Toksikologi merupakan ilmu yang mebahas racun dan keracunan.
Penerapan dari toksikologi diantaranya toksikologi klinik, toksikologi forensik, toksikologi lingkungan dan lain lain, yang memiliki peranan penting terhadap sistem kehidupan. Analisis toksikologi merupakan sarana untuk identifikasi zat beracun sehingga dapat membatu menghadapi permasalahan racun seiring dengan berkembangnya teknologi. Perkemngan toksikologi analisis pada suatu negara memiliki laboratorium khusus untuk toksikologi klinis, laboratorium biokimia, laboratorium forensik, departemen forensik dan lain sebagainya. Perbedaan toksikologianalisis dan toksikologi forensik yaitu cakupan dari toksikologi forensik adalah ilmu dan studi racun untuk kepentingan hukum dan peradilan. Sedangkan toksikologi analisis merupakan langkah atau tahapan dalam analisis racun. Racun atau zat beracun didefinisikan sebagai bahan kimia yang berbahaya bagi organisme hidup. Sementara toksisitas merupakan suatu konsep biologi yang ditetukan dalam bentuk bioasai. Pada uji toksisitas jangka panjang teragenik, kasdinogenik dan efek mutagenik. Tujuan utama toksikologi analisis adalah pemberian jawaban dengan bukti dalam bentuk analisis akibat pertanyaan yang muncul ketika investigasi. Aspek klinik analisis toksin berperan penting dalam bidang penanganan racun dengan obat obatan dan bahan kimia lain, sehingga perlu menguasai farmakologi, toksikologi, dasar dasar kedokteran darurat dan perawatan intensif. Diagnosis keracunan akut, diagnosis yang dilakukan mengamati keadaan dan bagaimana racun tersebut dapat menginfeksi orang . Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan racun atau kelas racun. Banyak obat yang memiliki efek serupa, tetapi kemungkinan memiliki efek tidak berbahaya. Koma merupakan keracunan akut terutama jika terjadi depresi pada syaraf pusat. Skala Edinburg sering digunakan untuk pengelompokan pasien koma. Berikut klasigikasi menggunakan skala Edinburg 1. Kelas koma 1 pasien mengantuk tetapi merespon verbal perintah 2. Kelas koma 2 pasien sadar tapi menanggapi rangsangan minimal (contoh: gemetar, berteriak) 3. Kelas koma 3 pasien sadar dan merespon hanya untuk rangsangan (contoh: menggosok tulang dada) 4. Kelas koma 4 pasien sadar dengan tidak menanggapi rangsangan apapun Penanganan keracunan akut jika menghirup racun maka pasien jauhkan dari lingkungan kontaminasi, jika racun ditelan pasien diberi penawar untuk meminimalkan resiko racun, kebanyakan pasien dapat selamat karena pemberian penangan dengan tepat. Toksikologi analisis berperan dalam diagnosis sebagai antisipasi atau penanganan terhadap pasien yang terkena racun.
Klasifikasi racun ada tujuh kelompok yaitu kelompok racun gas
penyebab karena adanya suatu insiden kecuali sianida dan monoksida. Kelompok kedua adalah racun volatil racun ini dapat mengakibatkan penyakit yang serius bahkan menyebabkan kematian.kelompok ketiga adalah obat-obatan, termasuk narkotika obat penenang antidepresi dan lain-lain. Kelompok ke empat adalah pestisida yaitu insektisida, fugisida rodentisida. Kelompok ke lima racun logam yaitu logam-logam yang mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan. Kelas yang ke enam adalah racun anion biasanya terdapat pada cairan biologis meskipun dengan konsentrasi rendah. Kelas yang ke tujuh adalah racun yang memerlukan teknik-teknik khusus ekstraksi seperti pertukaran ion kolom. Pengumpulan dan penyimpanan spesimen, sebelumnya penting untuk mengetahui informasi tentang, waktu yang mempengaruhi, data keterangang, menghindarkan dari kemungkinan kontaminasi silang dan lain sebagainya. Spesimen dapat diambil dari urine, isi perut, darah, pengambilan residu, uji fisik Tes overdosis pada urin, isi perut dan darah yaitu bisa dengan uji dengan asam salisilat, penhotiazines, antiseptik immipiramine dan senyawa yang terkait, senyawa trichloro, parasetamol dan penasetin, paraqut dan diquat, etanol dan aldehid, klorat dan pengoksidasi, ferric iron. Sementara tes pemeriksaan pada darah adalah pada kadar glukosa urea, karbonmonoksida, dan organopospor. Dilakukan juga tes reinsch, ekstraksi urine. Sistem ekstraksi disebut metode ekstraksi stass-otto. Metode ini dapat digunakan untuk ekstraksi isi perut, dan juga untuk ekstraksi adegan residu termasuk makanan dan minuman dengan melakukan ekstraksi pada darah, serum atau plasma. Obat obatan yang mengakibatkan overdosis pada umumnya fraksi A (asam kuat), fraksi A-2 (asam lemah) fraksi B (dasar obat), fraksi BE dan fraksi O. Pemeriksaan terhada fraksi B dan O dengan spekstrokopi UV, TLC, GC dan HPLC radioimunokimia TLC visualisasi reagen Nitrat mercurous Ferri klorida semprot fenol yang memberikan tempat biru atau ungu, reagen Van urk, diasamkan, iodoplatinate reagen Mandelin dan lain lain Rf nilai untuk obat yang diambil dalam overdosis akan ditemukan di monograf obat dan indeks untuk analisa data NAMA : IIS NURIYATIN NIM