Anda di halaman 1dari 29

PRINSIP DASAR TOKSIKOLOGI

Ns. Adi Dwi Susanto, S.Kep., M.Kep


PENDAHULUAN
TOKSIKOLOGI
Disiplin ilmu yang mempelajari efek yang
merugikan suatu zat kimia (xenobiotik) pada
organisme hidup

Setiap zat kimia pada dasarnya potensial


menghasilkan efek yang merugikan
Terjadinya keracunan ditentukan oleh :

Dosis & cara pemberian


PENDAHULUAN (lanjutan)
• Pertimbangan utama dalam mengembangkan
zat kimia → obat :
1. memiliki efek terapi
2. aman
• Sifat toksik setiap zat kimia baru harus diteliti
dahulu sebelum diperbolehkan
penggunaannya secara luas
PENDAHULUAN (lanjutan)
• Penilaian sifat racun xenobiotik tidak dapat
dilakukan pada manusia → dilakukan pada
hewan coba → ekstrapolasi data dari hewan
coba ke manusia
• Penilaian merupakan perkiraan
• Disiplin ilmu ini melibatkan ilmu : Kimia,
kedokteran, pertanian, industri, lingkungan,
hukum, forensik, militer
PENDAHULUAN (lanjutan)
BIDANG-BIDANG DALAM TOKSIKOLOGI
 TOKSIKOLOGI DESKRIPTIF
 TOKSIKOLOGI MEKANISTIK
 TOKSIKOLOGI REGULASI
 TOKSIKOLOGI FORENSIK
 TOKSIKOLOGI KLINIK
TOKSIKOLOGI DESKRIPTIF
Ilmu Toksikologi yang mengemukakan
uji-uji toksisitas untuk memberikan
informasi guna menilai risiko pengaruh
pemaparan (exposure) suatu senyawa
kimia pada manusia atau lingkungan
TOKSIKOLOGI MEKANISTIK

Ilmu Toksikologi yang memaparkan


bagaimana/mekanisme kerja suatu
senyawa kimia dalam menimbulkan
efek merugikan/merusak pada
organisme hidup
TOKSIKOLOGI REGULASI

Ilmu Toksikologi membantu dalam


menetapkan apakah suatu senyawa
kimia atau obat cukup aman (risiko
cukup rendah) untuk digunakan, yang
diterapkan dalam peraturan (regulasi)
resmi.
TOKSIKOLOGI FORENSIK

Ilmu Toksikologi yang memperhatikan


aspek medicolegal pemakaian senyawa
yang membahayakan manusia atau
hewan.
Ahli toksikologi forensik membantu
dalam menelitian postmortem dalam
pemastian penyebab kematian
TOKSIKOLOGI KLINIK

Ilmu Toksikologi yang mempelajari penyakit


yang disebabkan atau berhubungan erat
dengan senyawa toksik.

Ahli toksikologi klinik :


- Mengobati keracunan obat/zat kimia
- mengembangkan tehnik baru untuk
diagnosis & pengobatan keracunan
TOKSIKOLOGI KLINIK (lanjutan)

Perlu disadari kemungkinan :


Zat Kimia
toksik

Gejala Penyakit
Obat

Pengertian prinsip dasar toksikologi sangat


diperlukan untuk mengatasi persoalan tersebut
HUBUNGAN DOSIS EFEK/RESPONS

• Sangat penting bagi ahli toksikologi


• Dikenal 2 macam hubungan
- Hubungan bertingkat (graded)
→ pada individu
- Hubungan kuantal (quantal)
→ pada populasi
RISIKO

• Sulit membedakan suatu senyawa kimia yang


toksik vs non toksik
• Paracelsus (1493 – 1541) :
Semua zat kimia adalah racun, hanya dosis
yang tepat yang membedakan
racun dan obat
• Pertimbangan utama :
Risiko/bahaya yang berhubungan dengan
penggunaan zat kimia tersebut.
SPEKTRUM EFEK-EFEK YANG TIDAK DI
KEHENDAKI

EFEK-EFEK

EFEK DIKEHENDAKI
EFEK TAK DIKEHENDAKI
(therapeutic)

EFEK SAMPING EFEK TOKSIK

Farmakologik Patologik Genotoksik


REAKSI IDIOSINKRASI

Reaksi abnormal terhadap senyawa kimia


secara genetik pada individu
Contoh :
Sangat sensitif terhadap dosis kecil zat
kimia tertentu.
Sangat resisten terhadap dosis tinggi zat
kimia tertentu
UJI TOKSISITAS DESKRIPTIF

Dasar percobaan
Efek zat kimia yang timbul pada hewan coba, bila
dilakukan baik, dapat dipakai untuk melihat
toksisitas pada manusia.

Digunakan untuk memilih dosis yang dipakai


pada :
- Uji klinik
- batas pemaparan yang diizinkan suatu polutan
UJI TOKSISITAS DESKRIPTIF (lanjutan)

• Pemaparan hewan coba terhadap zat toksik


dosis tinggi
Manfaat hewan coba pada penelitian :
• Memperoleh kesan pertama tentang kelainan
yang dapat ditimbulkan
• Meramalkan kemungkinan yang dapat terjadi
pada manusia dengan dosis yang lebih kecil
UJI TOKSISITAS DESKRIPTIF (lanjutan)

Dosis/Kadar terbesar suatu Zat kimia yang


ditemukan melalui penelitian/observasi yang
tidak menimbulkan :
- kelainan buruk
- perubahan morfologi/fungsi organ
- perubahan pertumbuhan
- mengurangi lama hidup
• Dinyatakan dalam : mg/Kg BB/hari
UJI TOKSIKOLOGI

• Data awal tentang zat yang akan diuji


• Hewan coba :
- tikus putih, mencit, anjing, kucing, kelinci,
kera atau hewan lain yang spesifik
- harus sehat, diperoleh dari spesifikasi
tertentu (pathogen free, dll)
- umur tertentu
UJI TOKSIKOLOGI (lanjutan)

• Toksisitas akut (14 hari)


Single dose exp. Pada 2 spc. hewan coba, umumnya
digunakan rodent, 2 cara pemaparan
data yang diperoleh : LD50

• Toksisitas subakut (90 hari)


- 2 spc hewan coba
- cara pemaparan seperti pemakaian
- min 3 dosis, diberikan berulang
- monitor parameter yang relevan
- pemeriksaan patologik terhadap jar / organ
KERACUNAN

KLASIFIKASI
• Cara terjadi
• Waktu terjadi
• Alat tubuh yang terkena
• Jenis zat kimia penyebab keracunan
KERACUNAN (lanjutan)

PENYEBAB KERACUNAN
Setiap zat kimia dapat menyebabkan keracunan
Beberapa zat kimia yang dilaporkan pernah
menimbulkan keracunan
Hipotik-sedatif toksin pestisida
Narkotik/opiat gas racun CN, NO2
Salisilat/aspirin as. Jengkol as. Bongkrek
fenotiazin
KERACUNAN (lanjutan)

GEJALA DAN DIAGNOSIS KERACUNAN


Gejala yang perlu diamati :
• Kesadaran
merupakan petunjuk penting tentang beratnya
keracunan
(dibedakan 4 tingkat : ngantuk, sopor,
soporokoma, koma)
• Respirasi
hambatan pusat napas → fatal
KERACUNAN (lanjutan)

• Tekanan darah
- sering terjadi tapi biasanya tidak berat
- syok berat berkaitan dengan kerusakan pusat
vasomotor → berbahaya
• Kejang
• Pupil & refleks ekstrimintas
• Bising usus
• Jantung
• Lain-lain (kelainan EEG, retensi uri, muntah, diare,
gangguan, keseimbangan, asam basa & air, kelainan
spesifik)
PERAN LABORATORIUM

• Pemeriksaan analitik sampel →


pembuktian terakhir diagnosis keracunan
• Tidak mudah dilakukan
• Untuk diagnosis keracunan :
kualitatif / semikualitatif
• Analisis kuantitatif terbatas pada :
- penelitian
- kasus tertentu
PERAN LABORATORIUM (lanjutan)

Untuk permintaan pemeriksaan / analisis


sampel dalam keracunan, perlu disertakan :

- Data tentang gejala keracunan

- Perkiraan ke arah mana sebaiknya


analisis dilakukan
TERAPI KERACUNAN

Pengobatan keracunan umumnya dilakukan di


Bagian :
• Penyakit dalam
• Ilmu kesehatan anak
• Unit perawatan intensif ( I.C.U)

Sebagian besar pengobatan adalah simptomatik:


antidotum khusus < 2%
terapi khusus ± 5%
TERAPI KERACUNAN (lanjutan)

Tindakan pengobatan berlebihan :


• Penggunaan analeptik untuk mengatasi koma
• Pemberian cairan IV (kecuali pada penderita
dehidrasi)
• Kateterisasi dan diuresis paksa tanpa indikasi
tepat
• Pemberian antibiotik untuk profilaksis
• Pemberian napas dari mulut ke mulut

Anda mungkin juga menyukai