vertebra menemukan
sudut bawah scapula.
 Subscapular skinfold ditarik dalam arah diagonal (infero-lateral)
kurang lebih 45 derajat ke arah horisontal garis kulit. Titik scapula
terletak pada bagian bawah sudut scapula (1 cm di bawah
scapula/tulang bahu)
 Caliper diletakkan satu cm infero-lateral dari ibu jari dan jari telunjuk
yang mengangkat kulit dan sub kutan dan ketebalan kulit diukur
mendekati 1 mm.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 35


d. Supra-iliaca skinfold
 Suprailiaca terletak 2 cm di bawah puncak iliaca (tulang panggul),
atau dengan membagi dua jarak dari tulang rusuk terbawah dan bagian
atas tulang panggul.
 Untuk hasil yang lebih baik, sebaiknya subjek duduk di kursi
 Ibu jari dan jari telunjuk yang mengangkat kulit dan subkutan secara
horisontal, ukur ketebalan kulit pada skala mendekati 1 mm

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 36


LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ANTROPOMETRI II

1. Tulis Nama, Jenis Kelamin, dan Umur dari setiap anggota kelompok

Orang I Orang II

Nama

Jenis Kelamin

Umur

2. Hasil Pengukuran Antropometri

Orang I Orang II

Berat Badan

Triceps

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 37


Biceps

Subscapula

Supra-iliaca

3. Hitung densitas tubuh masing-masing anggota kelompok sesuai umur dan jenis
kelamin.
Bandingkan 2 persamaan yang ada
a. Persamaan I :
Orang I : Db = 1,0897 - 0,00133 (∑ tricep + Scapula)

Orang II : Db = 1,0897 - 0,00133 (∑ tricep + Scapula)

b. Persamaan II :
Orang I :

Orang II :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 38


4. Hitung % BF masing-masing anggota, bandingkan dengan 3 persamaan yang
tersedia

Nama Anggota Eq = tricep + Eq = Brozek Eq = Siri


subscapula

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 39


5. Interpretasikan hasil perhitungan diatas sesuai klasifikasi yang tersedia.
Manakah yang paling tepat untuk orang Indonesia (Jelaskan alasan dengan
singkat)

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 40


6. Gunakan hasil perhitungan % BF setiap individu untuk menentukan total
lemak tubuh dan berat badan bebas lemak masing-masing anggota kelompok

Berat badan bebas lemak Total lemak tubuh

Orang I

Orang II

7. Buatlah kesimpulan setiap individu dari seluruh status gizi tersebut


(Praktikum antropomteri I dan II )

Orang I = --------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------

Orang II = -------------------------------------------------------------------------

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 41


-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------

8. Berikan saran yang seharusnya anggota kelompok anda lakukan setelah


melihat kesimpulan di atas

----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------

Nama & T.Tangan Dosen

BAB IV

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 42


PRAKTIKUM PENILAIAN KONSUMSI INDIVIDU
RECALL 24 JAM DAN FOOD FREKWENSI

1. Tujuan praktikum
 Mahasiswa dapat menggunkan metode dietary record untuk mengukur
kandungan gizi yang biasa dikonsumsi.
 Mahasiswa dapat menilai kebiasaan makan mereka berdasarkan angka
kecukupan gizi (AKG) dan kebutuhan Gizi

2. Bahan yang digunakan


 Formulir pencatatan (recall) makanan 24 jam
 Formulir penilaian konsumsi makanan
 Formulir penilaian rata-rata konsumsi
 Dafta komposisi bahan makanan
 AKG

3. Dasar Teori
Ada tiga langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi diet. Pertama,
adalah mengumpulkan informasi tentang asupan makanan/minuman dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kedua, adalah mengukur nilai gizi pada
setiap jenis makanan yang dikonsumsi oleh setiap pasien. Ketiga, adalah
membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan yang diperlukan
oleh pasien.
Beberapa metode sering digunakan untuk mengetahui asupan makanan
seseorang. Dalam praktek sehari-hari, metode yang dipilih tergantung dari
keadaan pasien dan juga pola asupan makanan yang diinginkan. Pada pasien
yang memerlukan asupan gizi yang lebih lanjut (penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan gizi), metode yang digunakan berbeda dengan pasien
yang memerlukan asupan gizi sederhana. Beberapa metode yang sering
digunakan adalah 24 jam recall, food frequency, food diary, pengamatan
asupan, dan dietary history.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 43


1. 24 jam Recall
Metode ini merupaka metode yang paling sederhana dan muda dilakukan
yaitu dengan meminta kepada pasien untuk mengingat seluruh makanan
yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Dengan keahlian wawancara
yang baik semua makanan yang dikonsmsi pasien seari sebelumnya
termasuk metode memasak dan nama dagang, sekaligus suplemen seperti
vitamin dan mineral, dicacat oleh pewawancara (petugas gizi). Pada
umumnya digunakan suatu formulir standar untuk mempermuda
pewawancara. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk tidak
bisa dilakukan pada pasien dengan daya ingat yang lemah seperti orang tua
dan anak-anak. Disamping itu harus diwaspadai adanya “flats slope
syndrome” dimana pasien melakukan overestimasi makanan yang sedikit
dikonsumsi dan underesistimasi makana yang banyak dikonsumsi. Hal ini
terjadi akibat keinginan pasien melaporkan hal yang baik. Dengan
demikian metode ini tergantung pada memory pasien, kemampuan untuk
memberikan estimasi yang tepat terhadap ukuran yang dikonsumsi,
motifasi pasien, serta ketekunan pewawancara.

2. Food Frequency
Metode ini agak berbeda dengan kedua metode di atas karena diperoleh
dari metode ini adalah informasi kualitatif dari pola makanan dalam
waktu yang lama daftar bahan makanan diberikan/dikemukakan dan pasien
diminta memberi jawaban frekwensi mengkonsumsi dari makanan
tersebut apakah setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun
(lihat contoh formolir). Metode ini sapat dilakukan dengan cepat baij diisi
sendiri oleh pasien (yang kooperatif) atau dengan wawancara. Disamping
itu tidak merepotkan pasien dibandingkan metode lainnya. Dari metode
ini dapat diketahui kebiasan makan pasien dalam jangka yang lama.

3. Prosedur Kerja

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 44


Penggunaan
 Daftar Ukuran Rumah Tangga transfer URT ke satuan gram
 Daftar komposisi bahan makanan (DKBM ) menghitung nilai zat
gizi dalam bahan makanan
 Untuk memudahkan perhitungan, buatlah rekap menurut jenis bahan
makanan.
Rumus Perhitungan

Jumlah konsumsi (gram)


x zat Gizi dalam DKBM
100 gram

Penentuan zat gizi dalam DKBM dalam 100 gram bahan Yang dapat
dikonsumsi (BDD)

Contoh Perhitungan

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 45


Nasi putih = 600 gram
Energi :
600
178 kkal
X = 1. 068 kkal
100 gram

Diperoleh dari DKBM


Protein

600
2,1 gr
X = 12,6 gr
100

Penilain Konsumsi Makanan


AKG Ibu Dewi (umur 49 tahun) :
Energi : 1800 kkal
Protein : 50 gr
Konsumsi energi Ibu Dewi : 2, 167 > 1800 kkal
Konsumsi Protein Ibu Dewi : 65,75 > 50 gr
Kesimpulan :
Konsumsi Ibu Dewi berdasarkan energi dan proteinnya berlebihan

Perhitungan Kebutuhan Energi


1. Basal Metabolic Rate ( BMR ) adalah energi minimal untuk vital organ tubuh

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 46


Rumus untuk menghitung BMR
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan
10-18 th 17,69W+ 659 13,,39 W + 693
18-30 th 15,06W + 692 14,83W + 487
30-60 th 11.48W + 874 8,13W + 846
>>60 th 11,72W + 588 9,09W + 659

2. Spesifik dynamic action (SDA) adalah banyaknya energy yang diperlukan


untuk proses metabolisme makanan, rata-rata sebesar 10%.
SDA = 10% BMR
3. Aktivitas sehari-hari : kegiatan rutin harian termasuk kegiatan/latihan
olahraga
Energi aktivitas= faktor aktivitas fisik x (BMR + SDA)

4. Energi latihan per hari khusus olahragawan :


Energi Latihan = lama latihan ( jam/mgg ) x energi cabang olahraga / 7 hari

5. Total energi/hari = Energi aktivitas fisik + Energi Latihan

Food Frequency
Konsumsi jenis bahan makanan dalam 1 bulan terakhir
 Konsumsi tiap makan : makan jenis makanan tertentu setiap makan/tiap hari
dalam 1 bulan (mis. Nasi jika dalam 1 kali ada hari dalam bulan tersebut tidak
makan nasi (bakso) pada waktu makan tidak termasuk tiap makan ) tiap
hari
 Konsumsi tiap hari : makan jenis makanan tertentu setiap makan hari dalam
1 bulan (mis. Ikan jika dalam 1 hari dalam bulan tersebut tidak makan ikan
(daging) pada waktu makan tidak termasuk setiap hari) 3-6
hari/minggu
 Konsumsi 3-6 kali/minggu : makan jenis makanan tertentu pada rentang 3-6
hari setiap minggu dalam 1 bulan (mis. Sayur jika ada dalam 1 minggu dalam

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 47


bulan tersebut hanya 1-2 hari makan sayur pada waktu makan tidak
termasuk 3-6 hari/minggu) 2 hari/minggu)
 Konsumsi 1-2 kali/minggu : makan jenis makanan tertentu pada rentang 1-2
hari tiap minggu dalam 1 bulan (mis. Buah jika ada dlm 1 minggu dalam
bulan tersebut hanya 1-3 hari/bulan makan buah pada waktu makan tidak
termasuk 1-2 hari/minggu) jarang
 Konsumsi jarang : makan jenis makanan tertentu pada rentang 1-3 hari tiap
dalam 1 bulan terakhir
 Konsumsi tidak pernah : tidak pernah konsumsi makan tertentu dalam 1
bulan terakhir
Nilai Skor setiap Frekwensi makan menurut De Wijn
Konsumsi Makanan Nilai Skor
Tiap makan 50
Tiap hari 25
3-6 hari/minggu 15
1-2 hari/minggu 10
Jarang 1
Tidak pernah 0

LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - I )
Nama :
Umur :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Hari / Tanggal :
Jam Nama Uraian Cara Banyaknya

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 48


Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr
Pagi        
       
 
       
         
         
       
        
Siang        
       
 
       
         
         
       
         
         
       
       
Malam        
       
 
       
         
         
       
         
         
       
       
       
1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi Ya Tidak
Bila tidak, mengapa …………………………………………………………...
…….………
Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan
2 tambahan ? Ya Tidak

LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - II )
Nama :
Umur :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Hari / Tanggal :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 49


Jam Nama Uraian Cara Banyaknya
Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr
Pagi        
         
         
         
         
         
         
Siang        
         
         
         
         
         
         
         
         
         
Malam        
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         

1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi ? Ya Tidak


Bila tidak, mengapa …………………………………………………
Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan Ya Tidak
2 tambahan ?.................................................................

LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - III )

Nama :
Umur :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Hari / Tanggal :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 50


Jam Nama Uraian Cara Banyaknya
Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr
Pagi        
         
         
         
         
         
         
Siang        
         
         
         
         
         
         
         
         
         
 
Malam        
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
Ya Tidak
1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi
Bila tidak, mengapa ………………………………………......
2 Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan Ya Tidak
tambahan ? Bila ya, sebutkan

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 51


FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - I )
Nama :
Hari / Tanggal :

JENIS MAKANAN YG JUMLAH ENERGI PROTEIN LEMAK K.HIDRAT VIT.A VIT.C CALSIUM FE
NO
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

   
   
TOTAL

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 52


FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - II )
Nama :
Hari / Tanggal :

JENIS MAKANAN YG JUMLAH ENERGI PROTEIN LEMAK K.HIDRAT VIT.A VIT.C CALSIUM FE
NO
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

   
   
TOTAL

FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - III )


Nama :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 53


Hari / Tanggal :

JENIS MAKANAN YG JUMLAH ENERGI PROTEIN LEMAK K.HIDRAT VIT.A VIT.C CALSIUM FE
NO
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

   
   
   
TOTAL

FORMULIR PENILAIAN RATA-RATA KONSUMSI MAKANAN


Nama :

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 54


Hari / Tanggal :

Jumlah Energi Protein Lemak KH Vit.A Vit.C Ca Fe


No Total Konsumsi
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

1 Hari I                  

2 Hari II                  

3 Hari III                  

Jumlah                  

Rata-rata                

AKG                  
% Kecukupan                  

INTERPRETASI :
………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 55


Food Frekuensi

Skor
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
Jenis pretasi
No Jlh rata
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Tidak
Jarang
makan hari /mgg /mgg pernah
50 25 15 10 1 0
n
1 Nasi
Skor
n
2 Mie
Skor
n
3 Biskuit
Skor
n
4 Kentang
Skor
n
5 Jagung
Skor
n
6 Roti
Skor
n
7 Sagu
Skor
n
8 Singkong
Skor
n
9 Daging sapi
Skor
Daging n
10
ayam Skor
n
11 Telur ayam
Skor
n
12 Telur itik
Skor
n
13 Ikan segar
Skor
n
14 Hati
Skor
n
15 Kerang
Skor
n
16 Udang
Skor
Skor
Jenis Inter
No Jlh Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
Makanan pretasi
rata

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 56


Tidak
Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n
17 Tempe
Skor
n
18 Tahu
Skor
n
19 Kcg-kcgan
Skor
n
20 Bayam
Skor
n
21 Kangkung
Skor
Daun n
22
singkong Skor
n
23 Sawi hijau
Skor
Kacang n
24
panjang Skor
n
25 Wortel
Skor
n
26 Bit
Skor
Labu n
27
kuning Skor
n
28 Labu siam
Skor
n
29 Apel
Skor
n
30 Jeruk
Skor
n
31 Durian
Skor
n
32 Semangka
Skor
Skor
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 57


n
33 Mangga Skor
n
34 Pisang Skor
n
35 Pepaya Skor
n
36 Langsat Skor
n
37 Nangka Skor
n
38 Rambutan Skor
n
39 Susu sapi Skor
n
40 Susu skim Skor
Susu kental n
41
manis Skor
n
42 Yoghurt Skor
n
43 Anlene Skor
44 Dancow n
Skor
n
45 Milo Skor
n
46 Ovaltine Skor
n
47 Ultra Skor
Mnyk goreng n
48
sawit Skor
Skor
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n
49 Margarin Skor
n
50 Hamburger Skor

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 58


n
51 Pizza Skor
n
52 KFC Skor
n
53 Cake Skor
n
54 Bakwan Skor
n
55 Donat Skor
n
56 Pie Skor
n
57 Vitalong C Skor
n
58 Hemaviton Skor
n
59 Enervon C Skor
n
60 B Com C Skor
n
61 Ester C Skor
62 Kalac n
Skor
n
63 Neurobion Skor
n
64 Pharmaton Skor
n
65 Redoxon Skor
Skor
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n
66 Sangobion
Skor
n
67 Vitamin B1
Skor
n
68 Vitamin C
Skor
69 The n

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 59


Skor
n
70 Kopi Skor
n
71 Soft Drink Skor
n
72 Alkohol Skor
n
73 Mizone Skor
n
74 Extra Joss Skor
n
75 Kuku Bima Skor
n
76 Madu Skor
n
77 Pocari Skor
Total      
Rata – rata dibagi Jumlah Responden ( : …..…..)      
Rata – rata dibagi Jumlah Bahan Makanan ( : ………. )      
Skor rata – rata Frekuensi Konsumi Bahan Makanan      

Baik Apabila skor rata-rata jenis makanan > 5,68


Kurang Apabila skor rata-rata jenis makanan ≤ 5,68

Contoh Pengisian Food Frekuensi


Skor
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
Jenis pretasi
No Jlh rata
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Tidak
Jarang
Makan hari /mgg /mgg pernah
50 25 15 10 1 0
n 14 17 0 0 0 0 31
1 Nasi 36.29 Baik
Skor 700 425 0 0 0 0 1,125
n 0 1 6 23 1 0 31
2 Mie Skor 0 25 90 230 1 0 346
11.16 Baik
n 0 0 6 21 4 0 31
3 Biskuit Skor 0 0 90 210 4 0 304
9.81 Baik
n 0 0 7 20 4 0 31
4 Kentang Skor 0 0 105 200 4 0 309
9.97 Baik
n 0 0 2 6 23 0 31
5 Jagung Skor 0 0 30 60 23 0 113
3.65 Kurang
n 0 0 12 13 6 0 31
6 Roti Skor 0 0 180 130 6 0 16
10.19 Baik

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 60


n 0 0 0 1 30 0 31
7 Sagu Skor 0 0 0 10 30 0 40
1.29 Kurang
n 0 0 0 1 30 0 31
8 Singkong Skor 0 0 0 10 30 0 40
1.29 Kurang

Daging n 0 0 2 17 12 0 31
9 Skor 0 0 30 170 12 0 212
6.84 Baik
sapi
Daging n 0 0 3 25 3 0 31
10 Skor 0 0 45 250 3 0 298
9.61 Baik
ayam
Telur n 0 0 23 8 0 0 31
11 Skor 0 0 345 80 0 0 425
13.71 Baik
ayam
n 0 0 2 2 27 0 31
12 Telur itik Skor 0 0 30 20 27 0 77
2.48 Kurang
n 2 25 3 0 1 0 31
13 Ikan segar Skor 100 625 45 0 1 0 771
24.87 Baik
n 0 0 0 10 21 0 31
14 Hati Skor 0 0 0 100 21 0 121
3.90 Kurang
n 0 0 0 1 30 0 31
15 Kerang 40
Skor 0 0 0 10 30 0

Skor
1.29 Inter
Kurang
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
Makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n 0 0 2 8 21 0 31
16 Udang Skor 0 0 30 80 21 0 131
4.23 Kurang
n 0 4 22 3 2 0 31
17 Tempe Skor 0 100 330 30 2 0 462
14.90 Baik
n 0 3 16 10 2 0 31
18 Tahu Skor 0 75 240 100 2 0 417
13.45 Baik

Kcg- n 0 1 8 11 11 0 31
19 Skor 0 25 120 110 11 0 266
8.58 Baik
kcgan
n 0 0 25 6 0 0 31
20 Bayam Skor 0 0 375 60 0 0 435
14.03 Baik
n 0 0 30 1 0 0 31
21 Kangkung Skor 0 0 450 10 0 0 460
14.84 Baik

Daun n 0 0 4 6 21 0 31
22 Skor 0 0 60 60 21 0 141
4.55 Kurang
singkong
Sawi n 0 0 2 27 2 0 31
23 Skor 0 0 30 270 2 0 302
9.74 Baik
hijau
Kacang n 0 0 12 18 1 0 31
24 Skor 0 0 180 180 1 0 361
11.65 Baik
panjang
n 0 0 26 4 1 0 31
25 Wortel Skor 0 0 390 40 1 0 431
13.90 Baik
n 0 0 0 0 1 30 31
26 Bit Skor 0 0 0 0 1 0 1
0.03 Kurang

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 61


Labu n 0 0 1 18 12 0 31
27 Skor 0 0 15 180 12 0 207
6.68 Baik
kuning
n 0 0 1 26 4 0 31
28 Labu siam Skor 0 0 15 260 4 0 279
9.00 Baik
n 0 0 1 13 17 0 31
29 Apel Skor 0 0 15 130 17 0 162
5.23 Kurang

0 11 16 4 0
n 0 31
30 Jeruk
0 165 160 4 0
Skor 0 329
Skor
10.61 Baik
Inter
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
Makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n 0 0 0 0 31 0 31
31 Durian Skor 0 0 0 0 31 0 31
1.00 Kurang
n 0 0 0 2 29 0 31
32 Semangka Skor 0 0 0 20 29 0 49
1.58 Kurang
n 0 0 0 2 29 0 31
33 Mangga Skor 0 0 0 20 29 0 49
1.58 Kurang
n 0 0 8 17 6 0 31
34 Pisang Skor 0 0 120 170 6 0 296
9.55 Baik
n 0 0 1 14 16 0 31
35 Pepaya Skor 0 0 15 140 16 0 171
5.52 Kurang
n 0 0 5 2 24 0 31
36 Langsat Skor 0 0 75 20 24 0 119
3.84 Kurang
n 0 0 0 3 28 0 31
37 Nangka Skor 0 0 0 30 28 0 58
1.87 Kurang
n 0 0 5 6 20 0 31
38 Rambutan Skor 0 0 75 60 20 0 155
5.00 Kurang
n 0 0 0 0 27 4 31
39 Susu sapi Skor 0 0 0 0 27 0 27
0.87 Kurang
n 0 0 0 0 21 10 31
40 Susu skim Skor 0 0 0 0 21 0 21
0.68 Kurang

Susu n 0 0 9 10 12 0 31

kental
41 Skor 0 0 135 100 12 0 247
7.97 Baik
manis

n 0 0 0 0 29 2 31
42 Yoghurt Skor 0 0 0 0 29 0 29
0.94 Kurang
n 0 2 3 0 15 11 31
43 Anlene Skor 0 50 45 0 15 0 110
3.55 Kurang
n 0 0 2 5 10 14 31
44 Dancow Skor 0 0 30 50 10 0 90
2.90 Kurang
n 0 0 3 2 20 6 31
45 Milo Skor 0 0 45 20 20 0 85
2.74 Kurang
n 0 0 3 4 10 14 31
46 Ovaltine Skor 0 0 45 40 10 0 95
No Jenis Jlh Frekuensi Konsumsi Makanan Total Skor Inter

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 62


3.06
Kurang
Rata-
pretasi
rata
Makanan Tidak
Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
Makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n 0 0 2 10 5 14 31
47 Ultra Skor 0 0 30 100 5 0 135
4.35 Kurang

Mnyk n 0 18 13 0 0 0 31

48 goreng Skor 0 450 195 0 0 0 645


20.81 Baik

sawit
n 0 1 2 11 17 0 31
49 Margarin Skor 0 25 30 110 17 0 182
5.87 Baik
n 0 0 0 0 31 0 31
50 Hamburger Skor 0 0 0 0 31 0 31
1.00 Kurang
n 0 0 0 0 31 0 31
51 Pizza Skor 0 0 0 0 31 0 31
1.00 Kurang
n 0 0 0 9 22 0 31
52 KFC Skor 0 0 0 90 22 0 112
3.61 Kurang
n 0 0 0 18 13 0 31
53 Cake Skor 0 0 0 180 13 0 193
6.23 Baik
n 0 0 0 1 20 10 31
54 Bakwan Skor 0 0 0 10 20 0 30
0.97 Kurang
n 0 0 4 1 17 9 31
55 Donat Skor 0 0 60 10 17 0 87
2.81 Kurang
n 0 0 0 1 5 25 31
56 Pie Skor 0 0 0 10 5 0 15
0.48 Kurang
n 0 0 0 0 27 4 31
57 Vitalong C Skor 0 0 0 0 27 0 27
0.87 Kurang
n 0 0 0 0 21 10 31
58 Hemaviton Skor 0 0 0 0 21 0 21
0.68 Kurang
n 0 0 9 10 12 0 31
59 Enervon C Skor 0 0 135 100 12 0 247
7.97 Baik
n 0 0 4 0 5 22 31
60 B Com C Skor 0 0 60 0 5 0 65
2.10 Kurang
n 0 0 1 10 5 15 31
61 Ester C Skor 0 0 15 100 5 0 120
3.87 Kurang
n 0 0 1 0 5 25 31
62 Kalac Skor
0 0 15 0 5 0 20

Skor
0.65 Inter
Kurang
Frekuensi Konsumsi Makanan Total Rata-
pretasi
Jenis rata
No Jlh Tidak
Makanan Tiap Tiap 3-6 hr 1-2 hr Jarang
pernah
Makan hari /mgg /mgg
50 25 15 10 1 0
n 0 0 1 2 7 21 31 Kurang
63 Neurobion Skor 0 0 15 20 7 0 42
1.35

n 0 0 9 1 3 18 31
64 Pharmaton Skor 0 0 135 10 3 0 148
4.77 Kurang
n 0 0 0 1 13 17 31 0.74 Kurang

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 63


65 Redoxon Skor 0 0 0 10 13 0 23
n 0 0 0 1 16 14 31
66 Sangobion Skor 0 0 0 10 16 0 26
0.84 Kurang

Vitamin n 0 0 1 2 9 19 31
67 Skor 0 0 15 20 9 0 44
1.42 Kurang
B1
n 0 1 3 3 8 16 31
68 Vitamin C Skor 0 25 45 30 8 0 108
3.48 Kurang
n 0 1 15 8 7 0 31
69 Teh Skor 0 25 225 80 7 0 337
10.87 Baik
n 0 0 2 3 26 0 31
70 Kopi Skor 0 0 30 30 26 0 86
2.77 Kurang

Soft n 0 0 0 2 29 0 31
71 Skor 0 0 0 20 29 0 49
1.58 Kurang
Drink
n 0 0 0 0 1 30 31
72 Alkohol Skor 0 0 0 0 1 0 1
0.03 Kurang
n 0 0 0 1 29 1 31
73 Mizone Skor 0 0 0 10 29 0 39
1.26 Kurang
n 0 0 0 1 27 3 31
74 Extra Joss Skor 0 0 0 10 27 0 37
1.19 Kurang

Kuku n 0 0 0 0 22 9 31
75 Skor 0 0 0 0 22 0 22
0.71 Kurang
Bima
n 0 0 1 2 14 14 31
76 Madu Skor 0 0 15 20 14 0 49
1.58 Kurang
n 0 0 1 1 6 23 31

77 Pocari 15
Skor 0 0 10 6 0 31 1.00 Kurang

13556
Total

437.29
Rata – rata dibagi Jumlah Responden ( : 31 )

5.68
Rata – rata dibagi Jumlah Bahan Makanan ( : 77 )

5.68
Skor rata – rata Frekuensi Konsumi Bahan Makanan

Baik Apabila skor rata-rata jenis makanan > 5,68


Kurang Apabila skor rata-rata jenis makanan ≤ 5,68

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 64


JAWABAN
LEMBAR KERJA

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ANTROPOMETRI - I

1. Tulis Nama, Jenis Kelamin, dan Umur dari setiap anggota kelompok

Orang I Orang II

Nama Lita Nuri


Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Umur ( tahun ) 30 tahun 21 tahun

2. Hasil Pengukuran Antropometri

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 65


Orang I Orang II

Berat Badan ( kg ) 53,2 51,3


Tinggi Badan ( cm ) 151 141
LILA ( cm ) 26,5 28
Lingkar Pinggang
79,5 72
(cm)
Lingkar Panggul
93,5 91,9
(cm)

3. Dari hasil pengukuran LILA, tentukan klasifikasi status gizi setiap anggota
kelompok

Orang I : Berdasarkan hasil pengukuran LILA , tidak mempunyai resiko


KEK karena LILAnya ≥23,5 cm

Orang II : Berdasarkan hasil pengukuran LILA , tidak mempunyai resiko


KEK karena LILAnya ≥23,5 cm

4. Hitung BMI dan interpretasikan hasilnya untuk setiap anggota kelompok

BMI Orang I :
BB (kg) 53,2 53,2
IMT = = = = 23,3
TB 2 (m) (1,51) 2 2,28

Interpretasi : status gizi normal (overweight ; resiko ringan)

BMI Orang II :

BB (kg) 51,3 51,3


IMT = = = = 25,9

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 66


TB 2 (m) (1,41) 2 1,98

Interpretasi : status gizi kelebihan berat badan (obesitas kls I ; resiko


sedang)

5. Bandingkan WHR dengan hasil interpretasi BMI dan lingkar pinggang untuk
setiap anggota kelompok ( hitung WHR terlebih dahulu )

WHR Orang I :

Lingkar Pinggang (LPi) 79,5


WHR = = = 0,85 Resiko sangat tinggi (Very High)
Lingkar Panggul (LPa) 93,5

Bandingkan : Berdasarkan perhitungan BMI, status gizi normal tetapi


berdasarkan perhitungan WHR sangat beresiko untuk
kejadian penyakit degenerative seperti jantung, dan
diabetes

WHR Orang II :

Lingkar Pinggang (LPi) 72


WHR = = = 0,78 Resiko tinggi ( High )
Lingkar Panggul (LPa) 91,9

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 67


Bandingkan : Berdasarkan perhitungan BMI, status gizi kelebihan berat
badan tingkat tinggi dan berdasarkan perhitungan WHR
beresiko tinggi terhadap kejadian penyakit degenerative
seperti jantung, dan diabetes

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ANTROPOMETRI - II

1. Tulis Nama, Jenis Kelamin, dan Umur dari setiap anggota kelompok

Orang I Orang II
Nama Lita Nuri
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Umur ( tahun ) 30 tahun 21 tahun

2. Hasil Pengukuran Antropometri

Orang I Orang II
Berat Badan 53,2 51,3
Tricep 15 14
Bicep 8,5 8
Subscapula 16 14
Supra-iliaca 19 16

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 68


3. Hitung densitas tubuh masing-masing anggota kelompok sesuai umur dan
jenis kelamin. Bandingkan 2 persamaan yang ada

a) Persamaan I

Orang I : Db = 1,0897 - 0,00133 (∑ tricep + Scapula)


Db = tidak dapat dilakukan pengukuran Db dengan
persamaan I karena persamaan I hanya untuk wanita usia
18 – 23 tahun, sedangkan orang I berusia 30 tahun

Orang II : Db = 1,0897 - 0,00133 (∑ tricep + Scapula)


Db = 1,0897 - 0,00133 (14 + 14)
Db = 1,0897 - 0,03724 = 1,05246

b) Persamaan II
Orang I : usia 30 thn = Db : 1,1423 – 0,0632 x log Σ = 1,1423 – 0,0632 x 1,73
= 1,031
Orang II : usia 21 thn = Db : 1,1599 – 0,0717 x log Σ = 1,1599 – 0,0717 x 1,72
= 1,04

Persamaan I tidak dapat digunakan untuk banyak kelompok usia,


sedangkan persamaan II dapat digunakan di berbagai kelompok usia.

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 69


Namun dengan melihat hasil perhitungan Db dapat dilihat bahwa
hasilnya tidak banyak perbedaan

4. Hitung % BF masing-masing anggota, bandingkan dengan 3 persamaan yang


tersedia

Nama
Eq = tricep + Eq = Brozek Eq = Siri
Anggota
subscapula
Lita % BF = (457/Db) – 414 % BF = (495/Db) – 450
= (457/1,031) – 414 = (495/1,031) – 450
% BF = 29,5 % BF = 30,1
% BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100 % BF = (457/Db) – 414 % BF = (495/Db) – 450
= [(4,76/1,05) – 4,28 x 100] = (457/1,04) – 414 = (495/1,04) – 450
Nuri
= 0,2533 x 100 % BF = 25,42 % BF = 29,96
= 25,33

5. Interpretasikan hasil perhitungan di atas sesuai klasifikasi yang tersedia.


Manakah yang paling tepat untuk orang Indonesia (Jelaskan alasan dengan
singkat)

a). Klasifikasi % BF dari Nieman DC :


Orang I :-
Orang II : Slighly Overfat ( 23 – 26% )

b). Klasifikasi % BF dari Lee RD dan Nieman DC (2003) :


Orang I : tinggi, kurang baik/dapat diterima ( 24-31%)
Orang II : tinggi, kurang baik/dapat diterima ( 24-31%)

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 70


Menurut pendapat saya, yang paling tepat untuk orang Indonesia adalah
persamaan Eq =tricep + subscapula, karena persamaan I % BF
seseorang ditentukan oleh jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi serta
aktivitas fisiknya

Orang Indonesia lebih banyak mengkonsumsi sumber makanan Karbohidrat


yang biasanya berasal dari padi-padian. Otomatis pembentukan lemak tubuh
(BF) terbatas, sehingga bila digunakan persamaan II sudah tentu BF nya
tinggi

6. Gunakan hasil perhitungan % BF setiap individu untuk menentukan total


lemak tubuh dan berat badan bebas lemak masing-masing anggota kelompok

Berat badan bebas lemak Total lemak tubuh

Orang I = BB (kg) – Total lemak tubuh = BB (kg) x % BF


100

= 53,2 – 23,7 = 29,5 = 53,2 x 29,5 = 23,7


Orang II = BB (kg) – Total lemak tubuh = BB (kg) x % BF
100

= 51,3 – 21,99 = 29,31 = 51,3 x 25,33 =12,99

7. Buatlah kesimpulan setiap individu dari seluruh status gizi tersebut (Praktikum
I dan II)

Orang I = Status gizi berdasarkan IMT adalah normal tetapi pada


pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul
beresiko sangat tinggi untuk kejadian penyakit

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 71


degenerative, sedangkan berdasarkan pengukuran
komposisi lemak tubuh berdasarkan % BF ( Eq = tricep +
subscapula), klasifikasi % lemak tubuh yang berkaitan
dengan status kesehatan untuk 18 tahun keatas oleh Lee
RD dan Nieman DC (2003) adalah kategori tinggi, kurang
baik/dapat diterima

Orang II = Status gizi berdasarkan IMT adalah status gizi klebihan


berat badan tingkat ringan, pada pengukuran lingkar
pinggang dan lingkar panggul beresiko tinggi untuk
kejadian penyakit degenerative, sedangkan berdasarkan
pengukuran komposisi lemak tubuh berdasarkan % BF ( Eq
= tricep + subscapula), klasifikasi % lemak tubuh yang
berkaitan dengan status kesehatan untuk 18 tahun keatas
oleh Lee RD dan Nieman DC (2003) adalah kategori tinggi,
kurang baik/dapat diterima

8. Berikan saran yang seharusnya anggota kelompok anda lakukan setelah


melihat kesimpulan diatas

Berdasarkan kesimpulan pada no 7 : seharusnya anngota kelompok saya atas


nama Nuri :
 Menurunkan BB sampai mencapai BB ideal dn mengurangi konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan tinggi kolesterol karena beresiko untuk
penyakit degenerative seperti penyakit DM, penyakit jantung dll

 Melakukan aktivitas fisik agar lemak yang disimpan pada jaringan adipose
bias terbakar/diubah menjadi energi

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 72


LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - I )
Nama : Lita
Umur : 30 tahun
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 153 cm
Hari /
Tanggal : Selasa / 18 Agustus 2015

Jam Nama Uraian Cara Banyaknya


Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr
Pagi  Nasi goreng  Beras giling Digoreng  1 gls nasi   75
07.00    Minyak kelapa    ½ sdm  5
     
 Telur mata sapi  Telur ayam Digoreng  1 butir   50
   Minyak kelapa    ½ sdm  5
Selingan
Siang  Pisang goreng  Pisang sepatu Digoreng  3 bh  225
13.00     Tepung terigu    2 sdm  10
     Minyak kelapa    1 sdm  10
       
   Sambal tumis  Tomat  Ditumis  1 bh  10
     Cabe besar   1 bh  5
     Cabe kecil   3 bh  2,5
     Minyak kelapa   ¼ sdm   2,5
Selingan   Roti Tawar  Roti tawar    2 iris  40
16.00    Selei nanas    1 sdm  10
   
Malam  Nasi putih  Beras giling  Dikukus  1 ½ gls  100
20.00 nasi
       
   Ikan saos tomat  Ikan tongkol Digoreng  1 ptg sdg  50
     Tomat    ½ bh  5
     Minyak kelapa    1 sdm  10
         
   Kangkung tumis  Kangkung  Ditumis  ½  50

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 73


Selingan mangkuk
   Minyak kelapa    ¼ sdm  2,5
Y
1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi a Tidak
Bila tidak, mengapa : karena kuliah yang sangat padat
2 Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan Y
tambahan ? a Tidak

LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - II )

Nama : Lita
Umur : 30 tahun
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 153 cm
Hari /
Tanggal : Rabu / 19 Agustus 2015

Jam Nama Uraian Cara Banyaknya

Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr


Pagi  Energen 1 bks 30
07.00
 Roti Tawar  Roti tawar    2 iris  40
Selingan
   Selei nanas    1 sdm  10

Siang  Nasi putih  Beras giling  Dikukus  1 ½ gls  100


13.00  nasi
   Ikan goreng  Ikan tongkol Digoreng  1 ptg sdg  50
 
     Minyak kelapa    ½ sdm  5
 
 Sambal tumis  Tomat  Ditumis  ½ bh 5
 
     Cabe besar   1 bh  5

   Cabe kecil   3 bh  2,5


   Minyak kelapa   ½ sdm   5

 Sup sayur  Kentang Direbus 1 mangkuk 40


Selingan 
16.00       Wortel     40

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 74


 Kol 20

 Jeruk  Jeruk manis 1 bh besar 100

 
Malam  Nasi putih  Beras giling  Dikukus  1 ½ gls  100
20.00 nasi
       
 
   Ikan asam pedis  Ikan tongkol Direbus  1 ptg sdg  50
 
   Tomat    ½ bh  5
 
     Minyak kelapa    ½ sdm  5
Selingan
   Kangkung tumis  Kangkung  Ditumis  1 100
mangkuk
   Minyak kelapa    ½ sdm  5

 Teh manis  Teh    1 gls  


   Gula pasir    1 sdm  10

1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi Ya Tidak


Bila tidak, mengapa : karena kuliah yang sangat padat
Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan
2 tambahan ? Ya Tidak

LEMBAR KERJA
KUISIONER RECALL 24 JAM ( HARI - III )

Nama : Lita

Umur : 30 tahun

Berat Badan : 53 kg

Tinggi Badan : 153 cm

Hari / Tanggal : Kamis / 20 Agustus 2015


Jam Nama Uraian Cara Banyaknya

Makan Masakan Bahan Makanan Pengolahan URT Gr

Pagi  Nasi putih  Beras giling  Dikukus  1 ½ gls nasi 100

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 75


07.00  Ikan Asin goreng  Ikan asin Digoreng  1 ptg sdg 25

     
Selingan  Minyak kelapa
½ sdm 5
Siang  Pisang goreng  Pisang sepatu Digoreng  3 bh 225
13.00 
   Tepung terigu    2 sdm 10
 
     Minyak kelapa    1 ½ sdm 15

   Sambal tumis  Tomat  Ditumis  1 bh 10


 
   Cabe besar   1 bh 5
 
     Cabe kecil   3 bh 2,5
Selingan 
   Minyak kelapa   ¼ sdm  2,5
16.00   
   
 Energen 1 bks 30
Malam  Nasi putih  Beras giling  Dikukus  1 ½ gls nasi 100
20.00
 Tempe goreng  Tempe Digoreng  3 ptg sdg 100

     Minyak kelapa    ½ sdm 5

   Sambal tumis  Tomat  Ditumis  ½ bh  5


 
   Cabe besar   1 bh  5
 
     Cabe kecil   3 bh  2,5
Selingan
   Minyak kelapa   ¼ sdm   2,5

 Sayur bayam  Bayam  Ditumis  ½ mangkuk  100

 Jeruk  Jeruk manis 1 bh besar 100

1 Apakah pola makan ini yang biasa anda konsumsi Ya Tidak


Bila tidak, mengapa : karena kuliah yang sangat padat
2 Apakah anda mengkonsumsi suplemen/makanan tambahan ? Ya Tidak
Bila ya, sebutkan ……………………...……………………………………...…….………………...

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 76


FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - I )
Nama : Lita
Hari / Tanggal : Selasa / 17 Desember 2013
CALSIU
JENIS MAKANAN YG
NO JUMLAH ENERGI PROTEIN LEMAK K.HIDRAT VIT.A VIT.C M FE
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)
1
1 Beras  630 11,9 1,225 138 0 0 175 1,4
75
2
2  Pisang sepatu 270 2,7 0,45 71,6 2137,5 22,5 0 1,8
2
4
3 Roti tawar  99,2 3,2 0,48 20 0 0 36,4 0,6
0
1
4 Tepung terigu 36,5 0,89 0,13 7,73 0 0 40 0,12
0
5
5 Ikan tongkol 64,5 10 2,4 0 75 0 0 1
0
5
6 Telur ayam 81 6,4 5,75 0,35 450 0 89 1,35
0
5
7 Kangkung  14,5 1,5 0,15 2,7 3,150 1,5 39 1,25
0
3
8 Minyak kelapa  308,85 0,36 34,79 0 0 0 0 0
5
1
9 Tomat  3 0,15 0,045 0,63 225 6 35,25 0.075
5
10 Cabe besar  5 1,55 0,05 0,015 0,37 23,5 0,9 0 1,2
11 Cabe kecil  2 2,575 0,12 0,06 0,5 276,25 1,75 0 0.063

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 77


,5
1
12  Selei nanas 23,9 0,05 0,06 0,45 0,001 0,001 7,5 2
0
   
   
   
TOTAL 1,535,58 37,32 42,56 242,33 6,337,25 32,65 422,15 10.86

FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - II )


Nama : Lita
Hari / Tanggal : Rabu / 18 Desember 2013
LEMA
JENIS MAKANAN YG JUMLAH ENERGI PROTEIN K K.HIDRAT VIT.A VIT.C CALSIUM FE
NO
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)
2
1 Beras  720 14 1,4 158 0 0 200 1,6
00
3
2 Energen 135 1 4 24 619 0 0 0
0
4
3 Roti tawar  99,2 3,2 0,5 20 0 0 36,4 0,6
0
4
4 Kentang 33,2 0,8 0 7,6 0 6,8 158 0,3
0
1
5 Ikan tongkol 113 17 4,5 0 150 0 0 1
00
4
6 Wortel 16,8 0,5 0,1 3,7 4800 2,4 98 0,3
0
7 Kol  2 4,8 0,3 0 1,1 16 10 47,6 0,1

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 78


0
1
8 Selei nanas  23,9 0,1 0,1 6,5 0,001 0 7,5 0,1
0
1
9 Kangkung 29 3 0,3 5,4 6300 3 78 2,5
00
1
10 Jeruk  45 0,9 0,2 11 190 19 162 0,4
00
1
11 Tomat  2 0,2 0 0,4 150 4 23 0
0
2
12 Minyak kelapa 182 0,2 20 0 0 0 0 0
0
1 3
13 Gula pasir 0 0 9,4 0 0 0,05 0
0 6,4
0 1
2 2, 0 0 27
14 Cabe kecil  , , 0 0,1
,5 575 ,1 ,5 6,3
1 8
0
1, 0 0 23,
15 Cabe besar  5 0 , 0 0
55 ,1 ,4 5
9
TOTAL 1,444,43 41,40 31,20 248 12,524,80 47,90 810,55 7,00

FORMULIR PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN ( HARI - III )


Nama : Lita
Hari / Tanggal : Kamis / 19 Desember 2013
ENERG LEMA
JENIS MAKANAN YG
NO JUMLAH I PROTEIN K K.HIDRAT VIT.A VIT.C CALSIUM FE
DIKONSUMSI
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 79


2
1 Beras  720 13.6 1.4 158 0 0 200 1.6
00
2
2  Pisang sepatu 270 2.7 0.45 71.6 2.137.5 22.5 0 1.8
25
1
3 Tepung terigu 54.75 1.34 0.195 11.6 0 0 60 0.18
0
3
4 Energen 135 1 4 24 619 0 163 0
0
2
5 Ikan Asin 48.25 10.5 0.375 0 0 0 0 0.625
5
1
6 Tempe 286 30.2 15.6 30.1 95 0 0 6.9
00
1
7 Bayam  36 3.5 0.5 6.5 6.090 80 416 3.9
00
1
8 Jeruk 45 0.9 0.2 11.2 190 19 162 0.4
00
3
9 Minyak kelapa  217.5 0.25 24.5 0 0 0 0 0
0
1
10 Tomat  3 0.15 0.045 0.63 225 6 35.25 0.075
5
1
11 Cabe besar  3.1 0.1 0.03 0.73 47 1.8 0 0.05
0

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 80


12 Cabe kecil  5 5.15 0.24 0.12 1 55 3.5 0 0.025
TOTAL 1,823,75 64,48 47,42 315,36 1,237,09 132,80 1,036,25 15,56

FORMULIR PENILAIAN RATA-RATA KONSUMSI MAKANAN

Nama : Lita
Hari / Tanggal : Jumat / 20 Desember 2013

Jumlah Energi Protein Lemak Karbohidrat Vit.A Vit.C Ca Fe


No Total Konsumsi
(Gr) (K.Kal) (Gr) (Gr) (Gr) (RE) (Mg) (Mg) (Mg)

1 Hari I   1,535,58 37,32 42,56 242,33 6,337,25 32,65 422,15 10,86

2 Hari II    1,444,43  41,40  31,20 248  12,524,80  47,90  810,55  7,00

3 Hari III    1,823,75  64,48  47,42  315,36  1,237,09  132,80  1,036,25  15,56

Jumlah    4.803.75  217.20  124.17  805.69  20.099.14  213.35  2268.95  33.41

Rata-rata   1.601.25  72.40  41.39  268.56  6.699.71  71.12  756.32  11.14

AKG 2.100 58 60 300 500 75 1.000 26

% Kecukupan    76.25  124.83  68.98  89.52  1,339.94  94.82  75.63 42.84 

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 81


INTERPRETASI :
Kebutuhan energy dan karbohidrat tidak sesuai dengan standar kebutuhannya. Artinya tidak ada keseimbangan dari kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

Pedoman Praktikum Penilaian Status Gizi 82

Anda mungkin juga menyukai