Anda di halaman 1dari 23

INTERAKSI

APOTEKER-DOKTER
PENDAHULUAN

• Kolaborasi dokter dan apoteker sangat penting dalam suatu


pemberian pengobatan kepada pasien.

• Kolaborasi Apoteker dan Dokter meliputi suatu pertukaran


pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada
seluruh kolaborator.
PENDAHULUAN

• Agar hubungan kolaborasi dapat optimal, semua anggota


profesi harus mempunyai keinginan untuk bekerjasama.
• Apoteker dan dokter harus merencanakan dan bekerja
sebagai kolega, bekerja saling melengkapi dalam batas-batas
lingkup praktik dengan berbagai nilai, etika dan pengetahuan.
• Kerja sama antarprofesi di bidang kesehatan diperlukan agar
pengobatan yang rasional dapat tercapai.
PENDAHULUAN

• menurut penelitian Issets (2008), keputusan yang dibuat


apoteker yang bekerja sama dengan dokter dalam pelayanan
terapi pengobatan menghasilkan hasil yang dapat dipercaya
secara klinik.
FAKTOR PENDUKUNG INTERAKSI
APOTEKER-DOKTER
• kompetensi apoteker
• keterbukaan dokter dalam menerima peran apoteker.
KENDALA INTERAKSI APOTEKER-
DOKTER
• (1) Jumlah apoteker di instalasi farmasi rumah sakit yang
masih sangat terbatas;
• (2) Kualitas dan kompetensi apoteker belum memadai
karena kurangnya pelatihan dan pendidikan yang
berkelanjutan dengan kurikulum yang menunjang pelayanan
farmasi klinik;
KENDALA INTERAKSI APOTEKER-
DOKTER
• (3) Kemampuan komunikasi apoteker dengan profesi
kesehatan lainnya masih kurang karena masih
terbatasnya kesempatan untuk hal tersebut;
• (4) Kedudukan instalasi farmasi sebagai institusi
penunjang di rumah sakit masih belum terlihat dan
apoteker belum diberlakukan sebagai mitra
profesional yang sejajar dengan profesi kesehatan
lainnya, sehingga interaksi dengan profesi lain dalam
memperbaiki perawatan pasien masih kurang;
KENDALA INTERAKSI APOTEKER-
DOKTER
• (5) Masalah yang dihadapi dari hubungan
apoteker dan dokter di rumah sakit belum
maksimalnya hubungan kolaborasi antara
keduanya, hal ini dapat dilihat dengan tidak
adanya peran apoteker dalam pemilihan obat
atau monitoring penggunaan obat, misalnya
tentang efek samping obat yang digunakan
oleh dokter.
• Teori kolaborasi model McDonough dan Doucette dalam
Randall dan William menjelaskan bahwa memulai suatu
kolaborasi haruslah berawal dari inisiatif apoteker untuk
memulai peningkatan frekuensi dan kualitas hubungan
dengan dokter.
MODEL KOLABORASI 3 PIHAK
(DOKTER-APOTEKER-DIREKTUR) (WIDI, 2017)
• Kolaborasi antara dokter dan apoteker mulai terbentuk saat
diterbitkannya surat keputusan tentang tim farmasi klinik
yang akan melakukan visite bersama dokter
• Keterbatasan model kolaborasi 3 pihak
(dokter-apoteker-direktur) hanya berlaku untuk hubungan
antara dokter dengan apoteker di rumah sakit yang belum
memiliki tenaga farmasi klinik
MASALAH TERKAIT OBAT

Ø Kategori masalah terkait obat (Hepler dan Strand) :

i. Ada indikasi tetapi tidak di terapi

ii. Pemberian obat tanpa indikasi

iii. Pemilihan obat yang tidak tepat

iv. Dosis terlalu tinggi

v. Dosis terlalu rendah

vi. Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)

vii. Interaksi obat

viii. Pasien tidak menggunakan obat karena suatu sebab (masalah ekonomi, obat
tidak tersedia, ketidakpatuhan pasien, kelalaian petugas).
CONTOH

“Dr Anton, ny Karim tidak dapat minum obat yang dokter


resepkan”

Dr Anton, ny Karim mempunyai masalah menelan. Saya ingin


mengusulkan .....
ANALISA

• PERNYATAAN 1 : menunjukkan masalah


ada pada “peresepan dr Anton”

• PERNYATAAN 2: menunjukkan masalah


ada pada “kesulitan ny Karim menelan”
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
ØSiap dengan fakta:
l Pasien tidak mampu membeli
l Pasien tidak mampu mengingat instruksi
l Pasien tidak tahan akan efek samping dll
ØMemahami apa yang dibicarakan
l To the point
l Ringkas
l Identifikasi diri Anda, pasien, masalahnya, informasi yg telah
diberikan
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN

Penting memperhatikan dan menghargai batas profesi


Pakai kalimat bertanya
Tunjukkan interes terhadap pasien
Harus siap untuk penolakan
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
• Perkenalkan siapa Anda dan tujuan Anda
menghubungi dokter
• Nyatakan masalah dan usulan pemecahan
masalah
• Apa yang dilakukan bila dokter menolak
CONTOH

• Dokter harusnya tidak meresepkan X karena ny


Karim memakai obat Y dan keduanya berinteraksi

• Sebab ny Karim telah minum obat Y, saya khawatir


mengenai obat X karena akan berinteraksi dengan
Y. Saya ingin mengusulkan memakai Z saja,
karena.....
CONTOH 1

F: Dok, amoksisilin yng dokter resepkan untuk anak Tuti tidak bekerja. Kita
butuh obat lain untuk Tuti.

D: Apa maksud Anda tidak bekerja? Apakah ibunya memberikan sesuai aturan?
Dia baru minum 6 hari. Dia punya obat untuk 10 hari. Apakah anaknya masih
demam?
CONTOH 2

F: Dok, saya farmasis dari ...., Susi. Saya baru medapat


telepon dari ibu Nani , ibu pasien anak Tuti. Katanya
Tuti panasnya tidak turun, walau sudah minum
amoksisilin 6 hari, 3x sehari sesuai instruksi dokter. Dia
sangat rewel kesakitan. Mungkin Tuti menderita otitis
karena ibunya mengatakan 3 bulan lalu menderita
infeksi telinga sesuai data obat yang mereka beli di file
kami. Bagaimana kalau difikirkan pemberian
Timethoprim-sulfamethoxazole 2 x sehari atau
cefachlor setiap 8-12 jam.
D:Jadi Tuti masih panas, sepertinya dia tidak merespons
amoksisilin. OK beri saja tripmethoprim-sulfamethoxazole 2
x sehari. Anda tahu berat badannya?
F: Ada dok
D: Baik, beri untuk 10 hari.
F: OK, saya akan beri tahu ibu Nani
D: Terimakasih untuk teleponnya
STUDI KOLABORATIF DOKTER
DAN FARMASIS
• Berperan dalam kepatuhan pasien terutama penyakit kronis
• identifikasi masalah pasien (DRP) : medication error,
identifikasi & pencegahan IO, identifikasi & pencegahan ADR
• pemantauan terapi
• konseling pasien tentang obatnya

Anda mungkin juga menyukai