Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 5 :

1. Anggrita Salsabila Ramadhia


2. Dhea Mutia Dini
3. Fauziah Nurhayani

I. Judul : Penggunaan alat antropometri gizi


II. Hari/Tanggal : Jumat, 22 September 2017
III. Tujuan : Mahasiswa mampu memahami dan mampu melakukan pengukuran
antropometri sesuai dengan standar operasional prosedur penggunaan alat-alat
antropometri

IV. Tinjauan Pustaka :


Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-variabel tertentu.
Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat
gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat
gizi dalam seluruh tubuh (Supariasa, 2001).

Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untukmenilai status gizi.
Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi maka
antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat
umum digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara
asupan energi dan protein (gibson, 2005)

Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi
saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkatsel, organ maupun individu, yang diukur
dengan ukuran berat (gram, pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Pertumbuhan terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa jaringan
dimana kedua jenis pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi.
Pertumbuhan linier misalnyatinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan
pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di
bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya
terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan
jumlah air dalam tubuh. Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri
ini adalah (Supariasa, 2001) :

1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas,
mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.Contohnya
apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita maka
dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh
tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
Kelompok 5 :
1. Anggrita Salsabila Ramadhia
2. Dhea Mutia Dini
3. Fauziah Nurhayani

4. Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-
bahanlainnya.
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan
baku rujukan yang sudah pasti.
6. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara mengguakanantropometri
sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penapisan
( screening ) status gizi.

Hal ini dikarenakanantropometri diakui kebearanya secara ilmiah.Memperhatikan faktor


di atas, maka di bawah ini akan diuraikankeunggulan antropometri yaitu :
a. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelyang besar.
b. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan dengantenaga yang
sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
c. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah
setempat.
d. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
f. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
h. Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat pula beberapa


kelemahan seperti :
1) Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat
dantidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan fe.
2) Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)dapat
menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri
3) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi,
akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.
4) Kesalahan terjadi karena:
1. Pengukuran
2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3. Analisis dan asumsi yang keliru
5) Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1. Latihan petugas yang tidak cukup
2. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3. Kesulitan pengukuran

V. Alat dan Bahan :


Kelompok 5 :
1. Anggrita Salsabila Ramadhia
2. Dhea Mutia Dini
3. Fauziah Nurhayani

1. Dacin
2. Infantometer
3. Timbangan digital
4. Microtoise

VI. Prosedur dan Hasil Pengukuran :


1. Dacin
1) Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti pelana bangunan atau
penyangga kaki tiga yang kuat.
2) Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku timbang tidak
dalam posisi lurus, maka timbangan perlu ditera atau diganti dengan yang
baru. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang
3) Pastikan bandul geser berada pada angka NOL
4) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong pada
dacin
5) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir/beras/kerikil diujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak
lurus.
6) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin (sepatu, popok, topi, baju dan celana yang tebal harus dilepas) dan
geser bandul sampai jarum tegak lurus

7) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser

TAS BERAT
1 2.4
2 4

2. Infantometer
1) Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel
pada bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat
bergerak/statis serta lepas sepatu / sandal, topi, dan lain sebagainya).
2) Pengukur 2 memastikan bagian puncak kepala anak menempel pada bagian
papan yang statis dengan memegang kepala anak pada posisi sesuai garis
frankfort tegak lurus terhadap papan pengukur
3) Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit anak pada
satu garis lurus dan menempel secara tepat pada papan pengukur
4) Pengukur 1 menggeser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian
kedua telapak kaki menempel tegak lurus pada bagian papan yang dapat
digeser (dengan cara menekan bagian lutut). Bila sulit dilakukan, dibenarkan
hanya satu telapak kaki yang menempel tegak lurus di papan geser.
Kelompok 5 :
1. Anggrita Salsabila Ramadhia
2. Dhea Mutia Dini
3. Fauziah Nurhayani

5) Pengukur 1 membaca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar
dan catat

Subjek Boneka Biru


Panjang badan 1 66.2
Panjang badan 2 66.1
Panjang badan 3 66.2
panjang badan rata rata 66.2

3. Microtoise
1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki, hiasan rambut, dan tutup kepala sudah
dilepaskan.
2) Pengukur 1 memposisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise
membelakangi dinding, pandangan anak lurus ke depan. Pastikan posisi
kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort
3) Pengukur 1 memastikan 5 bagian tubuh anak menempel di dinding:
4) bagian belakang kepala, punggung, bokong,betis
5) tumit.
6) Pengukur 2 memposisikan kedua lutut dan tumit anak rapat dan sedikit
menekan perut anak agar tegak
7) Pengukur 1 menarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak dan
membaca angka pada jendela baca sejajar dengan garis merah
8) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka kecil ke
arah angka besar
9) Catat hasil pengukuran tinggi badan

Anggrita Dhea Fauziah


Tinggi badan 1 157 160.2 156.2
Tinggi badan 2 156.3 159.1 156.2
Tinggi badan 3 156.3 158.9 156.2
Tinggi badan rata - rata 156.5 159.4 156.2

4. Timbangan Digital
1) Aktifkan alat timbang dengan cara menekan timbangan pada bagian pijakan.
2) Pada layar muncul angka 88:8,8 tunggu hingga muncul angka 0,0 kg.
3) Upayakan penimbang dengan pakain seminimal mungkin.
4) Subjek berdiri di atas timbangan dengan berat yang tersebar merata pada
kedua kaki, pandangan lurus ke depan, posisi badan tegak lurus, lalu lihat
angka yang tertera pada timbangan.
5) Catat angka Berat badan yang tertera pada layar se akurat mungkin
Kelompok 5 :
1. Anggrita Salsabila Ramadhia
2. Dhea Mutia Dini
3. Fauziah Nurhayani

Anggrita Dhea Fauziah


Berat badan 1 42.4 76.8 39.6
Berat badan 2 42.4 76.8 39.6
Berat badan 3 42.4 77 39.6
Berat badan rata - rata 42.4 76.9 39.6

VII. Kesimpulan :
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, diperlukan pengetahuan, keahlian
dan ketelitian sesuai dengan Standar Operasional Procedure alat antropometri gizi.
Ini bertujuan mengurangi tingkat kesalahan dan kecelakaan pada saat pengukuran.

VIII. Daftar Pustaka

gibson. (2005).

Supariasa. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai