Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

EPIDEMIOLOGI K3

DOSEN PENGAMPU:

Siti Rabbani Karimuna, S.K.M., M.P.H

DISUSUN OLEH:

ALIAH DARMAYANTI

J1A121004

KELAS EPIDEMIOLOGI 2021

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

TAHUN 2023
A. Parameter Pada Proses Monitoring Biologi
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pengukuran suatu
parameter dan waktu pengambilan sampel :
1) Sifat fisiko kimia dari bahan
Sifat fisikokimia mengacu pada karakteristik fisik dan kimia yang
terkait dengan interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Sifat
fisikokimia dalam biomonitoring diantaranya :
a. Kelarutan dalam air : kemampuan suatu senyawa untuk larut dalam air
memengaruhi sejauh mana senyawa tersebut dapat diserap atau
terakumulasi dalam organisme hidup yang mengonsumsi atau terpapar
air.
b. Toksisitas : potensi suatu senyawa atau zat untuk menyebabkan
kerusakan atau efek negatif pada organisme hidup.
c. Bioakumulasi : proses penumpukan senyawa dalam jaringan organisme
hidup, yang dapat memberikan petunjuk tentang paparan kronis suatu
zat.
d. Reaktivitas kimia : kemampuan senyawa untuk berinteraksi kimia
dengan komponen seluler molekuler dalam organisme hidup, yang
dapat memengaruhi dampak kesehatan dan lingkungan.
e. Mobilitas dalam lingkungan : bagaimana suatu senyawa bergerak atau
tersebar dalam lingkungan, termasuk kemampuannya untuk terbawa
oleh air atau angin.
Contoh: pekerja yang terpapar merkuri dalam jangka waktu yang lama
memiliki sifat toksik dan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf
dan organ dalam tubuh manusia atau organisme yang terpapar.
2) Kondisi paparan
Adalah kondisi saat terjadinya kontak (terekspos) dengan bahan
kimia. Kondisi paparan ini meliputi jalur paparan, lama paparan, waktu
paparan, dosis paparan, dan jenis paparan.
Contoh : Seorang petugas pertamina mempunyai risiko mengalami
paparan terhadap timbal (Pb) yang terakumulasi didalam tubuh karena
masa kerja yang lama.
3) Parameter toksokinetik, distribusi, biotransformasi dan eliminasi
a. Toksokinetik adalah bagaimana tubuh menyerap, mendistribusikan,
metabolisasi, dan mengeluarkan zat toksik atau obat setelah masuk ke
dalam tubuh.
Contoh : Jika seseorang terpapar merkuri melalui makanan yang
terkontaminasi, toksokinetik mencakup bagaimana merkuri tersebut
diserap oleh sistem pencernaan, didistribusikan ke berbagai organ,
mengalami biotransformasi di hati, dan dikeluarkan melalui urine.
b. Distribusi adalah proses penyebaran zat toksik atau obat dalam tubuh
setelah diserap.
Contoh : Ketika seorang pekerja tidak menggunakan masker diarea yang
mengharuskan memakai masker dan menghirup zat kimia seperti sulfur,
distribusi sulfur tersebut melibatkan perpindahan sulfur dari aliran darah
setelah masuk ke paru – paru ke jaringan – jaringan tubuh.
c. Biotransformasi adalah proses dimana bahan kimia terkonversi menjadi
metabolit yang pada akhirnya lebih mudah untuk diekskresikan (melalui
urine)
Contoh : seorang pekerja menelan metanol yang menyebabkan depresi
sistem saraf pusat. Metanol ditransformasi menghasilkan pembentukan
formaldehida yang dimetabolisme menjadi formic acid yang bersifat toksik
bagi saraf optik dan dapat menyebabkan kebutaan.
d. Eliminasi adalah semua proses tubuh mengeluarkan semua toksikan atau
hasil metabolisme yang berbahaya atau tidak diperlukan oleh tubuh.
Contoh : ketika seorang pekerja menghirup karbon dioksida terlalu banyak
maka tingkat keasaman dalam tubuh meningkat. Pada saat ini paru – paru
menambah ritme pernapasan untuk membuang karbon dioksida untuk
menyeimbangkan tingkat keasaman (ph) tubuh.
4) Sensitivitas dari metode analisis
Merujuk pada kemampuan dan mengukur konsentrasi senyawa atau zat
tertentu dalam sampel biologis. Semakin tinggi sensitivitasnya, semakin
kecil konsentrasi zat yang dapat terdeteksi.
Contoh : dalam pengukuran paparan logam berat, metode analisis dengan
ICP-MS memiliki sensitivitas tinggi, memungkinkan deteksi konsentrasi
logam berat dalam sampel biologis pada tingkat yang sangat rendah.
5) Gangguan Kesehatan
Adalah kondisi dimana kesehatan dalam kondisi yang terganggu sebagai
akibat dari paparan zat kimia yang bersifat toksik, dimana dapat
menyebabkan penyakit, kecacatan, dan kematian.
Contoh : pekerja dengan keracunan kadar timbal yang tinggi menyebabkan
gangguan kesehatan berupa tanda – tanda ensefalopati, peningkatan
tekanan di dalam tengkorak, delirium, koma, kejang dan sakit kepala.
6) Dosis Organ ( Besar Dosis pada organ)
Dosis organ merujuk pada jumlah zat toksik yang mencapai atau
berinteraksi dengan suatu organ atau sistem dalam tubuh.
Contoh : seorang radiologi yang melakukan pemeriksaan fluroakopi
menerima dosis radiasi semakin besar seiring waktu sehingga
memunculkan efek terhadap organ tubuh. Pada organ tiroid sendiri
mendapat dosis lebih tinggi dibandingkan dengan mata karena lebih dekat
dengan berkas radiasi.
7) Dosis target ( besar dosis pada sasaran)
Dosis target merujuk pada jumlah tertentu dari suatu zat yang diharapkan
untuk mencapai efek kesehatan atau respons yang diinginkan.
Contoh : dalam penggunaan pestisida, dosis target berkaitan dengan
jumlah efektif untuk mengendalikan hama tanpa menimbulkan risiko
berlebihan terhadap kesehatan manusia atau lingkungan.
B. Teknik/Metode Monitoring Biologi
1) Teknik Ekstraksi Sedimen
Teknik ekstrasi sedimen digunakan untuk mengambil senyawa atau bahan
kimia tertentu dari matriks sedimen guna memonitor paparan organisme
hidup terhadap polutan. Beberapa teknik ekstraksi sedimen melibatkan
pemisahan senyawa dari sedimen untuk analisis kandungan kimianya.
Teknik ekstraksi sedimen yang umum digunakan antara lain :
a. Ekstraksi Soxhlet : metode ini dapat digunakan untuk mengekstraksi
senyawa tertentu dari sedimen dengan menggunakan sirkulasi
berulang pelarut panas melalui sampel.
b. Ultrasonik ekstraksi : penggunaan gelombang ultrasonik untuk
memfasilitasi ekstraksi senyawa dari sedimen dengan efisiensi tinggi.
c. Ekstrasksi cair – cair (liquid – liquid extraction) : penggunaan dua
pelarut yang tidak bercampur untuk mengekstraksi senyawa dari
sedimen.
d. Ekstraksi microwave : penggunaan radiasi gelombang mikro untuk
memanaskan sampel sedimen dan pelarut, meningkatkan efisiensi
ekstraksi senyawa tertentu.
2) Pemakaian Gas Chromatography-Mass Spectometry (GC-MS) dan
bioassay
Kedua metode tersebut dipakai untuk menentukan Polyclicic
Aromaic Hidrocarbon (PAH) dan dioxin pada kegiatan skrening.
a. GC-MS digunakan untuk menganalisis berbagai senyawa organik,
termasuk polutan seperti pestisida, hidrokarbon, dan senyawa lainnya.
b. Bioassay digunakan untuk mengevaluasi toksisitas potensial suatu
sampel atau zat terhadap organisme hidup.
3) Teknik Analisis Nuklir
Dipakai untuk menganalisis trance metal dengan cara neutron
activation analysis. Untuk organik tersebut biasanya dilakukan monitoring
metabolit yang dikeluarkan bersama urin. Dipakai untuk melacak dan
mengukur kadar radioaktif dalam organisme hidup atau sampel biologis.
4) Teknik Immunohisto Kimia
Dipakai untuk mengidentifikasi tingkat toksisitas suatu bahan kimia.
Dalam konteks monitoring biologi, teknik ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi adanya biomarker atau indikator molekuler terkait
paparan terhadap zat tertentu dalam jaringan biologis, membantu
memahami dampaknya terhadap organisme.

Anda mungkin juga menyukai