NIM : I1021211028
Kelas : A1
Contoh dari:
1. Analisis kualitatif dan kuantitatif adalah jenis dan kandungan unsur yang
terdapat dalam suatu sampel, pengukuran kemurnian suatu zat, atau
menentukan pencemaran polutan udara dua udara, laut, dan tanah.
2. Analisis karakterisasi adalah penentuan struktur kimia, konstanta
kesetimbangan, ukuran partikel, dan struktur permukaan.
3. Analisis fundamental berhubungan langsung dengan metode-metode
eksperimen yang digunakan di bidang lain, memperluas dan memperbaiki
teori yang dihasilkan sebelumnya, mempelajari keterbatasan suatu
metode/teori, dan merancang atau memodifikasi metode lama.
· Analisis kualitatif
Racun yang ada disekitar kita biasanya ada asbestos, sinar uv, ozon,
merkuri, polusi pabrik, udara didalam ruangan, sampah, dan pestisida yang dapat
menyebabkan kerusakan paru atau yang disebut pneumokoniosis. Batas paparan
di Indonesia mengacu pada ACGIH (Konferensi Ahli Kebersihan Industri
Pemerintah se-Amerika) dimana:
Mengatasi Keracunan CO :
● Individu yang mengalami keracunan karbon monoksida harus pindah dari
daerah tersebut ke tempat dengan cukup pasokan udara segar
● Jika seseorang berhenti bernapas, CPR (cardiopulmonary resuscitation)
mungkin harus diberikan.
● Memberikan oksigen dosis tinggi menggunakan masker wajah dari tabung
oksigen ketika seseorang menghirup karbon monoksida dosis tinggi dan
menderita keracunan berat, dosis oksigen yang lebih tinggi harus diberikan
menggunakan ruang
Pb (Timbal)
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.
Timbal merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Timbal (Pb)
dimanfaatkan manusia untuk bahan pembuat baterai, amunisi, produk logam, dsb
Timbal (Pb) merupakan logam berat dan berpotensi menjadi bahan oksik Jika
terakumulatif dalam tubuh, maka berpotensi menjadi bahan toksik pada mahluk
Bahaya Timbal
Timbal yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan atau
pencernaan menyebar ke berbagai organ melalui sistem peredaran darah.
Penimbunan timbal yang terjadi pada ginjal, hati, otak, saraf, dan tulang dapat
berlangsung dalam jangka panjang Konsentrasi tinggi timbal dapat merusak
jaringan saraf dan fungsi ginjal. Paparan timbal juga berkaitan dengan kesulitan
belajar, keterlambatan perkembangan mental, bahkan skizofrenia,
Xenobiotik Berasal dari kata xeno yang berarti asing. Bahan Xenobiotik
ialah bahan kimia baik alami maupun sintesis yang berasal dari luar tubuh dan
masuk ke dalam tubuh manusia sebagai zat sing Contoh: obat obatan, insektisida,
zat kimia tambahan pada makanan (pemanis, pewarna, pengawet) dan zat
karsinogen lainnya
Fase Toksikologi
Fase Eksposisi
● Bahan kimia berbahaya : debu, gas, uap, kabut, fume
Fase Toksikokinetik
● absorbsi
● distribusi
● metabolisme
● ekskresi
Fase Toksodinamik
● interaksi antara tokson dengan reseptor di dalam sel
Fase Eksposisi
1. Fase eksposisi terjadi ketika ada kontak antara xenobiotika dengan
organisme atau dengan kata lain, terjadi paparan xenobiotika pada
organisme.
2. Paparan ini dapat terjadi melalui kulit, oral, saluran pernafasan, (inhalasi)
atau penyampaian xenobiotika langsung ke dalam tubuh organisme
(injeksi) (Wirasuta, 2006).
3. Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi
kimia/fisika menjadi senyawa yang lebih toksis atau lebih kurang toksis.
4. Jika suatu polutan/zat kimia mengalami kontak dengan suatu organisme,
maka terjadinya efek biologi atau efek toksis setelah proses absorbsi
polutan tersebut ke dalam tubuh organisme.
5. Umumnya hanya bagian zat yang berada dalam bentuk terlarut, terdispersi
secara molekul yang dapat diabsorbsi.
6. Penyerapan xenobiotika sangat tergantung pada konsentrasi dan lamanya
kontak antara xenobiotika dengan permukaan organisme yang
berkemampuan untuk mengaborpsi xenobiotika tersebut.
7. Jalur utama bagi penyerapan xenobiotika adalah saluran cerna, paru-paru,
dan kulit. Namun pada keracunan aksidential, atau penelitian toksikologi,
paparan xenobiotika dapat terjadi melalui jalur injeksi
1. MELALUI KULIT
Eksposisi (pemejanan) yang paling mudah dan paling lazim
terhadap manusia atau hewan dengan segala xenobiotika, seperti
(kosmetik, produk rumah tangga, obat topikal, cemaran lingkungan, atau
cemaran industri di tempat kerja), pemejanan sengaja atau tidak sengaja
pada kulit.
Fase Toksokinetika
Toksikokinetika adalah studi tentang nasib zat beracun (xenobiotik) di
dalam tubuh. Toksikokinetika mempelajari proses mulai dari masuknya zat
beracun kedalam tubuh sampai dikeluarkan kembali.
Suatu zat yang sangat toksik jika tidak dapat diabsorpsi mungkin
lebih tidak berbahaya jika dibandingkan dengan zat yang kurang toksik
tapi sangat mudah di absorpsi. Lamanya kontak zat beracun dengan tempat
absorpsi :
2. Distribusi
● Setelah molekul xenobiotik/racun masuk kedalam peredaran darah,
maka selanjutnya xenobiotik/racun tersebut akan disebarkan
keseluruh bagian tubuh.
● Distribusi adalah perpindahan zat beracun yang terabsorpsi dari
sirkulasi (peredaran darah) ke suatu tempat di dalam tubuh
(jaringan atau tempat kerjanya).
3. Metabolisme
● Metabolisme adalag reaksi perubahan suatu senyawa
kimia/xenobiotic dalam jaringan biologi yang dikatalisis oleh
enzim menjadi metabolitnya
● Hati (hepar) merupakan organ utama tempat metabolisme
● Organ pemetabolisme lain :
- ginjal
- paru
- usus
- kulit
- testis
● Terdiri dari :
reaksi fase I : degradasi (oksidasi, reduksi, hidrolisis)
reaksi fase II : konjugasi 》polar
Efek Metabolisme
● Membuat senyawa induk (zat beracun) menjadi lebih polar/
hidrofil sehingga mudah diekskresikan oleh ginjal keluar tubuh
karena metabolit yang kurang larut lemak tidak mudah
direabsorpsi dalam tubulus ginjal.
● Membuat senyawa induk menjadi kurang toksik atau kurang
aktif→ Metabolisme disebut juga BIODETOKSIFIKASI.
● Namun,ada beberapasenyawa tertentu yang setelah mengalami
metabolisme berubah menjadi Thetabolit yang sama aktifnya
atau lebih aktif dari senyawa induknya → BIOAKTIVASI
4. Ekskresi
● Eksresi adalag perpindahan/ pengeluaran xenobiotik/racun dari
sirkulasi darah (sistemik) ke organ ekskresi (keluar tubuh)
● ginja menrupakan organ utama ekskresi -> urin
● tempat ekskresi lain
- empedu > fases
- paru > bahan volatil
- kelenjar ludah > saliva
- kelenjar mamae > ASI
- kelenjar keringat > keringat
Fungsi Ekskresi
● Pembuangan senyawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh
● Bila terjadi disfungsi organ ekskresi, akan menyebabkan penumpukan
senyawa yang tidak dibutuhkan sehingga menyebabkan toksisitas