Anda di halaman 1dari 44

TOKSIKOLOGI

KLINIK

Reny Anggriany Hakim, S.Farm., M.farm


Deskripsi Singkat
Matakuliah ini membahas toksikologi klinik,
Toksikologi klinik ini mencakup keracunan,
toksikokinetika, dan penatalaksanaan
keracunan.
Toksikologi
 Ilmu tentang racun
 Zat yang tidak berbahaya jika masuk
tubuh secara tidak tepat akan
mnyebabkan keracunan
 Ada keterkaitan antara takaran dan
respon tubuh terhadap zat yang masuk
ke dalam tubuh.
Toksikologi Klinik
Toksikologi klinik adalah salah satu cabang
toksikologi yang mempelajari aspek keracunan
akut, disengaja dan tidak sengaja, serta kronis
dalam tubuh manusia. Juga mencakup
identifikasi racun, diagnosis keracunan serta
terapi keracunan yang tepat pada keracunan
obat, pestisida, makanan dan minuman, logam
berat, narkotika.
Perbedaan toksikologi klinik agen
terapeutik dan agen non terapeutik
TOKSIKOLOGI KLINIK
Agen terapetik Agen non terapetik

Efek toksik dari obat-obatan Efek toksik dari bahan kimia non obat
1. Barbiturat 1. zat kimia yang mempengaruhi lingkungan
2. Benzodiazepin (logam)
3. Antikolinergik 2. obat-obatan yang mempengaruhi perilaku
4. Steroid seseorang (alkohol, penyalahgunaan obat)
3. produk kimia dari industri (gas, hidrokarbon,
radiasi)
4. bahan kimia pertanian (pestisida, herbisida,
insektisida)
Faktor yang mempengaruhi
toksisitas obat :
1. Tidak dilakukan monitoring pengobatan oleh penulis resep
2. Kepatuhan pasien dalam meminum obat
3. Polifarmasi
4. Interaksi obat dgn obat
5. Adanya reaksi alergi
6. Tidak memperhatikan aturan pakai obat
7. Kesalahan pengobatan
8. Efek yg tdk menguntungkan dari obat-obatan / ADRs
Kesalahan Dalam Pengobatan
Kesalahan pengobatan (medication error) dapat
terjadi pada 4 fase, yaitu :
1. kesalahan peresepan (prescribing error),
2. kesalahan penerjemahan resep (transcribing
erorr),
3. kesalahan menyiapkan dan meracik obat
(dispensing erorr), dan
4. kesalahan penyerahan obat kepada pasien
(administration error) (Adrini TM, 2015).
Kesalahan Dalam Pengobatan

Tidak memperhatikan aturan pakai


obat
Penggunaan obat OTC

tidak memberikan konseling tidak mengingatkan px agar


penggunaan obat membaca informasi di balik
kemasan

Penggunaan tdk
tepat/berlebihan
→TOKSISITAS
Monitoring efek merugikan dari obat
(Advers Drug Reactions/ADRs)
Monitoring efek merugikan dari obat (Advers Drug
Reactions/ADRs)

± 7000 kematian disebabkan kesalahan


pengobatan → salah obat, salah dosis atau
kombinasi keduanya

tidak di lakukan monitoring terhadap


pengobatan yg diberikan ke pasien

1. Kerjasama tenaga kesehatan terkait yaitu dokter


penulis resep, perawat, farmasis
2. Menggunakan sistem komputer dgn program ‘drug
error’
Langkah Manajemen Klinik ADRs
1. Penggalian informasi tentang pasien secara
mendetail
2. Melakukan pemeriksaan fisik
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium
4. Menegakan diagnosis
5. Memberikan resep
6. Memonitoring terapi
7. Mengevaluasi hasil terapi
Manajemen klinis pada pasien yg mengalami
keracunan

1. Stabilisasi pasien
2. Lakukan evaluasi klinik
3. Menghambat absorbsi zat beracun
4. Mempercepat eliminasi zat beracun
5. Pemberian antidotum
6. Melakukan perawatan secara intensive
Stabilisasi pasien
1. Lakukan penilaian secara umum pada tempat terpaparnya zat
toksik
2. Periksa tanda vital pasien
3. Jauhkan pasien dari sumber utama kontaminasi seperti asap,
gas atau adanya cairan berbahaya yang tumpah
4. Lakukan pemeriksaan manajemen klinis dengan sistim ABC
(maintenance airway – breathing – circulation)
5. Lakukan pemantauan TD & HR
6. Periksa suhu, warna kulit, turgor
Lakukan Evaluasi Klinik
1. Gali informasi pada pasien / keluarga pasien apakah
menelan zat beracun / tidak, waktu terjadinya paparan,
paparan terapi & prognosis; lokasi terjadinya keracunan
2. Mendokumentasikan riwayat terpaparnya racun
3. Melakukan pemeriksaan fisik → mengidentifikasikan gejala
& tanda klinis yg tjd akibat paparan racun → Identifikasi
Sindrom Beracun
4. Dilakukan pemeriksaan laboratori & radiologi → penyebab
Menghambat Absorbsi zat beracun
1. Membersihkan bag tubuh yg terkontaminasi zat toksik
2. Mengurangi penyerapan pada usus
Mempercepat Eliminasi Zat Racun
1. meningkatkan ekskresi melalui pengasaman / pembasaan urin
2. Hemodialisis
Apa saja efek obat ?
Obat dpt menimbulkan efek yg tidak
diinginkan yg berkaitan dgn dosis yg
diberikan :
 1. efek samping (side effect)
 2. efek merugikan (adverse effect)
 3. efek toksik (toxic effect)
Side effect/efek samping
 Efek yang tidak berbahaya atau
merugikan
 Misalnya : mulut kering atau sedasi
karena antihistamin
 Efek dapat ditoleransi, obat brmanfaat
untuk pengobatan
Adverse effect/efek merugikan
 efek yang merugikan dan berbahaya
 Misalnya : diare terus menerus, muntah,
gangguan SSP yang menyebabkan
bingung, kerusakan organ karena
konsumsi obat jangka panjang
Toxic effect/efek racun
 Efek yang sangat
berbahaya/mengancam kehidupan
 Pemberian obat dihentikan/diberi terapi
supportif/antidotumnya
Kasus keracunan
 Tumor anilin ditemukan oleh Rehn
(1895) pada pekerja pabrik anilin
(pewarna makanan yang disisntesis batu
bara)
 Fokomelia (tidak adanya tungkai badan)
karena Thalidomide (1950-an)
 Paralisis dan kematian karena
metilmerkuri pada ikan di Minamata dan
Niigata, Jepang
Zat beracun
Absorbsi

Sirkulasi sistemik

disposisi

distribusi eliminasi

Tempat Aksi ekskresi


metabolisme
Reseptor
Sel sasaran metabolit
(antaraksi)

toksik Tak toksik


EFEK TOKSIK
Zat toksik dalam tubuh
Zat toksik masuk dalam tubuh melalui
 jalur intravaskuler

(mis :IV, intracardial, intraarteri)


 Jalur ekstravaskuler

(mis : oral, inhalasi, IM, SC, IP)


Asas Umum Toksikologi klinik
Meliputi :
 Kondisi efek toksik
 Mekanisme efek toksik
 Wujud efek toksik
 Sifat efek toksik
A. Kondisi efek toksik
 Keadaan atau faktor yg mempengaruhi
efektifitas absorbsi ,distribusi dan
eliminasi zat beracun dalam tubuh
 Akan menentukan keberadaan zat kimia
utuh atau metabolitnya dalam sel
sasaran/tempat kerjanya.
Kondisi efek toksik meliputi
Kondisi paparan zat kimia
 jalur paparan
 lama/kekerapan paparan
 Saat /waktu paparan
 Dosis/takaran paparan
 Jenis paparan (akut/kronis)
B. Mekanisme Aksi Efek Toksik
Keberadaan zat kimia dalam tubuh
menimbulkan efek toksik melalui 2 cara :
 Toksik intrasel (toksisitas yg diawali dgn
interaksi secara langsung antara zat kimia
atau metabolitnya dgn reseptornya)
 Toksik ekstrasel (toksisitas scr tdk langsung
dgn mempengaruhi lingkungan sel sasaran
tp dpt brpengaruh pd sel sasaran).
Mekanisme Efek Toksik Intrasel
 Sifatnya langsung/primer
 Zat kimia atau metabolitnya masuk pada
sel sasaran dan sebabkan gangguan
sel/organelanya melalui pendesakan,
ikatan kovalen, subtitusi, atau
peroksidasi dsb)
Mekanisme Efek Toksik Intrasel
 Sebelumnya tubuh beradaptasi atau
melakukan perbaikan
 Bila respon pertahanan tdk mampu
eliminir gangguan, akan ada efek toksik
 Wujud terjadinya perubahan adalah
kekacauan biokimiawi, fungsional dan
struktural
Contoh zat toksik intrasel
 Insektisida yg mengikat enzim
asetilkolinesterase sebabkan bertumpuknya
Ach dalam sinap shg mengakibatkan efek
kolinergik yg berlebihan
 Sianida berikatan dgn atom besi dari heme
(bag. dari Hb), shg mengganggu pernapasan
sel/produksi energi
Mekanisme Toksik Ekstrasel
 Kelangsungan hidup sel bergantung
pada faktor lingkungan ekstrasel utk
memenuhi kebutuhan metabolik basal
dan pengaturan aktifitas sel.
 Gangguan akan sebabkan perubahan
struktur atau fungsi sel
Contoh zat toksik ekstrasel

Misal :
 Gangguan tekanan osmosis,
menyebabkan sel mengalami
krenasi/pembekakan.
 Atropin pengaruhi saraf otonom, shg
hambat sekresi klj.ludah, sehingga mulut
jd kering.
Contoh zat toksik ekstrasel
 Molekul antigenik dr bakteri, virus,
protein dan zat kimia asing memacu
reaksi alergi yg dpt sebabkan syok
anafilaktik
(Four types of allergic reactions, based
on the mechanism of immunological
involvement (apa saja??))
C. Wujud Efek Toksik
 Merupakan perubahan biokimia,
fungsional, atau struktural yang terjadi
dalam tubuh
 Wujud efek toksik dpt berupa gabungan dr
perubahan di atas (biokimia, fungsional
atau struktural).
 Mis. Perubahan struktural berakibat tjd
perubahan biokimia atau fungsi dr sel.
 Perubahan biokimia dpt sebabkan
perubahan fungsional.
1. Perubahan biokimia
 Wujud efek toksik berupa perubahan atau
kekacauan biokimia dari sel akibat adanya
antaraksi zat beracun dan tempat aksi yg
sifatnya terbalikan (reversible)
 Misal trjadi penghambatan respirasi sel,
perubahan keseimbangan cairan &
elektrolit, dan gangguan hormonal.
Lanjutan…
 Contoh :
sianida menghambat transport
elektron, shg mnghambat respirasi
sel dan gangguan pasok energi
2. Perubahan Fungsional
 Wujud efek toksik yg dpt mempengaruhi
fungsi homeostasis yg sifatnya
terbalikkan (reversible)
 Misal terjadinya anoksia, gangguan
pernafasan, gangguan SSP,
hipo/hipertensi, hiperglikemia,
perubahan kontraksi/relaksasi otot,
hipo/hipertermi
Lanjutan…
 Contoh :
Insektisida organofosfat malation
menyebabkan kejangnya otot2
pernafasan sebagai akibat penumpukan
asetilkolin yg berlebihan krn hambatan
trhdp enzim asetilkolinesterase.
3. Perubahan struktural
 Wujud efek toksik yg berkaitan dgn
perubahan morfologi sel shg terwujud
sebagai kekacauan struktural.(dpt
reversible/irreversible)
 Terdapat 3 respon histopatologi krn
adanya luka sel yaitu degenerasi,
proliferasi, inflamasi
Lanjutan..
Contoh
 Tetrasiklin dapat menyebabkan
terjadinya perlemakan hati
 Aflatoksin dapat sebabkan nekrosis hati
 Nekrosis hati
D. Sifat Efek Toksik
Ada 2 jenis yaitu
 reversible (terbalikkan)
 ireversible (tak terbalikkan)
Ciri-ciri efek toksik reversible
 Bila zat toksik dlm tempat kerjanya atau
reseptornya habis, maka reseptor akan
kembali ke kedudukan semula
 Efek toksik akan cepat kembali normal
 Ketoksikan sangat bergantung pd dosis,
kecepatan absorbsi, distribusi dan
eliminasi zat racun
Ciri-ciri efek toksik ireversible
 Kerusakan bersifat permanen
 Paparan berikutnya akan sebabkan
kerusakan yg sifatnya sama
memungkinkan terjadinya akumulasi efek
toksik
 Paparan dgn dosis yg sangat kecil dlm
jangka panjang akan menimbulkan efek
toksik yg sama efektifnya dgn paparan
dosis besar jangka pendek. Ini berarti zat
racun sangat sulit dieliminasi.
References/ Pustaka
 Klaasen and Eaton, 2005, Cassaret and
Doulls Toxicology, The Basic of Poison,
McGraw Hill, New York
 Raymond, J.M., 1995, Toxicology
Principles and Application, CRC
Press, New York
 Timbrell, J.A. 1991, Principles of
Biochemical Toxicology, 2nd Edition,
Taylor & Francis Ltd, London

Anda mungkin juga menyukai