Anda di halaman 1dari 24

TOKSIKOLOGI

Oleh : Marlin Sutrisna, S.Kep, Ners, M.Kep

Medical Surgical Nursing


STIKES Rajawali Bandung
NURSE’S RESPONSIBILITY
 To ensure safe
 To ensure reliable administration
 To observasi the effect /respons
THE ROLE OF NURSE ‘N DRUGS
ADMINISTRATION
 Prescribed by doctors

 Client/relatives
Nurse’s
Responsibility
 Pharmacy
NURSING PROCESS
1. Assessment
2. Intervention
3. Implementation
4. Evaluating
Intervention
Assessment : /implementation
Indication Pharmacokinetics
Contraindication Pharmacodynamic
Drug interaction Health education
Side effect 6 right

Evaluating
Primary effects
Secondary effects
6 BENAR :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar waktu
4. Benar cara pemberian
5. Benar pasien
6. Benar dokumentasi
DEFINISI TOKSIKOLOGI
 Toksikologi merupakan suatu ilmu
farmakologi yang berhubungan dengan efek
samping atau sifat toksik suatu senyawa
kimia. Toksikologi tidak hanya berkaitan
dengan aspek toksik obat digunakan dalam
proses terapi namun juga aspek toksik
senyawa kimia lainnya (misalnya polutan,
racun, dll) dalam skala rumah tangga,
industri, maupun lingkungan. Ilmu toksikologi
berkembangan menjadi beberapa ilmu
diantaranya toksikologi forensik dan
toksikologi klinik
PENGEMBANGAN AWAL
 Zaman dahulu sangat sadar akan efek toksik
 Untuk mencegah keracunan, dimulai oleh
Maimonides (1135-1204) dalam bukunya yang
terkenal Racun dan Antidotumnya yang
diterbitkan pada tahun 1198.
 Kemajuan toksikologi dalam abad ke -16 dan
sesudahnya adalah tidak ada zat yang dengan
sendirinya bersifat racun. Dosislah yang
membuat suatu zat menjadi racun dan dosis
yang tepat membedakan suatu racun dari
obat.
TOKSIKOLOGI FORENSIK
Toksikologi forensik menitikberatkan pada
aspek medikolegal penggunaan senyawa
kimia yang berbahaya terhadap manusia
ataupun hewan.

Toksikologi klinik berkaitan dengan kejadian


toksisitas yang di picu oleh penggunaan obat
pada pasien.
 Toksikologi mengkaji efek samping obat atau
reaksi obat yang merugikan. Hampir semua obat
mempunyai efek toksik karena semuanya obat
itu adalah racun.
 Obat digunakan sebagai obat jika digunakan
sebagai obat jika digunakan pada dosis tertentu,
namun jika berlebihan (over dosis) akan
berpotensi menghasilkan toksisitas dan jika
dosisnya rendah tidak akan memberikan efek
yang di harapkan. Pada dosis terapi, obat
memberikan efek samping. Contohnya reaksi
alergi, hepatotoksik, nefrotoksik, teratogenik,
ketergantungan, dan toleransi obat,
karsinogenesis.
TOKSIK DAN NON TOKSIK
 Kesulitan dalam membedakan
 Setiap zat kimia pada dasarnya bersifat
racun dan setiap keracunan ditentukan oleh
dosis dan cara pemberian.
 Paracelcus adalah orang yang pertama yang
menyadari bahwa toksisitas merupakan hal
yang relatif. Yang tidak bergantung pada
sifat toksik suatu zat. Paracelcus menyatakan
bahwa dosis menentukan apakah suatu zat
kimia adalah racun.
TOKSIKOLOGI EKSPERIMENTAL
 Toksikologi berhubungan dengan farmakologi,
karena perbedaan fundamental hanya
terletak pada penggunaan dosis yang lebih
besar dalam eksperimen toksikologi.
Pengetahuan dalam kedua ilmu ini bersifat
komplementer dan saling mendukung.
FARMAKOKINETIK
 Apa yang tubuh lakukan terhadap obat,
respon tubuh terhadap obat yang
menentukan konsentrasi obat pada tempat
kerja.
UJI FARMAKOKINETIK
 Dilakukan suatu penelitian tentang farmakokinetik
obat.
 Farmakokinetik adalah pengaruh tubuh terhadap obat
yang terjadi dalam 4 proses yaitu absorbsi, distribusi,
biotransformasi, dan ekskresi
 Absorpsi dipengaruhi oleh makanan, peristaltik usus.
 Distribusi dipengaruhi oleh protein plasma, dan kualitas
pembuluh darah
 Pengikatan obat oleh protein plasma dapat mengurangi
efektivitas/toksisitas.
 Biotransformasi : di dalam hepar terdapat sel sitokrom.

Contoh : ranitidin jika diberikan bersamaan akan


melemahkan fungsi antibiotik.
 Ekskresi yang terpenting adalah hati dan ginjal
HATI
 Toksikologi hati dipersulit oleh berbagai
kerusakan hati.
 Toksikan memasuki tubuh melalui
gastrointerstinal
 Kadar enzim yang memetabolisme xenobiotik
dalam hati juga tinggi (terutama sitokrom P-
450), ini membuat sebagian besar toksikan
menjadi kurang toksik dan lebih mudah larut
air, dan karena itu lebih mudah di
ekskresikan.
 Jika keracunan, usaha untuk meningkatkan
diuresis hanya dapat bermanfaat bila obat
yang bersangkutan dikeluarkan melalui uri.
UJI FARMAKODINAMIK
 Farmakodinamik adalah mekanisme obat di
dalam tubuh, dilihat efek obat di dalam
tubuh.

 Efek primer dan efek sekunder


 Resistensi dipengaruhi oleh :
 Dosis
 Lama pemberian obat
 Waktu pemberian obat
TOKSIK KARENA OBAT :
1. Dosis
2. Salah obat
3. PP yang sedikit
4. Fungsi hepar yang tidak baik
5. Fungsi ginjal yang tidak baik
MENILAI KEAMANAN ZAT KIMIA
 Penilaian keamanan suatu obat atau zat
kimia merupakan bagian penting dari
toksikologi, karena setiap zat kimia yang
baru disintesis dan akan dipergunakan harus
di uji toksisitas dan keamanannya,
 Setiap zat kimia yang diberikan dengan dosis
yang cukup besar akan menimbulkan gejala-
gejala toksik.
UJI TOKSIKOLOGI
 Sebelum dilakukan percobaan toksikologi,
sebaiknya telah ada data mengenai identifikasi,
sifat, dan rencana penggunaannya.
 Obat sebelum digunakan dilakukan
Bioavailabilitas yaitu dosis utuh yang mencapai
sistemik yang akan mencapai target organ
 Uji coba dilakukan pada hewan
 Biasanya dilakukan pada tikus putih dan mencit
 Sulit menyamakan dengan patologi manusia.
 Toksisitas akut : di evaluasi 3-14 hari
 Toksisitas jangka lama : 1-3 bulan (subakut), dan
3-6 bulan (percobaan kronik).
MEKANISME TERJADINYA
TOKSISITAS OBAT :
 Berbagai mekanisme dapat mendasari toksisitas
obat. reaksi toksik kelanjutan dari efek
farmakodinamik. Oleh karena itu gejala toksik,
merupakan efek farmakodinamik yang berlebihan.
 Suatu obat jantung yang bekerja menghambat
konduksi atrioventrikular akan menimbulkan AV
block pada keracunan ; suatu hipnotik akan
menimbulkan koma.
 Produk dekomposisi dari tetrasiklin yang berwarna
coklat mengandung epi-anhidrotetrasiklin yang
dapat merusak ginjal, oleh karena itu tetrasiklin
yang menjadi coklat tidak diperbolehkan lagi
 Kerusakan jaringan tubuh misalnya hati dan
ginjal dapat mengganggu secara tidak
langsung dan memudahkan terjadinya
toksisitas.
EFEK TOKSIK
 Efek berpulih (reversibel) jika efek itu dapat
hilang dengan sendirinya. Sebaliknya efek
nirpulih (ireversibel) akan menetap justru
bertambah parah setelah pajanan toksisitas
dihentikan. Efek nirpulih diantaranya
karsinoma, kerusakan saraf, dan sirosis hati.
 Efek reversibel jika terpajan pada kadar yang
rendah atau untuk waktu yang singkat.
Sementara efek irreversibel dapat dihasilkan
dengan pajanan yang lebih tinggi atau waktu
yang lama.
EFEK SEGERA DAN TERTUNDA
 Efek segera yaitu efek yang timbul segera
setelah satu kali pajanan. Contohnya
keracunan sianida.
 Efek tertunda membutuhkan waktu yang
lama.

Anda mungkin juga menyukai