Ilmu gizi pertama kali dipelajari pada tahun 1926 di Amerika Serikat
Manusia telah mengenal gizi sejak masa sebelum masehi
Penelitian-penelitian tentang ilmu gizi telah dilakukan sejak tahun 1743-1794 mengenai
kalorimetri, pertukaran energi dan sifat-sifat bahan makanan pokok
Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Ruang lingkup ilmu gizi cukup luas. Ilmu gizi mencakup banyak disiplin ilmu, mulai dari
ilmu bahan makanan seperti cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan
pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan
makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit)
Merujuk pada Komisi Pangan dan Gizi Amerika tahun 1995, Ruang lingkup Ilmu Gizi
dibagi ke dalam empat kelompok. Atas dasar pemahaman tersebut, WHO menyatakan
bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus
kehidupan.
Gizi seluler atau lingkungan in vitro, dengan ilmu-
ilmu dasarnya kimia analitik, biokimia, abiologi
sel, imunologi, biologi molekuler dan genetika
molekuler.
Gizi organ khusus, gizi manusia dan gizi hewan,
meliputi ilmu-ilmu nutrisi hewan, klinik, genetika
Adapun empat medis, dietetika, patologi, fisiologi dan kimia
fisiologi.
kelompok Ilmu Gizi masyarakat, meliputi ilmu-ilmu antropologi,
Gizi demografi, ekologi, ekonomi, pendidikan,
epidemiologi, kebijakan pangan, kebijakan
kesehatan, politik dan sosiologi.
Pangan meliputi pertanian, peternakan,
pengelolaan lingkungan, teknologi pangan,
pengolahan pangan, produksi, keamanan pangan.
Pembagian Ilmu Gizi
Laboratorium adalah ruangan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan
aktifitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
Kegiatan laboratorium akan membawa peserta didik kepada pembentukan sikap,
ketrampilan, kemampuan bekerja sama, dan kreatifitas dalam menerima pengetahuan.
Dengan melaksanakan kegiatan laboratorium yang baik, sesuai dengan prosedur dan tata
tertib laboratorium, maka hal tersebut secara tidak langsung dapat menunjang
pelaksanaan Pembelajaran
Tujuan Laboratorium
Manfaat laboratorium bagi pendidikan tenaga kesehatan setidaknya mencakup hal sebagai
berikut :
1. Merupakan unsur utama dalam melaksanakan tercapainya kompetensi peserta didik
sesuai kurikulum.
2. Untuk meningkatkan proses pembelajaran di laboratorium yang teratur dan
berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
3. Menyiapkan peserta didik menjadi terampil sebelum ke lahan ( Rumah Sakit,
Puskesmas, Rumah Bersalin dan komunitas)
Persyaratan Laboratorium
Suatu laboratorium dapat berfungsi dengan efektif dan efisien harus memperhatikan hal-hal
terkait persyaratan minimal sebagai berikut sebagai berikut:
Jenis dan jumlah peralatan, serta bahan habis pakai berdasarkan pada kompetensi yang
akan dicapai yang dinyatakan dalam rasio antara alat dengan peserta didik
Bentuk/desain laboratorium harus memperhatikan aspek keselamatan atau keamanan.
Lanjutan
Pemeliharaan Penyimpanan
Alat dan bahan memerlukan pemeliharaan secara Penyimpanan dan penempatan alat-alat atau
rutin dan berkala. Pemeliharaan alat dimaksudkan bahan kimia menganut prinsip sedemikian
agar alat praktik dapat berfungsi sebagaimana sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada
mestinya dalam waktu yang lama. Pemeliharaan pemakai ketika mengambil dari dan
bahan bertujuan agar bahan untuk praktik tetap mengembalikan alat ke tempatnya. Alat yang
terjaga dengan baik berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di
tempat penyimpanan yang mudah dijangkau,
misalnya di rak paling bawah.
Alat Keselamatan Kerja di Laboratorium
APD (alat pelindung diri) seperti baju praktik, sarung tangan, masker, alas kaki
APAR (Alat pemadam kebakaran) berikut petunjuk penggunaan
Perlengkapan P3K
Sarana instalasi pengolahan limbah
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Alat – Alat Lab Gizi
Terima Kasih