Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN ALAT ANTROPOMETRI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Status Gizi

Nama Dosen Pembimbing :

Anis Abdul Muis M.kes

Disusun Oleh :

Annisa Fauziah (P2.06.31.1.18.006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi dan berat yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan–pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Dengan
pengukuran antropometri akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan
aktual seseorang. Selanjutnya tinggi badan, berat badan dan ukuran tubuh seseorang dapat
digunakan untuk tujuan menilai pertumbuhan dan distribusi tubuh seseorang, serta dapat
berguna sebagai data referensi.

Pengukuran antropometri adalah pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh yang


berfungsi untuk menentukan status seseorang dengan bersumber pada tulang, otot dan
lemak yang menentukan tipe-tipe tubuh manusia, dan mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan tubuh seseorang. Salah satu pengukuran antropometri ini antara lain
pengukurtan tinggi dan berat badan, panjang lengan dan tungkai, lingkar lengan dan paha,
serta kapasitas paru.

Aspek biologis yang berupa struktur dan postur tubuh seperti halnya tinggi badan
adalah salah satu penentu pencapaian kemampuan. Berat badan adalah parameter
pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur, dan diulang. Berat badan merupakan
ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik
anak pada semua kelompok umur karena berat badan merupakan indikator yang tepat
untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut).
Alasannya adalah berat badan sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit
dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi
dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.

B. Tujuan
Untuk mengetahui tatacara pegukuran dengan alat-alat antropometri

C. Manfaat
Mampu mengetahuii cara pengukuran dengan alat-alat antropometri
D. Alat dan Bahan
1. Dacin
2. Pita LILA
3. Microtoise
4. Alat pengukur Panjang Badan

E. Prosedur Kerja
1. Cara Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Dacin
Timbangan dacin dipilih karena dapat memenuhi criteria-kriteria alat penimbang yang
baik. Timbangan dacin sudah dikenal di kebanyakan desa. Dacin yang digunakan
adalah minimal 20 kilogram dan maksimal 25 kilogram. Berikut merupakan teknik yang
perlu diketahui untuk penimbangan balita menggunakan dacin :
a. Gantungkan/ Memasang Dacin
b. Memeriksa kekuatan gantungan dacin
c. Letakkan bandul geser pada.angka nol (pasang pengaman)
d. Pasanglah celana timbang
e. Seimbangkan dacin
f. Anak ditimbang
g. Tentukan BB anak
h. Catat hasil penimbangan
i. Geser bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali pengaman
j. Anak diturunkan

Pembahasan :

Penimbangan berat badan anak menggunakan dacin kami lakukan sesuai prosedur,
akan tetapi pada saat praktikum hambatan yakni kurangnya alat sehingga setiap
kelompok harus mengantri dalam praktikum penimbangan berat badan anak
menggunakan timbangan dacin.

2. Cara Mengukur Panjang dan Tinggi Badan


Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang dan
anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran dilakukan
dengan berdiri tegak. Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur tingginya
(berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi panjang badan. Jika
seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan dan diukur panjangnya (telentang) maka
dikurangi 0,7 cm untuk mengkonversi menjadi tinggi badan.

a. Mengukur Panjang Badan


1) Telentangkan anak di atas papan pengukur dengan posisi kepala menempel pada
bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak
2) Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel secara
tepat pada papan pengukur
3) Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat dan tumit menempel secara
tepat pada papan pengukur
4) Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki
menempel pada bagian papan yang dapat digeser (dengan cara menekan bagian
lutut dan mata kaki). Bila sulit dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki
yang menempel di papan geser
5) Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat

Pembahasan :

Pengukuran panjang bayi kami lakukan sesuai prosedur, akan tetapi pada saat
praktikum terdapat hambatan, yakni alat peraga atau panthom bayi berbahan kaku
tidak lentur maka kaki panthom bayi tersebut tidak dapat diluruskan dan menyebabkan
ketidak akuratan pada hasil pengukuran tersebut.

b. Mengukur Tinggi Badan


1) Tempatkan Microtoise pada dinding yang lurus datar setinggi 2 meter. Angka
nol pada lantai yang datar rata
2) Lepaskan sepatu atau sandal
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna. Muka menghadap lurus
dengan pandangan ke depan
4) Turunkan microtoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus
menempel pada dinding
5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan microtoise.
Angka tersebut menunjukkan Tinggi Badan Anak

Pembahasan :

Pengukuran tinggi badan kami lakukan sesuai prosedur, akan tetapi terdapat sedikit
hambatan yakni alat ukur yang harus di coba terus menerus sampai benar benar
menunjukkan garis nol agar pengukuran yang lebih akurat, sehingga pengukuran
terlihat sedikit ribet atau merepotkan.

3. Mengukur LILA
Mengukur lingkar lengan atas adalah cara untuk mengetahui risiko kekurangan
energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Ambang batas
LILA WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang 23,5 cm
atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan
diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Cara pengukuran LILA :
a. Tempatkan posisi bahu dan siku
b. Letakkan pita antara bahu dan siku
c. Tentukan titik tengah lengan (Pertengahan bahu dan siku)
d. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
e. Pita jangan terlalu ketat
f. Pita jangan terlalu longga
g. Baca skala dengan benar

Pembahasan :

Pengukuran LILA kami lakukan sesuai prosedur dan pada saat praktikum tidak
terdapat hambatan.

F. Kesimpulan
Pengukuran antropometri dengan menggunakan berbagai alat antropometri
salah satu fungsinya yaitu digunakan untuk mengetahui pertumbahan dan
perkembangan seseorang. Masin-masing alat antropometri memiliki cara dan fungsi
yang berbeda-beda. Terdapat pula, kendala pada masing-masing proses cara
mempraktikan alat-alat tersebut.

G. Dokumentasi

1. Menimbang Anak Menggunakan Timbangan Dacin

2. - Mengukur Panjang Badan


- Mengukur Tinggi Badan

3. Mengukur LILA

H. Referensi
 Hamid, JunisarahBintiA.b.2017.“Cara Menimbang Menggunakan Timbangan Dacin dan
Cara Mencatat Hasil Timbangan Dalam Kartu Menuju Sehat”.
 http://digilib.unila.ac.id/15787/18/BAB%20II.pdf
 Saragih,dkk.2019.Modul Praktikum Penilaian Status Gizi (PSG). Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai