KLINIK
Efek toksik dari obat-obatan Efek toksik dari bahan kimia non obat
1. Barbiturat 1. zat kimia yang mempengaruhi lingkungan
2. Benzodiazepin (logam)
3. Antikolinergik 2. obat-obatan yang mempengaruhi perilaku
4. Steroid seseorang (alkohol, penyalahgunaan obat)
3. produk kimia dari industri (gas, hidrokarbon,
radiasi)
4. bahan kimia pertanian (pestisida, herbisida,
insektisida)
Faktor yang mempengaruhi
toksisitas obat :
1. Tidak dilakukan monitoring pengobatan oleh penulis resep
2. Kepatuhan pasien dalam meminum obat
3. Polifarmasi
4. Interaksi obat dgn obat
5. Adanya reaksi alergi
6. Tidak memperhatikan aturan pakai obat
7. Kesalahan pengobatan
8. Efek yg tdk menguntungkan dari obat-obatan / ADRs
Kesalahan Dalam Pengobatan
Kesalahan pengobatan (medication error) dapat
terjadi pada 4 fase, yaitu :
1. kesalahan peresepan (prescribing error),
2. kesalahan penerjemahan resep (transcribing
erorr),
3. kesalahan menyiapkan dan meracik obat
(dispensing erorr), dan
4. kesalahan penyerahan obat kepada pasien
(administration error) (Adrini TM, 2015).
Kesalahan Dalam Pengobatan
Penggunaan tdk
tepat/berlebihan
→TOKSISITAS
Monitoring efek merugikan dari obat
(Advers Drug Reactions/ADRs)
Monitoring efek merugikan dari obat (Advers Drug
Reactions/ADRs)
1. Stabilisasi pasien
2. Lakukan evaluasi klinik
3. Menghambat absorbsi zat beracun
4. Mempercepat eliminasi zat beracun
5. Pemberian antidotum
6. Melakukan perawatan secara intensive
Stabilisasi pasien
1. Lakukan penilaian secara umum pada tempat terpaparnya zat
toksik
2. Periksa tanda vital pasien
3. Jauhkan pasien dari sumber utama kontaminasi seperti asap,
gas atau adanya cairan berbahaya yang tumpah
4. Lakukan pemeriksaan manajemen klinis dengan sistim ABC
(maintenance airway – breathing – circulation)
5. Lakukan pemantauan TD & HR
6. Periksa suhu, warna kulit, turgor
Lakukan Evaluasi Klinik
1. Gali informasi pada pasien / keluarga pasien apakah
menelan zat beracun / tidak, waktu terjadinya paparan,
paparan terapi & prognosis; lokasi terjadinya keracunan
2. Mendokumentasikan riwayat terpaparnya racun
3. Melakukan pemeriksaan fisik → mengidentifikasikan gejala
& tanda klinis yg tjd akibat paparan racun → Identifikasi
Sindrom Beracun
4. Dilakukan pemeriksaan laboratori & radiologi → penyebab
Menghambat Absorbsi zat beracun
1. Membersihkan bag tubuh yg terkontaminasi zat toksik
2. Mengurangi penyerapan pada usus
Mempercepat Eliminasi Zat Racun
1. meningkatkan ekskresi melalui pengasaman / pembasaan urin
2. Hemodialisis
Apa saja efek obat ?
Obat dpt menimbulkan efek yg tidak
diinginkan yg berkaitan dgn dosis yg
diberikan :
1. efek samping (side effect)
2. efek merugikan (adverse effect)
3. efek toksik (toxic effect)
Side effect/efek samping
Efek yang tidak berbahaya atau
merugikan
Misalnya : mulut kering atau sedasi
karena antihistamin
Efek dapat ditoleransi, obat brmanfaat
untuk pengobatan
Adverse effect/efek merugikan
efek yang merugikan dan berbahaya
Misalnya : diare terus menerus, muntah,
gangguan SSP yang menyebabkan
bingung, kerusakan organ karena
konsumsi obat jangka panjang
Toxic effect/efek racun
Efek yang sangat
berbahaya/mengancam kehidupan
Pemberian obat dihentikan/diberi terapi
supportif/antidotumnya
Kasus keracunan
Tumor anilin ditemukan oleh Rehn
(1895) pada pekerja pabrik anilin
(pewarna makanan yang disisntesis batu
bara)
Fokomelia (tidak adanya tungkai badan)
karena Thalidomide (1950-an)
Paralisis dan kematian karena
metilmerkuri pada ikan di Minamata dan
Niigata, Jepang
Zat beracun
Absorbsi
Sirkulasi sistemik
disposisi
distribusi eliminasi
Misal :
Gangguan tekanan osmosis,
menyebabkan sel mengalami
krenasi/pembekakan.
Atropin pengaruhi saraf otonom, shg
hambat sekresi klj.ludah, sehingga mulut
jd kering.
Contoh zat toksik ekstrasel
Molekul antigenik dr bakteri, virus,
protein dan zat kimia asing memacu
reaksi alergi yg dpt sebabkan syok
anafilaktik
(Four types of allergic reactions, based
on the mechanism of immunological
involvement (apa saja??))
C. Wujud Efek Toksik
Merupakan perubahan biokimia,
fungsional, atau struktural yang terjadi
dalam tubuh
Wujud efek toksik dpt berupa gabungan dr
perubahan di atas (biokimia, fungsional
atau struktural).
Mis. Perubahan struktural berakibat tjd
perubahan biokimia atau fungsi dr sel.
Perubahan biokimia dpt sebabkan
perubahan fungsional.
1. Perubahan biokimia
Wujud efek toksik berupa perubahan atau
kekacauan biokimia dari sel akibat adanya
antaraksi zat beracun dan tempat aksi yg
sifatnya terbalikan (reversible)
Misal trjadi penghambatan respirasi sel,
perubahan keseimbangan cairan &
elektrolit, dan gangguan hormonal.
Lanjutan…
Contoh :
sianida menghambat transport
elektron, shg mnghambat respirasi
sel dan gangguan pasok energi
2. Perubahan Fungsional
Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi
fungsi homeostasis yg sifatnya
terbalikkan (reversible)
Misal terjadinya anoksia, gangguan
pernafasan, gangguan SSP,
hipo/hipertensi, hiperglikemia,
perubahan kontraksi/relaksasi otot,
hipo/hipertermi
Lanjutan…
Contoh :
Insektisida organofosfat malation
menyebabkan kejangnya otot2
pernafasan sebagai akibat penumpukan
asetilkolin yg berlebihan krn hambatan
trhdp enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan struktural
Wujud efek toksik yg berkaitan dgn
perubahan morfologi sel shg terwujud
sebagai kekacauan struktural.(dpt
reversible/irreversible)
Terdapat 3 respon histopatologi krn
adanya luka sel yaitu degenerasi,
proliferasi, inflamasi
Lanjutan..
Contoh
Tetrasiklin dapat menyebabkan
terjadinya perlemakan hati
Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
Nekrosis hati
D. Sifat Efek Toksik
Ada 2 jenis yaitu
reversible (terbalikkan)
ireversible (tak terbalikkan)
Ciri-ciri efek toksik reversible
Bila zat toksik dlm tempat kerjanya atau
reseptornya habis, maka reseptor akan
kembali ke kedudukan semula
Efek toksik akan cepat kembali normal
Ketoksikan sangat bergantung pd dosis,
kecepatan absorbsi, distribusi dan
eliminasi zat racun
Ciri-ciri efek toksik ireversible
Kerusakan bersifat permanen
Paparan berikutnya akan sebabkan
kerusakan yg sifatnya sama
memungkinkan terjadinya akumulasi efek
toksik
Paparan dgn dosis yg sangat kecil dlm
jangka panjang akan menimbulkan efek
toksik yg sama efektifnya dgn paparan
dosis besar jangka pendek. Ini berarti zat
racun sangat sulit dieliminasi.
References/ Pustaka
Klaasen and Eaton, 2005, Cassaret and
Doulls Toxicology, The Basic of Poison,
McGraw Hill, New York
Raymond, J.M., 1995, Toxicology
Principles and Application, CRC
Press, New York
Timbrell, J.A. 1991, Principles of
Biochemical Toxicology, 2nd Edition,
Taylor & Francis Ltd, London