Toksikologi
1. Uji ketoksikan khas
-Uji ketoksikan akut
-Uji ketoksikan sub kronis
-Uji ketoksikan kronis
2. Uji ketoksikan tidak khas
-Uji potensiasi
-Uji reproduksi
-Uji kemutagenikan
-Uji kekarsinogenikan
-Uji kulit dan mata
-Uji perilaku
UJI KETOKSIKAN AKUT
Dirancang utk menentukan efek
toksik suatu senyawa (ex : zat
tambahan makanan) yang akan
terjadi dalam waktu singkat setelah
pemejanan/pemberiannya dengan
takaran ttt.
Tatacara Pelaksanaan
Pemejanan Dosis sediaan uji
Dosis yg diberikan min 4 peringkat dosis,
berkisar dosis tertinggi yg mnyebabkan 0%
kematian; sampai dengan dosis terendah yang
yang mematikan seluruh/hampir seluruh hewan
uji.
Pengamatan
MANFAAT
UJI KETERATOGENIKAN
Untuk mengetahui kemungkinan
munculnya cacat bawaan pada janin yang
dikandung oleh induk yang sedang
bunting akibat pemberian suatu senyawa
tertentu
TUJUAN
Wujud efek toksik yang berupa :
Cacat makroskopis, misalnya munculnya
sumbing, cacat celah langit, kelengkapan
tangan dan kaki
Cacat mikroskopis
Cacat rangka/skeletal/tulang
SASARAN
Hewan uji berupa roden/nirroden. Ciri hewan uji
yang bisa dipergunakan :
Hewan betina yang mempunyai daur etrus
teratur. Kenapa? Karena hewan yang mempunyai
daur etrus teratur maka kemungkinan terjadinya
kehamilan bila dibuahi > 90%
Hewan yang anaknya banyak, karena kaitannya
nanti dengan analisis statistik yang digunakan,
salah satunya dengan Chi Square dengan
minimal jumlah yang diperbandingkan minimal
30
PENGELOMPOKAN
Senyawa uji diberikan pada masa
organogenesis, karena pada saat itu
organ2 janin sedang berkembang, jadi
kalau ada cacat mudah sekali terlihat.
Masa pengawinan hewan terutama roden
yaitu pada sore hari (antara jam5-6)
karena pada saat itu hewan dalam masa
His (mudah terangsang)
PERLAKUAN
Dengan cara melihat adanya sperma pada
vagina hewan betina, yaitu dengan apus
vagina.
Proses penglihatan hal tersebut di atas
harus cepat, jangan terlalu lama dari
masa kawin (paling lambat keesokan
paginya) karena jika terlalu lambat,
sperma terlanjur hilang.
DOSIS/TAKARAN
Dimulai dari berakhirnya masa bunting
hewan uji yaitu 12 – 24 jam sebelum
kelahiran normal
Kenapa harus dilakukan bedah cesar?
Karena biasanya hewan akan memakan
anaknya yang lahir cacat
PENGAMATAN
Yang diamati adalah :
Biometrika janin, meliputi resorpsi awal,
resorpsi akhir, angka cacat, BB janin, dan
panjang janin
Cacat makroskopis, yaitu pengamatan
terhadap adanya cacat badan
Cacat mikroskopis, pengamatan histopatologi
jaringan untuk melihat adanya cacat seluler
Untuk mengamati adanya cacat rangka/skelet,
yaitu dengan pewarnaan alizarin.
Biasanya janin direndam dulu dengan
basa/asam kuat untuk menghilangkan
ototnya, kemudian tulang2nya diberi warna
agar jelas terlihat
Dari data makroskopis dan mikroskopis
dapat disimpulkan adanya cacat
badaniyah, aborsi, cacat seluler, hingga
kelainan rangka pada janin
MANFAAT
UJI KEMUTAGENIKAN
Untuk melihat pengaruh suatu senyawa
tertentu terhadap kode genetik, sehingga
bila berpengaruh akan menimbulkan
mutasi yang sifatnya menurun
TUJUAN
Ada 2 jenis mutasi dan merupakan
sasaran dari uji kemutagenikan, yaitu :
Mutasi tempat, berkaitan dengan
perubahan susunan basa, asam amino,
atau terjadi dalam pasangan nukleotida
tunggal dalam molekul DNA
Mutasi struktur, berkaitan dengan
perubahan dalam sistem kromosom
(pecahnya kromosom, berubah secara
kualitas dan juga kuantitas)
SASARAN
Secara in vitro :
bakteri (sel tunggal identifikasi
komponen genetiknya mudah)
Jumlah : 5 x 10 bakteri
Cara : bakteri diletakkan dlm cawan petri
pejani dg senyw uji periksa
perubahan genetiknya