Anda di halaman 1dari 14

KEMOTERAPI INFEKSI PROTO ZOA

Amebiasis, Giarfi asis, Thikomoniasis, kriptosporidiosis dan giardiasis, luga aktif terhadap E.
histolytica.
Thipanosomiasis, Leismaniasis, dan
Infelsi Protozoa Lainnya. GIARDIASIS
Giardlasis, yang disebabkan oleh Giardia intestinalis,
PENGAI..{TAR INFEKSI PROT OTf'A merupakan infeksi protozoa yang paling sering dilapor-
kan di Amerika Serikat. lnfeksi ini disebabkan dariten
PADA MANUSIA telannya kista dalam feses yang mengontaminasi makan-
an atau air. Transmisi dari manusia ke manusia melalui
AMEBIASIS
rufe feses-oral terutama terjadi pada anak-anak di_pusat
Ameblasis menyerang sekitar 10% populasi dunia. Di pengasuhan dan perawatan, institusi personal, dan pria
Ameika Serikat, amebiasls biasanya dijumpai di pe- homoseksual.
mukiman padat, kondisi yang tidak bersrh. Entamoeba t nfeksi Giardia menyebabkan suatu kondisi pembawa
dispar mennyebabkan infeksi pada manusia sekitar 90% penyakit tanpa gejala, diare akut yang dapat sembuh
dan E. histolytica hanya 10%, tetapi hanya E. histolytica sendii, atau diare kronis. lnfeksi asimtomatik paling
yang menyebabkan penyakit pada manusia. Manusia sering terjadi; individu-individu ini mengeluarkan kista
merupakan satu-satunya inang yang diketahui untuk Giardia yang merupakan sumber infeksi baru. Kebanyak-
protozoa ini, yang ditransmisikan khususnya melalui rute an orang dewasa dengan gejala berkembang menjadi
feses-ora/. Kisfa E. histolytica tertelan darimakanan atau penyakit akut yang dapat sembuh sendki, dengan tinja
air yang terkontaminasi dan berubah menjaditrofoziot berair, berbau busuk dan drsfensi abdomen. Beberapa
yang berada dalam usus besar. Beberapa individu yang individu berkembang menjadi sindrom diare kronis de'
teinfeksi oleh E. histolityca tidak menunjukkan gejala, ngan malabsorpsi dan kehilangan berat badan.
tetapi mengeluarkan kista yang berinfeksi sehingga Dlagnosis giardiasis ditentukan dengan identifikasi
menjadi sumber untuk infeksi selanjutnya. Pada individu kista atau trofozoit pada spesimen feses atau trofozoit
lain, trofozoit E, histolytica menyerang mukosa kolon pada isi duodenum. Kemoterapi dengan metronidazol
yang menyebabkan kolitis dan diare berdarah (disentri selama 5 hari biasanya berhasil, walaupun terapi mungkin
ameba). Trofozoit E. histolytica jarang menyrerang me- perlu diulang atau diperpanjang. finidazol dosis tunggal
lalui mukosa kolon dan mlencapai hati melalui sirkulasi (nNotux) lebih unggul daripada metronidazol untuk
poftal, tempat trofozoit tersebut menyebabkan abses hati giardi asi s. P aromomisi n tel ah d ig u n aka n u ntuk me ng ob ati
amebik. wanita hamil untuk menghindari efek mutagenik obat lain.
Metronidazol atau analognya tinidazol dan ornidazol Nitazoksanid dan tinidazol telah disetujui oleh FDA untuk
merupakan terapi dasar. Metronidazol dan tinidazol pengobatan giardiasis pada pasien dewasa dan anak
merupakan obat pilihan untuk kolitis amebik, abses hafl berusia >1 tahun yang menderita imunokompeten.
amebik dan bentuk amebrasis ekstraintestinal ldinnya.
Karena rnetronidazol drabsorpsi dengan baik di usus, TRIKOMONIASIS
mungkin tidak mencapai kadar terapeutik di lumen kolon, Trikomoniasis disebabkan o/eh Trichomonas vaginalis,
dan kurang efektif terhadap kista. OIeh karena itu. pasien yang ada pada saluran urogenital dan menyebabkan
dengan amebrasls (koltrs amebik atau abses hati amebik) vaginitis pada wanita dan, jarang, uretitis pada pria.
juga harus diberikan senyawa yang bekerja di lumen Trikomoniasis ditransmisikan secara seksual, Iebih dari
untuk mengeradikasi semua trofozoit yang ferslsa. 200 juta orang di seluruh dunia telah teinfeksi dan sekitar
Senyawa luminal juga dibeikan untuk mengobati indi- 3 juta wanita terinfeksi setiap tahunnya diAS. Sedikitnya

vidu tanpa gejala yang terinfeksiE, histolytica. Amino- gejala yang timbul pada pria mengganggu'eradikasi
glikosida yang tidak diabsorpsi, yakni paromomisin, dan penyakit ini.
senyawa B-hidroksikuinolin, yakini iodokuinol, merupakan Hanya bentuk hofozoit T. vaginalis yang ditemukan
senyawa luminalyang efektif. Nitazoksanid (nuwn), obat dalam sekresi yang terinfeksi. Metronidazol merupakan
yang telah disetujui di Amerika Seikat untuk pengobatan obat pilihan untuk trikomonlasis, lelapi kegagalan terapi

644
BAB 40 Kemoterapi Infeksi potozoa 645

akibat organisme yang reslsfen semakin meningkat. feses dapaf disebarkan baik secara tangsung melalui
Tinidazol dalam dosis tinggi telah berhasil digunakan kontak manusia ke manusia atau dengan persediaan air
untuk mengobafi T. vaginalis yang resisfen terhadap yang terkontaminasi. Kelompok yang berisiko terinfeksi
metronidazol. Nitazoksanida memperlihatkan aldivitas meliputi wisatawan, an ak-anak di fasilitas penitipan anak,
melawan T. vaginalis, tetapi tidak direkomendasikan pia homoseksual, pengurus binatang, doWer hewan, dan
untuk tikomoniasis. personel asuhan kesehatan lainnya. lndividu yang rentan
imun mudah terinfeksi. Sefe/ah tercema, ookista yang
TOKSOPLASMOSIS
matang melepaskan sporozoit yang menyerang se/ eplfel
Ioksop/asmosrs disebabkan oleh protozoa intraseluler inang. Infeksi biasanya dapat sembuh sendii. Pada
oblrgat Toxoplasma gondii. Walaupun kucing merupakan pasien A/DS dan individu rentan imun lainnya, diare
inang alami, kista jaringan ditemukan dari semua peme- sekretoriyang parah membutuhkan perawatan rawat inap
nksaan spesle s mamalia. Rute infeksi yang sering dialami di rumah sakit dan pengobatan suporlif .

pada manusia adalah (1) makan daging setengah matang


Pengobatan paling efektif untuk kriptospoddiosrs
yang mengandung kista jaringan; (2) makan bahan pada pasien AIDS adalah perbaikan imun dengan peng-
sayuran yang terkontaminasi dengan tanah yang me- obatan antiretrovirus yang akfif (highly active antiretroviral
ngandung ookista yang infektif; (3) kontak oral langsung therapy, HAART). Nitazoksanida memperlihatkan akti-
dengan feses kuclng yang mengandung ookista; dan (4) vitas dalam pengobatan kriptosporidiosis pada anak-anak
infeksi janin transplasenta dengan takizoit dari ibu yang imunokompeten dan juga efektif pada orang dewasa.
terinfeksi secara akut. Efikasinya pada anak-anak dan orang dewasa pengidap
I nfeksi pi me r de ng an T. gondii menyeb abkan gejal a AIDS belum jelas; semakin rendah jumlah CD4, semakin
klinis pada 10% individu imunokompeten. Penyakit akut sedikit pasien memberikan respons. Meskipun demikian,
biasanya dapat semibuh sendii dan jarang membutuhkan nitazoksanid merupakan satu-satunya obat untuk krip-
pengobatan. lnfeksi ini dapat menyebabkan penyakit tospo rid iosi s yang d isetuj u i di AS.
serius pada wanita hamil, sering menyebabkan aborsi.
TRIPANOSOMIASIS
Pada individu yang rentan imun dapat mengalami ense-
Tripanosomiasis Afrika, atau "penyakit tidur'' disebabkan
falitis toksoplasmik akibat realdivasi kista jaringan yang
o/eh subspesies Tripanosoma brucei yang ditularkan
terdeposit dalam otak. Ensefalitis toksoplasmik umumnya
oleh lalat tsetse. lnfeksi ini menyebabkan penyakit serius
terlihat pada pengidap AIDS dan dapat berakibat fataL
pada manusia yang dapat berakibat fatal bila tidak
Manifestasi klinis toksoplasmosrs kongenital sangat ber-
diobati. Sekitar 300.000-500, 000 orang Afrika diperkira-
variasi, tetapi korioretinitis yang paling sering ditemukan.
kan terkena infeksi, dan lebih dari 60 juta orang berisiko,
Pengobatan pimer untuk ensefalitis toksoplasmik adalah
lnfeksi ini sangat jarang terjadi di AS. Parasit ini sepenuh-
antifolat pirimetamin dan sulfadiazin. Pengobatan harus nya ekstraseluler, dan infeksi awal ditandai dengan ada-
dihentikan pada sekitar 40% kasus karena toksisitas, ter- nya replikasi parasit dalam peredaran darah atau limfe
utama obat su/fa; klindamisin dapaf rnenggantikan sulfa- tanpa melibatkan sislem saraf pusat (SSP) (stadium 1).
diazin tanpa kehilangan efikasinya. Regimen alternatif Manifestasi penyakit stadium awal meliputi demam,
yang mengombinasikan aziiromisin, klaritromisin, atova- Iimfadenopati, splenomegali, dan kadang-kadang miokar-
kuon, afau dapson dengan kimetopin-sulfametoksazol ditis yang disebabkan oleh penyebaran parasit secara
atau pirimetamin dan asam folinat bersifat kurang toksik, sisfemik. Stadium 2 ditandai dengan keterlibatan SSP,
tetapi juga kurang efektif daripada kombinasi pirimetamin Ada dua tipe tripanosomiasis Afrika yakni, Afrika Timur
dan sulfadiazin. yang disebabkan olehT. brucei rhodesiense, dan Afika
Spkamlsin, yang terkonsentrasi dalam jaringan Barat yang disebabkan oleh T. brucei gambiense. T.
plasenta, digunakan untuk pengobatan toksoplamosis brucei rhodesiense menyebabkan penyakit yang pro-
bawaan akut pada kehamilan untuk mencegah transmisi gresif dan cepat berakibat fatal yang ditandai dengan
pada janin. Jika terdeteksi infeksi pada janin, kombinasi keterlibatan SSP awal dan sering gagal jaitung akhir;1,
pirimetamin dan sulfadiazin diberikan kepada ibu (hanya brucei gambiense menyebabkan penyakit yang ditandai
setelah 12-14 minggu pertama kehamilan) dan pada bayi dengan keterlibatan SSP iebrh lambat dan berlangsung
baru lahir pada peiode pascalahir. Iebih lama yang berkembang menjadi gejala klasik
penyakit tidur berbulan-bulan sampai tahunan. Gejala
KRIPTOSPORIDIOSIS neurologis meliputi bingung, gangguan koordinasi, penu-
Kriptosporidia merupakan parasit protozoa yang menye- runan pancaindera, sejumtah gejala psikiati, dan akhir-
babkan diare pada beberapa spesles, termasuk manusia. nya berkembang menjadi koma dan kematian.
Cryptosporidium parvum dan C. hominis menyebabkan Pengobatan standar untuk penyakit stadium awal
infeksi hampir pada semua manusia. lnfeksiookista dalam adalah pentamidin untuk T. brucei gambiense dan sura-
646 necuN vII Kemoterapi Infelisi parasit

min untuk T. brucei rhodesiense. Obat-obat ini tidak seperti peningkatan kontrol vektor dan pembenahan
efektif melawan penyakit stadium Ianjut, dan pengobatan pemukiman telah banyak mengurangi penyakit Chagas.
standar pada fase SSP adalah melarsoprol. Ketiga obat
LEISMANIASIS
fersebuf harus diberikan secara parenteral dalam jangka
panjang. Eflomitin merupakan satu-satunya alternatif Lelsmaniasis disebabkan oleh 20 spesles profoz oa yang
berbeda darigenus Leishmania. Mamalia kecildan anjing
untuk pengobatan penyakit stadium lanjut Obat ini me-
merupakan reseruoir untuk patogen ini, yang dapat
miliki efek samping yang lebih sedikit daripada melar-
ditularkan kepada manusia melalui gigitan lalat betina.
soprol, tetapi harganya ntahal, dan pemberiannya sulit
Bermacam-macam bentuk lelsmanlasis menyerang pen-
dan tidak efektif sebagai manoterapi untuk infeksi T.
duduk di Eropa selatan serta beberapa daerah tropis dan
brucei rhodesiense.
subtropis di seluruh dunia. Promastigot bebas ekslra-
Tripanosomiasis Amerika afau penyakit Chagas
seluler be.rtlagelyang dimuntahkan oleh lalat penghisap,
disebabkan o/eh Trypanosoma cruzi. Penyakit inimenye-
masuk ke inang, kemudian mengalamifagoslfosis o/eh
rang hampir 20 juta orang dari Meksiko sampai Ameika
makrofag jaringan dan berubah menjadiamastigot, yang
Selafan, tempat bentuk kronis penyakit ini sebagai
penyebab utama kardiomiopati, negaesofagus, mega- berkembang biak di dal am fagolnosom samp ai sel pecah.
Pelepasan amastigot kemudian menyebarkan infeks!
kolon, dan kematian. Serangga pengisap darah triatomid
paling seing menyeba*an infeksi ini ke anak-anak; dengan cara menyerang lebih banyak makrofag. Amasti-
got dimakan lagi oleh lalat penghisap berubah kembali
transmisi transplasenta luga dapat terjadi pada daerah
menjadi promastigot, sehingga menyelesaikan siklus
endemik.
hidup. Sindrom penyakit sisfemik atau yang terlokalisasi
Realdivasi dapatterjadi pada pasien yang mengalami
imunosupresi sefe/ah transplantasi organ atau karena
di tempat teftentu yang disebabkan oleh Leishmania
teryantung pada spesies parasit yang menginfeksi,
kondisi lain (misalnya, AIDS, Ieukemia, dan neoplasma
distribusi makrofag yang terinfeksi, dan terutama respons
lainnya). lnfeksiT. cruzi yang timbul pada pasien trans-
plantasi atau melalui transfusi darah telah dilaporkan di
imun inang. Berdasarkan urutan peningkatan keparahan,
/elsmaniasis pada manusia diklasifikasikan menjadi
AS. /nfeksl akut ditandai dengan peningkatan nodul kulit
yang peih (chagoma) pada tempat inokulasi; tanda lain
bentuk kulan, mukokutan, kutan berdifusi dan viseral,
Lelsmanlasis semakin banyak terjadi sebagai infeksi
beruaiasi dari demam, adenitis, ruam kulit, dan hepato-
yang berhubungan dengan AIDS.
splenomegali sampai miokarditis akut dan kematian,
Bentuk kutan leismaniasis umumnya dapat sembuh
tetapi jarang terjadi. Penyerangan iripomastig ot metasiklik
dengan sendiinya, dengan penyembuhan terjadi dalam
menembus sel inang, terutama makrofag, tempat tripo-
3-18 bulan setelah infeksi, tetapi dapat meninggalkan
mastigot berproliferasi menjadi amastigot dan kemudian
bekas parut. Lelsmaniass bentuk mukokutan, kutan
berdiferensiasi menjadi tripomastigot yang masuk ke
berdifusi dan viseral tidak dapat sembuh tanpa peng-
peredaran darah. Setelah sembuh dari infeksi akut,
obatan. Lelsmaniasis viseral yang disebabkan oleh L.
individu biasanya tetap asimtomatik selama beberapa
donovani dapat berakibat fatal bila tidak diobati. Peng-
tahun, walaupun mengalami parasitemia sporadrk Se-
obatan klasik untuk semua spesies Leishmania adalah
bagian kecil orang dewasa berkembang menjadi penyakit
jantung dan saluran Gl kronis seiring dengan beftambah- antimoni pentavalen, tetapi peningkatan resistensi ter-
hadap senyawa initelah terjadi. Amfolerisin B fposomal
nya usia. Kerusakan sel miokardial dan neuron p/eksus
sangat efektif untuk leismaniasis vlseraf dan kini merupa-
mienterikus yang progresif disebabkan oleh tropisme 1.
kan obat pilihan untuk penyakit yang resisten terhadap
cruzi di se/ olof. Dua obat nitroheterosiklik, nifurtimoks
antimoni. Miltefoqin, suatu senyawa yang al1if secara
dan benznidazol, dEunakan untuk mengobati infeksi ini,
oral, sangat menjanjikan untuk pengobatan leismaniasis.
Kedua obat tersebut menekan parasitemia dan.dapat
Paromomisin dan pentamidin telah berhasil digunakan
menyembuhkan fase akut penyakit Chagas pada 60-80%
sebagai obat parenteral untuk penyakit viseral, walaupun
kasus. Rekomendasi terkini adalah bahwa pasien de-
kegunaan pentamidin terbatas karena toksisitasnya.
ngan penyakit fase akut atau fase kronis harus diobati.
Formulasi topikal paromomisin, yang kini dikombinasikan
Untuk pasien dengan penyakit fase kronis lanjut (>10
dengan gentamisin, juga efelttif untuk leismaniasis kutan.
tahun), pengobatan secara parasitologis kurang diperlu-
kan dan tidak ada konsensus dalam penatalaksanaan- INFEKSI PROTOZOA LAIN
nya. Kedua obat tersebut bersifat toksik dan harus di- Babesiosis adalah zoonosis yang ditularkan oleh kutu
berikan dalam jangka lama. Isolat bervariasi berkaitan disebabkan oleh parasityang menyerang eritrosit, menim-
dengan respons kerentanannya terhadap nifurtimoks dan bulkan demam, hemolisis, dan hemoglobinuria. lnfeksi
benznidazol, Tanpa adanya obat baru, tinfakan alternatif biasanya dapat sembuh dengan sendiinya, tetapi dapat
BAB 40 Kemoterapi Infeksi potozoa 647

parah atau bahkan fatal pada individu yang mengalami soma, spermidin juga diperlukan untuk slnfesls tripano-
asplenia atau individu rentan imun yang parah. Terapi tion, suatu konjugat spermidin dan glutation yang meng-
standar adalah kombinasl klindamisin dan kuinin, tetapi gantikan beberapa fungsi glutation dalam parasit. Eflor-
azitromisin ditambah atovakuon efektif dengan efek nitin digunakan untuk mengobati tripanosomiasis yang
merugikan yang lebih kecil. disebabkan T. brucei gambiense. Obat ini biasanya dapat
Mikrosporidia merupakan parasit fungi eukariotik menyembuhkan bahkan untuk tahap lnfeksi SSP sfadium
uniseluler yang menyebabkan banyak sindrom penyakit, lanjut yang reslsien terhadap arsenik, tetapi kurang efek-
termasuk diare pada individu yang rentan imun. Infeksi tif untuk tripanosomiasis Afrika Timur. Harganya mahal,
oleh mikrosporidia dapat diobati dengan albendazol. lndi- praduksi yang sedikit, dan regimen pengobatan yang
vidu yang rentan imun dengan mikrosporidia intestinal sulit mernbatasi penggunaannya. Eflornitin, tidak tersedia
akibat E. bieneusi (yang tidak bere.spons terhadap alben- Iagi untuk penggunaan sisfemlk di AS, tetapi tersedia
dazol) diobati dengan fumagilin. untuk pengobatan tripanosomlasls Gambla dengan per-
mintaan khusus. Struktur eflornitin adalah sebagai
berikut:
AMFOTERISIN
Amfoterisin B
hposomal (auarsoue) menyembuhkan NHz
I

hampir 100% kasus /eismanrasis vlsera/ dan meniadi QHz


obat pilihan untuk penyakit yang resisten terhadap anti' I

cH"
moni. Karena peftimbangan farmakokinetik, obat initidak
berguna untuk leismaniasis kutan afau mukosa. Dosls
, 1".
yang direkomendasikan untuk pengobatan leismaniasis H-l-l--NH"
viseral adalah 3 mg/kg/hai secara intravena untuk hari
ke 1-5, 14 dan 21, dengan dosis ditingkatkan sampai 4
I loor'
EFLORNITIN
mg/kg dan diperpaniang sampai hari ke 1-5, 10, 17,24,
31 dan 38 untuk pasien imunosupresi. Pemberian obat EFEK ANTITRIPANOSOMAL
ini dalam iangka pendek merupakan alternatif untuk Eflornitin menghambat ornitin dekarbokslase, obat ini
mengurangi biaya. Tingkat kesembuhan sekitar 90%
menghambat secara reversibel enzim tripanosoma dan
untuk kedua regimen.
mamalia, sehingga rnencegah slntest's poliamin yang
diperlukan untuk pembelahan sel. Enzim parasit dan
KLOROKUIN manusia sama-sama rentan terhadap eflornitin, tetapi
Korokuin secara langsung toksik terhadap trofozoit E. enzim mamalia berubah secara cepat, sedangkan enzim
histolytica dan terkonsentrasi tinggi di dalam hati, se- parasit stabil: Se/-sel T. brucei rhodesiense kurang sen-
hingga efektif unfuk abses hati amebik. Obat ini hanya sitif terhadap penghambatan eflornitin daipada se/-se/ T"
digunakan bila metronidazol atau nitroimidazol lain di- brucei gambiense, dan kadar efektif umumnya tidak
kontraindikasikan atau tidak tersedia. Klorakuin tidak dapat tercapai secara klinis.
efektif untuk amebiasis intestinal karena hanya ada
ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI
d alam ko nsentrasi re nd ah di kolon ; p asien y ang me nd ap at
Eflornitin dibeikan secara intravena. Kadar plasna
klorokuin unfuk abses hati amebik iuga harus diberi paro-
puncak dicapai -4 jam setelah dosis oral dan eliminasi
momisi n d an iodokui nol untuk mengelimi n asi kolonlsasl
waktu paruh rata+ata 200 menit. )battidakterikat pratein
intestinal. .
plasma. Eflornitin didistribusikan dengan baik dan dapat
Pengobatan konvensional dengan klorokuin untuk
menembus cairan serebrospinal (CSF), yang sangat
ameblasis ekstraintestinal pada orang dewasa adalah 1
penting pada tripanosomlasis Afrika Barat tahap-laniut,
g/hai untuk 2 hari, diikuti dengan 500 mg/hari selama 2'3
minggu. Karena fokslslfasnya rendah, dosls lnl dapat di-
Lebih dari 80% eflarnitin dieksresikan melalui ginial,
kebanyakan dalam bentuk utuh.
tingkatkan atau pemberian dapat diulang iika diperlukan'
PENGGUNAAN TERAPEUTIK Pada pasien dengan
EFLORNITIN tripanosomiasis Afrika Barat yang disebabkan T. brucei
D F MO, oaN nvt) ad al ah
Eflornitin (a-difl uorometilomitin, gambiense, regimen yang lebih disukai untuk pasien
inhibitor ornitin dekarboksilase ireversibel dan dapat dewasa adalah 100 mgikg diberikan secara intravena
hancur sendii, yang mengatallsls fahap pembatas'laiu setiap 6 jam selama 14hari sebagai infus 2 jam. Tingkat
bioslntesis poliamin. Poliamin diperlukan untuk pem- respons lebih dari 90% bahkan pada pasien stadium
betahan sel dan diferensiasi sel normal. Dalam tripano- lanjut. fusiko tinggi kegagalan pengobatan ditemukan
648 secIAN VII Kemoterapi lnfeksi parasit

pada pasien yang mengalami stupor pada saat pember.ian Fumagilin bersifat toksik terhadap mikrosporidia dan
atau pasien lansia. Anak,anak berusia kurang dari 12 juga mempunyai al<tivitas terhadap E. histolytica. Fuma_
tahun memerlukan dosis eflornitin yang lebih tinggi, gilin digunakan secara topikat untuk mengobati kerato_
kemungkinan karena mereka mer.rbersiTrk"r, ob"t"i"ni konjungtivitis yang disebabkan oteh E.hellem dengan
lebih cepat sehingga obat tidak sampai ke SSp Untuk dosis 3-70 mg/mL dalam suspensi. tJntuk mikrospoidia-
mencegah konvulsi awal, diberikan rigimen permulaan sis intestinalyang disebabkan o/eh E, bieneu si, fumagilin
dosis intravena (400 mg/kg/hari) pada bebe.apa hari digunakan dengan dosis 20 mg secara oral tiga kali
pertama, diikuti oleh peningkatan dosis untuk bagian sehari selama 2 minggu. Efek merugikan fumagitin
terapi yang kedua. Efornitin dan melarsoprol bekerja meliputi kram perut, mual, muntah, dan diare. Trombo_
secara sinergis. sitopenia dan neutropenia yang reversibet juga pernah
Efornitin kurang berhasil untuk pasien AIDS de- dilaporkan. Fumagilin lidak mendapat persetujuan untuk
ngan tripanosomiasis Afrika Barar, kemungkinan di- ' pengobatan srslemrk infeksi mikrosporidia di Amerika
sebabkan oleh
_pertahanan inang berperai penting Serikat.
dalam membersihkan p"tog.tt y"ng diobaii dari peredarl
an darah. Efornitjn gagal meningkatkan pengobatan 8-Hidroftsikuinolin
tripanosomiasis Afrika Timur yang disebabkan oleh T
bruc:ei rhodesiense, karena waktu p"r,rh.ry, yang relatif
8 - H idro ks ihuo n o lin terlt alogen as i,. yitu
-
iodokuinol (di-
io do lt idro bs ibui n) dan kliokuinol in)
(io do h lo rh idro ks i hu
pendek dan aktivitas ornitin dekarboksilase yang tinggi telab digunakan untub mengeliminasi holonisasi intestinal
pada parasir ini. E. histoly.rica. Iodokuinol (voooxtN) lebih aman dan
tersedia;untu! ptnguronn oral di Ameriha Serihat. Efek
TOKSISITAS DAN EFEK SAMPTNG Efiornitin me- merugihan obat ini tidah t711di bila digunahan drrgan
nyebabkan efek merugikan yang umumnya reversibel dosis yang sesuai (tidah lebih darl 2 gThari) dan lima
bila pengobatan dihentikan. Anemia (48o/o), diare pe.ngobatan (< 20 hari pada orang deina). pengunaan
(39o/o), dan leukopenia (27o/o) merupakan komplikasi obat-obat ini, terutami dtngan Tosis >2 g/hail untuk
yang paling sering reljadi pada pasien yang menerima w-1htu yang lama berhubungan dengan risiLo yang szgni-
obat intravena. Diare berhubungan dan dibarasi oleh.
dosis, terutama setelah pemberian oral. Konvulsi pada
f han. Reahsi tohsik yangpalirg prnt"irg, te,atdmd jirrEob-
ka n o leh h I i o h u i n o l, a da lah n e u rlp a il- m ;e lo -o p t i h.
Neu ro_
pada7o/o pasien yang diobati, tetapi tidak pati perifer adakh manifestasi ieurotoksisiris yang lebih
7wal1V?terjadi
kambuh bila pengobatan diteruskan. Komplikari 1"i.,- ringqn. Pemberian iodnhuinol dengan dosis tingfi pada
seperti trombositopenia, alopesia, muntah, nyeri perut, anah-anah menyebabhan a*of iptih dan hrT;lingan
pening, demam, anoreksia, dan sakit kepala-terjadi p.englihatan permanrn. korrio keamanannl,a
pada 40o/o pasien yang diobati. Kehilangan pende.rgar- .tecara lang
lebih,unggul, paromomisin lebih diswhai rntuh
an yang reversibel dapat terjadi serelih pengobalan amebiasis luminal; nAman, iodohuinol -ingoboTl
merupahan"aber-
jangka panjang. Dosis terapeutik efornitin mem"erlukan
1atf. yang
.masuh ahal. Iodokuinot digun)kan dalam
pemberian bersamaan dengan volume cairan intravena h o m b in as i de ngan m e tr o n i dazo I u n tu le m /n go b ati
in diu i du
dalam jumlah banyak, y".rg
-e-punyai keterbatasan dengan.kolitis ,amebih dtau abset hati ameb"ik, tetapi dapat
praktis pada tempat terpencil dan menyebabkan ke- digunahan sebagai obat tunggal untith indiuidi ariito-
lebihan cairan pada pasien yang renran. rrlatik yang terinfeksi oleh E. histolytica. (Jntuh dewasa,
dosis iodahuiro! l.lrg. direhomendaiihan adalah 650 mg
Fumagilin,
secara oral tiga hali sehari selama 20 hari, sedangkan anaE
Fumagilin (ruunrt s, dan lainnya) adalah makrotida asiklik an,ah yey/a7at 1.0 mg/hg berat badan,rrara oial tiga hati
poliena,
sehari (tidah hbih dari 2 g/hari) selama 20 hari.

MEI-A,RSOPROL
Metarsoprot (Met B; ansoaat) tersedia sebagai tarutan
3,6% (b/v) dalam propiten glikol untuk pembdrian intra_
vena. Obat ini hanya tersedia dari CDC Amerika Serikat.

EFEK ANTIPROTOZOA Melarsoprol adalah prodrug


yang dimetabolisme secara cepar (r,,, = 30
jadi melarsen oksida, bentuk -erit) *..r1
Arsenoksida
FUMAGILIN "kiifny".
bereaksi secara kuat dan reversibel dengan gugus sulf-
BAB 40 Kemoterapi Infelisi potozoa 649
-'frtl s-cH"
Melarsoprol diberikan melalui injeksi intravena secara
perlahan, untuk menghindari ekstravasasi jaringan.
A=/
\l
l" Rangkaian umum pengobatan diberikan selama 3-4 hari
s-cH dengan 3 seri dosls 2-3,6 mg/kg dengan interual 7 hari
HzN I
cH2oH antarpengobatan. Dosls yang lebih kecil harus diberikan
MELARSOPROL kepada anak-anak dan pasien yang mengalami debilitas.
Pemberian kontinu selama 10 haridengan dosis 2,2 mg/
hidrilsehingga menginaktivasi banyak enzim, Melar- kg/hari juga efektif dan kemungkinan akan menjadi
soprol bereaksi dengan tripanotion untuk gnenbentuk standar. Kecuali ada kontraindikasi, glukokortikoid harus
produk adisi melarsen oksida-tripanotion, yang ber- diberikan untuk menurunkan insiden ensefalopati yang
potensi menghambat tripanotion reduktase. Peng- reaktif .

isolasian tripanotion dan penghambatan tripanotion


reduktase diharapkan mempunyai konsekuensi letal TOKSISITAS DAN EFEK SAMPING Toksisitas sering
terhadap sel, tetapi hal ini tetap belum terbukti. terjadi selama pengobatan dengan melarsoprol. Reaksi
demam sering terjadi segara setelah penyuntikan obat,
Sejumlah kegagalan pengobatan meningkat secara
tetutama jika parasitemia tinggi. Ensefalopari reaktif
tajam dan beberapa galur yang resisien sepuluh kali lipat
kurang sensitif terhadap obat ini dibandingkan dengan
terjadi pada :5-I0o/o pasien, menyebabkan kefatalan
galur yang sensdrl Kurangnya respons pasien terhadap
pada setengah kasus pasien tersebut. Ensefalopati, jika
obat belum tentu berhubungan dengan berkurangnya
terjadi, biasanya berkembang antara dua rangkaian
pengobatan. Tripanosomiasis Afrika Timur lebih sering
senslflyftas parasit pada banyak kasus.
Resrstensl melarsoprol terutama melibatkan defek
terjadi daripada tripanosomiasis Afrika Barat dan
kemungkinan Lresar diderita pada pasien yang CSF-nya
transpor. Transpofter P2 adenin-adenosin mempunyai
mengandung banyak sel dan tripanosoma. Manifestasi
at<tivitas terhadap melarsoprol dan juga pentamidin dan
termasuk konvulsi berhubungan dengan edema serebral
berenil; mutasi titik pada transpofter ini ditemukan pada
akut, koma yang progresif secara cepat, dan gangguan
isolat yang reslsfensi terhadap melarsoprol.
mental akut; hal ini merupakan reaksi terhadap antigen
ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI tripanosoma. Pemberian bersama dengan glukoko rtikoid
Melarsoprol selalu diberikan secara intravena. Sejumlah mengurangi frekuensi ensefalopati reaktif dan juga
kecil obat, tetapi signifikan secara terapeutik masuk ke dapat membantu untuk mengontrol reaksi hipersen-
dalam CSF dan mempunyai efek letal pada tripanosom sitivitas selama rangkaian terapi yang kedua atau
SSP Senyawa ini dieksresikan secara cepat, dengan 70- berikutnya, Neuropati perifer, rercarar pada -10o/o
80% arsenik terdapat dalam feses. pasien, kemungkinan merupakan efek toksik langsung
pada obat. Hipertensi dan kerusakan miokardial tidak
PENGGUNAAN TERAPEUTIK Melarsoprol merupa- umum terjadi, walaupun syok jarang. Proteinuria
kan satu-satunya obat efekdf yang tersedia untuk sering terjadi, dan gangguan fungsi ginjal dan hati
pengobatan meningoensefalitik stadium lanjut akibat mengharuskan modifikasi pengobatan. Muntah dan
tripanosomiasis Afrika Timur (Rhodesian). Pengobatan kolik abdomen dikurangi dengan penyuntikan melar-
melarsoprol untuk tripanosomiasis Afrika Timur di- soprol secara perlahan pada pasien yang sedang berpuasa
mulai segera setelah diagnosis karena keterlibatan SSP dengan posisi terlentang.
segera terjadi pada infeksi yang agresif ini. Melarsoprol
tidak digunakan untuk profilaksis karena sifat toksi- PERHATIAN DAN KONTRAINDIKASI Melarsoprol
sitasnya dan cepat dieliminasi. hanya diberikan kepada pasien di bawah pengawasan di
Pola resistensi terhadap melarsoprol berbeda antara rumah sakit. Dosis awal harus berdasarkan penilaian
dua subspesies T brucei. Pasien yang terinfeksi T brucei klinis dan bukan berdasarkan berat badan. Pengobatan
rhodesiense yang kambuh setelah pengobatan melar- awal selama episode demam berhubungan dengan
soprol biasanya berespons terhadap pengobatan melar- peningkatan insiden ensefalopati reaktif. Pemberian
soprol yang kedua. Sebaliknya, pasien yang rerinfeksi Z melarsoprol kepada pasien lepra dapar menimbulkan
brucei gambiense yang tidak sembuh dengan melarso- eritema nodosum. Obat ini dikontraindikasi selama
prol jarang memperoleh manfaat dari pengobatan ber- epidemi infuenza. Reaksi hemolitik yang berat dilapor-
ulang dengan obat ini, tetapi sering memberikan respons kan pada pasien dengan defisiensi glukosa-6-fosfat
terhadap efornitin. dehidrogenase.
650 necreN vII Kemoterapi Infeksi parasit

METRONIDAZOL an aktivasi metronidazol, gagal mendaur ulang obat yang


teraktivasi. Galur yang resisten lainnya mempunyaikadar
t-?-*>"-"r. PFOR dan ferredoksin yang lebih rendah tetapi masih
- terdeteksi, kemungkinan menjelaskan mengapa galur
o2N
-C-N tersebut masih berespons terhadap kadar obat yang
cH2cH20H lebih tinggi. Pada Bacteroides spp., resistensi metronida-
METRONIDMOL zol berhubungan dengan famili gen resisten nitroimidazot
(nim) yang dikode secara kromosomal dan episomal.
EFEK ANTIPARASIT DAN ANTIMIKROBA Metro- Gen nim inimengode nitroimidazolreduktase yang dapat
nidazol dan nitroimidazol sejenis aktif secan in uitro mengubah 5-nitroimidazol menjadi 5-aminoimidazol,
melawan beberapa macarn parasit prorozoa anaerob dan sehingga membtok pembentukan gugus nitroso reaktif
bakteri anaerob. Obat ini juga mempunyai aktivitas yang menyebabkan terbunuhnya mikroba.
amebisida yang poten terhadap E. histolytica. ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI
Metronidazol mempunyai aktivitas antibakteri
Metronidazol tersedia untuk pembeian oral, intravena,
terhadap semua semua kokus anaerob dan basil gram-
intravagina, dan topikal. Obat ini biasanya diabsorpsl
negatif anaerob, termasuk Bacteroides spp., dan basil
seluruhnya setelah dikonsunsi secara oral. Hubungan
gram-positif anaerob pembentuk-spora. Metronidazol
yang linier antara dosis dan konsentrasi plasma terjadi
secara klinis efektif terhadap trikomoniasis, amebiasis,
pada dosls 200-2000 mg. Pengulangan dosis setiap 6-8
dan giardiasis, dan beberapa macam infeksi yang di- jam menyebabkan akumulasi obaf. Waktu paruh metro-
sebabkan oleh bakteri anaerob obligat, seperti Bacteroi-
nidazol dalam plasma adalah -8 jam, dan volume distri-
des, Clostridium, dan bakteri mikroaerofilik seperti
businya hampir sama dengan volume distibusi air total
He lico bacter dan Campy lo b acter sp p.
dalam tubui. Kurang dari 20% abat terikat dengan protein
MEKANISME KERJA DAN RESISTENSI plasma. Kecuali pada plasenta, metronidazol menembus
jaringan tubuh dan cairan, termasuk sekresi vagina,
Metronidazol merupakan prodrug yang dialdivasi dengan
cairan sperma, saliva, dan air susu ibu, Konsentrasi
reduksi gugus nitro oleh organisme yang rentan. fidak
terapeutik juga dicapai di CSF.
seperli bakteri aerob, patogen anaerob dan mikroaerofilik
Setelah dosls oraf >75% metronidazol yang dilabel
seperfl T. vaginalis, E. histolytica, dan G. lamblia dan
sebagian besar dieliminasi dalam urine sebagai metabolit,
bakteri anaerob mengandung komponen transpor elek-
hanya sekitar 10% ditemukan dalam bentuk utuh. Bersih-
tron yang mempunyai potensial redoks negatif yang
an sistemik metronidazol sebesar 50% terjadi di hati. Dua
memadai untuk mendonorkan elektron ke metronidazol.
metabolit utama yang dihasilkan dari oksidasi rantai
Transfer elektron membentuk anion radikal nitro sangat
samping: derivat hidroksi dan asam. Metabolit yang
realdif yang membunuh organisme yang rentan melalui
hidroksi mempunyaiwaWu paruh lebih panjang (-12 jam)
mekanisme yang diperantarai oleh radikal dengan target
dan mengandung hampir 50% aktivitas antitikomonal
DNA. Metronidazol didaur ulang secara katalitik; ke-
metronidazol. Glukuronidasi jug a terlihat. Metabolit yang
hilangan elektron metabolit aktif akan meregenerasi
tereduksi dalam jumlah kecil, termasuk produk pem-
senyawa induk. Peningkatan kadar Ormenghambat sito-
belahan cincin, dibentuk oleh flora usus, Urlne beberapa
foksis/as yang diinduksi oleh metronidazol karena 0,
pasien mungkin berwarna cokelat kemerahanan karena
berkompetisi dengan metronidazal untuk mendapatkan
pigmen dari obat. Metabolisme oksidatif metronidazol
elektron yang diregenerasi melalui metabalisme energi.
diinduksi o/eh fenobarbital, prednison, rifampin, dan ke-
Jadi, O, dapat menurunkan aktivasi reduktif metronidazol
mungkinan etanol dan dihambat o/eh simetidin.
dan meningkatkan daur utang obat teraktivasi. Pada
organisme yang rentan, dekarboksilasi piruvat, dikatalisis PENGGUNAAN TERAPEUTIK Metronidazol me-
oleh piruvat: ferredoksin oksidoreduktase (PFOR), meng- nyembuhkan infeksi genitalyang disebabkan T uaginalis
hasilkan eleldron yang mereduksi fenedoksin, yang se- pada >90o/o kasus. Regimen yang lebih disukai adalah 2
lanjutnya secara katalisls mendonorkan elektron kepada g metronidazol sFbagai dosis tunggal oral baik untuk
akseptor elektron biologis atau metronidazol. pria maupun wanita. Untuk pasien yang tidak dapat
Resrsfensi kiin is terh adap metronidazol terjadi pada menoleransi dosis tunggal2 g, alternatifnya adalah dosis
T. vaginalis, G. lamblia, dan beberapa macam bakteri 250 mgdiberikan tiga kali sehari atau 375 mgdiberikan
anaerob dan mikroaerofrlrk. Reslsfensi berhubungan dua kali sehari selama 7 hari. Bila pengobatan diulangi
dengan gangguan kapabilitas pembuangan oksigen yang atau diperlukan dosis yang lebih tinggi untuk infeksi
menyebabkan konsentrasi O, lokal lebih tinggi, penurun- kambuhan atau yang tidak dapat disembuhkan, di-
BAB 40 Kemoterapi Infeksi potozoa 651

rekomendasikan interval selama 4-6 minggu antarpeng- nidazol efektif dan lebih murah daripada vankomisin,
obatan. 'Pada kasus tertentu, jumlah leukosit diamati Metronidazol juga digunakan pada pasien dengan penya-
sebelurn, selama, dan setelah serangkaian pengobatan. kit Crohn yang mempunyaifistula perianal atau penyakit
kolon yang signifikan (ihalBab 38).
Kegagalan pengobatan dikarenakan galur T. vaginalis
yang resisten terhadap metronidazol meningkat. Pada
TOKSIS|TAS, KONTRA|NDtKAS|, DAN tNTERAKS|
umumnya kasus inl dapat berhasil diobati dengan pen-
OBAT Efek samping berat yang menghentikan peng-
berian dosis 2 g yang kedua kepada pasien dan pasang-
obatan jarang terjadi . Efek samping yang paling sering
annya. Sebagai tambahan terapi oral, penggunaan gel
timbul adalah sakit kepala, mual, mulut kering, dan rasa
topikalyang mengandung 0,75% metronidazol atau 500-
logam. Muntah, diare, dan distres abdomen kadang-
1000 mg supositoria vaginal dapat bermanfaat pada
kadang terjadi. Efek samping neurotoksik (seperti pening,
kasus yang sulit disembuhkan.
vertigo, dan sangat jarang, ensefaiopati, konvulsi, in-
Metronidazol adalah obat pilihan untuk semua bentuk
koordinasi, dan ataksia) menyebabkan penghentian
amebiasm simtomatik, termasuk kolitis dan abses hafi.
metronidazol. Obat ini juga harus dihentikan biia terjadi
Dosis yang direkamendasikan adalah 50A-750 mg metro-
kebas atau parestesia. Pemulihan neuropati sensori yang
nidazol dibeikan secara oral tiga kali sehari selama 7-10
serius dapat terjadi secara lambat atau tidak sempurna.
hari, Dosis harian untuk anak-anak adalah 35-50 mg/kg
Urtikaria, ruam kemerahan, dan pruritus adalah indikasi
diberikan dalam dosis terbagi tiga selama 7-10 hari.
' Sementara itu, rekomendasi sfandar selarna 7-10
sensitivitas terhadap obat. iv{etronidazol jarangmenye-
babkan nekrolisis epidermal toksik, yang umumnya ter-
hari pengobatan, abses hati amebik dapat diobati dengan
jadi pada individu yang mendapat metronidazol dosis
pengobatan metronidazol atau tinidazol dalam jangka
tinggi dan terapi bersama dengan mebendazol.
pendek (2,4 g setiap hari sebagai dosis tunggal selama 2
Disuria, sistitis, dan rasa tekan pada panggul telah
hari). E. histolytica tetap ada pada kebanyakan pasien
dilaporkan. Metronidazol mempunyai efek rnirip-disul-
yang telah sembuh dari amebiasis akut yang telah diobati
firam, dan beberapa pasien akan mengalami distres
dengan metronidazol, sehingga direkamendasikan untuk
abdomen, muntah, ruam kemerahan, arau sakit kepala
diobati juga dengan amebisid Iuminal.
jika mereka meminum alkohol selami atau dalam 3 hari
Metronidazol tidak dianjurkan untuk pengobatan
pengobatan. Metronidazol dan disu/fram arav semua
giardiasis di Ameika Serikat, fefapi respons yang baik
obat seperti disulfiram tidak boleh diberikan bersama-
dilaporkan dengan dosls yang sama atau lebih rendah
sama karena dapat terjadi keadaan kebingungan atau
daripada dosis unluk trikomoniasis; regimen biasanya
psikotik.
250 mg diberikan tiga kali sehari selama 5 hari untuk
Metronidazol harus diberikan dengan hati-hati pada
dewasa dan 15 mg/kg diberikan tiga kali sehari selama 5
pasien dengan penyakit SSP aktif karena berpotensi
hari untuk anak-anak. Dosis harian 2 g selama 3 harijuga
menyebabkan neuro toks is itas. Metron idazol juga dap at
dapat dibeikan.
mencetuskan tanda toksisitas litium di SSP pada pasien
Metronidazol digunakan untuk mengobati infeksi
yang menerima obat ini. Metronidazol dapat memper-
serius yang disebabkan oleh bakteri anaerob, termasuk
panjang waktu protrombin pada pasien yang mendapat
Bacteroides, Clostridium, Fusobacterium, Peptococcus,
antikoagulan humadin. Dosis metronidazol harus di-
Peptostreptococcus, Eubacterium, dan Helicobacter.
kurangi pada pasien dengan penyakit hati berat.
Obat inijuga diberikan dalam kombinasi dengan senyawa 'lerdapat data yang berlawanan mengenai terato-
antimikroba .lain untuk mengobati infeksi polimikroba
genisitas metronidazol pada hewan. Meskipun obat ini
akibat bakteri aerob dan anaerob. Metronidazol mencapai
dapat diberikan selama kehamilan tanpa efek samping,
kadar efektif secara klinis dalam tulang, sendi dan SSP
penggunaannya selama trimester perrama pada umum-
dan dapat diberikan secara intravena bila pemberian oral
nya tidak dianjurkan.
tidak memungkinkan. Dosis muatan 15 mg/kg diikuti 6
jam kemudian dengan dosis pemeliharaan 7,5 mgkg
sefrap 6 jam, biasanya selama 7-10 hari. Metronidazol
MILTEFOSIN
digunakan sebagai komponen profilaksis untuk infeksi EFEK ANTIPROTOZOA Miltefosin adalah obat oral
bakteri campuran pascaoperasi dan digunakan sebagai pertama yapg tersedia untuk pengobatan leismaniasis.
obat tungal untuk mengobati vagrnosls balderial. Obat ini aman dan efektif untuk leismaniasis viseral
Penggunaan metronidazol meningkat sebagai peng- dan juga memperlihatkan efikasi >95o/o terhadap leisma-
obatan primer untuk kolitis pseudomembran yang di- niasis kutan. Pada Leishmania, mikefosin dapat meng-
sebabkan oleh infeksi Clostridium difficile. Dengan dosrs ganggu metabolisme eterJipid, pemberian sinyal sel,
oral250-500 rng tiga kali sehari selama 7-14 hari, metro- atau biosintesis pelekat glikosilfosfatidilinosital. Mutasi
652 secIAN MI Kemoterapi tnfeksi parasit

[/ILTEFOSIN

pada AIPase tipe P dari subfamili aminofosfolipid ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI
translokase tampaknya mengurangi ambilan obar se-
Nifurtimoks diabsorpsl dengan baik setetah pemberian
hingga menyebabkan resisrensi.
per oral, dengan kadar puncak plasma setelah -3-5 jam,
ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI Kurang dari 0,5% dosis dlekresi dalam urine. Waktu
Miltefosin diabsorpsi dengan baik secara oraldan didistri- paruh eliminasinya sekitar ,3 jam. Konsentrasi tinggi
busikan ke seluruh tubuh. Konsentrasi plasma sebanding beberapa metabofit yang tidak teridentifikasi ditemukan,
dengan dosis. dan nifuftimoks mengalami biotransformasi yang cepat,
kemungkinan melalui efek lintas-pertama prasistemik.
PENGGUNAAN TERAPEUTIK Miltefosin oral ter- Metabolitnya betum diketahui mempunyai aktivitas tripa-
daftar di India untuk digunakan dalam pengobatan nosidal.
leismaniasis viseral pada dewasa dengan doiis tbO mg/
PENGGUNAAN TERAPEUTIK
kg setiap hari (untuk pasien dengan berat badan lebih
Nifuftimoks dan benznid azol digunakan untuk mengobati
da:i 25 kg) selama 28 hari. Jadwal dosis yang sama
memperlihatkan efikasi terhadap penyakit kulit. Anak- tipanosomiasis Ameika (Penyakit Chagas) yaig di-
anak diberikan 2,5 mglkg/hari. Senyawa ini ddak dapat sebabkan T. cruzi. Karena toksisitasnya, benznidazot
diberikan secara intravena karena hemolisis. Iebih disukai. Kedua obat ini dapat menurunkan para-
sitemia, morbiditas, dan mortalitas akibat penyakit Chagas
' TOKSISITAS DAN EFEK SAMPING Muntah dan akut, menyebabkan penyembuhan secara parasttologis
diare telah dilaporkan terjadi hingga 60% pasien. pada B0% kasus. Pada penyakit kronis, penyembuhan
Peningkatan transaminase hepatik dan kreatinin serum secara parasitologis mungkin masih lebih dai S0% pasien.
juga pernah dilaporkan. Peningkatan ini biasanya ringan Bahkan tanpa penyembuhan secara parasitologis yang
dan segera normal setelah obat dihentikan. Obat-ini lengkap, pengobatan juga mengurangigejala klinis. peng-
dikontraindikasikan untuk wanira hamil. \Tanita harus obatan dengan nifurlimoks atau benznidazol tidak mem-
menunjukan tes kehamilan negatifsebelum pengobatan, punyai efek pada lesi organ yang ireversibel. Wataupun
dan kontrasepsi diperlukan selama dan sedikitnya 2 sebagian kerusakan jaingan kemungkinan autoimun
bulan setelah pengobatan. secara alami, adanya parasit secara kontinu pada organ
yang terinfeksi pada pasien dengan penyakit kronis
NIF'URTIMOKS mengharuskan penyakit Chagas diobati sebagai penyakit
parasit. Respons klinis penyakit akut tekadap pengobat-
EFEK ANTIPROTOZOA Nifurtimoks dan benznida- an bervariasi pada daerah geografis. Pengobatan ter-
zol adalah obat tripanosidal untuk melawan bentuk hadap semua individu seroposllff dianjurkan dbn harus
tripomastigot dan amastigor T cruzi. Nifurtimoks juga dimulai sesegera mungkin. Terapi dengan nifurtimoks
mempunyai aktivitas terhadap T brucei dan dapat atau benznidazol harus dimulai segera setelah pajanan
mengobati.penyakit stadium awal dan lanjut. individu yang beisiko terhadap infeksi I cruzi dari
Kerja tripanosidal nifurtimoks diperoleh dari ke- kecelakaan di laboratoium atau transfusi darah.
mampuannya untuk mengalami aktivasi oleh reduksi Kedua obat ini diberikan secara oral. IJntuk nifur-
partial menjadi anion radikal nitro. Tlansfer elektron timoks, dewasa dengan infeksi akut mendapat B-10 mg/
dari obat yang teraktivasi kemudian membentuk anion kg/hari dalam dosis terbagi empat selama g0-120 hari.
radikal superoksida dan spesies oksigen reaktiflainnya. Anak-anak berusia 1-10 tahun dengan penyakit Chagas
Reaksi radikal bebas menghasilkan peroksidasi lipid dan akut mendapat 15-20 mg/kg/hai datam dosis terbagi
cedera membran, inaktivasi enzim, dan kerusakan empat selama 90 hari; untuk usia 11-16 tahun, dosis
DNA. Benznidazol juga memerlukan transfer satu elek- harian sebanyak 12,5-15 mg/kg diberikan sesual dengan
tron yang menghasilkan radikal anion nitro, menye- jadwal yang sama. Untuk benznidazol, pengobatan yatng
babkan kerusakan seluler yang membunuh parasit. direkomendasikan adalah 5-7 mg/kg/hari datam dosis
BAB 40 Kemoterapi Infeksi Potozoa 653
terbagi dua selama 30-90 hari, anak-anak berusia lebih setelah pemberian senyawa induk. Lebih dan 99,9%
dari 12 tahun mendapat 10 mg/kg/hari. Gangguan lam- tizoksanid terikat dengan protein plasma. Tizoksanid
bung dan kehilangan berat badan dapat terjadi selama dieksresikan di urine, empedu dan feseg sedangkan
pengobatan. Jika berat badan menurun selama peng- tizoksanid glukuronida dieksresikan dalam urine dan
obatan, dosls harus dikurangi. Konsumsi alkohol harus empedu.
dihindari.
PENGGI,JNAAN TERAPEUTIK Di Amerika Serikat,
TOKSISITAS DAN EFEK SAMPING Efek samping nitazoksanid (errNre) tersedia sebagai suspensi oral dan
yang berhubungan dengan obat bervariasi dari reaksi tablet. Obat ini disetuiui untuk pengobatan infeksi G.
hipersensitivitas (misalnya dermatitis, demam, sakit intestinalis pada dewasa dan a.raklan*k d"tr untuk diare
kuning, infiltrat pulmoner, dan anafilaksis) sampai pada anak-anak berusia di bawah 12 tahun yang di-
komplikasi saluran GI dan saraf perifer dan SSP yang sebabkan oleh kriptosporidia. Efikasi nitazoksanid pada
bergantung pada dosis dan usia. Mual dan muntah, anak-anak (atau dewasa) dengan infeksi kriptosporidia
mialgia, dan kelemahan sering terjadi. Neuropati perifer dan AIDS belum diketahui. Untuk anak-anak berusia
dan gejala GI terutama terjadi setelah pengobatan 12-47 bdan, dosis yang direkomendasikan adalah 100
jangka panjang. Sakit kepala, gangguan psikiatri, pares- mg setiap 12 jamselama 3 hari; untuk anak-anak berusia
tesia, polineuritis, dan eksitabilitas SSP jarang terjadi. antara 4 dan 11 tahun, dosisnya 200 mg setiap 12 jam
Leukopenia dan penurunan jumlah sperma juga pernah selama 3 hari. Thblet nitazoksanid 500 mg, cocok untuk
dilaporkan. Karena penyakit Chagas adalah penyakit dosis dewasa (setiap 12 jam), tidak tersedia di Amerika
yang serius dan kurangnya obat yang unggul, kontra- Serikat.
indikasi penggunaan obat ini hanya sedikit..
Nitazoksanid digunakan sebagai obat tunggal untuk
mengatasibermacam infeksi oleh parasit usus (protozoa
NITAZOKSANID dan cacing). Bersihan parasit yang efektif setelah peng-
obatan nitazoksanid diperlih atkan untuk G, intestinalis,
o E, histolytica/E. dispar, B, hominis, C, parvum, C. caye-
il

n'cAo
HgC o lrA tanensis, l. belli, H. nana, T. trichura, A. lumbricoides dan

AA"A}*, E. vermicularis, walaupun mungkin diperlukan lebih dari


satu rangkaian terapi. Nitazoksanid digunakan untuk

v
ll lH
NITAZOKSANID
mengobati infeksi G. intestinalis yang resisten terhadap
metro n id azol d an albe nd azol.

TOKSISITAS DAN EFEK SAMPING Efek merugikan


EFEK ANTIMIKROBA jarang terjadi dengan nitazoksanid. Urine berwarna
Nitazoksanid dan metabolit at(tifnya tizoksanid meng- kehijauan terlihat pada kebanyakan individu yang
hambat peftumbuhan sporozoit ddn oosit C. parvum dan meminum nitazoksanid. Nitazoksanid merupakan obat
menghambat peftumbuhan trofozoit G. intestinalis, E. kategori B untuk penggunaan pada wanita hamil ber-
Histolytica, dan T. vaginalis secara in vitro. Nitazoksanid dasarkan studi pada hewan, tetapi tidak_ada bukti klinis
juga memperlihatkan aktivitas terhadap cacing usus, mengenai pengunaannya pada wanita hamil atau me-
nyusui.
MEKANISME KERJA DAN RESISTENSI
Nitazoksanid tampaknya menganggu reaksi transfer PAROMOMISIN
elektron bergantung-enzim PFOR, yang diperlukan pada
metabolisme anaerob. Tidak adanya resistensl terhadap Paromomisin (aminosidin, uuunw) adalah aminogliko-
nitazoksanid pada agen berinfeksi yang sebelumnya sida yang diberikan secara oral untuk mengobati E.
diketahui rentan terhadap obat ini belum dilaporkan. histolytica, kriptosporidiosis, dan glardiasis. Formulasi
topikal digunakan untuk mengobati trikomoniasis dan
ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI /eismanlasls kutan, dan pemberian parenteral telah di-
Sefe/ah pemberian oral, nitazoksanid dihidrolisis secara g un akan untuk le ism an i asls viseral.
cepat menjadi metabolit aldifnya tizoksanid, yang meng- Paromomisin mempunyai mekanisme kerja yang
alami konjugasi terutama menjadi tizoksanid glukuronida. sama dengan aminoglikosida lain dan mempunyai spek-
Bioavailabilitas setelah dosis oral baik, dan konsentrasi trum antibakteri dan toksisitas yang sama (ihal Bab 45).
plasma maksimum metabolit dideteksi dalam 1-4 jam Paromomisin hanya tersedia untuk penggunaan oral di
654 secIAN VII Kemoterapi Infeksi parasit

AS. Sefe/ah pembeian oral, 100% obat ini ditemukan Pentamidin isetionat dipasarkan sebagai injeksi (nmrtu
dalam feses, bahkan dengan kerusakan usus. 300) atau untuk penggunaan sebagai aerosol (xraueeNr).
Paromomisin adalah obat pilihan untuk kolonlsasl E, Satu miligram pentamidin basa ekuivalen dengan 1,74
histolytica di usus dan digunakan dalam kombinasl de- mg pentanidin isetionat. Garam isetionat ini sangat
nga'n metranidazol untuk nengobati kolitis amebik dan mudah larut dalam air. Larutan harus segera digunakan
abses hail amebik, Dosis unluk anak-anak dan dewasa karena pentamidin tidak stabil dalam !arutan.
adatah 25-35 mg/kg/hari secara oral dalam dosis terbagi
tiga. Efek merugikan jarang, tetapidapat terjadi nyeri dan EFEK ANTIPROTOZOA Diamidin efekrif unruk
kram perut, nyeriepigastrik, mualdan muntah, steatorea, pengobatan penyakit tidur yang disebabkan oleh I
dan diare. Ruam dan sakit kepala pernah ditaporkan, brucei gambiense, tetapi tidak untuk infeksi T brucei
tetapijarang terjadi. Paromomisin telah digunakan untuk rhodesiense.Obar ini juga berguna untuk mengobati
mengobati kriptospoidiosis pada pasien AIDS baik leismania yang resisten t"th"drI antimoni.
sebagai obat tunggal (dosrs oral 500 mg tiga kati sehari
atau 1 g secara oral dua kali sehari selama 14 sampai 28 MEKANISME KERJA DAN RESISTENSI
hari diikuti dengan 500 mg secara oral dua kali sehari)
Diamidin memperlihatkan banyak efek pada beberapa
maupun dalam kombinasi dengan azitromisin (paromo-
parasit dan bekerja dengan mekanisme yang berbeda
1 g secara oral dua kali sehariditambah azitromisin
misin
pada parasit yang berbeda. Pada T. brucei, misalnya,
600 mg secara oral satu kali sehari selama 4 minggu,
diamidin dikonsentrasikan melalui sistem ambilan ber-
diikutidengan paromomisin saja selama B minggu). paro-
gantung-energi menjadi konsentrasi milimolar yang
momisin dianjurkan sebagai pengobatan untuk giardiasis
penting untuk efikasi. Transporter diamidin yang paling
pada wanita hamil, terutama pada trimester perlama
baik diketahui adalah transpofter adenin dan adenosin
ketika kontraindikasi terhadap metronidazot, dan sebagai
(P2), yakhi senyawa purin yang juga digunakan oteh
obat altematif untuk isolat G. intestinalis yang resisten
arsenik berbasis-melamin, yang menjelaskan resisfensr-
terhadap metronidazol. Tingkat respons yang ditaporkan
silang tekadap diamidin yang ditunjukkan oleh galur L
adalah 55-90%. Dosls pada dewasa aclalah 500 mg
brucei lerlenfu yang resisten teftahap arsenik. Berbagai
secara oral tiga kali sehari selama 10 hari, sedangkan
transporter memperantarai ambilan pentamidin, yang
anak-anak diobati dengian 25-30 n1g/kg/hari dalam dosis
mungkin bertanggung jawab terhadap kenyataan bahwa
oral terbagi tiga. Paromomisin yang diformulasikan se-
teramati sedr'krt reslsfensi terhadap obat ini walaupun
bagai krim 6,25% digunakan untuk mengobati trikomo-
bertahun-tahun digunakan sebagai pengobatatn profitak-
niasis vagina pada pasien yang gagal atau tidak dapat
sis. Diamidin mungkin memberikan efek tripanosidatnya
menerima terapi metronidazol. Kesembuhan telah di-
laporkan, tetapi ulserasi vulvovaginal dan nyeri memper- melalui reaksi dengan berbagai target intraselular ber-
sulit pengobatan.
muatan negatif seperti membran fosfolipid, enzim, RNA,
P aro mo misin seb ag ai formul a si to p ikal me n g a nd u ng
dan DNA. Pada Leishmania, pentamidin terakumulasi
15% paromomisin dalam kombinasi dengan basa atau dalam mitokondria sefta menyebabkan disintegrasi awat
metilbenzonium klorida 12% memperlihatkan efikasi pada kinetoplas dan kolaps potensial mdmbran mito-
yang bervariasi untuk pengobatan leismaniasis kutan. kondria. Tambahan /agi resrstensi pentamidin berkaitan
Paromomisin diberikan secara parenteral (dosis 16-18 dengan penurunan konsentrasi obat dalam mitokondria,
mg/kg/hari) tunggal atau kombinasi dengan antimoni yang menunjukkan keterlibatan organel ini dalam kerja
untuk mengobati leismaniasis viseral. Pada suafu sludi obat.
tingkat kdsembuhan dengan paromomisin saja dilaporkan
ABSORPSI, NASIB, DAN EKSRESI
sebesar 89%, dan tingkat kesembuhan dengan peng-
obatan kombinasi adalah 94%. Hasil ini lebih baik di- Farmakoktnetik dan biodisposisi pentamidin isetionat
bandingkan dengan antimoni saja karena reslsfensl fer- telah dipelajari secara lebih ektensif pada paslen A/DS
h ad ap antimo ni se ri ng terj adi, terinfeksr P. jiroveci. Pentamidin isetion at di absorpsi de-
ngan baik dari tempat pemberian secara parenteral.
PENTAMIDIN Sefe/ah pemberian dosis tunggal intravena, obat ini
menghitang dari ptasma dengan waktu paruh beberapa
Pentamidin merupakan diamidin aromatik yang bermuat-
menit sampai beberapa jam dan konsentrasi plasma
an positif:
maksimum setelah injeksi intramuskular terjadi datam 1
jam. Obat ini mempunyai ikatan yang kuat dengan protein

->"O ocH2(cH2)3cH,oO
PENTAMIDIN
"<il,
dan mempunyai waktu paruh eliminasi beberapa minggu
sampai beberapa bulan. Senyawa yang bermuatan tinggi
tidak dapat menembus sawar darah-otak, yang men-
BA3 40 Kemoterapi Infeksi potozoa 655

jelaskan mengapa obat ini tidak efektif terhadap tri- pentamidin isetionat diberikan setiap bulan dengan dosis
panosomlasls stadium laniut. 300 mg dalam larutan nebulizer 5-10% selama 30-45
lnhalasi aeroso/ pentamidin digunakan untuk pro- menit, Walaupun mudah digunakan, aerosol pentamidin
filaksis pneumonla Pneumocystis; penghantaran obat mempunyai beberapa kerugian, sepefti kegagalan untuk
melalui rute ini menyebabkan absorpsl sistemik yang mengobati Pneumocystis ekstrapulmoner, efikasi yang
sedikit dan menurunkan fokslsitas dibandingkan pem- kurang terhadap patogen opoftunistik potensial lainnya,
berian secara intravena pada dewasa dan anak-anak. dan sedikit peningkatan risiko untuk pneumotoraks.
Untuk individu yang menerima HAART dan iumlah CD4
PENGGUNAAN TERAPEUTIK Untuk penyakit tidur, mencapai >200 per mm3 secara perslsfen selama 3
pentamidin isetionat biasanya diberikan dengan suntik- butan, profitaksls PCP primer atau sekunder dapat di-
an intramuskular dalam dosis harian tunggal 4 mglkgl hentikan.
hari untuk terapi selama 7 hari. Karena tidak dapat
menembus SSP, pentamidin tidak efektif terhadap TOKSISITAS DAN EFEK SAMPING Sekitar 50o/o
penyakit stadium lanjut dan memperlihatkan penurunan individu yang diberi pentamidin dengan dosis yang di-
efikasi terhadap T brucei rhod.esiense. Oleh karena itu, rekomendasikan akan mengalami beberapa efek merugi-
penggunaan pentamidin terbatas pada stadium awal kan. Pemberian intravena menimbulkan hipotensi,
infeksi T. brucei gambiense. takikardia, dan sakit kepala, kemungkinan dikarenakan
Pentamidin telah berhasil digunakan dalam 12-15 kemampuan pentamidin berikatan dengan reseptor imi-
rangkaian dosis 2-4 mg/kg intramuskular setiap hari dazo\, yang dapat dipulihkan dengan memperlambat
atau setiap dua hari sekali untuk mengobati leismaniasis kecepatan i nfus. Hipo glikemia, y ang dapat mengancam
viseral. Obat ini tersedia sebagai alternatif untuk anti- hidup, dapat terjadi setiap saat selama pengobatan
monial atau formulasi lipid amfoterisin B untuk pasien pentamidin. Pemantauan yang saksama terhadap glukosa
yang tidak dapat menoleransi obat ini. darah adalah kuncinya. Sebaiiknya, pankreatitis, hiper-
glikemia, dan diabetes bergantung-insulin juga dapat
Pentamidin adalah salah satu dari beberapa obat yang
terjadi. Pentamidin bersifat nefrotoksik (sekiar 25o/o
digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi
pasien yang diobati akan memperlihatkan tanda-tanda
Pneumocyctis. Pneumonia Pneumocystis (PCP) adalah
disfungsi ginjal), dan jika konsentrasi kreatinin serum
penyebab utama kematian pada pengidap AIDS dan
meningkat secara signifikan, pemberian obat ini sebaik-
dapat terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi
nya dihentikan sementara atau mengganti dengan obat
oleh mekanisme I ain. Trimetop ri m-sulf ametoksazol ad a'
alternatif, Individu yang mengalami disfungsi ginjal
lah obat pilihan untuk pengobatan dan pencegahan PCP
yang diinduksi oleh pentamidin mempunyai risiko
(lihat Bab 43). Pentamidin yang dibeikan secara intra-
tinggi untuk hipoglikemia. Efek merugikan lain seperti
vena sebagaidosls tunggal harian 4 mg/kg seiama 21
ruam, trombofebitis, anemia, neutropenia, dan pening-
haridigunakan untuk mengobati PCP berat pada individu
katan enzim hati. Pemberian pentamidin secara intra-
yang tidak dapat menoleransi trimetoprim-sulfametok-
muskular dapat menyebabkan abses steril pada tempat
sazol dan bukan kandidat untuk obat alternatif sepefti
penyuntikan, dan banyak pihak yang lebih menyukai
atovakuon atau kombinasi klindamisin dan primakuin.
pemberian secara intravena. Aerosol pentamidin mem-
Pentamidin dianiurkan sebagai obat "penyelamat" untuk
punyai sedikit efek merugikan.
individu dengan PCP yang gagal merespons terapi awal
(biasanya trimetoprim-sulfametoksazol), tetapi mungkin
kurang efektif dibandingkan kombinasi klindamisin dan NAIRIUM STIBOGLUKONAI
primakuin atau atovakoun untuk indikasi ini. Pemberian Natium stiboglukonat (natrium antimoni glukonat, PENTI'
pentamidin sebagai sediaan aerosol digunakan untuk srau) adalah antimonipentavalen yang merupakan peng-
mencegah PCP pada individu berisika yang tidak dapat obatan utama untuk leismaniasn. Dl Amerika Seikat,
menoleransi timetopim-sulf ametoksazol dan tidak diper' natrium stiboglukonat tidak lagi tersedia. Peningkatan
timbangkan sebagai kandidat untuk dapson (tunggal atau . resisfensi terhadap antimoni telah mengurangi efikasi'
kombinasi dengan piimetamin) atau atovakuon. Kandidat nya, dan penggunaan amfoterisin berbasislipid maupun
untuk profllaksis PCP adalah pengidap infeksi HIV dan miltefosin se maki n me n i ngkat.
jumlah CD4 <200 per mm3 serta pengidap infeksi HIV
dan demam menetap yang tidak ielas penyebabnya atau Antimoni pentavalen yang relatif nontoksik adalah
kandidiasis orofaring, Profilaksis sekunder dianiurkan prodrug yang diredulai menjadi spesi Sb3. yang lebih
setelah seflap eprsode PCP teriadi. Untuk profilaksis, toksik dalam fagolisosom makrolrag. Setelah direduksi,
-

656 recrell VII Kemoterapi Infeksi parasit

obat
.ini -m€ngganggu sisrem redoks tripanotion, ter, Suramin adalah tripa-nosida kerja-lambat (>6 jam
masuk efluks cepat tripanotion dan glutation dari sel, secarain uino) dengan akrivitas klinis yang tinggi ier_
dan menghambat tripanotion reduk-tase unruk men- hadap T brucei gambiense dan T brucei'rholiirr,r.
deplesi potensial reduksi tiol. Tbksisiras selekrif disebabkan oleh kemampuan parasit
,. .P"d1 umumny.a natrium stiboglukonat dosis tunggai untuk mengambil obat melalui endositosis fb"t t.rikat-
diekresikan di urine dalam 24 jarr.. Obat ini diabsoiisi protein yang diperantarai oleh reseprot terutama lipo,
dqlSan ..p1tt_ didistribusikan dalam volume nyata protein densitas-rendah. Suramin menghambat banyak
sekitar 0,22Llkg, dan dieliminasi dalam dua fase. Fase enzim. dan resepror tripan-osoma da., m"'..r"lia yang
pertama, mempunyai waktu paruh yang pendek yaitu2
tiiak
berhubungan dengan efek antiparasitnya. Si.,.".gir*.
jam dan fase kedua lebih lambar. leipanlang"n fare antara eflornitin dan suramin menimbulkan spefulasi
eliminasi akhir (waktu paruh 33-761"-j bahwa obat ini kemungkinan menghambat biosintesis
-."g!ambar-
"ilenjadi
kan konversi antimoni pentavalen (Sb5) poliamin. Suramin adalah r",u-r",,iny" mikrofilarisida
benruk r.rivalen yang lebih toksik (Sb3.) yang secara y,ang digunakan.secara klinis, walaupun sekarang jarang
lambat dilepaskan dari jaringan digunakan, unruk pengobatan onkosersiasis pada ri"rruri"l
_ Narrium stiboglukonat diberikan secara parenteral.
Dosis standarnya adalah 20 mglkglhari selama 20 hari Suramin diberikan secara intravena. Obat initerikat kuaf
untuk penyakit kulit dan 28 haii untuk penyakit viseral. dengan protein dan mempunyai waktu paruh eliminasi
Peningkatan resistensi telah menu.unk"r, efektivitas akhir sekitar 90 hai. Bersihan ginjat menghasilkan eti_
obat ini, dan tingkat kegagalan pengobatan sampai 600lo minasi sekitar BA% senyawa ini. Sangat sidikit suramin
telah terjadidi India. Amfoteriiin n dianjurkan sebagai yang menembus SSB sesuai dengan efikasinya yang
alternatif pengobatan untuk leismaniasis viseral di Injia kurang saat SSPdlnvasl oleh tripanosoma.
maupun leismaniasis mukosa secara umum, walaupun adalah pengobatan lini pertama untuk
senyawa aktif miltefosin oral yang baru disetujui me- . ^fuiagrh
infeksi T brucei rhodesienie stadium awj, tetapi umum_
miliki penggunaan yang lebih luas. nya.tidak digunakan untuk Z brucei gambienie stadium
biasanya dapat menoleransi obat dengan awal. Karena hanya sebagian kecil ob'"t y"ng masuk ke
,baik, dan
.Anak-anak
dosis per kilogram adalah sam" der,[an otak, suramin terutama-digunakan uniuk-mengobad
dewasa. Pasien_yang merespons dengan baik memper- tripanosomiasis Afrika stadium awal (sebelu* 'k.,.r-
lihatkan perbaikan klinis dalam 1-2 minggu a*"1 peng- libatan SSP). Untuk pengobatan infeksi Afrika Barat,
obatan. Obat ini dapat diberikan selai! ,.h"ri obat ini lebih efektif bila digunakan dengan regimen
"tJ,,
untuk interval yang lebih lama jika reaksi*tidak menye- intravena yang juga ter-aruk suntikan in"tramuikular
nangka.n. terjadi rerurama pada individu yang meng- pentamidin. Sebaliknya, suramin sendiri unggul untuk
alami debilitas. Pasien yang terinfeksi HIV umumnya terapi penyakit Afrika Timur stadium awaL- Suramin
kambuh setelah berhasil p"da pe.rgobatan awal d.ng"., akan membersihkan sistem hemolimfatik tripanosoma
antimoni pentavalen atau amfoterisin B.
Efek merugikan yang sering dilaporkan antara lain
l:hh.r pada. penyakit stadium lanjut, sehingga sering
diberikan sebelum memulai pemberian
nyeri
-li"rroproi
.di rempat suntikan; pankreatitis kimiawi pada untuk meng.urangi risiko ensefalopati reaktif y"ng t.r-
hampir semua pasien; peningkatan rransaminase heiatik h-ubungan dengan pemberian arienik (lihat' di"atas).
serum; supresi sumsum tulangyang ditunjukkan dengan Untuk pasien dewasa dengan T brucei rhodesiense, dosis
penurunan sel darah merah, sel darah purih, dan jumlah uji 200 mg diberikan pada awalnya untuk mendeteksi
platelet dalzrm darah; nyeri otot dan sendi; keielahan sensitivitas, setelah itu dosis normal I g diberikan pada
dan malaise; sakit kepala; mual dan nyeri abdomen; d.an hari ke- 1 , 74 dan 2l .
?,7 , .Dosis
pediatJk a dalah 20 mgl
r.uam..Polineuropati yang reversibel pernah dilaporkan. kg, diberikaT jadwal y"rg ,"-". pasien yarig
Anemia hemolitik dan kerusakan ginjal adalah mani- .d:lg"l
mengalami debilitas harus diobati d..rg"r, dosis yan[
festasi roksisims yang jarang terjadi, seperti juga syok lebih rendah selama minggu perrama. ne"aksi serius yan[
dan kematian mendadak. seg€ra muncul, yakni mual, munrah, syok, dan kehiiangl
an kesadaran jarangterjadi. Malaise, mual, dan kelelaha"n
SURAMIN adalah reaksi segera yang umum terjadi. penghancuran
parasit mungkin menyebabkan episode delam dan
Suramin (anvrn 205) digunakan terutama untuk peng- ruam kemerahan; onkosersiasis yang muncul bersamaan
ob atan tripano so m i asis Afrika.
paling baik diobati perrama kali-dengan ivermektin
BAB 40 Kemoterapi Infeksi Potozoa 657

untuk memperkecil reaksi ini (lih:atBab 41). Masalah perifer; lral ini biasanya menghilang walaupun terapi
yang sering terjadi setelah pemberian beberapa dosis dilanjutkan. Obat ini harus diberikan dengan perhatian
suramin adalah toksisitas ginjal dan komplikasi neuro- yang besar pada penderita insufisiensi ginjal atau meng-
logis yang lambat, termasuk sakit kepala dan neuropati alami proteinuria yang signifikan.

Daftar Bibliografi lengkap dapat dilihat prdr Goodman 8c Gilman's The Pharznacological Basis of
Therapeurtcs, ilth ed., atau Goodman 8c Gilman Online di www.accessmedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai