Anda di halaman 1dari 54

PRINSIP

TERAPI
KERACUNAN
(TERAPI ANTIDOT)
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat memahami definisi terapi antidot


2. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip terapi
antidot dan memahami asas umum yang mendasari
terapi antidot, meliputi : sasaran, strategi, cara dan
metode terapi antidot
3. Mahasiswa dapat menjelaskan manajemen/tata
laksana terapi intoksikasi
POKOK BAHASAN

Dasar Terapi Antidot

Takrif dan makna


Sasaran/target terapi
Strategi terapi
Metode terapi
RACUN
Definisi :
1. Zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui
mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan absorpsi melalui kulit,
atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis
relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu
dengan serius satu atau lebih organ atau jaringan.
2. Zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik
yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan
kesehatan atau mengakibatkan kematian.
Kecepatan kerja racun berdasar cara masuk:
 Inhalasi

 Injeksi

 Oral

 Rektal atau vaginal

 Kulit
PENGGOLONGAN BAHAN
BERRACUN
1. Berdasar Bentuk / Konsistensi Bahan Beracun
2. Penggolongan Berdasar Cara Kerjanya

Cara kerja racun

Racun lokal Racun sistemis: Racun campuran:


- zat korosif - Narkotika - as. Oksalat
- zat iritan - barbiturat SSP - as. Karbonat
- arsen - alkohol - arsen
- HgCl2 - digitalis jantung - Garam Pb
- Anestetik - as. Oksalat
- Kokain - CO & CN  enzim
- as. karbonat - insektisida gol.
karbamat
- Striknin
Sumber Racun
1. Bahan kimia beracun

2. Racun pd tumbuhan : (HCN/ketela), jengkol, pohon


tuba/Derris, mycotoksin, dll

3. Racun pd binatang : ular, kalajengking, tawon,


laba-laba dll

4. Racun pd bahan makanan : kacang-kacangan,


proses fermentasi, pembusukan oleh bakteri (tempe
bongkrek, daging busuk), udang, kepiting dsb
Sumber Racun/Senyawa Toksik
 Senyawa Sintetik Organik
 Polutan pd air, udara dan makanan
 Bahan tambahan makanan
 Kemikalia ditempat kerja
 Obat (obat yg disalahgunakan & terapi)
 Pestisida
 Solvent/pelarut
 PAH (polysiklik aromatik hidrokarbon)
 Kosmetik
 Racun yg terjadi secara alami
 Mycotoxin
 Microbial toxin
 Plant toxin
 Animal toxin
 Senyawa Anorganik (Oksida nitrogen, oksida sulfur, logam)
Faktor yang mempengaruhi berat ringan
keracunan
a. Sifat keracunan (keracunan akut, kronis, sistemik)
a. Cara masuk (melalui pernafasan, alat pencernaan,
dan kulit)
b. Sifat racun (korosif dan iritatif, neurotoksik,
hemotoksik dan hemopoesis
c. Jumlah racun
d. Jenis dan potensi racun (racun kuat, agak kuat,
sedang atau lemah)
Faktor Lain
a. Cara masuk
b. Umur (orang tua, anak: biasanya lebih
sensitif)
c. Kondisi tubuh (demam, penyakit hati, ginjal,
lambung, dsb)
d. Kebiasaan (merokok, minum alkohol dsb)
e. Idiosinkrasi dan alergi
f. Waktu pemejanan (sebelum atau sesudah makan)
TERAPI KERACUNAN
 Efek toksik suatu racun  terjadi jika zat toksik
melampui KTM
 Berbagai gejala keracunan dan pengakhiran aksi racun
dapat berlangsung cepat atau lambat
 Efek racun di dalam tubuh  penentu : waktu dan
keefektifan translokasi racun (ADME) yang akan
menentukan jumlah zat di sel sasarannya
 Penanganan keracunan : harus CEPAT dan TEPAT 
kecepatan dan ketepatan merupakan prasyarat utama
Diperlukan untuk
mengatasi dan mengurangi
berbagai gejala yang
CEPAT mungkin memperburuk
kondisi si penderita
Membatasi penyebaran
dan meningkatkan
pengakhiran aksi racun
Berkaitan dengan pemilihan
SRATEGI TERAPI berdasar :
1. Pengetahuan dan informasi
tentang jenis racun
TEPAT 2. Saat pemejanan
3. Kemungkinan luas
penyebaran racun
4. Faktor instrinsik racun
maupun faktor ekstrinsik
penderita
APA YANG MENJADI DASAR
TERAPI KERACUNAN ??

Memperbaiki kondisi penderita


Membatasi penyebaran racun di dalam tubuh
dan meningkatkan pengakhiran aksi racun
Prinsip Umum Manajemen Terapi

Mana yang harus ditangani lebih dulu ?

Patient ??? Poison

Treat The Patient Not The Poisons


Treat The Patient Not The Poisons
 Prinsip terapi keracunan PALING PENTING
 Usaha keras membuang racun dari tubuh px tidak
berguna jika px tidak bernafas atau tekanan
darahnya sangat rendah
 Langkah pertama terapi : menilai kondisi pasien
dan menggunakan metode apa saja yang
diperlukan untuk menstabilkan kembali kondisi px
 terapi simptomatik & suportif
 Langkah berikutnya : mengidentifikasi zat beracun,
jumlahnya dan waktu pemaparan
LANGKAH UTAMA TERAPI
KERACUNAN
 PENILAIAN GEJALA KLINIK
- pemeriksaan TTV, dekontaminasi awal
 PERAWATAN DARURAT
- ABC (pelihara Airway, Breathing, Circulation, CNS)
 IDENTIFIKASI / RIWAYAT KERACUNAN
 PEMERIKSAAN LAB
 PEMBERSIHAN RACUN
- dekontaminasi, menghambat absorpsi racun,
percepatan eliminasi, pemberian antidot
1. PENILAIAN GEJALA KLINIK

 Korban keracunan harus dievaluasi secara hati-hati


sebelum rencana terapi dimulai
 TTV : kecepatan pernafasan, kecepatan jantung,
tekanan darah, EKG, ukuran pupil mata, dan suhu
tubuh
 Bersamaan prosedur dekontaminasi awal : pelepasan
baju dan alas kaki, pencucian kulit pasien.
 Tenaga kesehatan  menggunakan baju pelindung,
masker dan sarung tangan
2. PERAWATAN DARURAT

Tindakan pertama dalam penanganan kasus keracunan akut


zat kimia adalah “TERAPI SUPORTIF”  memelihara
fungsi vital

seperti :

- Pernafasan buatan mekanis untuk memelihara oksigenasi


- Pemeliharaan sirkulasi darah, keseimbangan elektrolit
- Pemeliharaan fungsi ginjal
Terapi SUPORTIF : Menstabilkan Kondisi Pasien

Aturan ABC

A. Airway
Pemeliharaan aliran udara  miringkan kepala, angkat
dagu, dan bersihkan jalan udara oral dg penyedotan
B. Breathing
Pemeliharaan pernafasan  px depresi pernafasan atau
sianosis, diberikan oksigen. Pernafasan buatan dari mulut
ke mulut dihindari
C. Circulation & Central Nervous System
- Pemeliharaan peredaran darah  hipotensi (+ infus
D10% atau saline normal)
- Pemeliharaan sistem syaraf pusat  konvulsi
TERAPI
SUPPORTIF

Oksigenasi Pernafasan
buatan secara
mekanik

Terapi cairan Pemeriksaan TTV


3. IDENTIFIKASI RACUN

Mengenali bahan yang diduga menjadi


penyebab keracunan

Penting untuk diagnosis

Jenis / sifat berbeda

pertolongan / pengobatan berbeda


Identifikasi : jenis zat racun, jumlah, dan waktu
terpaparnya, Riwayat penyakit px
CARA IDENTIFIKASI :

- wawancara dengan pasien / keluarga atau


teman
- identifikasi di tempat kejadian
- pemeriksaan laboratorium
^ sampel biologis
^ pakaian
^ barang-barang di sekitar

TREAT THE PATIENT NOT THE POISON


4. PEMERIKSAAN LAB

 pengambilan sampel biologis dari pasien  level


parameter ttt dari pasien & mengetahui penyebab
keracunan
 uji rutin biokimia klinik dan hematologi
 analisis toksikologik  keraguan dalam diagnosis,
diperlukan pemberian antidotum atau agen
protektif, atau pertimbangan terapi eliminasi aktif.
 Analisis zat racun dalam urin
Beberapa uji laboratorium seperti yang digunakan dalam
toksikologi klinik (Flanagan, et al., 2002)

Cairan Uji kualitatif Uji Kuantitatif


Urine - Warna (hematuria, - Kerapatan relatif
mioglobinuria) - pH
- Bau
- Kekeruhan
- Kristaluria
Darah - Warna (oksigenasi) - pCO2, pO2, pH
- Glukosa
- Waktu Protrombin
- Karboksihemoglobin
- Methemoglobin
- Volume fraksi eritrosit (hematokrit)
- Jumlah Leukosit
- Jumlah Platelet
Plasma - Lipaemia - Bilirubin
- Elektrolit (Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-)
- Laktat
- Osmolalitas
- Enzim plasmaa
- Kolinesterase
PEMBERSIHAN RACUN
TERAPI ANTIDOT
Terapi antidot :

? ?
Tata cara yang secara khas ditujukan
Untuk membatasi intensitas efek toksik
Zat kimia atau untuk menyembuhkan
Sehingga bermanfat dalam mencegah
Timbulnya bahaya selanjutnya

Makna ?
Sasaran terapi antidot: membatasi intensitas efek toksik zat beracun
mencegah bahaya yg timbul lebih lanjut
-Membatasi penyebaran
TUJUAN racun di dalam tubuh
TERAPI - Meningkatkan pengakhiran
aksi racun didalam tubuh

-Penurunan atau penghilangan


efek toksik
SASARAN - Intensitas efek ditunjukkan
TERAPI oleh tingginya jarak antara nilai
ambang toksik (KTM) dan kadar
puncak racun dalam plasma atau
tempat aksi tertentu.
SASARAN TERAPI
Zat beracun
Absorpsi
Sirkulasi sistemik

Disposisi

Distribusi Eliminasi

Sel sasaran
Metabolisme Ekskresi
(> KTM)

Efek toksik
Metabolit

Penentu Ketoksikan ?
Toksik Tak toksik
Sasaran terapi antidot ?

Strategi terapi ?
Penentu Ketoksikan Zat Beracun
Ketoksikan Zat Beracun

Kondisi Mekanisme Wujud Sifat

- Pemejanan - langsung/intrasel Perubahan - Terbalikkan


- Subyek uji - tak langsung/ - Fungsional - Tak terbalikkan
ekstrasel - Biokimia
- Struktural

Keefektifan translokasi

Keberadaan Zat beracun


dalam sel sasaran/
tempat aksi

Keefektifan interaksi
Penentu ketoksikan zat beracun Zat beracun dg
sel sasaran
STRATEGI TERAPI ANTIDOT
Keberadaan ZB
di sel sasaran > KTM

Bergantung

Efektivitas
Absorpsi
Distribusi
Eliminasi

Strategi terapi ?

Bagaimana caranya ??
METODE TERAPI ANTIDOTUM

Pada dasarnya dapat dikerjakan :


1. Metode Tak Khas: metode umum yg dapat diterapkan
pada sebagian besar zat beracun

Contoh:pergeseran kurva absorbsi kekanan dpt dilakukan dg: - pemberian


emetika, pemuntah mekanis, pembilasan lambung, penyerapan dsb

2. Metode khas: Metode yg hanya dpt digunakan bila zat


beracunnya telah diketahui serta antidotumnya ada

Contoh: utk menggeser kurva distribusi ke kanan, dpt digunakan


tiosulfat utk terapi keracunan sianida
TATA CARA PELAKSANAAN /
METODE TERAPI ANTIDOTUM

Kadar dalam darah


KTM

Pengurangan absorbsi/distribusi

KTM
KTM
Kadar pada tempat aksi

KTM
Penaikkan ambang
toksik

Peningkatan eliminasi
PENENTU KEBERHASILAN TERAPI

WAKTU penentu keberhasilan terapi

Informasi tentang rentang waktu


saat pemejanan -
timbulnya gejala toksik

Hal fundamental Kapan salah satu


strategi terapi akan
dilaksanakan
STRATEGI TERAPI ANTIDOT
Kadar
Kadar letal/kematian

Kadar Toksik
K.TM

waktu

Terapi antidot ditujukan :


Untuk menghindari kadar senyawa toksik berada di
“daerah warna merah” (intensitas efek toksik)
Berdasarkan kurva kadar racun di dalam darah,
maka ada 3 tatacara (strategi terapi) yang mungkin
mampu melaksanakan tujuan terapi antidot

1. Menggeser kemiringan (slope) fase absorbsi


atau distribusi ke arah kanan
Kadar Kadar
Kadar letal/kematian Kadar letal/kematian

Kadar Toksik Kadar Toksik

waktu waktu
Pergeseran kurva fase absorbsi kearah kanan
ini akan memperlambat absorbsi racun
sehingga dapat mempercepat penurunan
intensitas efek racun. Untuk melakukan hal ini
dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu :

a. Metode tidak khas :


1. Emetika (apomorfin, sirup ipeka)
2. Pemuntahan mekanis (menaruh jari pada
kerongkongan bagian atas)
3. Penetralan kimia (penetralan asam basa)
4. Penyerapan (arang aktif)
b. Metode khas :
Pembentukan komplek yang kurang toksik

Zat Antidot Produk


Besi Sodium bikarbonat ferrokarbonat
Besi Deferokasamine Besi khelat
Perak nitrat Sodium klorida Perak klorida
Nikotina Potasium permanganat Produk oksidasi
Fluorida Kalsium laktat Kalsium flourida
Pergeseran kurva fase distribusi ke
kanan (penyebaran racun diperlambat)

Metode tidak khas


1. Penjerat ion dengan cara merubah pH
darah (perbaikan keseimbangan asam-
basa)
2. Penggantian tempat ikatan racun (infusi
albumin)
Metode khas
pembentukan produk yang kurang toksik
dengan cara hambatan bersaing
metabolisme

Zat Antidot Produk


Sianida Methemoglobin Sianomethemoglobin
sianida Tiosulfat Tiosianat
Metanol Etanol Hambatan bersaing
Fluoroasetat Asetat atau monoasetin Penggantian bersaing
heparin protamin Pembentukan kompleks
2. Menggeser kemiringan fase eliminasi ke
arah kiri

Akan mempercepat eliminasi racun


(metabolisme dan ekskresi dipercepat)
Kadar Kadar
Kadar letal/kematian Kadar letal/kematian

Kadar Toksik Kadar Toksik

waktu waktu
Metode tidak khas
1. Hemodialisis
2. Dialisis peritoneal
3. Pertukaran transfusi
4. Penyesuaian pH dan diuresis (membasakan
air kencing untuk asam organik dan
mengasamkan air kencing untuk basa
organik lemah)
Metode khas
meningkatkan eksresi atau pembentukan
produk kurang toksik dengan cara
pembentukan khelasi atau kompleksasi
Zat Antidot Produk
Ion bromida Ion klorida Peningkatan eksresi ginjal
Strontium kalsium
Peningkatan eksresi ginjal
Timah, nikel,kobalt, EDTA
kupri khelasi
Merkuri, arsenat, BAL (dimerkaprol) Khelasi
emas
d-penisilamina Khelasi
kupri
Toksin botulinus Antitoksik botulisme Kompleksasi
Fosfat organik pralidoksim Reaktifasi enzim nukleofil
3. Penaikkan nilai ambang toksik
Akan mempercepat penurunan intensitas toksik
racun, karena ambang toksik tersebut lebih sulit
tercapai
Kadar Kadar letal/kematian

Kadar
Kadar letal/kematian Kadar Toksik

Kadar Toksik
Metode tidak khas
1. Pernafasan buatan mekanis untuk
memelihara oksigenasi darah
2. Pemeliharaan sirkulasi darah
3. Pemeliharaan kesetimbangan elektrolit
4. Pemeliharaan fungsi ginjal
Metode khas
penggunaan antagonis farmakologi

Zat Antidot Produk


Dikumarol, warfarin Vitamin k Antagonisme
Insektisida organofosfat Atropin Antagonisme
Morfin Nalokson Antagonisme
DEKONTAMINASI
Pengeluaran toksin dari kulit atau saluran cerna
A. Kulit
Pakaian terkontaminasi ditanggal kan dan
diamankan utk analisis
Penetrasi melalui kulit cuci berulang
dengan sabun dan air banyak
B. Saluran Cerna
Peringatan : a. ada peralatan lengkap, b.kejang, c.reflek muntah , d. ulser
kontra indikasi induksi muntah, e. zat-zat korosif diencerkan
DEKONTAMINASI
1. Muntah, induksi muntah
a. sirop ipekak peroral, dosis : dewasa 30 ml,
anak 10 – 15 ml, bila perlu dapat diulang setelah
15 menit.
b. Apomorfin, lebih toksik (pada anak), efek
emetika menetap, depresi ssp
2. Bilas lambung :
- pasien sadar
- pipa endotrakheal (besar)
- suhu cairan sesuai suhu tubuh
- air, air hangat, susu, lart. Na fisiologis
DEKONTAMINASI
3. Katarsis : pengeluaran toksin dari saluran cerna dan mengurangi absorpsi,
senyawa yang biasa digunakan :
- Sorbitol 70%, magnesium sitrat 10% (1,6 meq/ml), magnesium sulfat 10% (0,8
meq/ml), natrium sulfat 10% (1,4 meq/ml),
catatan :
hindari magnesium pada penyakit ginjal dan penelanan nefrotoksin, hindari
natrium pada hipertensi & gagal jantung kronis, katartika dg dasar minyak dilarang
4. Arang aktif
Dosis : 1 g / kg BB atau 10 X senyawa
yang tertelan, bisa diulang 0,5 – 1 g/kg BB/ 2 - 6 jam
Antidotum spesifik
-Tidak setiap racun ada antidotum
-Antidotum yang tersedia sedikit
6. Peningkatan eliminasi toksin
a. Prosedure dialisis : dialisis peritonial, hemodialisis, hemoperfusi
b. peningkatan eliminasi lewat ginjal: perubahan pH urin, diuresis paksa
RINGKASAN POKOK BAHASAN

Terapi Antidot

Sasaran ?

Intensitas efek toksik

Strategi

Absorpsi Distribusi Eliminasi

Antidot tak khas atau khas


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai