PENDAHULUAN
Dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien, peran dan tanggung jawab apoteker di
apotek meliputi manajerial yaitu berupa pengelolaan sediaan farmasi dan profesional
yaitu berupa pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi bertujuan untuk
menjaga ketersediaan obat dan menjamin mutu obat bagi pasien. Sedangkan
pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk menghindari penggunaan obat yang tidak
rasional, sehingga tidak terjadi kesalahan pengobatan (medication error) dan masalah
terkait obat (drug related problem). Peran Apoteker sebagai media komunikasi
terakhir dengan pasien inilah yang menjadi penentu pemahaman pasien tentang obat
yang digunakannya sehingga terapi obat yang optimal dapat tercapai.
Untuk mempersiapkan para apoteker yang profesional maka perlu dilakukan praktik
kerja profesi apoteker (PKPA) di apotek sebagai bentuk pendidikan dan pelatihan
bagi calon apoteker untuk memahami dan mengerti peran dan tanggung jawab
1
apoteker di apotek serta mengetahui segala kegiatan di Apotek. Program Studi Profesi
Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerja sama dengan
PT. Kimia Farma Apotek untuk memberikan kesempatan kepada para calon apoteker
untuk menerapkan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah
didapatkan diperkuliahan dan laboratorium kedalam pelayanan yang nyata di Apotek.
Melalui kegiatan PKPA diharapkan dapat memberikan bekal yang maksimal untuk
menunjang kompetensi apabila telah lulus sebagai apoteker, siap untuk menerapkan
serta mendedikasikan ilmunya dibidang kesehatan.
2
BAB II
2.1 Lokasi dan Letak Apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung
Apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung terletak di Jalan Gatot Subroto No.305
Bandung, lokasinya berada di kawasan pemukiman penduduk dan pertokoan.
Bangunan apotek terdiri dari tiga lantai disertai dengan tempat parkir. Lokasi apotek
berada dipinggir jalan raya yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat. Apotek kimia farma Gatot Subroto buka mulai 07:00 pagi sampai
dengan 22:00 malam.
2. Swalayan
Swalayan farmasi terdiri dari perbekalan kesehatan yang dapat dibeli secara bebas
tanpa resep dokter. Area swalayan faramasi terletak dekat pintu masuk dan ruang
tunggu.
3.Tempat pelayanan resep ini dipisahkan oleh counter yang tidak terlalu tinggi dan
merupakan tempat bagi pasien yang ingin membeli obat dengan atau tanpa resep
dokter.
3
4. Ruang penyimpanan obat dan ruang peracikan
Ruang peracikan terletak di bagian belakang tempat penerimaan resep dan
penyerahan obat. Ruang peracikan berada disatu lokasi dengan ruang penyimpanan
obat.
1. Pola konsumsi didasarkan atas analisis data konsumsi pada obat periode
sebelumnya.
2. Pola penyakit atau epidemologi didasarkan atas analisis data penyakit yang paling
sering terjadi didaerah tersebut.
3. Kondisi stok yaitu menggunakan defekta. Defekta dibuat dengan melihat
persediaan perbekalan farmasi yang habis atau hampir habis.
4. Catatan penolakan dibutuhkan untuk mengetahui perbekalan farmasi tersebut
banyak dibutuhkan namun tidak dapat dilayani
4
Untuk mengevaluasi perencanaan kebutuhan tersebut, dapat dilakukan dengan
analisis pareto. Perencanaan dengan metode, Anlisa pareto diklasifikasikan debagai
berikut :
a. Pareto A yaitu 15-20% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 80% dari
nilai omset.
b. Pareto B yaitu 20-25% dari jumlah barang yang berkontribusi sebesar 15% nilai
omset
c. Pareto C yaitu 50-60% dari jumlah barang yang berkontribusi 5% dari nilai omset
2.4.3 Pengadaan
Pengadaan barang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Tujuan pengadaan perbekalan farmasi adalah untuk menjamin tersedianya jenis dan
jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan di apotek. Pemesanan barang ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dilakukan melalui Bisnis Manajer (BM) bagian
pengadaan (logistik)Unit Bandung. Pengadaan didasarkan pada data minmax dan
BPBA dari apotek. BM kemudian mengirim SP (surat pemesanan) / RKO (Rencana
Kebutuhan Obat) gabungan dari rincian Apoteknya melalui email ke Pedagang Besar
Farmasi (PBF). PBF akan mengirim barang yang di pesan sesuai surat pesanan.
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma Gatot Subroto, ada dua jenis pengadaan
antara lain:
1. Pengadaan Rutin
Pengadaan rutin yaitu pengadaan yang dilakukan dengan mengirim barang setiap
minggu ke apotek beserta dokumen faktur. Keuntungan dari sistem ini adalah
tercapainya efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya contoh Bon Permintaan
Barang Apotek dan data MinMax. Untuk obat-obat golongan narkotika harus
digunakan surat pesanan khusus yang harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola
Apotek (APA). Satu surat pesanan hanya berlaku untuk satu jenis narkotika. Untuk
obat-obat golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama, tetapi untuk satu
surat pesanan boleh digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika. Untuk
5
obat-obat golongan prekursor dilakukan dengan cara yang sama juga seperti
psikotropika.
c) Pembelian mendesak
Pola ini dilakukan terhadap pembelian yang sifatnya sangat mendesak, sehingga
memerlukan sediaan obat saat itu juga, pembelian ini dibeli pada apotek Kimia Farma
lain atau apotek selain Kimia Farma. Apotek meminta kuitansi agar dapat di klaim
pada BM.
d) Pengadaan Konsinyasi
Pola ini diterapkan untuk produk konsinyasi. Konsinyasi merupakan suatu bentuk
kerjasama antara Apotek Kimia Farma dengan suatu perusahaan atau distributor yang
menitipkan produknya di apotek. Produk-produk konsinyasi yang terdapat di Apotek
Kimia Farma Gatot Subroto antara lain suplemen kesehatan, yaitu Sea Quill, Nature’s
Health, dan Wellness
6
2.4.4 Penerimaan Sediaan Farmasi
Penerimaan barang yang dikirim dari PBF dapat dilakukan oleh APA, apoteker
pendamping atau TTK yang sudah mendapatkan amanat dari APA. Pada saat
penerimaan barang, petugas wajib mengecek jumlah, keadaan fisik barang, no.batch
dan tanggal kadaluarsa sesuai dengan SP. Setelah barang yang diperiksa sesuai
dengan SP maka petugas akan menandatangani faktur dan pemberian stempel apotek
sebagai legalitas. Faktur asli diserahkan ke PBF sebagai tanda terima dan akan
digunakan sebagai alat tagih. Satu lembar salinan faktur ditinggal di apotek sebagai
arsip dan satu lembar salinan faktur diserahkan ke bisnis manjemen. Apabila hasil
menujukkan ketidak sesuaian antara faktur dan SP atau antara faktur dan barang yang
datang, maka barang tersebut tidak dapat diterima dan dikembalikan (retur).
7
2.4.7 Pengendalian
Untuk mencegah atau meminimalisir kerugian akibat kehilangan atau kerusakan
barang, Apotek Kimia Farma Gatot Subroto melakukan kegiatan pengendalian antara
lain :
2. Melakukan uji petik setiap hari. Uji petik dilakukan dengan cara mengambil 20
macam obat secara acak, kemudian stok fisik dari masing-masing obat tersebut
dihitung dan dibandingkan dengan stok pada komputer, apakah sesuai atau tidak.
4. Catatan penolakan obat, merupakan catatan apotek dimana setiap harinya ditulis
obat mana saja yang ditolak, obat yang ditolak dapat merupakan obat yang ada di
apotek namun stoknya habis diluar waktu yang ditentukan.
8
1. Pencatatan arsip resep
Perekapan resep dilakukan setiap hari dimana resep dikumpulkan dan dipisahkan
berdasarkan tanggal. Resep asli beserta struk harga obat disimpan sebagai arsip.
Untuk resep yang mengandung obat-obat golongan narkotika dan psikotropika
direkap secara terpisah dan diberi tanda, yang akan digunakan untuk keperluan
pembuatan laporan penggunaan narkotika dan psikotropika.
B. Pelaporan
Pelaporan yang terdapat diKimia Farma Gatot Subroto berupa harian, mingguan, dan
tahunan.
a) Laporan kas
Laporan kas dibuat untuk menggambarkan perkiraan jumlah penerimaan dan
pengeluaran uang kas apotek selama periode waktu tertentu. Laporan ini dibuat untuk
9
menggambarkan perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran uang kas apotek
selama periode waktu tertentu.
10
2.5.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep
a) Pelayanan Obat Resep Tunai
Pelayanan resep tunai di apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung sama seperti
pelayanan resep tunai pada umumnya. Pelayanan obat dengan resep tunai dilakukan
terhadap pasien yang langsung datang ke apotek untuk menebus obat yang
dibutuhkan dan dibayar secara tunai. Tahapan pelayanan resep tunai dimulai dari
penyerahan resep oleh pasien dan penerimaan resep. Pada pelayanan resep apabila
obat yang diminta tidak ada secara keseluruhan maka resep tidak dapat dilayani.
Namun, jika sebagian obat saja yang tersedia maka terlebih dahulu ditanyakan pada
pasien apakah tetap ingin menebus obat yang tersedia dan yang tidak tersedia dibuat
dalam salinan resepnya. Akan tetapi, apabila pasien menolak maka artinya pasien
membatalkan penebusan obat. Dan bila dilakukan penggantian obat dengan
kesetaraan farmakologi harus atas persetujuan dokter dan atau pasien.
11
termasuk dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA), obat tradisional, kosmetik dan
alat kesehatan.
Tahapan dalam pelayanan informasi obat untuk pasien tanpa resep dokter atau UPDS
adalah apoteker menggali informasi selengkap-lengkapnya mengenai siapa pengguna
obat, gejala apa yang dirasakan, sudah berapa lama gejala tersebut dirasakan,
tindakan apa yang telah dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut dan obat apa yang
telah dikonsumsi untuk mengatasi gejala tersebut. Selanjutnya apoteker memilihkan
dan menginformasikan obat yang dibutuhkan sesuai dengan keluhan pasien.
Informasi obat yang diberikan apoteker sama dengan informasi obat untuk pasien
dengan resep dokter.
12
persetujuan pasien atau keluarganya. Apoteker atau petugas apotek akan berkunjung
kerumah pasien atau menghubungi pasien melalui telepon menanyakan keadaannya.
Pelayanan ini untuk membantu efektifitas terapi pada pasien atas resep dokter
maupun UPDS. Pelayanan home care di apotek Kimia Farma Gatot Subroto
dilakukan paling banyak dua kali dalam sebulan. Hal ini disebabkan karena sangat
sedikit pasien yang bersedia untuk dilakukan home care oleh apoteker.
13
BAB III
3.1. Pendahuluan
Lemak (disebut juga lipid) merupakan zat kaya kalori yang berfungsi sebagai sumber
utama untuk proses metabolisme tubuh/emak diperoleh dari makanan atau dibentuk
di dalam tubuh, terutama di hati dan disimpan didalam sel-sel lemak. Sel-sel lemak
juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera.
Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang
membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah
kolesterol dan trigliserida. Lemak tidak larut dalam cairan plasma sehingga harus
terikat pada protein tertentu agar dapat mengikuti aliran darah. Gabungan antara
lemak dan protein ini disebut lipoprotein.
Kurang bergerak, pola makan tinggi kalori, kaya lemak dan karbohidrat,
menyebabkan penumpukan kelebihan energi dari glukosa, lemak dan protein yang
tidak terpakai. Penimbunan lemak ini dapat menyebabkan pembesaran jaringan
adiposa yang membuat seseorang menjadi gemuk terutama pada bagian perut yang
lambat laun nampak membuncit. Kondisi ketika kadar lemak di dalam darah
meningkat di atas batas normal dinamakan hiperlipidemia atau yang sering disebut
sebagai dislipidemia. Pada pasien hiperlipidemia, total kolesterol menjadi tinggi, Low
Density Lipoprotein atau trigliserida tinggi, High Density, Lipoprotein rendah,atau
kombinasi kelainan lain
3.2. Definisi
Hiperlipidemia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan satu atau lebih kolesterol
,fosolipid, atau trigliserida. Hiperlipidemia juga biasanya dikaitkan dengan
meningkatnya total kolesterol dan trigliserida, penurunan HDL, peningkatan
apolipoprotein B, dan peningkatan LDL (Dipiro, 2005). Hiperlipidemia ditandai dengan
meningkatnya serum kolesterol total (LC), LDL (Low Density Lipoprotein), VLDL
14
(Very Low density Lipoprotein), dan penurunan HDL (High Density Lipoprotein)
(Khera dan Aruna, 2012).
3.3 Diagnosis
1. Profil lipoprotein puasa (12-15 jam) harus diukur dari serum untuk merupakan
kadar dari kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida. Pemeriksaan rutin
seharusmya dilakukan pada orang dengan usia ˃ 20 tahun minimal 5 tahun sekali.
2. Klasifikasi kadar lipid terhadap resiko Chronic hearth diseases (CHD).
15
obat ini lebih efektif dibandingkan obat-obat hipolipidemia lainnya dalam
menurunkan kolesterol-LDL tetapi kurang efektif dibanding fibrat dalam menurunkan
trigliserida. Contohnya : simvastatin, lovastatin, atrovastatin, pravastatin,
rosuvastatin, pitavastatin.
b) Golongan fibrat
Menurunkan kadar trigliserida serum. Fibrat merupakan obatpilihan utama pada
pasien hipertrigliseridemia berat. Fibrat dapat menyebabkan sinrom menyerupai
miositis, terutama apabila fungsi ginjal pasien terganggu. Kombinasi fibrat dengan
statin meningkatkan resiko efek pada otot (terutama rabdiomiolisis) dan harus
digunakan dengan hati-hati dan sebiknya dilakukan pemantaun fungsi ginjal dan
kreatinin kinase. Contohnya : Gemfibrozil, fenofibrat, clofibrat dan bezafibrat.
d) Asam nikotinat
Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan lemak perifer
ke hepar sehingga sintesis trigliserida dan sekresi kolesterol VLDL dihepar
berkurang. Asam nikotinat juga mencegah konversi kolesterol LDL dari partikel kecil
(small, dense) menjadi partikel besar,dan menurunkan konsentrasi Lp(a). Asam
nikotinat meningkatkan kolesterol HDL melalui stimulasi produksi apoA-l di hepar.
16
f) Bile acid sequestrant
Terdapat 3 jenis bile acid seuestrant yaitu kolestiramin,kolesevelam, dan kolestipol.
Bile acid sequestrant mengikat asam empedu (bukan kolesterol) di usus sehingga
menghambat sirkulasi enterohepatik dari asam empedu dan meningkatkan perubahan
kolesterol menjadi asam empedu di hati.
17
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma Gatot
Subroto Bandung, dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa memahami peran, fungsi dan tanggung jawab apoteker dalam praktik
kefarmasian di apotek.
2. Mahasiswa telah mengaplikasikan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan BMHP dan pelayanan secara klinis, sehingga meningkatkan
wawasan, pengetahuan, dan keterampilan.
3. Mahasiswa sebagai calon apoteker telah melihat dan mempelajari strategi dan
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik
farmasi komunitas di apotek.
4. Mahasiswa telah dilatih dan dibimbing mengenai pekerjaan kefarmasian supaya
siap untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional.
5. Mahasiswa menjadi lebih terlatih dalam menyelesaikan permasalahan terkait
pekerjaan kefarmasian di apotek.
4.2 Saran
Saran yang diberikan setelah dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Kimia Farma Gatot Subroto Bandung, yaitu :
1. Meningkatkan kebersihan dari ruang racikan dan lemari pendingin, untuk
menghindari kontaminasi.Kegiatan meracik obat sebaiknya menggunakan alat
pelindung diri seperti sarung tangan dan masker untuk menjaga mutu obat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2009, Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta.
Sukandar, E. Y., Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., 2008, ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta
Tim Medical Mini Notes, 2017, Basic Pharmacology & Drug Notes, Makassar.
19
LAMPIRAN
20
LAMPIRAN 1
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK KIMIA FARMA GATOT SUBROTO
Apoteker Penanggung
Jawab Apotek (APA)
Apoteker Pendamping
(Aping)
21
LAMPIRAN II
ETIKET
22
LAMPIRAN III
LAYANAN INFORMASI OBAT
23
LAMPIRAN IV
BLANKO KARTU STOK
24
LAMPIRAN V
COPY RESEP
25
LAMPIRAN VI
FORM UPDS (Upaya Pengobatan Diri Sendiri )
26
LAMPIRAN VII
FORM SURAT PESANAN NARKOTIKA
27
LAMPIRAN VIII
FORM SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
28
LAMPIRAN IX
FORM SURAP PESANAN PREKURSOR
29