XV. TOKSIKOLOGI
1. Pendahuluan 3. Keracunan
3.1. Pilahan keracunan
2. Toksikologi eksperimental 3.2. Penyebab keracunan
2.1 . Uji farmakokinetik 3.3. Gejala dan diagnosis keracunan
2.2. Uji farmakodinamik 3.4. Peranan laboratorium
2.3. Menilai keamanan zat kimia 3.5. Terapi keracunan
2.4. Uji toksikologi
2.5. Hubungan antara hewan coba dengan
manusia
ketat sekalipun tidak dapat menjamin keamanan beri hasil yang sulit dievaluasi atau diramalkan tok_
konsumen seratus persen. penggunaan obat, teru_ sisitasnya.
tama yang baru selalu akan disertai risiko, walau_ Gejala keracunan dan tindakan untuk meng_
pun risiko ini telah diusahakan sekecil mungkin. Hal atasinya berbeda-beda. Tabel 52-1 memberi petun_
ini terjadi karena beberapa reaksi toksik atau elek juk singkat perihal keracunan beberapa zat kimia,
samping timbul dengan frekuensi kejadian yang perkiraan dosis letal, tanda dan gejala serta tin-
amat kecil. Food and Drug Administration di Ame_ dakan terapi.
rika Serikat misalnya, rnenyarankan penggunaan
pada sedikitnya 15.000 orang untuk melihat mani_
festasi reaksi yang tidak dikehendaki. Variabilitas
masyarakat dalam faktor umur, seks, ras, kehamii_ 2. TOKSIKOLOGI EKSPERIMENTAL
an atau kelainan gen mempengaruhi juga lrekuensi
kejadian. Parasetamol misalnya telah digunakan
Sejak awal harus disadari bahwa tidak mung_
berpuluh-puluh tahun, tanpa diketahui bahwa pada kin membuat suatu petunjuk lengkap mengenai
keracunan dapat terjadi kerusakan sel hati yang pemeriksaan toksisitas suatu obat atau zat kimia.
berakhir fatal, Pada hakekatnya tidak perlu dibedakan antara obal
Setiap zat kimia pada dasarnya bersifat racun dan zat kimia dari sudut toksikologi, sehingga dalam
dan terjadinya keracunan ditentukan oleh dosis pembahasan keduanya diperlakukan sama. Selan-
dan cara pemberian. Paracelsus pada tahun 1564 jutnya dalam bab ini akan disebut zat untuk penger-
telah meletakkan dasar penilaian toksikologis de_ tian zat kimia termasuk obat. percobaan toksisitas
ngan mengatakan, bahwa dosis menentukan apa-
sangat bejrvariasi dan suatu protokol yang kaku
kah suatu zat kimia adalah racun (dosis sota facit akan membuat penelitian tidak relevan atau meng-
venenum). Sekarang dikenal banyak laktor yang hasilkan kesimpulan yang tidak sahih. Karena itu
menentukan apakah suatu zat kimia bersilat racun, jenis pemeriksaan toksisitas harus didasarkan pada
namun dosis tetap merupakan faktor utama yang silat zat (kimia atau obat) yang akan digunakan
terpenting. Untuk setiap zat kimia, lermasuk air, serta cara pemakaiannya. penggunaan obat seca-
dapat ditentukan dosis kecilyang tidak berefek sa-
ra kronik seperti pada pengobatan hipertensi atau
ma sekali, atau suatu dosis besar sekali yang dapat penggunaan kontrasepsi harus disertai dengan
menimbulkan keracunan dan kematian, Untuk zat data karsinogenisitas dan teratogenisitas. Se-
kimia dengan efek terapi, maka dosis yang adekuat dangkan obat cacing yang digunakan dalam waktu
dapat menimbulkan efek farmakoterapeutik. pendek pertama- tama harus memenuhi syarat tok-
Banyak prinsip pengobatan keracunan yang sisitas akut.
dahulu dianut berubah drastik dan tindakan yang
Dengan tidak mengurangi kepentingan hal
lebih rasional telah ditemukan. Satu kemajuan men- yang telah dijelaskan tadi, akan dibahas beberapa
colok yang seolah-olah nihilistik, ialah dihilangkan-
aspek dari pemeriksaan toksisitas obat. penilaian
nya kebiasaan pengobatan keracunan hipnotik se- komprehensil dapat diperoleh melalui penyelidikan
datil dengan menggunakan analeptik dan meng- dalam bidang farmakokinetik, farmakodinamik dan
gantinya dengan pengobatan simtomatik, Tindakan
toksikologi. Toksikologi sendiri berhubungan de-
ini, bersama dengan perbaikan dalam cara merawat ngan farmakologi, karena perbedaan fundamental
pasien, telah menurunkan angka kematian akibat
hanya terletak pada penggunaan dosis yang lebih
keracunan barbiturat dari 20-25% sekitar tahun besar dalam eksperimen toksikologi. pengetahuan
1945 sampai 1-2% dewasa ini. dalam kedua ilmu ini bersifat komplementer dan
Manlaat antidotum umum yang terdiri dari saling menunjang.
norit, asam tanat dan magnesium oksida diragukan
dan kombinasi ini ternyata saling mengantagoni-
sasi. Aktivitas norit ditiadakan sebagian oleh mag-
2.1. UJI FARMAKOKINETIK
nesium oksida.
Beberapa macam keracunan telah dikelahui Uji larmakokinetik diperoleh melalui penelitian
terjadi berdasarkan kelainan genetik (primakuin, nasib obat dalam tubuh, yang menyangkut absorp-
lNH, suksinilkolin) atau defisiensienzim pada neo-
si, distribusi, redistribusi, biotransformasi dan eks-
natus prematur (kloramfenikol); interaksi pada kresi obat. Pengetahuan mengenai hal ini penting
pemberian obat kombinasi kadang-kadang mem-
untuk menalsirkan tidak saja elek terapi tetapi, juga
764 Farm akologi' dan Terapi
toksisitas suatu obat. Segala hal yang menyangkut luarkan melalui urin dalam bentuk aktif dan bukan
farmakokinetik ini memerlukan analisis kuantitatil dalam bentuk metabolit inaktil.
dari zat dalam cairan biologik atau organ tubuh. Parameteryang diperlukan untuk mempelajari
. Karakteristik absorpsi penting untuk diketa- nasib obat dalam tubuh ialah kadar plasma, masa
hui; zat kimia dengan sifat koefisien partisi yang paruh, karakteristik distribusi, produk biotransfor-
tinggi serta derajat ionisasi yang rendah akan mu- masi dan ekskresi. Data ini merupakan petunjuk
dah diserap melalui dinding sel. Sebaliknya alkaloid yang mengarahkan lebih tepat mengenai percoba-
dan gugus molekulyang berionisasi baik akan sukar an toksisitas apa yang masih harus dilakukan.
diabsorpsi. Banyak sekali faktor yang mempenga-
ruhi absorpsi ini, sehingga akan mempengaruhi
dosis dan toksisitasnya. Cara absorpsi yang diteliti 2.2. UJI FARMAKODINAM IK
sebaiknya disesuaikan dengan cara pemakaian-
nya. Suatu obat atau zat kimia yang akan dipakai Sebelum suatu obat dapat digunakan untuk
lokal saja pada kulit, harus dipelajari lerutama bera- indikasi tertentu, harus diketahui dahulu efek apa
pa jauh absorpsinya melalui kulit. Perbedaan kadar yang terjadi terhadap semua organ dalam tubuh
dalam darah dari pemberian oral dan parenteral yang sehat. Screening elek farmakodinamik ini sa-
akan memberi gambaran tentang derajat absorpsi ngat diperlukan.
per oral. Jarang terdapat suatu obat yang hanya memi-
Setelah diabsorpsi semua zat akan didistribusi liki salu jenis elek; hampir semua obat mempunyai
ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Distri- elek tambahan dan mampu mempengaruhi fungsi
busi ini mungkin tidak akan merata dan kumulasi berbagai macam alat dan faal tubuh. Efek yang me-
sering dilihat dalam organ tubuh tertentu. Elek tok- nonjol, biasanya merupakan pegangan daiam me-
sik obat dapat tergantung dari kumulasi ini seperti nentukan penggunaannya, sedangkan perubahan
juga efek terapinya. Pengikatan obat oleh protein lain merupakan efek samping yang bahkan dapat
plasma dapat mengurangi elektivitas/toksisitasnya. bersifat toksik. Seringkali sifat toksik suatu obat me-
Otak mempunyai semacam sawar yang rupakan lanjutan dari efek farmakodinamik atau
menghalangi beberapa obat dengan silat tertentu elek terapinya.
untuk masuk ke dalamnya. Keadaan distribusi ini
tidak statis tetapi sangat dinamis sehingga selalu
obat akan mengalami redistribusi dalam cairan dan 2.3. MENILAI KEAMANAN ZAT KIMIA
organ tubuh.
Setiap obat akan dianggap oleh tubuh sebagai Penilaian keamanan suatu obat atau zat kimia
suatu bahan asing, sehingga tubuh merombaknya merupakan bagian penting dari toksikologi, karena
menjadi bentuk yang dapat diekskresi (lebih larut setiap zat kimia yang baru disintesis dan akan diper-
dalam air, lebih polar). Metabolit yang terbentuk, gunakan harus diuji toksisitas dan keamanannya.
biasanya tidak aktif lagi dan toksisitas biasanya Bila zat kimia itu merupakan zat lambahan makan-
berkurang, walaupun kadang-kadang dapat terjadi an atau kontaminan yang tanpa sengaja dapat ma-
sebaliknya, sehingga mungkin metabolit lebih toksik suk dalam makanan, misalnya pestisida atau ber-
misalnya prontosil menjadi sulfa, lenasetin menjadi bagai metal, maka penilaian keamanannya dilaku-
parasetamol dan paration menjadi paraokson. kan melalui tahap-tahap yang telah baku.
Biotransformasi dapat terjadi cepat sekali, Setiap zat kimia, bila diberikan dengan dosis
sehingga suatu obat tidak bermanlaat dalam klinik, yang cukup besar akan menimbulkan gelala-gejala
karena kadar efektif tidak dapat dipertahankan toksis. Gejala-gejala ini pertama- tama harus diten-
(asetilkolin). Metakolin dan karbakol bertahan lebih tukan pada hewan coba melaluipenelitian toksisitas
lama dan karena itu bersifat lebih toksik. akut dan subkronik guna memperoleh kesan per-
tama tentang kelainan yang dapat ditimbulkan. Hal
Alat ekskresi terpenting ialah hati dan ginjal. ini diperlukan untuk meramalkan kemungkinan
Ekskresi obat dapat terjadi dalam bentuk asalnya yang dapat lerjadi pada manusia dengan dosis yang
maupun bentuk metabolit. Pengetahuan mengenai lebih kecil. Selanjutnya, perlu ditentukan suatu
ini penting dalam toksikologi karena pada keracun- dosis yang terbesar, dinyatakan dalam mg/kgBBl
an, usaha untuk meningkatkan diuresis hanya da- hari, yang tidak menimbulkan elek merugikan pada
pat bermanlaat bila obat yang bersangkutan dike- hewan coba; yang disebut No Effect Level (NEL)
Dasar Toksikologi 765
atau No (observed) effect level(NOEL). Hal ini dila- kirakan dan konsentrasi dalam setiap makanan per-
kukan dengan mencobakan berbagai tingkat dosis lu ditentukan. Dalam perhitungan ini tentu juga
sampai ditemukan dosis yang tidak menimbulkan dipikirkan mengenai batas maksimal seseorang
elek buruk pada hewan coba. NEL didelinisikan dapat minum atau makan sehingga kuantitas atau
sebagai :"jumlah atau konsentrasi suatu zat kimia rasa, secara otomatis membatasi jumlah zat kimia
yang ditemukan melalui penelitian atau observasi, yang dapat dikonsumsi.
yang tidak menimbulkan kelainan buruk, perubahan
modologi atau lungsi organ, pertumbuhan, perkem- Formula yang diterapkan ialah sbb. :
bangan, maupun mengurangi lama hidup hewan ADlx Berat Badan (kg)
coba", M.P.C, - ,...p.p.m.
Suatu faktor keamanan kemudian (pedu) di- laktor makanan (kg)
terapkan guna memperhitungkan perbedaan antara
tikus dan manusia dan antar manusia sendiri. Fak- Faktor makanan ialah "konsumsi rata-rata sesuatu
tor keamanan ini secara konsensus telah ditentukan makanan tertentu dalam kg/orang/hari.
sebesar 100 yang berasal dari laktor 10 untuk per-
bedaan hewan ke manusia dan 10 lagi untuk per-
bedaan antar manusia. Bila NEL dibagi 100 maka 2.4. UJITOKS|KOLOGT
diperoleh suatu batas keamanan yanQ disebut Ac-
ceptable Daily lntake (ADl). Berikut ialah rumus Sebelum percobaan toksikologi dilakukan se-
perhitungan ADI : baiknya telah ada data mengenai identifikasi, silat
obat dan rencana penggunaannya. Data ini dapat
NEL dipakai untuk mengarahkan percobaan toksisitas
ADt r_ mg/kgBB/hari yang akan dilakukan. Hal ini memerlukan iudge-
100 ment seorang yang berpengalaman dalam bidang
l ini. Beberapa segi akan dibahas di bawah ini.
ADI didefinisikan sebagai 'dosis suatu zat ki-
mia yang terbesar, yang dinyatakan dalam satuan HEWAN COBA. Respons berbagai hewan coba
mg/kgBB/hari, yang dapat diberikan setiap hari se- terhadap uji toksisitas sangat berbeda, tetapi hewan
umur hidup, dan diperkirakan tidak menimbulkan coba yang lazim digunakan ialah salah satu strain
efek kesehatan yang buruk pada manusia, ber- tikus putih. Kadang-kadang digunakan mencit dan
dasarkan pengetahuan yang ada pada waktu itu'. satu dua spesies yang lebih besar seperti anjing,
ADI ini merupakan suatu perkiraan, tetapi cu- babi atau kera.
kup menjamin bahwa bila angka itu tidak dilampaui Tikus putih yang digunakan biasanya yang
dalam konsumsi kita sehari-hari, maka zat kimia berumur 2-3 bulan dengan berat badan 180-200
yang bersangkutan akan cukup aman. gram, Tikus ini harus diaklimatisasi dalam laborato-
ADI juga dimaksudkan sebagai batas-atas rium dan harus semuanya sehat. Untuk ini ada yang
konsumsi harian sehingga makin kecil tentu akan menggunakan Specffic Pathogen Free (SPF) atau
lebih menjamin keamananny a. Zal kimia yang diku- Caesarean Orginated Barrier Susfained Animals
mulasi dalam tubuh tidak diperbolehkan dipakai se- (COBS) sehingga terjamin kesehatannya. Penggu-
bagai zat tambahan makanan dan zat kimia ini naan tikus sebagai suatu model patologik sering
harus sudah diekskresi dalam 24 jam. tidak relevan karena sulit untuk menyamakan ke-
Untuk mudahnya maka ADI biasanya diper- adaan ini dengan patologi manusia. Tikus jantan
hitungkan dengan jenis makanan yang mengan- dan betina sebaiknya dievaluasi terpisah karena
dung zat tambahan makanan atau kontaminan itu. kadang-kadang berbeda responsnya. Penggunaan
Dengan demikian dapat dihitung berapa konsen- hewan coba yang besar membawa konsekuensi
trasi zat kimia itu diperbolehkan berada dalam ma- biaya yang besar pula, namun tidak jarang diper-
kanan lertentu dan disebut Maximal Permissiile lukan hewan yang lebih tinggi misalnya anjing, babi,
Concentration (MPC). Hal inididasarkan atas data kera dan sebagainya.
statistik konsumsi berbagai makanan, seperti nasi, TOKSISITAS AKUT. Percobaan ini meliputi Srhg/e
ikan, gula, roli, dsb. Bila zat tambahan makanan Dose Experimenfs yang dievaluasi 3-14 hari sesu-
atau kontaminan itu digunakan dalam berbagai je- dahnya, tergantung dari gejala yang ditimbulkan.
nis makanan, maka jumlah seluruhnya perlu diper- Batas dosis harus dipilih sedemikian rupa sehingga
766 Farmakologi dan Terapi
dapat mempercleh suatu kurva dosis respons yang keamanan obat. Menafsirkan keamanan obat (atau
dapat berwujud respons bertahap (misalnya me- zat kimia) untuk manusia dapat dilakukan melalui
ngukur lamanya waktu tidur) atau suatu respons serangkaian percobaan toksisitas terhadap hewan.
kuantal (misalnya mati). Biasanya digunakan 4-6 Perhatikan, bahwa di sini digunakan istilah menaf-
kelompok terdiri dari sedikitnya 4 ekor tikus. sirkan, karena ekstrapolasi data dari hewan ke
Peningkatan dosis harus dipilih dengan log-in- manusia tidak dapat dilakukan begitu saja lanpa
terval atau antilog- interval, misalnya : l. 10 mg/ mempertimbangkan segala laktor perbedaan an-
kgBB; ll. 15 mg/kgBB; lll.22,5 mg/kgBB; lV. 33,75
tara hewan dan manusia. Mendekati penilaian ke-
mg/kgBB. Batas dosis ini diharapkan dapat menim-
amanan obaVzal kimia dapat dilakukan dengan
bulkan respons pada 10-90% dari hewan coba.
tahapan berikut: (1) menentukan LDsoi (2) melaku-
Perhitungan EDso atau LDso didasarkan atas per-
kan percobaan toksisitas subakut dan kronik untuk
hitungan statistik. Nilai LDso untuk zat kimia yang
sama dapat berbeda 0,002 sampai 16 kali bila dila- menentukan no elfect levels; dan (3) melakukan
kukan di berbagai macam laboratorium. Karena itu
percobaan karsinogenisitas, teratogenisitas dan
harus dijelaskan lebih lanjut tentang prosedur yang mutagenisitas yang merupakan bagian dari penya-
dipakai, misalnya berat badan dan umur tikus, zat ringan rutin mengenai keamanan.
pelarut, jantan atau betina, lingkungan dan sebagai- Dalam melakukan studi di atas, segala peru-
nya. Jumlah cairan yang diberikan per oral pada bahan berupa kumulasi, toleransi, metabolisme dan
tikus untuk semua golongan termasuk kontrol harus kelainan khusus di organ atau sistem organ tertentu
kira-kira sama, sedapatnya tidak melebihi 2 ml. harus dipelajari. Dan pada waktu tertentu sebagian
Cara pemberian obat harus dipilih sesuai de- tikus perlu dibunuh untuk mengetahui pengaruh
ngan yang akan digunakan di klinik. Jadi untuk obat bertahap obat terhadap organ. Sebagian lain digu-
yang akan dipakai sebagai obat suntik perlu diuji nakan untuk eksperimen pemulihan guna mem-
dengan cara parenteral dan obat yang digunakan pelajari reversibilitas dari kelainan yar,g terjadi.
sebagai salep terutama harus diuji terhadap kulit. Pemeriksaan kimia darah, urin dan tinja perlu diusa-
Evaluasi tidak hanya mengenai LD5e, tetapi hakan agar dapat diikuti kelainan yang timbul.
juga terhadap kelainan tingkah laku, stimulasi atau
MEKANISME TERJADINYA TOKSISITAS OBAT.
depresi SSP, aktivitas motorik dan pernapasan ti-
Berbagai mekanisme dapat mendasari toksisitas
kus untuk mendapat gambaran tentang sebab ke-
obat, Biasanya reaksi toksik merupakan kelanjutan
matian. Hal ini harus dilengkapi dengan pemerik-
dari elek larmakodinamik, Karena itu, gejala toksik
saan laboratorium klinik dan pembuatan sediaan merupakan elek farmakodinamik yang berlebihan.
histologik dari organ yang dianggap dapat mem-
Suatu obat jantung yang bekerja menghambat kon-
perlihatkan kelainan.
duksi atrioventrikular akan menimbulkan blok AV
Kematian yang timbul oleh kerusakan pada pada keracunan; suatu hipnotik akan menimbulkar,
hati, ginjal atau sistem hemopoetik tidak akan terjadi
koma. Hal ini akan lebih cepat terjadi, pada manusia
pada hari pertama. Kematian yang ditimbulkan yang hipereaktif terhadap obat bersangkutan.
karena kerusakan alat tersebut di atas, baru timbul Kelainan yang disebabkan oleh reaksi anti-
paling cepat pada hari ketiga. gen-antibodi bermanifestasi sebagai reaksi alergi.
TOKSISITAS JANGKA LAMA. Percobaan jenis ini Gugus kimia tertentu dapat menimbulkan reaksi
mencakup pemberian obal secara berulang selama toksik yang sama. Ketidakmurnian dalam sediaan
1-3 bulan (percobaan subakut), 3-6 bulan (percoba- hormon seperti insulin dapat menyebabkan reaksi
toksik.
an kronik) atau seumur hewan (lifelong studles).
Zat pengisi laktosa dalam produk feniloin da-
Memperpanjang percobaan kronik untuk lebih dari
pat memperbesar bioavailabilitas sehingga mening-
6 bulan tidak akan bermanfaat, kecuali untuk perco-
gikan kadar lenitoin dalam darah. Hal ini, dapat
baan karsinogenisitas. Hal ini telah dibuktikan de-
menimbulkan keracunan karena batas keamanan
ngan membandingkan penelitian 6 bulan dengan
lenitoin sempit. Di bawah kadar darah 10 pg/ml
yang lebih lama, dan ternyata tidak diperoleh infor-
fenitoin tidak elektil sedangkan di atas 20 pg/ml
masi baru dengan memperpanjang penelitian.
timbul reaksi toksik. Sedangkan penggunaan feni-
Berlainan dengan percobaan toksisitas akut toin dalam dosis 0,3 gram sehari dapat memberikan
yang mengutamakan mencari elek toksik, maksud kadar darah yang sangat bervariasi yaitu 4-60
utama percobaan toksisitas kronik ialah menguji
Fg/ml.
Dasar Toksikologi
767
Produk dekomposisi daritetrasiklin yang ber- terapi elek hepatotoksik hanya terjadi pada 1 per
warna coklat mengandung epi-anhidrotetrasiklin 10.000 orang, maka diperlukan ribuan tikus untuk
yang dapat merusak ginjal,.dan karena itu tetrasiklin percobaan dengan dosis ini sebelum lerlihat reaksi
yang telah menjadi coklat tidak boleh digunakan pada 1-2 ekor tikus saja, Selain itu waktu observasi
lagi. akan jauh lebih pendek bila kita menggunakan dosis
Kerusakan jaringan tubuh misalnya hati dan yang lebih besar, sehingga akan mengurangi biaya
ginjal dapat mengganggu secara tidak langsung pemeriksaan.
dan memudahkan terjadinya toksisitas. Namun akan timbul kesulitan dalam interpre-
tasi hasilnya pada manusia, sebab kelainan yang
ditemukan tidak dapat diekstrapolasikan begitu saja
2.5. HUBUNGAN ANTARA HEWAN COBA pada manusia. lnterpretasi ini harus dilakukan de-
DENGAN MANUSIA ngan bijaksana dengan memperhitungkan besar-
nya dosis dan kondisi percobaan.
Perbedaan antara tikus dan manusia cukup
besar. Memang suatu percobaan larmakologl mau- NILAI PREDIKTIF EKSPERIMEN HEWAN. Ada
pun toksikologi hanya dapat berarti bila dilakukan empat kombinasi kemungkinan jika hasil penelitian
pada manusia sendiri. Tetapi pengalaman telah toksikologi atau farmakologi pada hewan kemudian
membuktikan bahwa hasil percobaan toksisitas pa- dibandingkan dengan hasil klinis pada manusia.
da hewan coba dapat diekstrapolasikan pada ma- Kemungkinan pertama dan ke dua ialah :jika
nusia bila beberapa spesies hewan menunjukkan hasil eksperimen hewan atau in vitro menyamai
toksisitas yang sama. Sebagai suatu tindakan ke- hasil klinis pada manusia; hal ini dapat benarujud
amanan biasanya digunakan suatu laktor 10 x l0 hasil yang positif maupun hasil yang negatit.
dalam memperhitungkan bahaya pada manusia Kemungkinan ketiga ialah, jika efek in vitro
dari data hewan coba. Sepuluh yang pertama di- atau pada hewan coba menunjukkan hasil positif,
maksudkan untuk perbedaan spesies, dan sepuluh lapi pada manusia efek itu tidak terlihat. Kemung-
yang kedua dicadangkan untuk perbedaan individu kinan ke empat, ialah bila tidak terlihat efek pada
(variabilitas). Juga hasil LDso zal kimia atau obat, hewan coba, tetapi timbul elek klinis pada manusia.
sering diannbil sebagai patokan LD56 pada manusia a) Hasil positif yang benar. Pada kemungkinan ini,
jika tidak ada petunjuk yang menyarankan elek lain eksperimen hewan benar telah meramalkan efek-
pada manusia. Data langsung toksisilas pada ma- nya pada manusia. Kelainan yang tadinya ditemu-
nusia diperoleh dari penelitian kasus keracunan, kan pada hewan coba, kemudian terbukti juga pada
Selain itu percobaan pada manusia (uji klinik) yang manusia. Hasil positif-positil inijelas sangat diingin-
dikontrol secara baik adalah yang paling relevan kan oleh toksikolog karena nilai prediktilnya bergu-
(Bab 1). Hal ini dapat dilakukan dengan sukarela- na. Namun hasil positif-posltif yang 100% agak ja-
wan bila menyangkut suatu obat yang akan diguna- rang ditemukan. Hal ini biasanya berlanjut ke pene-
kan pada manusia, tetapi tidak etis dilakukan untuk muan suatu obat yang dapat digunakan secara
suatu zal kimia yang tidak direncanakan untuk kon- klinis.
sumsi manusia.
Subyek penelitian sebaiknya dipilih dari pa- b) Hasil negatif yang benar. Keadaan ini paling
sien dengan penyakit yang merupakan indikasi obat sering dijumpai: hasilyang negatil pada hewan juga
tersebut, setelah uji keamanan pada hewan tidak negatil pada manusia, Untuk toksikolog, hal ini me-
menunjukkan hal yang membahayakan. Ada baik- rupakan suatu penemuan penting, bila mengenai
nya menggunakan dosis sekecil mungkin pada per- suatu efek samping $otensial obat. Namun per-
cobaan pertama pada manusia ini untuk mengu- nyataan ini memerlukdn keyakinan yang mantap
rangi risiko yang mungkin timbul. Kemudian dosis dari percobaan yang dil'akukan, karena suatu hasil
ini dapat ditingkatkan untuk mengetahui toleransi negatil lebih sulit dipaslikan dibandingkan hasil
manusia, yang positif. '.
Dalam percobaan toksikologi pada hewan c) Hasil positif palsu. Banyak obat yang dalam
harus digunakan dosis yang sangat besar karena eksperimen hewan atau in vitro, memperlihatkan
ingin dilemukan kelainan jaringan atau elek toksik elek larmakologi ternyata tidak menunjukkan efek
yang jelas. Dengan cara ini, reaksi yang jarang terapi pada manusia, atau hasilnya sangat menge-
terjadi bisa dibuat lebih sering. Bila dengan dosis cewakan, Beberapa diantara obat seperti ini akhir-
768 Farmakologi dan Terapi
nya dipasarkan juga jika Badan Pengawasan Obat Attempted Suicide. Dalam hal ini, pasien memang
tidak cukup jeli melihat datanya. Karena itu hasil uji bermaksud bunuh diri, tetapi bisa berakhir dengan
klinik yang dilakukan dengan baik harus menyertai kematian atau pasien sembuh kembali bila ia salah
pendaftaran suatu obat baru. Dalam bidang tok- talsir tentang dosis yang dimakannya.
sikologi, hasil positif-negatit ini berarti sifat toksik
pada hewan tidak terlihat pada manusia. Hal ini Acc id enta I Poison ing. I ni jelas merupakan kecela-
kaan, tanpa faktor kesengajaan sama sekali.
mungkin disebabkan oleh perbedaan spesies atau
dosis yang besar pada eksperimen tidak ditemui Homicidal Poisoning. Keracunan ini akibat tin-
dalam terapi, atau karena perbedaan dalam silat dakan kriminal yaitu seseorang dengan sengaja
larmakokinetik dan metabolisme. meracuni orang lain,
d) Hasil negatif yang palsu. Hasil ini merupakan
hasil yang paling dikhawatirkan dalam toksikologi,
PILAHAN MENUBUT MULA WAKTU TERJADI-
karena eksperimen tidak mampu meramalkan efek
NYA KERACUNAN
samping atau silat toksik yang terjadi pada manu-
sia. Hal ini biasanya, bila menyangkut suatu obat, Diagnosis keracunan kronik sulit dibuat, kare-
akan berakhir dengan ditariknya obat tersebut dari na gejalanya timbul perlahan dan lama sesudah
peredaran atau diberlakukannya reslriksi dalam pajanan. Gejala juga dapat timbul secara akut sete-
penggunaannya. Hasil negatif- positil ini mungkin
lah pemajanan berkali-kali dalam dosis yang relatif
disebabkan ekskresi yang lebih lambat pada ma- kecil. Suatu ciri khas ialah bahwa zat penyebab
nusia, metabolit yang berbeda, sensitivitas reseptor diekskresi lebih lama dari 24 jam, waktu paruhnya
yang berbeda, perbedaan anatomi atau faal, ada- panjang, sehingga terjadi akumulasi.
nya kondisi penyakit yang menyertai, induksi enzim Juga mungkin terjadi suatu manifestasi kronik
dan sebagainya. pada organ oleh zat kimia yang mempunyai trTe
pendek, namun sifat toksisnya terhadap organ yang
kumulatif. Contoh untuk ini misalnya ialah nekrosis
3. KERACUNAN papila ginjal yang terjadi karena makan analgesik
bertahun-tahun. Berbagai kelainan organ yang
tidak dapat diterangkan patogenesisnya harus dicu-
3.1. PILAHAN KERACUNAN rigai sebagai akibat keracunan dan suatu anam-
nesis yang rinci sangat diperlukan.
Anamnesis amat penting dan sering dapat
Keracunan akut lebih mudah dikenal daripaQa ke-
menunjukkan adanya unsur keracunan. Tetapi ini
racunan kronik karena biasanya terjadi mendadak
hanya benar bila anamnesis menjurus ke suatu
setelah makan sesuatu. Ciri lain ialah sering me-
ceritera yang positit. Sering dokter dihadapkan pa-
ngenai banyak orang, misalnya pada keracunan
da pasien yang kesadarannya menurun sedangkan
makanan, dapat mengenai seluruh keluarga atau
anamnesis keluarganya tidak banyak menolong.
warga sekampung. Gejala keracunan akut dapat
Keracunan dapat terjadi karena beberapa hal,
menyerupai setiap sindrom penyakit, karena itu ha-
dan pilahan di bawah ini dapat membantu dalam
rus selalu diingat kemungkinan keracunan pada
mencari sebab keracunan.
keadaan sakit mendadak dengan gejala seperti
muntah, diare, konvulsi, koma dan sebagainya.
PILAHAN MENURUT CARA TERJADINYA KERA-
CUNAN
PILAHAN MENURUT ALAT TUBUH YAi'IG TER.
Sell Poisoning. Pada keadaan ini pasien makan KENA
obat dengan dosis berlebihan tetapi dengan penge-
lahuan bahwa dosis ini tidak akan membahayakan. Dalam pilahan ini keracunan digolongkan me-
Jadi pasien lidak bermaksud bunuh diri, biasanya nurut alat tubuh yang terkena, misalnya racun SSP,
hanya untuk menarik perhatian lingkungannya. racun jantung, racun hati, racun ginjal dan sebagai-
Pada anak muda kadang-kadang dilakukan untuk nya. Suatu alat cenderung dipengaruhi oleh banyak
coba-coba, tanpa disadari bahwa tindakan ini dapat macam obat, sebaliknya jarang terdapat obat yang
membahayakan dirinya. hanya mengenai satu organ. Karbon tetraklorida
Dasar Toksikologi 769
misalnya, bersifat toksik terhadap hati, ginjal dan dian yang dahulu disangka keracunan ptomain,lel
iantung sekaligus. nyata disebabkan oleh enterotoksin stafilokokus.
Kemungkinan besar enterotoksin ini pula penyebab
tersering dari keracunan makanan di lndonesia
PILAHAN MENURUT JENIS BAHAN KIMIA yang tidak diketahui etiologinya secara jelas.
Dengan berkembangnya industri di lndonesia,
Golongan zat kimia tertentu biasanya mem- tentu tidak boleh dilupakan beraneka zat kimia yang
perlihatkan sifat toksik yang sama. Misalnya golo-
digunakan di pabrik, yang semuanya merupakan
ngan alkohol, fenol, logam berat, organoklorin dan ' bahaya potensial bila tidak diadakan tindakan peng-
lain-lain. amanan.
kin berat keracunannya, dan angka kematian ber- (oleh striknin) atau hubungan saral otot (oleh insek-
tambah dengan bertambah dalamnya koma. Dera- tisida organofosfat). Keadaan ini harus dibedakan
jat koma ini sebanding dengan kadar obat dalam dari penyakit yang menimbulkan kejang misalnya
darah pasien, tetapi suatu kadar terlentu tidak me- epilepsi, kejang demam dan sebagainya.
nimbulkan derajat koma yang sama pada setiap Kombinasi antara koma dan rangsangan SSP
orang. Hal ini berhubungan dengan toleransi dan dapat terjadi pada keracunan beberapa obat.
perbedaan kepekaan seseorang. Misalnya metakualon dapat menimbulkan koma,
Dalam toksikologi derajat kesadaran dibagi hipertoni, relleks meninggi, klonus serta hipereks-
dalam 4 tingkat seperti pada anestesia. tensi relleks plantar.
Tingkat L Penderita ngantuk tetapi mudah diajak
bicara. PUPIL DAN REFLEKS EKSTREMITAS
Tingkat ll. Penderita dalam keadaan sopor, dapat
Bertentangan dengan pendapat umum, gejala
dibangunkan dengan rangsang minimal, misalnya
pupil dan relleks ekstremitas tidak begitu penting
bicara keras atau digoyang lengannya.
untuk diagnosis karena sangat bervariasi, kecuali
Tingkat lll. Penderita dalam keadaan soporokoma, pada keracunan atropin dan morfin. Juga dalam
hanya dapal bereaksi terhadap rangsangan mak- menentukan prognosis, gejala ini tidak dapat diiadi-
simal yaitu dengan menggosok sternum dengan kan pegangan. Pada keracunan hipnotik, pupil se-
kepalan tangan. ring anisokor dan midriasis menetap tetapi tidak
selalu menandakan prognosis buruk.
Tingkat lV. Penderita dalam keadaan koma, lidak
ada reaksi sedikit pun terhadap rangsangan mak-
simal seperti di atas. Keadaan ini paling berat teiapi BISING USUS
prognosisnya tidak selalu buruk.
Perubahan bising usus biasanya menyertai
perubahan derajat kesadaran. Pada kesadaran
RESPIRASI
tingkat lll biasanya bising usus negatif, dan pada
Seringkali hambatan pada pusat napas meru- tingkat lV selalu negatif, sehingga tanda ini dapat
pakan sebab kematian pada keracunan, karena itu dipakai unluk mencocokkan derajat kesadaran
lrekuensi napas dan volume semenit harus diper- misalnya pada pasien yang bersimulasi (berpura-
hatikan. Volume semenit dapat diukur dengan pura).
Wright's spirometer yang diletakkan di atas mulut
dan hidung pasien; bila kurang dari 4 liter/menit, JANTUNG
maka diperlukan Oe dan respirator mekanik bila
lersedia. Jalan napas juga sering terhambat oleh Beberapa obat menimbulkan kelainan ritme
sekresi mukus yang dapat berbahaya bila tidak jantung sehingga dapat terjadi gejala payah jantung
segera dibersihkan. Hal ini dijumpai pada keracun- atau henti jantung. Untuk menentukan keracunan
an insektisida organoloslat atau karbamat. obat misalnya digitalis, antidepresan trisiklik dan
hidrokarbon berklorida serta pengobatannya, diper-
lukan pengetahuan khusus lentang mekanisme ler-
TEKANAN DARAH
jadinya aritmia ini.
Syok sering dijumpai pada keracunan. Biasa-
nya keadaan syok tidak begitu berat dan dapat
LAIN-LAIN
diatasi dengan tindakan yang sederhana. Syok be-
rat biasanya berkaitan dengan kerusakan pusat va-
Gejala lain tentu perlu juga diperhatikan,
somotor dan prognosisnya buruk.
misalnya gangguan keseimbangan asam basa atau
air, tanda kerusakan hati dan ginjal, kelainan EEG,
KEJANG retensi urin, muntah dan diare serta kelainan spe-
sifik misalnya pada Xjoto tulang dan lain-lain, Pada
Kejang menandakan adanya perangsangan 6% pasien keracunan akut barbiturat atau hipnotik
SSP (misalnya oleh amfetamin), medula spinalis lain ditemukan bula di kulit.
Dasar Toksikologi 771
bergantian pada sisi kanan atau kiri bila ia tidak bulkan muntah pada pasien yang sadar dilakukan
sadar. dengan cara mengorek dinding farings belakang
Evaluasi napas yang obyektif dapat diukur dengan spatel atau memberikan apon'lor{in 5-8 mg
dengan respirometer; bila volume semenit kurang subkutan. Pemberian larutan garam tidak begitu
dari 4 liter maka diperlukan oksigen. Pengukuran baik karena ada kemungkinan terjadi penyerapan
pH, PCOz, POe dan standar bikarbonat daridarah garam berlebihan. Mustard dapat diberikan dua
arteri juga diperlukan. Dalam keadaan darurat nike- sendok makan dalam segelas air hangat. Tindakan
tamid boleh digunakan sebagai perangsang napas; ini mungkin sia-sia bila penyebab keracunan adalah
pemberian satu kali 2 ml sudah cukup. antiemetik.
Jika terjadi apne atau keadaan yang men- Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter
dekati apne, maka suatu respirator mekanik harus besar dianggap lebih berguna sebab memungkin-
dipakai. Bila pipa endotrakeal dari respirator perlu kan keluarnya tablet yang belum hancur. Tindakan
dipertahankan lebih dari 48 jam, maka harus dilaku- ini hanya boleh dikerjakan bila pasien sadar, Cara
kan trakeotomi untuk mencegah kerusakan pita yang baik untuk mengerjakannya ialah dalam sikap
suara. miring ke kiri, kepala lebih rendah untuk mengurangi
SYOK. Pada keracunan barbiturat, syok terjadi ka- kemungkinan aspirasi paru. Prosedur ini dikerjakan
rena depresi otot jantung dan berkurangnya curah dalam 4 jam setelah obat ditelan, kecuali untuk
jantung. Kedua-duanya rupanya berdasarkan salisilat dan barbiturat atau obat lain yang memper-
panjang waktu pengosongan lambung. Cairan yang
mekanisme sentral, Curah jantung menurun karena
alir balik vena terganggu oleh dua hal : (1 ) permea- biasa digunakan untuk ini ialah air hangat, tetapi
bilitas kapiler meninggi, sehingga terjadi ekstrava- dalam beberapa keadaan bisa digunakan larutan
sasi cairan dengan akibat berkurangnya volume lain, misalnya untuk sianida dan pemutih pakaian
darah; dan (2) katup vena di ekstremitas tidak be- diberikan larutan tiosullat dan untuk opiat diguna-
kerja secara baik, sehingga darah terkumpul di kan larutan KMnOc.
bagian vena. Kemungkinan besar mekanisme ini Pemberian pencahar meningkatkan peristal-
juga terdapat pada keracunan sedatif lain. Berda- sis usus sehingga waktu absorpsi berkurang. Kar-
sarkan pendapat di atas, maka urutan tindakan bon aktil kadang-kadang berguna untuk menyerap
untuk mengatasi syok pada keracunan barbiturat obat yang terdapat dalam saluran cerna atau yang
ialah: (1) pasien diletakkan dalam sikap yaitu tung- diekskresi melalui empedu. Bubuk karbon aktil da-
kai sedikil (+ 10 cm) ke atas; (2) berikan metara- lam suspensi air, dapat diberikan melalui nasogas-
minol 5 mg lM dan diulangi 2-3 kali dengan interval tric'tube. Dosis awal 35-50 gram, disusul dengan
20 menit bila perlu;tekanan darah lidak boleh mele- dosis 1 5-20 g setiap 4-6 jam. Dengan demikian wak-
bihi 100 mm Hg sistolik, karena pada tekanan di tu paruh eliminasi dapat dikurangi, misalnya feno-
atas 100 mm Hg lerjadi inelisiensi kerja jantung barbital dari 110 menjadi 19,8 jam, karbamazepin
serta vasokonstriksi pembuluh darah ginjal; (3) bila dari 32 menjadi 17,6 jam, lenilbutazon dari 51,5
lindakan di atas belum menolong dapat diberikan menjadi 36,7 jam. Hasil serupa juga diperoleh pada
inlus dekstran (berat molekul 60-70.000); (4) ok- digoksin, propoksilen, nadolol, sotalol dan teolilin.
sigen perlu selalu diberikan; (5) asidemia dan payah Namun perlu diingat bahwa karbon aktil hanya me-
jantung memperhebat syok dan lindakan untuk me- rupakan tindakan tambahan, tidak dapat menggan-
ngatasi kedua hal ini perlu dilakukan; dan (6) hidro- tikan cara pengobatan kausal dan simtomqtik
kortison 100 mg tiap 6 jam dapat ditambahkan lainnya.
dalam pengobatan kasus yang resisten.
PREVENSI ABSORPSI OBAT. Bila keracunan TINDAKAN LAIN
terjadi melalui kulit, harus diingat bahwa tidak boleh
menggunakan zat pelarut organik untuk member- Selain perawatan yang baik, pasien memerlu-
sihkan; sabun dan air merupakan pembersih yang kan pengobatan simtomatik lain yang lidak banyak
paling baik. Pada keracunan per inhalasi, pasien berbeda dengan pengobatan penyakit. Karena itu
harus dipindahkan ke ruangan yang segar. penilaian keadaan klinik sangat penting. Hal-hal
Bila obat ditelan, ada 3 jalan untuk mengeluar- tersebut di bawah ini mungkin diperlukan: (1) bar-
kannya, yaitu dengan menimbulkan muntah, mem- biturat atau diazepam untuk kejang-kejang; (2) ca;n-
bilas lambung dan mernberikan pencahar. Menim- an lV untuk mengalasi gangguan keseimbangan air
Dasar Toksikologi 773
dan elektrolit serta gagal ginjal; atau (3) antibiotik DIURESIS PAKSA. Diuresis paksa ialah tindakan
pada komplikasi radang paru. memberi cairan parenteral dalam jumlah besar (0,5-
Tindakan simtomatik lain yang lebih khusus 1,5 liter sejam) untuk mempercepat ekskresi obat
dan penling untuk mempercepat ekskresi obat di- melalui ginjal. Semakin besar ekskresi bahan aktif
perlukan untuk kira-kira 5% dari pasien keracunan. oleh ginjal, semakin berhasil prosedur ini. Syarat
Ada beberapa cara untuk ini yaitu transfusi (ex- untuk dilakukannya tindakan ini adalah : (1) kera-
change transfusion), dialisis peritoneal, diuresis cunan harus cukup berat; (2) obat harus larut dalam
paksa, hemodialisis dan hemoperfusi (lihat Tabel air; (3) berat molekul obat harus kecil; (4) obat tidak
52-2). diikat oleh protein atau lemak; (5) obat tidak dikumu-
lasi dalam suatu rongga atau organ tubuh, dan (6)
TRANSFUSI DAN DIALISIS PERITONEAL. CaTa
obat tidak diekskresi lebih cepat melalui jalan lain
ini paling aman dan dapat dikerjakan di rumah sakit
misalnya paru atau usus. Obat yang memenuhi
kecil tanpa alat khusus. Transtusi total misalnya
kriteria ini misalnya alkohol, metilalkohol, amfeta-
dapat dikerjakan pada anak yang menderita keru-
min, lenobarbital dan barbital, bromida, litium,
sakan elemen darah akibat keracunan. Pada diali-
meprobamat, salisilat dan metilsalisilat, primidon,
sis peritoneal, peritoneum berfungsi sebagai mem-
kina, kuinidin dan sulfonamid.
bran semipermeabel dan karena perbedaan kadar,
Tindakan ini mudah dilaksanakan tetapi me-
racun akan berdifusi ke cairan dialisat yang kemu-
ngandung bahaya yang tidak boleh diabaikan kare-
dian dikeluarkan lagi dari abdomen. Tidak semua
na itu hanya dilakukan bila ada indikasi yang baik
keracunan dapat diatasi dengan tindakan dialisis.
dan dipenuhi syarat-syaratnya. Keadaan pasien
Syarat terpenting ialah bahwa zat toksik yang aktif
harus dievaluasi sebelumnya dan beberapa kontra-
dapat dikeluarkan dalam jumlah cukup besar. Bila
indikasi harus diperhatikan. Bila obat tidak dieks-
hanya metabolit yang tidak aktil yang diekskresi,
kresi dalam bentuk aktil oleh ginjal maka diuresis
maka tindakan dialisis tidak akan mengatasi kera-
paksa tidak bermanlaat. Adanya gangguan lungsi
cunan.
vital, misalnya gagal jantung, insulisiensi ginjal dan
Perbedaan kadar jelas sangat menentukan.
syok merupakan kdntraindikasi prosedur ini. Udem
Bila kadar obat bebas dalam darah besar, maka paru mungkin timbul oleh racunnya sendiri misalnya
dialisis akan lebih berhasil. Fenobarbital sering metakualon, maka penambahan cairan dalam jum-
mencapai kadar 15 mg% dan karena itu dialisis lah besar tentu akan memperburuk keadaan. Peme-
sangat berguna. Sedangkan klordiazepoksid pada riksaan kadar elektrolit setiap waktu iuga di-
keracunan hanya mencapai kadar sekitar 0,5 mg%, perlukan.
hal ini menerangkan inefektivitas dialisis. Dialisis Pada prinsipnya cairan diberikan dalam jum-
peritoneal efektivitasnya hampir menyamai diuresis lah kira-kira 500 mlflam, yang mungkin perlu ditam-
paksa tetapi tidak ada bahaya dan kontraindikasi bah sampai 1-2 liteiljam bila ada dehidrasi, misal-
mutlak sejauh syarat di atas dipenuhi. Obat yang nya pada keracunan salisilat. Pedoman pemberian-
dapat dipercepat ekskresinya oleh dialisis perito- nya adalah sebagai berikut : (1 ) 300 ml elektrolit
neal ialah alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbi- ditambah 80 ml urea 50%' per jam untuk 4 jam
turat kerja panjang, asam borat, bromida, karbon pertama; bila diuresis tidak melebihi 350 mlilam,
tetraklorida, sikloserin, salisilat, metilsalisilat, primi- diuresis paksa harus dihentikan, karena keadaan ini
don, natrium klorat dan sulfonamid. Cairan yang menandakan adanya insufisiensi ginlal; (2) bila
digunakan untuk dialisis peritoneal ialah cairan dia- diuresis baik, cairan ditingkatkan sampai 600 ml
lisis baku yang ditambah dengan : (1) 3 ml KCI elektrolit ditambah 30 ml urea 50% per jam untuk 4
jam berikutnya; (3) prosedur diteruskan dengan 400
(berisi 1 gram KCI/S ml); (2) heparin t.000 U; (3) 2
mlfiam sampai pasien sadar.
ml prokain 1o/o',dan (4)bilaterjadi overhidrasi ditam-
Elektrolit yang digunakan pada dasarnya me-
bah 50 ml glukosa 50%.
ngandung NaCl 0,9% dan laevulosa 5ok.Padakera-
Cairan dengan suhu + 370C sebanyak 2 liter
cunan salisilat atau asam lain (lenobarbital) dapat
untuk orang dewasa (kurang dari 200 ml untuk bayi) ditambahkan natrium bikarbonat 1,26% dan KCI
dimasukkan ke dalam rongga peritoneum melalui 1,5% (untuk keracunan salisilat saja), ini disebut
trokar selama 10 menit. Tiga puluh menit kemudian diuresis alkali. Diuresis asam dengan pemberian
cairan ini dikeluarkan lagi dengan jalqn hevel dan amonium klorida 1% yang dahulu dilakukan pada
prosedur ini diulangi terus sampai pasien sadar. keracunan kina dan amfetamin tidak tagi dianiurkan
Tt4 Farmakologi dan Terapi
karena manfaatnya kecil sedang bahaya cukup be- Dalam tahun 1945 waktu digunakan analeptik
sar yaitu terhadap lungsi ginjal dan jantung. Tetapi untuk mengatasi koma, kematian karena keracunan
untuk diuresis alkali, pH urin harus di atas 7,5 dan barbiturat kira-kira 25ok, sekarang angka ini turun
untuk diuresis asam, pH urin harus di bawah 7,0. sampai 1-2o/o.lni dicapai dengan pengobatan simto-
Bila urin lidak memenuhi syarat di atas, maka harus
matik dengan menghilangkan atau mengobati syok-
ditambahkan bikarbonat untuk diuresis alkali dan
nya saja, sentralisasi perawatan dan menghentikan
amonium klorida untuk diuresis asam. Sebagai tam-
penggunaan analeptik (amfetamin dan bemegrid).
bahan, lurosemid dapat digunakan untuk memper-
lancar diuresis. Pemberian cairan lV tidak diperlukan untuk 12 jam
pertama walaupun pasien dalam keadaan koma
HEMODIALISIS DAN HEMOPERFUST. Mekanis-
me detoksikasi prosedur ini sama dengan dialisis kecuali bila terdapat dehidrasi misalnya pada kera-
peritoneal, tetapi diperlukan alat khusus dan lebih cunan salisilat.
banyak kelrampilan. Seperti metode lain di sinijuga Kateterisasi dan diuresis paksa adalah contoh
harus dipenuhi kriteria bahwa obat atau zat kimia lain dari tindakan yang sering berlebihan. lnkon-
harus dapat didialisis. Keterangan lebih lanjut me- tinensia urin pada keracunan tidak memerlukan
ngenai prosedur dapat ditemukan dalam buku yang kateterisasi sebab tidak berlangsung lama. lnkonti-
lebih spesifik. nensia di sini merupakan tanda perbaikan tonus
Pada hemoperfusi, darah dialirkan ke dalam kandung kemih dan tanda bahwa pasien akan
tabung yang perisi kolom karbon aktif yang dipre- sadar. Kateterisasi kandung kemih sering menim-
parasi secara khusus, minyak alau resin penukar
bulkan sistitis yang sulit diobati. Diuresis paksa
anion misalnya amberlite. Darah yang bebas obat sering dikerjakan tanpa indikasi yang tepat meng-
dikembalikan lagi ke dalam sirkulasivena. Tindakan
ingat bahwa hanya keracunan obat yang diekskresi
ini leoritis akan sedikit menganggu keutuhan eritro-
dalam bentuk aktil melalui urin yang diperbaiki oleh
sit dan elemen darah lain, letapi pengalaman me-
lindakan ini. Pada keracunan obat yang dapat me-
nunjukkan harapan yang baik di masa mendatang.
nyebabkan udem paru (misalnya metakualon) tin-
dakan diuresis paksa dapat membahayakan
TINDAKAN DAN PENGOBATAN BERLEBIHAN pasien.
Beberapa tindakan sering dilakukan tanpa Antibiotik sebagai prolilaksis hendaknya tidak di-
alasan yang tepat sehingga jusiru banyak kesalah- berikan secara rutin. Sedangkan pernapasan
an yang telah dilakukan dalam mengatasi keracun- mulut ke mulut dapat berbahaya jika kadar obat di
an. Pemberian analeptik yang dulu dilakukan untuk paru cukup besar. Seorang dokter dilaporkan men-
pasien dalam keadaan koma, tidak ada gunanya derita keracunan oleh tindakan ini waktu menolong
karena elek analeptik hanya sebentar serta menim- pasien dengan intoksikasi insektisida organotosfat.
bulkan bahaya kejang dan aritmia jantung,
Alkohol (etili Muntah, delirium dan dspresi SSP Simlomatik. Bori kopi tubruk.
Emotik dengan rnustald satu
sendok makan dalam air atau
garam dapur.
Arsen trioks'da 200-300 mg Akut : Tenggorokan tercekik dan Mortin unluk menghilangkan
100 mg sukar msnelan. Kolik usus, din- nyeri. Bilas lambung. Beri
ding p€rut sakit, diare berda- susu. Berikan BAL 2,5 mg/
rah, muntah, oliguria, kejang, kgBB lM, tiap 4 jam sampai
koma dan syok. 10 mg/kgBB.
Kronik: Lemah, mual. Gejala Berikan BAL 2,5 mg/kgBB lM,
seperti koriza akut. Stomatitis, diulangi sampai 4 kali. Bila
salivasi, dermatiiis, arsenic geiala timbul kembali, peng-
melanosis. Edema lokal pada obalan diulangi lagi.
kelopak mata dan pergelangan
kaki. Keratosis palmaris dan
plantaris, hepatomegali, sirosis,
kerusakan ginjal dan ensetalopati.
Asam dan basa Korosil Simlomatik: beri susu. Bila
kuat (HCl, HzSO+, tertelan dalam larutan pe-
KOH, NaOH) kat, jangan melakukan bilas
lambung.
Asam boral 15 g Muntah, diare, suhu badan menurun, Simtomatik; diuresis paksa.
rasa lemah, sakit kepala, lidak
tenang, rash erythemateus.
Atropin (alkaloiJ 500-1000 mg Mulut kering, kulil merah dan pa- Simtomatik: beri susu. Bilas
beladona dan anti- 0umlah lebih kecil nas mirip beledru pada perabaan; lambung dengan air. Katet€r
kolin€rgik lain) mungkin sudah b€r- penglihatan kabur dan midriasis; urin. Perhatikan per-
bahaya) takikardia, retensi urin, napasan dan sistem kardio-
delirium, halusinasi dan koma. vaskuler.
pentobarbital 3g Sama d€ngan lenobarbital, hanya Diuresis paksa hanya pada ke-
dan sekobarbital. berlangsung lebih pendek. racunan lenobarbital. He-
modialisis paling baik. Bila
perlu berikan 2 ml niketamid
untuk memp€rbaiki pernapasan
Bensin lnhalasi atau oral : mual, muntah, Simtomatik: epinelrin dan nor-
sakit kepala, penglihatan ter- epinetrin tidak boleh di-
ganggu, mabuk, koma, d€presi berikan karena bisa menim-
sentral dan depresi napas. bulkan fibrilasi ventrikel.
Kronik: Lihat keracunan timbal
776 Farmakologi dan Terapi
Bromida (Karbromal, Akut : jarang, karena dimuntahkan. Bila mungkin beri oral : NaCl
Iromisovalum) Subakut atau kronik : munlah, sa- atau NHrCI 6 g/hari. HCT
kil perut, gelisah, d€lirium dan 2 x 25 mg atau luros€mide
kelainan mental s€rta n€urologik 40 mg.
lain; dapat menjurus k6 bunuh
diri. Koma.
Diphon Angioneurotik edema dan kelainan Simlomatik: Gejala-gejala ku-
kulit, eksitasi, kadang-kadang lit dan angioneurotik edema
agranulosilosis. dapat diberikan antihistamin
dan 0,3 ml epinefrin 1 per-
mil subkutan.
Fenol lg Korosil (sel lendir mulut dan usus), Simtomatik: beri susu. Eilas
sakit hebat, muntah, koma & syok. lambung d6ngan hati-hati,
Kerusakan ginjal. bila ada gunakan o/eurn
olivarium.
lnsektisida
Golongan organo- Setiap dosis berbahaya Keracunan lewat oral, inhalasi Bersihkan jalan napas. Berikan
lostat misalnya, dan kontak kulit; muntah, segera 2 mg atropin sullat
DOVP, diazinon, diare, hipersalivasi, bronko- lV diulang tiap 10-15 menit
malation dan pa- konstriksi, koringat banyak, sampai terlihat muka merah,
ration. miosis, bradikardia (kadang- hipersalivasi berhenti dan
kadang takikardia); t€nsi me- bradikardia berubah menjadi
nurun, ke.iang atau paralisis. takikardia dan kulit tidak
Depresi pernapasan. berkeringat lagi.
Observasi pasien t6rus-
menerus dan bila g€iala
kembali, ulangi pemberian
atropin.
Golongan organo- DDT 15.30 g Ke.iang, tr€mor, koma. Kemudian Simtomatik. Bilas lambung dan
klorin misalnya Endrin : 1,5 g dapat limbul paralisis. tinggalkan larulan Mg SOa
aldrin, BHC, DDT, 30 g. Fenobarbital 100-200 mg
di€ldrin, endrin,
lM atau 5-10 mg diazepam lV.
klordan, tiodan
dan toksalen.
Kalium p€rmanganat Kristal : beker.ia korosit Beri putih telur, susu dan lak-
(Larutan : tdak berbahaya), mun- san, bilas lambung. Persiap-
tah, nadi lemah, kulit dingin, an untuk lrakeotomi.
kolaps, dan edema glotis.
Dasar Toksikologi
777
Karbon monoks'da Sakit kepala, koma, dePresi P€r- Pernapasan bualan dsngan Q
napasan dan syok. murni di bawah lekanan.
(orcnasal mask).
Karbon tetraklorida 2-10ml Mual, muntah, sakil kePala, kulil Simlomatik. P€rnaPasan buatan
dingin, k€iang, koma, librilasi dengan Oz. lnlus glukosa
v€ntrik€l. Gangguan lungsi hati Epinelrin dan nor€pinelrin
dan ginial. Ksmatian karena tidak boleh daberikan.
deprosi napas.
Kodein (opiat lain) Mual, muntah, pusing, kulit dingin, Bila ada depresi napas,
pupil k6cil. Depresi naPas. berikan nalokson HCI 5-10 mg.
Koma. Bila lidak ada depresi napas
simlomatik saia.
Metilalkohol (dalam 30 ml Setelah p€riode laten 8-32 jam : Diuresis paksa. Simtomatik de-
bahan bakar: depresi SSP, asidosis, rotinitis, ngan m6mperbaiki asidosis,
bula, sal{t kepala, sakit P€rut pernapasan diawasi. Berikan
5-10 %)
kulit dingin, mengigau, koma. etilalkohol unluk menghambat
Bradikardia menandakan prognosis oksidasi metanol. Berikan asam
buruk. nikotin lV untuk dilatasi arteri
r€tina, sesudah koma diatasi.
120-150 ml. Aspirasi dalam paru'Paru Paling Bilas lambung tkJak bol€h.
Minyak tanah
Dua sendok leh bila t€r berbahaya. lritasi saluran c€rna. Simtomatik saia. Bslikan 02
aspirasi Depresi SSP dengan deprssi naPas, under prcssure, bila ada edema
Muntah : aspirasi dengan akibat paru. Antibiotika Prolilaktik.
dispnea, asliksia, udom Paru, dan
pneumonitis, dan kadang-kadang ke.lang
30 ml larutan Bila pekat l6bih berbahaya, dan ber' Simtomatik, beri susu, Putih
Natrium hipoklorit
(pemutih pakaian, 15 o/o silat korosil pada selaPut lendir. lelur atau MgO. Jangan di-
Perlorasi lambung, P€rdarahan, b€ri Na-bikarbonat. Bilas
bukan detergsn)
syok dan striklur (kemudian). lambung harus hati-hati.
Nama zal
Perkiraan dosis
tetal Tanda dan g€jala
Terapi
dihrutkan dalam air.
MgSor 30 g. p"rnao""*
Nitrogen dioksida Duatan
(Noz) Se?a_gai gas menimbulkan
iritasi mata
dan saluran napas. Ud€m patu, Bersihkan jalan napas.
Berikan
otspnea, bronkiolitis u2 oan ptednison dosis
oblit€18ns, besar.
Koma.
Reaksi obat
8elm-acam_macam
reaksi kulit; demam
o^b_al,
angioneurotik ud€m, Beri 0,3 ml adren alin
reaksi 1 %a.
s-eJum, ,eaksi anafilaktik subkutan, harus diulangi
dan tiap
tain_lain /- tu menit sampai
ada
?erbaikan. Antihistamin_
Deksametason 2 x
Sianida (singkong) 1 mg oral
s€tama 4 hari.
Nama zat
Diuresis paksa
Dialisis
Hemodialisis
peritoneal Keterangan
Atkohot (etil)
++
++
Alkohot (merit)
++
++
+++
Penyembuhan dengan
dialisis
pentoneal dipercepat
bila
pada dialisat ditambahkan
Amfetamin
alkali.
Diuresis paksa dengan
me-
nambahkan amonium
klorida
aran meninggikan eliminasi.
Dasar Toksikologi 779
Tabet 52-2. MANFAAT DIALISIS DAN DIURESIS PAKSA PADA KERACUNAN (Sambungan)
Amitriptilin 0 0 0
Anilin ++ ? ++
Desipramin 0 0 0
Diazepam 0 0 0
Dikloralfenazin +++ +++ +++
Etilen glikol ++ ++ ++
Etinamat ? 0 ++
Etklorvinol 0 + +++
Fenasetin + ? ++
Fenotiazin 0 0 ++
Fluorida + ? +++
lsoniazid 0 + ++
Klordiazepoksid 0 0 0
Meprobamat ++ 0 +
Tabel 52-2. MANFAAT DlALlsls oAN DtuREsts pAKsA PADA KERACUNAN (sambungan)
Nilrazepam 0 0 0
Nerotriptilin 0 0 0
Paraldehid + ++ ?
Paras€tanol 0 ? ++
Penghambat monoamin ? ? ++
oksidase
Penisilin ++ ++ ++
Salisilat +++ +++ +++ Penyembuhan pada dialisis
peritoneal akan dipercepat
bila ditambahkan albumin
pada dialisat. Diuresis
paksa alkali.
Sikloserin ++ +++ ?
Streptomisin + ? ++
Sulfonamida ++ ++ +++
Timbal 0 + ++ Dialisis hanya digunakan
dalam kombinasi dengan
chelating agent.
Trimipramin 0 0
Suatu kelator yang ideal sebaiknya memiliki bak; pipa ledeng; pigmen cat para artis; abu dan
sifat sebagai berikut : (1) larut dalam air; (2) resisten asap dari pembakaran kayu yang dica| limbah
lerhadap biotransformasi; (3) mampu mencapai tukang emas/perhiasan, industri rumah, baterai dan
tempat penyimpanan logam; (4) kelat yang terben- percetakan (huruf cetak dari Pb). Keracunan pada
tuk mudah diekskresi; dan (5) harus aktil pada pH anak cukup sering karena termakannya serpihan
cairan tubuh. Alinitas kelator yang rendah terhadap cat yang berasal dari bangunan tua atau karena ke-
kalsium juga merupakan persyaratan, karena kal- biasaan menggerogoti lis dan kerangka jendela
sium dalam plasma mudah diikat. Suatu kelator yang dicat Pb. Cat tersebut mengandung Pb karbo-
mungkin menyebabkan hipokalsemia walaupun afi- nat (beruvarna putih) dan Pb oksida (benvarna
nitasnya tinggi terhadap logam berat. Silat terpen- merah) sebanyak 5-40%. Asosiasi Standar Ame-
ting kelator ialah mempunyai alinitas terhadap rika dalam tahun 1955 menentukan bahwa cat
logam yang lebih besar daripada alinitas logam mainan, perabot rumah tangga, dan interior.tempat
terhadap ligan. Banyaknya ligan dalam tubuh meru- tinggal tidak boleh mengandung lebih dari 1% Pb.
pakan rintangan besar bagi efektivitas suatu Per::ajanan Pb di tempat kerja di Amerika
kelator. Karena banyak hal yang belum diketahui telah berkurang secara mencolok selama 50 tahun
secara mendalam, penggunaan kelator dalam kera- terakhir ini karena adanya peraturan dan program
cunan sebagian besar didasarkan atas penelitian in tepat guna di bidang pengawasan medis. Pajanan
vitro dan pengalaman. Pb paling tinggi ialah ditempat peleburan Pb; kare-
na asap dan debu yang mengandung Pb'oksida.
Juga pekerja di pabrik aki menghadapirisiko seru-
pa. Dari suatu penelitian yang dilakukan di lndone-
2. LOGAM BERAT
sia, kadar Pb darah karyawan pabrik aki kurang dari
0,69 ppm (mcg/ml) belum melewati batas toksik
(0,72 ppm), tetapi perlu pemantauan kadar Pb da-
2.1. TIMBAL
rah karyawan untuk mendeteksi gejala dini keracun-
an Pb.
Timbal (Pb, timah hitam) terdapat dimana-
Absorpsi Pb terutama melalui saluran cerna
mana dalam lingkungan, karena terdapat di alam
dan digunakan dalam industri.
dan saluran napas. Absorpsi melalui usus pada
orang dewasa kira-kira 10%, pada anak kira-kira
Kira-kira 10% dari hasiltambang timbaldigu-
400/0. Ada dugaan bahwa Pb dan kalsium berkom-
nakan untuk produksi Pb tetraetil, yang ditambah-
petisi dalam transport lewat mukosa usus, karena
kan pada bensin sebanyak 1 m[L bensin sebagai
ada suatu hubungan timbal- balik antara kadar kal-
antiknock. Pengurangan kadar Pb dalam bensin
dalam dasawarsa terakhir menyebabkan penurun-
sium makanan dan absorpsi Pb. Kekurangan zat
besi dilaporkan meningkatkan absorpsi Pb melalui
an kadar Pb dalam darah manusia. Manusia ter-
pajan Pb terutama melalui makanan. Jumlah Pb saluran cerna. Absorpsi Pb yang dihirup berbeda-
yang dikonsumsi seorang dewasa di Amerika Seri- beda tergantung dari bentuk (uap atau partikel) dan
kadar Pb. Kira-kira 90% partikel Pb di udala diab-
kat rata-rata per hari 0,1-2 mg. Namun demikian,
sorpsi melalui saluran napas. Pb anorganill mula-
sebagian besartoksisitas nyata Pb diakibatkan oleh
pajanan di lingkungan dan industri. mula terdistribusi di jaringan lemak, terutama dalam
ginjal dan hali. Kemudian Pb mengalami redistribusi
Makanan dan minuman yang bersilat asam,
ke dalam tulang (95%), gigidan rambut. Sejumlah
seperti air tomat, air buah, minuman kola, air apel
kecil Pb anorganik ditimbun dalam otak, sebagian
dan asinan dapat melarutkan Pb yang lerdapat besar dari jumlah tersebut berada di substansia
pada lapisan mangkuk dan panci. Makanan dan grisea dan ganglia basal. Hampir semua Pb anor-
minuman yang terkena kontaminasi tersebut lelah ganik terikat dengan eritrosit dalam sirkulasi. Bila
menyebabkan keracunan latal pada manusia. Tim- kadar Pb relatif tinggi dalam sirkulasi, barulah dite-
bal juga merupakan kontaminan wiski yang disuling mukan Pb dalam plasma.
secara gelap di Amerika karena digunakannya ra- Kumulasi Pb dalam tulang mirip dengan ku-
diator mobil sebagai kondensor, dan komponen lain mulasi kalsium, letapi sebagai Pb losfat tersier,
yang disolder dengan Pb. garam Pb di tulang (fosfat, karbonat) tidak menye-
Kasus sporadis keracunan Pb bersumber dari babkan efek toksik. Pada pajanan yang,baru terjadi,
Pb dalam mainan; debu di tempat latihan menem- kadar Pb lebih tinggi dalam tulang pipih daripada
Logam Berat dan Antagonis 783
nomonisialah wrisf drop dan kadang-kadang foof porfirinogen lll), tetapi tidak jelas apakah hal ini
drop karena yang terserang ialah otot aktif, ter- karena hambatan aktivitas enzim atau laktor lain.
utama bagian ekstensor lengan bawah, pergelang- Peningkatan ekskresi porfobilinogen dan uroporfirin
an tangan, jari serta otot ekstraokuler. Kelemahan dilaporkan hanya terjadi pada kasus berat. Pening-
otot tidak terjadi kecuali setelah aktivitas otot ber- katan aktivitas delta-AlA sintase disebabkan oleh
lebihan. Sensoris umumnya tidak dipengaruhi. berkurangnya kadar heme dalam sel, yang meng-
Sindrom SSP yang disebut juga ensefalopati atur sintesis delta-AlA sintase dengan hambatan
timbaf (lead encephalopathy) lebih sering terjadi tolok balik (feedback inhibition) , Aktivitas delta-ALA
pada anak. Gejala permulaan berupa kekakuan, dehidratase dalam hemolisat dan delta-AlA dalam
ataksia, vertigo, insomnia, gelisah dan iritabilitas. urin merupakan indikator sensitif adanya pajanan
Dengan memberatnya enselalopati penderita akan Pb; perubahan paramater yang dapat dideteksi
terangsang dan bingung, delirium disertai konvulsi dengan prosedur laboratorium sederhana ini men-
tonik-klonik, letargi disusul koma. Sering terjadi dahului munculnya gejala keracunan.
muntah proyektil dan gangguan penglihatan. lni me- Sindrom renal terlihat dalam dua bentukyaitu
rupakan gejala tekanan intrakranial yang meninggi gangguan tubuli ginjal yang reversibel (biasanya
tetapi kraniotomi tidak dapat mengatasinya; angka karena pajanan Pb akut pada anak) dan nelropati
kematian 25o/o. Bila pengobatan dengan kelator
interstisial yang ireversibel, akibat pemajanan Pb
dimulai setelah timbul gejala enselopati akut, maka
kronik di industri. Terlihat kumpulan gejala yang
40% dari yang hidup mengalami kerusakan saral
mirip sindrom Fanconi dengan proteinuria, hema-
berupa retardasi mental, cerebral palsy, atrofi optik
turia, dan adanya silinder dalam urin, Pada bebe-
atau distonia otot. Pajanan Pb kadang-kadang me-
rapa penderita, terjadi hiperurisemia berhubungan
nimbulkan kemunduran mental yang jelas dan pro-
gresif pada anak. Kadar Pb dalam darah anak anla- dengan insufisiensi ginjal. Secara histologis, nefro-
ra 0,30-0,50 ppm, meningkatkan lrekuensi kejadian pati Pb ditandai oleh adanya badan inklusi nuklear
hiperkinetik dan menyebabkan penurunan lQ yang yang khas yaitu suatu kompleks Pb-protein. Hal ini
berarti. timbul dengan cepat dan menghilang setelah terapi
Sindrom hematologi antara lain berupa dengan kelator. Badan inklusi ini juga ditemukan
basophllic stippling akibat agregasi asam ribonu- dalam sedimen urin pekerja pabrik yang terpajan
kleat pada eritrosit, yang terjadi bila kadar Pb darah Pb.
0,80 ppm atau lebih. Hal ini dianggap merupakan Sindrom lain dari plumbism ialah muka warna
akibat penghambatan enzim pirimidin-5'-nukleoti- kelabu dan bibir pucat, bercak retina, tanda keluaan
dase oleh Pb, tetapi basophilic sfipp/rng bukan dini (bungkuk, menurunnya tonus otot, kurus-
tanda patognomonik keracunan Pb. Gambaran kering) dan adanya garis Pb yang merupakan pe-
hematologi intoksikasi Pb kronis yang sering timbul ngendapan Pb sullida benrvarna hitam keabu-abuan
pada anak ialah anemia hipokrom mikrositer. Ane- di tepi gusi, Gejala ini dapat dihindari dengan
mia ini mirip anemia delisiensi besi dan dianggap higiene gigi yang baik. Pigmentasi serupa dapat di-
disebabkan oleh dua laktor yaitu menurunnya umur akibatkan oleh merkuri, bismut, perak, talium dan
eritrosit dan hambatan sintesis heme. besi. Telah dilaporkan beberapa kasus adenokarsi-
Enzim yang diperlukan untuk sintesis heme noma ginjal pada pekerja industri Pb, tetapi bukti
lerdistribusi luas di jaringan mamalia, dan heme karsinogenisitas Pb belum mapan.
tersebut diinkorporasikan ke hemoglobin, mioglo-
bin, sitokrom dan katalase. Kadar Pb yang rendah DIAGNOSIS KERACUNAN TIMBAL. Tanpa dike-
mempengaruhi sintesis heme yaitu menghambat tahui adanya pemaparan Pb yang abnormal, diag-
pada beberapa tahap sintssis, Terbukti adanya nosis keracunan Pb sering tidak ditegakkan kar0na
penghambatan A-aminolevulinat (A-ALA) dehidra- gejala keracunannya yang tidak spesilik. Misalnya,
tase dan ferokelatase, yang merupakan enzim de- gejala ensefalopati Pb menyerupai gejala berbagai
ngan gugus sullhidril (-SH). Keracunan Pb pada keadaan degeneratif SSP. Dengan pemeriksaan
manusia dan hewan coba ditandai oleh adanya lisik sulit membedakan kolik Pb dari kolik akibat
akumulasi protoporlirin lX dan Fe nonheme dalam tukak peplik, pankreatitis atau porliria akut. Kecu-
eritrosil, A-ALA dalam plasma dan meningkatnya rigaan klinis harus dikonlirmasikan dengan peng-
ekskresi A-ALA dalam urin. Juga terjadi pening- ukuran kadar Pb darah dan protoporfirin dalam
katan ekskresi koproporlirin I ll (hasil oksidasi kopro- eritrosit.
Logam Berat dan Antagonis 785
Pada anak dan orang dewasa normal, nilai Pb Simtom utama intoksikasi Pb-tetraetil ialah
darah berkisar antara 0,10-0,40 ppm. Penderita de- pengaruhnya terhadap SSP berupa insomnia,
ngan kadar Pb darah 0,40-0,60 ppm tidak memperli- mimpi buruk, anoreksia, mual, diare, sakit kepala,
hatkan gejala keracunan, namun mungkin memper- kelemahan otot dan instabilitas emosional. Gejala
lihatkan penurunan aktivitas A-ALA dehidratase berikutnya ialah iritabilitas, gelisah, cemas, hipoter-
yang nyata dan sedikit peningkatan ekskresi A-ALA mia, bradikardi dan hipotensi pada pajanan kronis
dalam urin. Penderita dengan kadar Pb darah 0,6- atau akut berat. Bila gejala SSP berat akan terjadi
delusi, ataksia, gerakan otot berlebihan dan keada-
0,8 ppm memperlihatkan penurunan aktivitas A-
an maniak.
ALA dehidratase eritrosit, peningkatan ekskresi A-
Pada keracunan Pb-tetraetil, ekskresi Pb da-
ALA dan koproporfirin urin diserlai gejala keracunan
lam urin meningkat, tetapi kadar Pb darah normal.
Pb ringan yang nonspesifik. Protoporlirin dalam eri-
Anemia tidak umum terjadi pada keracunan Pb or-
trosit meningkat karena Pb menghambat ferokela- ganik, dan kadar protoporfirin eritrosit naik secara
tase. Gejala keracunan Pb jelas terlihat bila kadar tidak konsisten. Efeknya pada metabolisme porfirin
Pb darah melebihi 0,8 ppm, dan lead encephalo- tidak jelas, bercak basofilik eritrosit iarang terjadi.
pathy le(lihaljelas bila kadar Pb darah lebih dari 1 ,2 Pada keracunan berat bisa terjadi kematian dalam
ppm. Ekskresi Pb dalam urin orang dewasa normal beberapa jam sampai beberapa minggu. Jika pen-
umumnya kurang dari 80 mcg per liter. Kebanyakan derita berhasil melewati fase akut, maka penyem-
penderita dengan keracunan Pb yang nyata mem- buhan umumnya sempurna, walaupun kerusakan
perlihatkan kadar Pb 150-300 pg/L urin. Tetapi bila SSP yang menetap sesekali terjadi.
disertai nefropati Pb alau insufisiensi ginjal, eks-
kresi Pb urin mungkin dalam batas normal. PENGOBATAN KERACUNAN TIMBAL. Pengo-
Permulaan keracunan Pb biasanya tidak jelas, batan awal lase akut intoksikasi Pb ialah secara
sehingga perlu pengukuran kandungan Pb dalam suportif, dan selanjutnya harus dicegah pajanan
tubuh orang yang terpajan. Uji mobilisasi dengan lebih jauh. Serangan kejang diobati dengan diaze-
CaNazEDTA membantu menentukan terdapatnya pam; keseimbangan cairan dan elektrolit harus di'
peningkatan kandungan Pb'dalam tubuh orang pertahankan; udem otak diatasi dengan manitol dan
yang terpajan. Uji inidilaksanakan dengan inlus 1 g deksametason. Kadar Pb darah harus ditentukan
CaNaeEDTA dalam 250 ml larutan dekstrosa 5% sebelum pengobatan dengan kelator.
selama satu jam. Kemudian produksi urin selama 4 Kelator harus diberikan pada penderita de-
hari dikumpulkan. Batas tertinggi ekskresi Pb orang ngan gejala atau pada penderita dengan kadar Pb
dewasa normal ialah 600 pg. Uji mobilisasitidak di- darah melebihi0,5-0,6 ppm. Tiga kelator biasa digu-
lakukan pada penderita dengan gejala keracunan nakan dalam pengobatan intoksikasi Pb, yaitu kal'
Pb yang nyata, yailu pada orang yang mengan- sium disodium edetat (CaNazEDTA), dimerka-
dung Pb darah lebih dari 1 ppm, karena penderita prol (British antilewisite; BAL), dan D-penisilamin.
ini memerlukan regimen pengobatan kelator Mula-mula CaNaeEDTA dan dimerkaprol diberikan
yang tepat. secara kombinasi, diikuti pemberian penisilamin
Singkatnya diagnosis keracunan Pb didasar- untuk pengobatan langka paniang. CaNazEDTA
kan atas riwayat dan gejala klinik penderita dan dengan dosis 50-75 mg/kgBB per hari dibagi dalam
mudah ditegakkan secara laboratoris, lnlormasi dua kali pemberian, secara lM yang dalam, atau
diagnoslik lainnya mencakup : garis Pb yang khas sebagai inlus selama 5 hari berturut-turut. lnterval
dalam tulang panjang anak; Pb yang tidak terserap antara pemberian CaNazEDTA dan pemberian BAL
yang terlihat sec€lra radiogralis di saluran cerna pertama ialah 4 jam. Pengulangan pemberian
pada anak yang baru saja menelan Pb; bercak CaNazEDTA bisa diberikan setelah pengobatan di-
hentikan 2 hari. Setiap regimen terapi dengan
basofilik dengan anemia; dislungsi ginjal; dan lesi
CaNa2EDTA tidak boleh melebihijumlah dosis 500
neurologis.
mg/kgBB. Produksi urin harus dipantau, karena
Keracunan Pb organik. Pb-tetraetil dan Pb-tetra- kompleks logam-kelator bersilat nefrotoksik. Peng-
metil ialah senyawa larut lemak sehingga mudah obatan dengan CaNazEDTA dapal segera mengu-
diekskresi melalui kulit, usus dan paru. Toksisitas rangi gejala. Kolik hilang dalam waktu 2 Jann;
Pb-tetraetil disebabkan oleh melabolitnya yaitu Pb parestesia dan tremor dalam 4 atau 5 hari; kopro-
trietil dan Pb anorganik. porfirinuria, bercak basolilik eritrosit, dan garis Pb
786 Farmakologi dan Terapi
pada gusi cenderung berkurang dalam waklu 4 mengandung merkuri dalam jumlah besar; dan (2)
sampai t hari. Eliminasi Pb melalui urin biasanya meningkatnya penggunaan merkuri di bidang in-
paling besar selama berlangsungnya inlus awal. dustri dan pertanian. Selama berbulan-bulan, bah-
. Dimerkaprol dengan dosis 4 mg/kgBB diberi- kan berlahun-tahun epidemi keracunan merkuri
kan secara lM seliap 4 jam selama 48 jam, kemu- pada hewan dan manusia telah salah didiagnosis.
dian seliap 6 jam selama 48 jam berikutnya, dan Sebab keterlambatan diagnosis yang tragis ini an-
akhirnya setiap 6-12 jam selama '17 hari terakhir. tara lain karena onset yang lambat, tanda klinis dini
Kombinasi kedua obat tersebut lebih efektif dari- yang tidak jelas, dan prolesi kedokteran tidak me-
pada penggunaan salah satu saja, Berbeda dengan ngenal penyakit tersebut.
CaNazEDTA dan dimerkaprol, penisilamin elektif
secara oral, dan dapat ditambahkan dalam regimen
pengobatan dengan dosis empat kali 250 mg sehari JENIS DAN SUMBER MERKURI
selama 5 hari. Pada terapi jangka panjang, dosis
tidak boleh melebihi 40 mg/kgBB per hari. Ada tiga bentuk utama Hg yang harus dibeda-
Keracunan Pb pada anak lebih berbahaya kan yaitu uap Hg (unsur Hg), garam Hg, dan Hg
daripada orang dewasa, terutama karena tingginya organik. Unsur Hg ialah Hg anorganik yang paling
lrekuensi kejadian ensefalopati. Angka kematian mudah menguap. Pajanan manusia terhadap uap
Pb-ensefalopati yang tidak diobati dan berat bisa Hg sudah lama dikenal dan sebagian besar dise-
mencapai 65%, dan pada penderita yang bertahan babkan oleh jenis pekerjaan seseorang. Pajanan
hidup, umumnya ditemukan gejala sisa pada sistem kronis Hg dalam udara ialah akibat kontaminasi
saraf. Rawat inap dianjurkan untuk setiap anak de- yang tidak disengaja dalam ruangan berventilasi
ngan simtom keracunan Pb atau anak dengan ka- buruk, misalnya dalam laboratorium penelitian.
dar Pb darah 0,8 ppm atau lebih. Dengan demikian Garam Hg terdapat dalam bentuk garam mo-
pajanan dapal diakhiri, dan perhatian dapat dicu- novalen dan divalen. HgClz (kalomel) yang dahulu
rahkan untuk m€mantau dengan c€rmat dan mela- diindikasikan sebagai obat cacing, masih terdapat
kukan terapi suportif. dalam sejumlah krim kulit sebagai antiseptik,
Terapi dengan kelator jangka panjang untuk Garam Hg merupakan iritan dan racun yang sangat
penderila dengan residual encephalopathy alau kuat dari logam tersebut. Hg (NOz)2 merupak4n
dengan kadar Pb darah melebihi 0,6 ppm dan de- bahaya umum dalam industri topi laken lebih dari
ngan gambaran deposit tulang Pb yang jelas secara 400 tahun yang silam. Kelainan neurologis dan ting-
ra-diogralis, paling praktis dengan pemberian peni- kah laku teriadi akibat pajanan di tempat kerja ter-
silamin oral maksimum 40 mg/kgBB per hari. Harus sebut. Hg Cl2, yang pernah digunakan sebagai anti-
diingat bahwa penisilamin dapat meningkatkan ab- septik juga digunakan untuk tujuan bunuh diri.
sorpsi Pb dari saluran cerna maka menghindari Garam merkuri masih digunakan dalam industri,
pajanan Pb ialah sangat penting. dan limbah industri ke sungai telah mencemari ling-
Pengobatan keracunan Pb organik bersifat kungan hidup. Merkuri anorganik di industridiguna-
simtomatik. Pemberian kelator akan meningkatkan kan untuk memproduksi kloralkali dan alat elektro-
sedikit ekskresi Pb anorganik yang dihasilkan dari nik;juga untuk pembuatan plastik, fungisida, germi-
metabolisme Pb organik. sida dan lanaman lormula amalgam dalam kedok-
teran gigi.
Hg organik yang digunakan dewasa ini me-
2.2. MERKURI ngandung merkuri dengan satu ikatan kovalen de-
ngan atom karbon. lni merupakan suatu kelompok
Merkuri (Hg) merupakan obat penting selama senyawa heterogen, dan masing-masing rnempu-
berabad-abad, yailu sebagai diuretik, antibakteri, nyai kemampuan yang berbeda untuk menghasil-
antiseptik, salep kulit, dan laksan. Sekarang ini kan efek toksik. Garam alkilmerkuri paling berba-
obat yang lebih efektil dan spesilik telah menggan- haya dari kelompok senyawa ini, terutama metil-
tikan Hg, sehingga keracunan merkuri dari obat merkuri. Garam ini digunakan sebagai lungisida
berkurang, namun keracunan merkuri dari pence- dan dapat menimbulkan efek toksik pada manusia.
maran lingkungan semakin menonjol. Kadar Keracunan merkuri pada manusia akibat konsumsi
merkuri di udara, tanah dan air telah meningkat biji bibit gandum bermerkuri telah terjadi di lrak,
karena : (1) penggunaan bahan bakar losil yang Pakistan, Ghana dan Guatemala selama musim
Logam Berat dan Antagonis 787
rontok tahun 1971 . lrak telah mengimpor sejumlah lase dalam eritrosit, Disposisi uap merkuri sama
besar biji gandum yang diawetkan dengan metil dengan garam Hg tetapi karena uap merkuri lebih
merkuri dan mendistribusi biji gandum tersebut cepat melinlasi membran maka sejumlah besar uap
untuk ditanam pada masa tanam musim semi. Mes- merkuri telah memasuki otak sebelum dioksidasi
kipun sudah diberi peringatan resmi, biji gandum sehingga toksisitasnya terhadap SSP lebih besar
tersebut digiling menjadi tepung dan selanjutnya daripada bentuk divalennya.
dibuat roti. Akibatnya, 6530 orang dirawat di rumah Garam Merkuri Anorganik. Garam merkuri yang
sakit dan 500 orang meninggal. larut (Hg2*) memasuki sirkulasi bila diberikan seca-
Penyakit Minamata juga disebabkan oleh ra oral. Absorpsi melalui usus kira- kira 10%, se-
metilmerkuri. Minamata ialah sebuah kota kecil di jumlah besar Hg2* tetap terikat pada mukosa usus
Jepang, tempat sebuah pabrik kimia yang besar dan isi usus. Senyawa merkuri anorganik yang tidak
menuang limbahnya langsung ke Teluk Minamata. dapat larut, seperti kalomel (HgClz), bisa menga-
Pabrik kimia tersebut menggunakan merkuri anor- lami oksidasi menjadi senyawa yang larut yang
ganik sebagai katalisator, dan sebagian telah dime- lebih mudah diabsorpsi. Distribusi merkuri anor-
tilasi sebelum disalurkan ke leluk tadi, Di samping ganik sangat tidak seragam. Kadar tertinggi Hg2*
itu, mikroorganisme mengubah merkuri anorganik ditemukan dalam ginjal dan bertahan lebih lama
menjadi metilmerkuri yang kemudian diambil oleh daripada di jaringan lain. Kadar merkuri anorganik
plankton algae dan selanjutnya terkumulasi dalam dalam darah sama tinggi dengan dalam plasma. Hg
ikan lewat rantai makanan. Penduduk Minamata anorganik sukar melewati sawar darah-otak atau
yang mengkonsumsi ikan dalam jumlah besar men- plasenta. Logam ini diekskresi melalui urin dan tinja,
jadi korban pertama. Dilaporkan 121 orang meng- tetapi ekskresi melalui tinja lebih penting. Masa
alami keracunan dan 46 orang meninggal. Di Ame- paruhnya pada manusia kira-kira 60 hari.
rika Serikat, keracunan serupa teriadi akibat makan
daging babi yang diberi makan biji-bijian yang di- Merkuri Organik. Hg organik diabsorpsi lebih leng-
awetkan dengan lungisida Hg organik. kap melalui usus daripada garam anorganik karena
Hg organik lebih larul dalam lemak dan kurang
korosif terhadap mukosa usus. Lebih dari 90% me-
KIMIA DAN MEKANISME KERJA tilmerkuri diabsorpsi melalui saluran @rna manu-
sia. Hg organik melintasi sawar darah otak dan
Merkuri mudah membentuk ikatan kovalen de- plasenta sehingga elek neurologis dan teratogenik
ngan sulfur, dan silat inilah yang mendasari sebagi- lebih nyata daripada yang disebabkan oleh garam
an besar efek biologisnya. Apabila sullur terdapat anorganik, Hg organik didistribusi ke seluruh jaring-
dalam bentuk sullhidril, maka merkuri divalen an lebih merata daripada garam anorganik. SebagF
menggantikan atom hidrogen membentuk merkap- an besar Hg organik terdapat dalam eritrosit. Rasio
tida, X-Hg-SH dan Hg (SR)z; X menunjukkan suatu kadar Hg organik dalam eritrosit dengan kadarnya
radikal elektronegatil dan R ialah protein. Hg orga- dalam plasma berbeda tergantung dari bentuk se-
nik membentuk merkaptida tipe BHg-SR'. Akibat- nyawa, untuk metilmerkuri ialah 2O : 'l . lkatan kar-
nya aktivitas enzim sullhidril tqrhambat sehingga bon-merkuri dari beberapa Hg organik terurai sete-
metabolisme dan fungsi sel terganggu. Alinitas mer- lah diabsorpsi. Penguraian ini sangat lambat pada
kuri terhadap tiol merupakan dasar pengobatan ke- metilmerkuri, dan Hg anorganik yang terbentuk
racunan merkuri dengan dimerkaprol dan penisi- iidak toksik. Arilmerkuri, misalnya merkurofen mem-
lamin. Merkuri mengikai ligan lain, yaitu fosforil, punyai ikatan merkuri-karbon yang labil, dan toksi-
karboksil, amida dan amin, sitas senyawa ini serupa dengan toksisitas Hg anor-
ganik. Ekskresi metilmerkuri terutama melalui tinja;
FARMAKOKINETIK kurang dari 10o/o melalui urin. Waktu paruh biologis
metilmerkuri pada manusia kira-kira 65 hari.
Unsur merkuri. Unsur merkuri tidak toksik bila ter-
makan karena absorpsi dari saluran cerna sangat
rendah dan Hg dalam bentuk ini fidak bereaksi TOKSISITAS
dengan molekul penting secara biologis. Uap mer-
kuri yang terhirup diserap seluruhnya oleh paru dan Unsur Merkuri. Pajanan akut terhadap uap merkuri
dioksidasi menjadi kation merkuri divalen oleh kata- bisa menyebabkan gejala dalam beberapa jam be-
788 Farmakologi dan Terapi
rupa rasa lemah, menggigil, rasa logam, mual, mun- kronis terhadap ion merkuri anorganik. Sindrom ak-
tah, diare, batuk dan sesak napas. Toksisitas paru rodinia berupa eritem ekstremitas, dada dan wajah,
bisa berkembang menjadi pneumonia interstisial dengan fotolobia, diaforesis, mual, takikardi, dan
disertai gangguan lungsi paru berat. Penyembuhan sembelit atau diare. Kompleks gejala ini terlihat
umumnya sempurna tetapi librosis interstisial resi- secara ekslusif akibat termakannya merkuri dan
dual dapat terjadi. Pajanan kronis terhadap uap diduga merupakan reaksi hipersensivitas lerhadap
merkuri menyebabkan toksisitas yang timbul lambat merkuri.
terutama gejala neurologis yang disebut sindrom
vegetatif astenik. Sindrom ini terdiri dari gejala neu-
rastenik ditambah tiga atau lebih gejala berikut : Hg Organik. Kebanyakan data toksikologi Hg orga-
peningkatan ambilan yodium radioaktil oleh kelen- nik pada manusia menyangkut metilmerkuri seba-
jar tiroid, takikardi, nadi labil, gingivitis, dermogralia gai akibat pajanan lidak disengaja. Gejala pajanan
dan peningkatan merkuri dalam urin. Pajanan yang metilmerkuri sebagian besar bersilat neurologis se-
lerus menerus menimbulkan tremor dan perubahan perti gangguan penglihatan (skotoma dan penyem-
psikologis misalnya deprpsi, iritabilitas, rasa malu pitan medan penglihatan), ataksia, parestesia,
berlebihan, insomnia, emosi labil, pelupa, bingung neurastenia, kehilangan pendengaran, disartri, ke-
dan gangguan vasomotor (perspirasi berlebihan munduran mental, tremor, gangguan motorik,
dan kemerahan di wajah) keseluruhan gejala ini paralisis dan kematian. Daerah otak yang sangat
disebut eretism. Ciri umum intoksikasi uap merkuri peka terhadap efektoksik metilmerkuri ialah korteks
ialah hipersalivasi dan gingivitis. Trias gejala yaitu serebri (terutama korteks visual) dan lapisan granu-
eksitabilitas yang meningkat, tremor dan gingivitis lar serebelum. Elek metilmerkuri pada letus dapat
merupakan manifeslasi utama pajanan uap merkuri terjadi walaupun ibunya asimtomatik, yailu berupa
pada industri topi bulu laken yang menggunakan kemunduran pental dan gangguan neuromuskular.
Hg-nitrit. Pernah dilaporkan dislungsi ginjal karena
pajanan kronis terhadap uap merkuri. DIAGNOSIS KERACUNAN MERKURI. Riwayat
pajanan lerhadap merkuri sangat menolong dalam
Garam Merkuri Anorganik. Merkuri anorganik dan diagnosis keracunan merkuri. Tanpa adanya riwa-
ionik (misalnya, merkuri klorida) dapat menyebab- yat serupa itu, kecurigaan klinik harus dikonfirmasi
kan toksisitas akut berat. Pengendapan protein dengan analisis laboratorium. Batas tertinggi mer-
selaput lendir akibat garam merkuri mengakibatkan kuri dalam darah ialah 0,03-0,04 ppm. Kadar
warna mulut, faring, dan saluran cerna keabu-abu- merkuri dalam darah di atas 0,04 ppm harus diang-
an disertai nyeri hebal dan muntah. Muntah ini gap abnormal pada orang dewasa. Karena melil-
bersilat protektil karena menyingkirkan merkuri dari merkuri terkumpul dalam eritrosit dan merkuri anor-
lambung. Elek korosif Hg anorganik pada mukosa ganik tidak, maka distribusi merkuri total antara
usus menyebabkan hematochezia yang ditandai eritrosit dan plasma merupakan petunjuk yang
dengan mukosa lepas dalam tinja. Syok hipovo- membedakan kerqcunan Hg anorganik atau orga-
lemik dan kematian biasanya diakibatkan oleh tin- nik. Pengukuran merkuri total dalam eritrosit mem-
dakan yang tidak tepat. Elek lokal ini sebenarnya berikan perkiraan yang lebih baik untuk kandungan
mudah diatasi dengan tindakan korektil dimulai da- metilmerkuri dalam tubuh daripada untuk kandung-
lam beberapa jam setelah pajanan merkuri dan an Hg anorganik. Hubungan antara kadar merkuri
berlangsung beberapa hari. Rasa logam diikutioleh dalam darah dan lrekuensi beberapa gejala kera-
stomatitis dengan iritasi gingiva, pernapasan ber- cunan metilmerkuri dapat dilihat pada Tabel 53-1.
bau dan goyahnya gigi. Elek sistemik paling serius Kadar merkuri dalam plasma merupakan indeks
dan paling sering terjadiakibat Hg anorganik ialah yang lebih baik dari kandungan merkuri anorganik,
toksisitas renal. Terjadi nekrosis tubuli ginjal disertai namun tidak ada dokumentasi tentang hubungan
oliguria atau anuria; namun kerusakan glomerular antara kandungan merkuri dalam tubuh dan kadar
lebih menonjol. Hal ini disebabkan oleh efek lang- Hg anorganik dalam plasma. Hubungan antara ka-
sung merkuri pada membran basal glomerulus dan dar Hg anorganik dalam darah dan toksisitasnya
efek tidak langsung yang diperantarai oleh kom- tergantung dari bentuk pajanan. Misalnya pajanan
pleks imun. Kerusakan ginjal umumnya terjadi aki- uap merkuri mengakibatkan kadar dalam otak kira-
bat pajanan kronis Hg anorganik, Sindrom akro- kira sepuluh kali lebih tinggi daripada kadar akibat
dinia (pink dr'sease) umumnya juga akibat palanan pajanan garam Hg anorganik dengan dosis sama.
Logam Berat dan Antagonis 789
Tabel 53-1. HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI GEJALA KERACUNAN METILMEBKURI DENGAN KAOAR
MERKURI DALAM DARAH
0,1 - 0,5 5 0 0 5 00
0,5 - 1,0 42 11 21 5 5 0
1,0 - 2,0 60 47 53 24 5 0
2,0 - 3,0 79 60 56 25 13 0
3,0 - 4,0 82 100 58 75 36 17
4,0 - 5,0 100 100 83 85 66 28
Kadar merkuri dalam urin juga digunakan se- lologis sangat penting dalam pajanan oral moderat
bagai ukuran kandungan merkuri dalam lubuh. hingga berat. Emesis harus dilakukan jika penderita
Batas tertinggi untuk ekskresi merkuri dalam urin sadar. Bilas lambung dapat dilakukan sebagai alter-
pada orang normal ialah 25 pg/L. Terdapat sualu natif. Karbon aktif dan magnesium sullat (katartik)
hubungan linear antara kadar dalam plasma dan diberikan untuk membatasi absorpsi lebih lanjut.
ekskresi merkuri dalam urin setelah pajanan uap Terapi kelasi dengan dimerkaprol digunakan
merkuri. lni terbukti pada pekerja sebuah pabrik secara rutin untuk mengobati keracunan merkuri
kloralkali yang mengalami lremor bila kadar dalam anorganik atau unsur Hg. Dosis dimerkaprol yang
urin mencapai 500 pg/L. Tetapi, ekskresi merkuri dianjurkan ialah 5 mg/kgBB, yang disusul dengan
dalam urin bukan merupakan indikator bagi jumlah 2,5 mg/kgBB secara lM setiap 12iam selama 10
metilmerkuri dalam darah, karena metilmerkuri hari. Penisilamin 250 mg secara oral setiap 6 jam
sebagian besar dieliminasi dalam tinja. bisa digunakan sendiri atau selanjutnya dikombina-
Rambut kaya akan gugus sulfhidril, dan kadar sikan dengan dimerkaprol. Kemajuan hasil terapi
merkuri dalam rambut kira-kira 300 kali kadarnya dapat dipantau dengan mengukur kadar merkuri
dalam darah. Pertumbuhan rambut yang paling dalam urin dan darah.
akhir mencerminkan kadar merkuri mutakhir dalam Hemodialisis boleh jadi diperlukan pada pa-
darah. Rambut manusia tumbuh kira-kira 20 cm sien keracunan dengan penurunan lungsi ginial.
setahun, dan riwayat mengenai pajanan dapat di- Dalam hal ini kelator masih bisa digunakan, karena
peroleh dengan analisis segmen rambut yang ber- kompleks dimerkaprol-merkuri dapat dikeluarkan
beda, dengan cara dialisis.
PENGOBATAN KERACUNAN MERKURI. Pengu- Merkuri Organik. Merkuri organik berantai pendek,
kuran kadar merkuri dalam darah harus dilakukan terutama metilmerkuri adalah bentuk merkuri paling
secepat mungkin setelah adanya keracunan logam sulit untuk dikeluarkan dari tubuh, diduga karena
tersebut. sukar diikat oleh kelator. Dimerkaprol dikontrain'
Uap Unsur Merkuri. Tindakan terapeutik menca-
dikasikan pada keracunan metilmerkuri karen3
dimerkaprol terbukti meningkatkan kadar metilmer-
kup : segera mengakhiri pajanan dan memberi per-
kuri pada hewan coba. Penisilamin memudahkan
hatian khusus terhadaplungsi paru. Bantuan napas
ekskresi metilmerkuri dari tubuh, tetapi hasil terapi
mungkin diperlukan secara akut. Terapi kelasi se-
perti pada keracunan Hg anorganik hendaknya di- keracunan metilmerkuri dengan penisilamin tidak
memuaskan. Penisilamin dengan dosis yang biasa
mulai segera dan dilaniutkan sesuai dengan kondisi
digunakan untuk mengobati keracunan Hg anor-
klinis dan kadar merkuri dalam darah/urin.
ganik, hanya menghasilkan sedikit penurunan ka-
Merkuri Anorganik. Tindakan segera lerhadap ke- dar metilmerkuri dalam darah; diperlukan dosis
seimbangan cairan dan elektrolit dan status hema- yang lebih besar (2 g per hari) pada keracunan Hg
790 Farmakologi dan Terapi
Ginjal. Arsen bisa menyebabkan kerusakan pem- Karsinogenesis dan teratogenesis. Arsen me-
buluh kapiler ginjal, tubulidan glomeruli. Yang dipe- nyebabkan putusnya kromosom pada kultur leuko-
ngaruhi mula-mula adalah glomeruli sehingga ter- sit manusia dan bersilat teratogenik pada hamster.
jadi proteinuria. Kemudian terjadi berbagai tingkat Banyak sekali bukti epidemiologis yang menyata-
nekrosis tubular dan degenerasi. Oliguria disertai kan bahwa penggunaan air minum yang mengan-
proteinuria, hematuria dan silinderuria sering di- dung As secara rnenahun atau pajanan kronis ter-
sebabkan oleh pajanan As. hadap As anorganik yang ditemukan pada cairan
penyemprot kebun anggur atau untuk memandikan
Kulit. Secara akut, As bersifat vesikan (menimbul-
biri-biri, rnerupakan predisposisi terjadinya karsino-
kan vesikel) mengakibatkan nekrdsis dan pengelu-
ma skuamosa intraepidermis dan karsinoma basa-
pasan kulit. Arsen anorganik dosis rendah yang
lis. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa penggu-
lermakan secara kronis menyebabkan vasodilatasi
naan kronis larutan Fowler (K-arsenit) untuk psoria-
kulit, hiperkeratosis, terutama pada lelapak tangan
dan tumit, d:n hiperpigmentasi pada tubuh, kaki
sis atau penyakit kulit lainnya dapat berakibat
kanker kulit. Di kalangan orang yang bekerja de-
dan tangan. Akhirnya menyebabkan atrofi, dege-
ngan logam terdapat korelasi kuat antara kanker
nerasi dan mungkin kanker kulit. Erupsi kulit lazirn
paru dengan intensitas dan lamanya pajanan terha-
pada penderita yang menerima pengobatan As
dap As. Hemangiosarkoma ditemukan pada peker-
anorganik.
ja kebun anggur yang terpajan As secara kronis.
Sistem Saraf, Pajanan kronis terhadap As anorga-
nik bisa menyebabkan neurilis perifer. Pada kasus
berat, medula spinalis bisa terkena. Setelah As
anorganik termakan secara akut dengan dosis tok-
sik, kira-kira 5% penderita mengalami depresi sen- KERACUNAN ARSEN AKUT
lral tanpa gejala saluran cerna. Gejala neurologis
Peraturan pemerintah mengurangi kandung"
mencakup sakit kepala berat, kantuk, bingung, de-
mam, kejang dan koma. Kelemahan otot juga terjadi an As yang diperbolehkan pada makanan dan ling-
pada kaki dan tangan, dan bila pajanan berlanjut, kungan pekerjaan, telah meningkatkan segi ke-
relleks tendo berkurang dan teriadi atroli otot. Ke- amanan dan menurunkan jumlah intoksikasi serta
lainan serebral t€rutama karena gangguan vaskular jumlah penggunaan As. Tetapi produksi herbisida
yang terjadi pada substansia grisea dan alba beru- yang mengandung As t€tap meningkat. Timbulnya
pa lokus nekrosis hemoragi yang multipel dan keracunan As akibat kecelakaan, homisid dan bu-
simetris. nuh diri telah menurun dalam dasawarsa terakhir
ini. Dahulu AseOo menjadi penyebab umum kera-
Darah. Arsen anorganik mempengaruhi sumsum
cunan karena banyak tersedia, tidak mempunyai
tulang dan mengubah komposisi sel darah. Eva-
rasa, dan berbentuk seperti gula.
luasi hematologis biasanya mengungkapkan ane-
Gejala awal keracunan As akut ialah rasa tidak
mia dengan leukemia ringan sampai moderat; eosi-
enak dalam perut, bibir rasa terbakar, penyempitan
nofilia bisa juga dijumpai. Anisositosis menjadi
nyata dengan pajanan yang meningkat terhadap tenggorokan dan susah menelan, disusul oleh nyeri
As. Vaskularisasi sumsum tulang meningkat. Se- lambung hebat, muntah proyektil dan diare berat.
jumlah kasus agranulositosis pernah dilaporkan di- Gejala lain ialah oliguria, proteinuria, hematuria dan
sebabkan oleh glikobiarsol. anuria. Penderita sering mengeluh kejang otot ske-
let dan haus, Jika kehilangan cairan terus berlanjul,
Hati. Arsen anorganik dan sejumlah As organik akan timbul syok. Kejang hipoksik dapat terjadi
sangat toksik terhadap hati dan menyebabkan infil-
dalam lase lanjut, berakhir dengan koma dan ke-
trasi lemak, nekosis sentral dan sirosis hepatis.
matian.
Dosis terapi obat tripanosoma, triparsamid, dapat
Dengan pengobatan yang tepat dan cepat,
menyebabkan kerusakan hati ringan sampai berat.
penderita dapat bertahan melewati fase akut de-
Kerusakan umumnya terjadi pada parenkim hati,
ngan gejala sisa neuropati serta gangguan lainnya.
tetapi pada beberapa kasus gambaran klinis sangat
mirip dengan obstruksi saluran empedu. Kelainan Pernah dilaporkan dari suatu penelitian terhadap 57
utama berupa perikolangitis dan trombi empedu pasien, 37 mengalami neuropati perifer dan 5 orang
dalam saluran empedu yang lebih kecil. mengalami enselalopati.
792 Farmakolqi dan Terapi
KERACUNAN ARSEN KRONIS dariS% kadmium yang mengalami daur ulang. Batu
bara dan bahan bakar fosil lainnya mengandung
Tanda dini keracunan As kronis yang paling
kadmium, dan pembakaran benda ini melepaskan
umum ialah kelemahan dan nyeri otot, pigmentasi
unsur kadmium ke dalam lingkungan. Pekerja pada
kulii, hiperkeratosis dan udem. Gejala lain ialah
tempat peleburan dan pabrik pengolahan logam
napas dan keringat bau bawang putih, hipersalivasi,
lainnya dapat terpajan kadmium kadar tinggi di
hiperhidrosis, stomatitis, coryza, lakrimasi, pares-
udara; namun bagi kebanyakan penduduk, yang
tesia, gatal, dermatitis, vitiligo dan alopesia. Dapat
paling utama ialah pada kontaminasi makanan.
pula terjadi hepatomegali, obstruksi saluran em-
Bahan makanan yang tidak tercemar mengandung
pedu, gangguan tungsi ginjal, neuritis perifer, en-
sefalopati dan kerusakan sumsum tulang.
kadmium ku:rang dari 0,05 pg per gram berat
basah, dan jumlah asupan rata-rata per hari kira-
PENGOBATAN KERACUNAN ARSEN. Setetah kira 50 pg. Air minum biasanya lidak memberikan
pajanan akut terhadap As, maka tindakan suportif tambahan yang berarti dalam kadmium, telapi rokok
perlu diambil untuk menstabilkan penderita dan sebaliknya. Setiap batang rokok mengandung 1
mencegah penyerapan racun lebih lanjut. Perhatian sampai 2 pg kadmium. Walaupun absorpsi kad-
khususnya diarahkan untuk mengoreksi volume mium melalui paru 1Oo/o, mengisap satu bungkus
cairan intravaskular, karena eleknya terhadap rokok per hari berarti mengkonsumsi kira-kira 1 mg
saluran cerna dapat mengakibatkan syok hipovole- kadmium per tahun. Kerang serta hati dan ginjal
mik yang latal. Untuk memperbaiki hipotensi diper- hewan merupakan bahan makanan yang mengan-
lukan cairan infus dengan obat yang menaikkan dung kadmium melebihi 0,05 pg/g. Bila beras dan
tekanan darah, misalnya dopamin. Terapi kelasi gandum terkontaminasi kadmium dalam tanah dan
harus dimulai dengan dimerkaprol 3 mg/kgBB lM air, maka kidar kadmium bisa meningkat secara
tiap 4 jam sampai gejala abnominal reda. Peng- mencolok (1 f,S/S). Di Fuchu, Jepang setelah
obalan dilanjutkan dengan penisilamin 4 x 250 Perang Dunia ll, sejumlah besar orang menderita
mg/hari secara oral selama 4 hari berikutnya. Jika nyeri reumatik dan otot, penyakit lersebut diberi
gejala berulang kembali setelah dihentikannya tera- nama itai-itai (ouch-ouch). Kemudian diketahui bah-
pi kelasi, maka dapat dilakukan pemberian ulang wa kadmium yang berasal dari limbah sebuah
penisilamin. pabrik pengolahan Pb-seng telah mencemari
Keracunan As kronis dapat diobati dengan sawah setempat.
dimerkaprol dan penisilamin, tetapi penisilamin per
oral saja biasanya sudah cukup. Dialisis ginjal
FARMAKOKINETIK
mungkin diperlukan pada nelropati arsen berat; ke-
berhasilan dengan cara dialisis ini pernah dilapor-
Kadmium sukar diabsorpsi dari saluran cerna.
kan.
Absorpsinya pada hewan coba kira-kira 1,5%, dan
pada manusia kira-kira 5%. Absorpsi kadmium me-
2.4. KADMIUM lalui saluran napas para perokok anlara 1O- 4Oo/0.
Selanjutnya kadmium diangkut dalam darah, seba-
Kadmium merupakari logam toksik yang pen- gian besar terikat pada eritrosit dan albumin. Sele-
ting saat ini. Dalam alam, kadmium tercampur de- lah distribusi, kira- kira 50% darijumlah kadmium
ngan seng dan Pb; ekstraksi serta pengolahan ke- dalam tubuh ditemukan pada hati dan ginjal. Waktu
dua logam terakhir ini sering menyebabkan pen- paruh kadmium dalam tubuh berkisar antara 10-30
cemaran lingkungan oleh kadmium. Unsur kad- tahun. Eliminasi kadmium melalui leses secara
mium ditemukan dalam tahun 181 7, tetapi baru kuantitatil lebih penting daripada melalui urin.
digunakan kira-kira 50 tahun yang lalu. Resistensi
yang tinggi terhadap korosi, silat elektrokimiawi KERACUNAN KADMIUM AKUT
yang berharga, dan silat kimiawi yang bermanlaat
lainnya menyebabkan kadium digunakan secara Keracunan akut biasanya terjadi karena
luas dalam electroplating dan galvanisasi, dalam menghirup debu dan asap yang mengandung kad-
pembualan plastik, warna cat (kuning) dan baterai mium (kadmium oksida), dan garam kadmium yang
nikel-kadmium. Pencemaran lingkungan dengan termakan, Elek toksik dini disebabkan oleh pera-
kadmium akan bertambah karena hanya kurang dangan setempat. Kadmium yang termakan akan
Logam Berat dan Antagonis 793
menimbulkan mual, muntah, salivasi, diare dan kalsium dan vitamin larut-lemak seperti vitamin D
kejang perut. Secara akut, kadmium lebih toksik bila jauh lebih tinggi di negara ini daripada di Jepang.
dihirup. Tanda dan gejala yang timbul dalam waktu Korban di Jepang kebanyakan terdiri dari wanita
beberapa jam meliputi peradangan saluran napas multipara dan pascamenopause. Jadi, mungkin ter-
atas, sakii dada, mual, pusing dan diare, Toksisitas dapat suatu interaksi antara kadmium, gizi dan pe-
bisa berkembang menjadi udem paru atau €rnfi- nyakit tulang. Penyimpanan kalsium dalam tulang
sema residual dengan librosis peribronkial dan peri- menurun pada orang yang terpajan kadmium' Elek
vaskular. kadmium ini bisa disebabkan oleh gangguan ter-
hadap pengaturan ginjal atas keseimbangan kal-
sium dan fosfat.
KERACUNAN KADMIUM KRONIS
Testis. Nekrosis testikuler terjadi pada hewan coba
Efek toksik pajanan kronis kadmium agak ber- dengan pajanan akut kadmium; tetapi hal ini tidak
beda, tergantung dari caranya masuk tubuh. Ginjal ditemukan pada manusia.
terkena akibat pajanan melalui paru atau saluran
PENGOBATAN KERACUNAN KADMIUM' TETA-
cerna. Efek yang berarti pada paru hanya ierlihat
pi efektif untuk keracunan kadmium sukar dilaku-
setelah adanya pajanan lewat jalan napas.
kan. Setelah penghirupan akut, penderita harus
Ginjal. Kadar kadmium 200 Fg/g ginjal, akan me- dipindahkan dari sumber kadmium dan ventilasi
nyebabkan cedera ginjal; ada kemungkinan bahwa paru harus dipantau dengan cermat. Napas buatan
metalotionein sebagai pengikat kadmium, melin- dan terapi steroid mungkin diperlukan' Terapi kelasi
dungiginjal pada kadar kadmium yang lebih rendah' dengan CaNazEDTA umumnya diberikan, meski-
Protenuria disebabkan oleh cedera tubuli proksi- pun tidak terbukti bermanfaat. Dimerkaprol dikon-
mal. Pengukuran pz-mikroglobulin dalam urin meru- traindikasikan karena obat ini meningkatkan nefro-
pakan petunjuk paling peka terhadap nefrotoksi- toksisitas. Hal tersebut mungkin karena kadmium
sitas kadmium. Pada pajanan kadmium berat, ter- didistribusi ke tempat yang sukar dicapai oleh
jadi cedera glomeruli, berkurangnya liltrasi serta kelator.
timbulnya aminoasiduria, glikosuria dan proteinuria.
Silat cedera glomeruli tersebut tidak diketahui tetapi
mungkin melibatkan suatu komponen autoimun. 2.5. BESI
Paru. Sesak napas merupakan keluhan yang paling Meskipun besi bukan suatu racun lingkungan'
sering terjadi karena emfisema dan fibrosis paru. garam besi yang digunakan untuk mengobati ane-
Patogenesisnya tidak diketahui, namun secara spe- mia kekurangan besi sering merupakan sumber
silik kadmium menghambat sintesis o1-antitripsin keracunan yang tidak disengaja pada anak' Pem-
plasma; dan terdapat asosiasi antara delisiensi ot-
bahasan tentang keracunan besi akut dapat dilihat
antitripsin bawaan yang berat dengan emfisema
dalam Bab 50.
pada manusia.
pH atau kecepatan aliran urin tidak mempengaruhi CaNazEDTA diencerkan dengan dekstrosa 5%
kecepatan ekskresi. alau garam lisiologis dan diberikan perlahan-lahan
sekurang-kurangnya dalam 1 jam. Pengenceran ini
diperlukan untuk menghindari tromboflebitis.
TOKSISITAS Untuk anak, dosis maksimal per hari ialah 75
mg/kgBB yang dibagi dalam dua atau tiga kali pem-
Pemberian cepat NazEDTA secara lV dapat berian. Guna mengurangi nelrotoksisitas, produksi
menyebabkan tetani hipokalsemia, tetapi infus yang urin yang memadai harus diusahakan sebelum dan
lambat (kurang dari 15 mg per menit) pada orang selama pengobatan dengan CaNazEDTA. Tetapi
normal sama sekali tidak menimbulkan gejala hipo- pada penderita yang mengalami enselalopati dan
kalsemia karena adanya persediaan kalsium eks- tekanan intrakranial yang meningkat, kelebihan
travaskular. Sebaliknya, CaNazEDTA dapat diberi- cairan harus dihindarkan. Suntikan dinatrium edetat
kan secara lV dalam jumlah relatif besar tanpa dibutuhkan untuk pengobatan hiperkalsemia.
menimbulkan elek yang merugikan, karena peru'
bahan kadar kalsium dalam plasma dan seluruh
tubuh dapat diabaikan. INDIKASI
Efek toksik CaNazEDTA terutama terhadap
ginjal. Kelainan yang terlihat berupa vakuolisasi Penggunaan CaNaeEDTA untuk pengobatan
hidrops, hilangnya brushborder dan degenerasi sel intoksikasi berbagai logam sudah dibahas di atas.
tubuli proksimal. Cedera tubuli dapat ditimbulkan Kelasi dengan EDTA selain mengikat logam berat
oleh CaNazEDTA atau NazEDTA dosis tinggi. Peru- juga mengikat Caz*. Kalsium ini merupakan salah
bahan dalam tubuli distal dan glomerulitidak begitu satu komponen atheroselerotic plaque, sehingga
mencolok. Efek terhadap ginjal biasanya reversibel, timbul spekulasi bahwa EDTA dapat menghilang-
dan kelainan ini segera hilang setelah pemberian kan afheroselerotic plaque. Setelah menelaah se-
obat dihentikan, Toksisitas ini mungkin berhubung- mua literatur ilmiah tentang masalah ini dengan
an dengan lewatnya sejumlah besar logam yang di- seksama, American Heart Association (AHA) me-
ikat melalui tubuli dalam waktu relatil singkat sela- nyimpulkan bahwa penggunaan EDTA untuk meng-
ma terapi. Disosiasi kelat dapat terjadi karena ada- hilangkan atheroselerotic plaque tidak terbukti se-
nya kompetisi terhadap ligan secara lisiologis atau cara ilmiah, sehingga tidak menganjurkannya untuk
karena adanya perubahan pH dalam sel lumen pengobatan aterosklerosis.
tubuli. Akan tetapi mekanisme toksisitas yang lebih
mungkin, adalah interaksi antara kelator dengan
logam endogen dalam sel tubuli proksimal, 3.2. DIMERKAPROL
Elek samping lain yang berhubungan dengan
penggunaan CaNazEDTA antara lain malaise, letih SEJARAH DAN KIMIA
dan rasa haus berlebihan yang disusul oleh demam.
Halinidapat disertaioleh mialgia berat, sakit kepala Selama Perang Dunia ll telah dilakukan usaha
bagian frontal, anoreksia, mual dan muntah, me- intensif untuk mengembangkan antidotum terhadap
ningkatnya frekuensi dan keinginan berkemih. Elek lewisite, semacam gas As yang digunakan dalam
samping lain ialah bersin, penyumbatan hidung dan perang. Karena diketahui As bereaksi dengan mole-
lakrimasi, glukosuria, anemia, dermatitis dengan kul yang mengandung -SH, maka Stocken dan
gambaran mirip kelainan kulit akibat kekurangan Thompson meneliti secara sistematis dan menemu-
vitamn 86, penurunan tekanan darah sistolik dan kan senyawa yang mampu berkompetisi dengan
diastolik, memanjangnya waktu protrombin, dan in- radikal -SH jaringan tubuh untuk berikatan dengqn
versi gelombang T dari EKG. As. Penelitian mereka menunjukkan bahwa As akan
membentuk cincin kelat yang sangat stabil dan rela-
POSOLOGI
til nontoksik dengan dimerkaprol (2,3-dimerkapto-
propanol). Selanlutnya dimerkaprol disebut 8r?ish
CaNaeEDTA tersedia sebagai suntikan yang antilewisite (BAL). Dimerkaprol ternyata juga mem-
mengandung 200 mg/ml. Pemberian CaNazEDTA berikan perlindungan terhadap elek toksik logam
secara lM akan diabsorpsi sec€lra baik, tetapi timbul berat lainnya. Struktur kimianya adalah sebagai
rasa sakit di tempat suntik, Untuk pemakaian lV, berikut :
796 Farmakologi dan Terapi
FARMAKOKINETIK SEDIAAN
BAL tidak dapat diberikan secara oral, harus Dimerkaprol tersedia dalam bentuk larutan
disuntikkan lM dalam. Kadar puncak dalam darah suntik 100 mg/mldalam minyak kacang. Regimen
Logam Berat dan Antagonis 797
pengobatan telah dijelaskan pada pembahasan Penisilamin dibuat dari degradasi hidrolitik
masing-masing logam. penisilin, dan tidak beraktivitas antibakteri. Yang di-
gunakan di klinik adalah bentuk D-isomer. Penisi-
lamin membentuk kelat dengan tembaga, merkuri,
3.3. ASAM 2,3.DIMERKAPTOSUKSINAT seng dan timbal serta meningkatkan ekskresi
logam-logam ini dalam urin.
Asam dimerkaptosuksinat, seperti BAL, meru-
pakan senyawa disullhidfll dengan struktur sebagai
berikut: FARMAKOKINETIK
bisa juga melibatkan efek terhadap imunoglobulin menghindari gangguan oleh logam dalam makan-
dan kompleks imun. an. Untuk terapi kelasi, dosis biasa adalah 500-
'l 500 mg per hari yang diberikan dalam empat dosis
(lihat pembicaraan masing-masing logam). Pada
TOKSISITAS sistinuria ekskresi sistin dalam urin digunakan untuk
menyesuaikan dosis, meskipun biasanya diguna-
Meskipun penggunaan jangka pendek penisi-
kan 2 g per hari yang dibagi dalam empat dosis.
lamin sebagai kelator relatil aman, penggunaan kro-
Berbagai regimen dosis telah dipelajari untuk peng-
nis pada artritis reumatoid menimbulkan toksisitas
obatan artritis reumatoid. Untuk memulai terapi
yang berarti dan beragam. Penisilamin menyebab-
biasanya digunakan dosis tunggal 125-250 mg per
kan lesi kulit, urtikaria, reaksi makula dan papula,
hari, Dosis ditingkatkan dengan interval 1-3 bulan
lesi pemligus, lupus eritematosus, dermatomiositis,
tergantung keadaan. Diperlukan waktu dua atau
kulit kering dan bersisik. Reaktivitas silang antara
tiga bulan sebelum ada perbaikan yang nyata. Ke-
penisilamin dan penisilin bisa terjadi, misalnya reak-
banyakan penderita akhirnya memberikan respons
si urtikaria atau makulopapular dengan udem terhadap dosis 500-700 mg per hari atau kurang.
umum, pruritus dan demam yang ierjadi pada se-
Untuk pengobatan penyakit Wilson, diperlu-
pertiga penderita yang makan penisilamin.
kan empat dosis per hari, dan biasanya yang digu-
Pada sistem hematologi bisa terjadi leuko-
nakan adalah 1-2 g per hari. Ekskresi tembaga
penia, anemia aplastik dan agranulositosis. Kelain-
dalam urin harus dipantau guna menentukan apa-
an ini bisa timbul setiap saat selama terapi dan bisa
kah dosis penisilamin sudah memadai. Selama 6
bersifat latal sehingga penderita harus dipantau bulan pertama pengobatan 40 mg sulfurated potash
dengan teliti.
bisa diberikan bersama setiap dosis penisilamin
Toksisitas renal yang bisa timbul ialah protei- guna memperkecil absorpsi diet tembaga.
nuria yang reversibel; tetapi toksisitas ini bisa ber-
lanjut menjadi sindrom nelrotik dengan glomerulo-
pati membran. Jarang-jarang terjadi kematian aki-
3.5. DEFEROKSAMIN
bat sindrom Goodpasture, yaitu sindrom glomerulo-
nelritis disertai perdarahan paru-paru.
Deferoksamin dengan struktur di bawah ini di-
Toksisitas saluran napas tidak umurn terjadi,
isolasi sebagai kelat besi dari Streptomyces pilo-
tetapi sesak napas berat terjadi akibat bronkoal-
sus dan diproses secara kimiawi untuk memperoleh
veolitis yang disebabkan oleh penisilamin pernah
ligan yang bebas logam.
dilaporkan. Miastenia gravis disebabkan oleh terapi
Deleroksamin memiliki silat yang diinginkan
kronis dengan penisilamin juga pernah dilaporkan.
berupa afinitas yang sangat tinggi terhadap besi
Efek samping lain ialah mual, muntah, diare, dis-
valensi 3 dan alinitas yang sangat rendah terhadap
pepsia, anoreksia dan hilangnya merasakan rasa
kalsium. ln vitro, deleroksamin mengikat besi dari
manis dan asin untuk sementara, yang dapat di-
hemosiderin, leritin dan transferin. Besi dalam
sembuhkan dengan menambahkan tembaga dalam
hemoglobin atau sitokrom tldak diikat oleh deferok-
diet. Penisilamin dikontraindikasikan pada keha-
samin.
milan, penderila yang pernah mengalami agranulo-
Deferoksamin sukar diabsorpsi setelah pem-
sitosis atau anemia aplastik akibat penisilamin, dan
berian oral sehingga diperlukan pemberian secara
insufisiensi ginjal.
parenteral. Deferoksamin mengalami metabolisme
oleh pengaruh enzim plasma, tetapi caranya belum
POSOLOGI jelas. Obat ini mudah diekskresi bersama urin.
Penisilamin tersedia dalam bentuk kapsul 125 Deleroksamin bisa menimbulkan reaksi alergi
atau 250 mg atau sebagai tablet 250 mg. Obat misalnya pruritus, udem, ruam kulit dan reaksi anafi-
tersebut harus diberikan waktu perut kosong uniuk laksis. Efek samping lainnya meliputi disuria, sakit
Deleroksamin
Logam Berat dan Antagonis 799
perut, diare, demam, kram kaki dan takikardi. dapat translusi darah perlu diberikan 2,0 g deferok-
Kadang-kadang dilaporkan terjadinya kalarak. Kon- samin secara inlus dengan kecepalan tidak mele-
tradindikasi penggunaan deferoksamin meliputi ke- bihi 15 mg/kgBB per jam pada vena lain. Deferok-
hamilan, insulisiensi ginjal dan anuria. samin lidak dianjurkan untuk mengobati hemokro-
matosis primer; untuk ini tlebotomi merupakan tin-
dakan pengobatan terpilih.
POSOLOGT