Anda di halaman 1dari 59

Toksikologi

1. Penatalaksaan umum keracunan


2. Penatalaksanaan keracunan obat
3. Penatalaksanaan keracunan pestisida
4. Penatalaksanaan keracunan makanan dan minuman
5. Penatalaksanaan keracunan alkohol
6. Penatalaksanaan keracunan narkotika
Visi program studi farmasi
Menjadi Program Studi SarjanaFarmasi yang unggul di bidang
pelayanan kefarmasian, berbudaya sehat dan bereputasi
Internasional.
Misi program studi farmasi

1. Menyelenggarakan pendidikandanpengajaran yang


ungguldalampelayanankefarmasian, berbudaya sehat dan
bereputasi Internasional,
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan pengabdian
masyarakat, dapat meningkatkan kemampuan dalam pelayanan
kefarmasian dan layanan sosial kemasyarakatan,
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan penelitian
untuk meningkatkan kemampuan dalam menjamin tercapainya
kompetensi farmasi yang ungguldalampelayanankefarmasian,
berbudaya sehat dan bereputasi Internasional.
4. Mengembangkan kemitraan dengan institusi
pemerintah/swasta/ lembaga swadaya masyarakat/profesi
kesehatan dan perguruan tinggi dalam pencapaian tujuan
pendidikan akademik kefarmasian.
 Untuk kontrak perkuliahan, sudah disampaikan saat awal
perkuliahan yaa...

 Pada perkuliahan saya, setelah selesai perkuliahan, akan


ada semacam postest yang harus dikerjakan pada akhir
jam perkuliahan.

 Semua mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan dan akan


dilakukan absensi.

 Keaktifan diskusi akan dinilai (menjawab pertanyaan dari


dosen pengampu mata kuliah maupun dari mahasiswa lain)

 Jika tidak dapat mengikuti perkuliahan, harus izin


sebelumnya ke dosen pengampu mata kuliah.

 Ada 1x kuis, setelah semua materi selesai.


Penatalaksanaan Umum Keracunan

Lyna Lestari Indrayati, S.Farm., M.Farm., Apt.


Sebelum kita masuk ke materi, menurut
rekan-rekan mahasiswa, faktor apa saja
yang mempengaruhi perubahan bahan
kimia menjadi toksik??
Keracunan
 Keadaan yang menunjukkan kelainan multisistem dengan
keadaan yang tidak jelas.

 Keracunan melalui inhalasi atau menelan materi toksik


baik kecelakaan dan karena kesengajaan yang merupakan
kondisi berbahaya bagi kesehatan.

Seperti apa biasanya tanda bahwa bahan


tersebut beracun?
Keracunan

Faktor Eksogen

Efek Lokal Efek Sistemik

Penyakit

Kronis
Akut
Apa contoh dari racun yang terpejan dan
hanya berefek lokal?

Apa contoh penyakit yang bisa ditimbulkan


akibat terpejan racun?
Keracunan Akut

 Terpejani dosis tunggal dalam jumlah cukup besar, dalam


jangka waktu yang singkat.

 Gejalanya:
1. Langsung terlihat segera setelah pemejanan
2. Gejala bisa sampai tak sadar
3. Harus mendapat segera pertolongan (dibawa ke RS)
 Penyebab:
1. Obat
2. Pestisida
3. Produk rumah tangga
4. Bahan makanan dan minuman
5. Bahan ditempat kerja
Keracunan Kronis
 Pemejanan berulang senyawa toksik dalam dosis kecil
pada manusia baik sengaja atau tidak
 Lama pemejanan beberapa hari sampai beberapa tahun.

 Gejala:
1. Umum bertingkat
2. Pada awal pemejanan belum terlihat, kadang gejala
tertutupi bahkan hanya nampak seperti kelelahan.
 Penyebab:
1. Polusi
2. Makanan dan minuman
3. Pestisida
4. Toksin alami
5. Obat atau senyawa kimia
Kategori Keracunan
1. Tak disengaja
a. Kecelakaan pada anak
b. Kecelakaan umum
2. Disengaja
Sumber dan Macam Racun
 Bahan-bahan kimia beracun (senyawa kimia yang mungkin
bersentuhan dg manusia yang bisa menimbulkan racun
(obat-obatan, polusi, logam berat, zat tumbuhan, pewarna,
penyedap)

 Zat tumbuh-tumbuhan: sianida dalam kol, gadung, ketela


tahun, kentang kedelai, jamur, jengkol.
 Racun binatang: bisa ular, laba-laba, kalajengking, racun
pada hewan laut.
 Racun pada bahan makanan: beracun akibat prosesnya
(fermentasi) dan takaran berlebihan
Pengaruh Racun Pada Tubuh
1. Mempengaruhi sistem sirkulasi darah:
a. Jaringan darah/pembuluh darah syok darah tidak
sampai otak
b. Jantung menurunkan/menaikkan denyut jantung
c. Aritmia
d. Cardiac arrest
2. Mempengaruhi SSP (Sistem Saraf Pusat)
a. Rasa sakit
b. Hiperexitability, delirium, convulsi (O2 dalam darah
berkurang otak
c. Depresi SSP: terhentinya alat pernafasan, lumpuh refleks
utama
d. Gangguan psikis
3. Alat pencernaan
Rongga mulut-GI  mual, muntah, abdominal pain, diare,
konstipasi
4. Alat perkemihan
Retensi urin (sakit/sulit BAK)  kerusakan ginjal
5. Hepar
Gangguan fungsi hati, hepatic koma, hepatic encephalopalitis
6. Keseimbangan air dan elektrolit
7. Luka bakar kimia pada kulit
8. Selaput lendir pada mulut/tenggorokan
9. Selaput lendir mata
Adakah yang bisa menyebutkan, apa saja
ciri-ciri jika mengalami keracunan?
Penatalaksanaan Umum Keracunan

Treat the patient not the


poison!
1. Identifikasi

 Identifikasi Racun
a. Mengenali penyebab keracunan
b. Untuk mennetukan terapi yang tepat
c. Cara: wawancara pasien

 Identifikasi di tempat kejadian  dari muntahan dan


barang-barang yang dipakai

 Pemeriksaan laboratorium  sampel biologis, pakaian,


barang-barang disekitar pasien
2. Diagnosis Keracunan
 Diagnosis dan terapi keracunan harus dilakukan secara
tepat
1. Riwayat  Apa saja yang bisa kalian lakukan untuk
mengetahui riwayat pasien?
2. Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan umum, Pemeriksaan
mata, Pemeriksaan neuropathy, Pemeriksaan abdomen,
Pemeriksaan kulit, dan Bau)
3. Pemeriksaan Laboratorium (Gas darah arteri, Elektrolit,
Uji fungsi ginjal, Uji fungsi hepar, Osmolalitas serum)
P. Umum

P. Mata
Riwayat
P. Neurophaty

P. Abdomen

P. Kulit

Diagnosis Bau
P. Fisik
Keracunan
Gas darah arteri

Elektrolit

Uji fungsi ginjal

P. Laboratorium Uji fungsi Hepar

Osmolalitas Serum

Elektrokardiogram

Sinar X
Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Umum
 sindrom otonom (TD, denyut nadi, ukuran pupil,
keringat, gerakan peristaltik)
• Alpha-adrenergik syndrome : hipertensi +
bradikardi, dilatasi pupilfenilpropanolamin, feniletrin
• Beta-adrenergik syndrome : hipotensi + takikardi
albuterol, metaproterenol, teofilin, caffeine
• Mixed alpha- dan beta-adrenergik syndrome :
hipertensi+takikardi, dilatasi pupil, kulit berkeringat
meski membran mucus kering kokain, amfetamin
• Sympatholytic Syndrome: hipotensi + takikardi, pupil
kecil (pin point), peristaltik turun agonis alfa-2 sentral
(kloridin, metildopa), opiat, fenotiazin
• Nicotinic cholinergic syndrome: unpredictable
nikotin
• Muscarinic cholinergic syndrome: hiperperistalik,
bronchorrea, wheezing, hiper salivasi, inkontinensi urin
bethanecol
• Mixed cholinergic syndrome: miosis, berkeringat,
peningkatan gerak peristaltikinsektisida organofosfat
dan karbamat, physostigmine
• Anticholinergic syndrome: takikardi + hipertensi
ringan, dilatasi pupil, kulit merah, panas, dan kering; gerak
peristaltik turun, retensi utin; kejang myoclonic; agitated
delirium atropin, scopolamin, benztropin, antihistamin,
antidepresan
B. Pemeriksaan mata
1. Ukuran pupil (dipengaruhi obat-obatan yang bekerja
pada sistem saraf otonom)
2. Nystagmus horisontal (barbiturat, etanol, carbamazepin,
fenitoin). Phencyclidine sebabkan nistagmus horisontal,
vertikel, dan berputar
Miosis Midriasis
Obat simpatolitik Obat Simpatomimetik
Obat kolinergik Obat antikolinergik
Lain-lain: Heatstroke, pontine infarct,
subarachnoid hemorrhage

Ada yang bisa memberikan perbedaan istilah diatas dan


contohnya?
C. Neurophaty
• Biasanya setelah pemejanan kronis
• Arsen dan thlium  pemejanan dosis besar

D. Pemeriksaan abdomen
• Ileus faktor mekanik misalnya, luka pada saluran GI atau
sumbatan karena menelan benda asing
• Abdominal ditension ergot, amfetamin
• Vomiting  zat korosif
E. Pemeriksaan Kulit
• Merah, panas, kering atropin, narkotik, antimuskarinik lain
• Keringat berlebih insektisida organofosfat, ikotin, arsen, simpatomimetik
• Sianosis nitrit, sianida
• Ikterus (kuning), paracetamol (akut dan kronis), jamur amanita, phalloids

F. Bau
• Aceton  aseton, isopropil alkohol
• Acrid/pearlike kloralhidrat, paradelhyde
• Bitter almonds  sianida
• Garlic  arsen, organofosfat, selenium, talium
• Telur busuk  hidrogen sulfida, old sulta drugs
• Wintergreen metil salisilat
Pemeriksaan Laboratorium
A. Gas darah arteri
• Diukur CO2 dan O2
• CO2 naik  hipoventilasi
• O2 turun  aspirasi pneumonia

B. Elektrolit (sodium, kalium)


• Hipernatremi (>145 mEq/L)  intake natrium berlebih, kehilangan
banyak cairan, fungsi ginjal terganggu
• Hiponatremia (<130 mEq/L)
• Hiponatremia berat (<110 mEq/L)  kejang dan gangguan mental
• Hiperkalemia (>5 mEq/L)  kelemahan otot intoksikasi flouride
• Hipokalemia (<3,5 mEq/L)  kelemahan otot, hiporeflexia, ileus
• Hipokalemia berat  ventricuat arrhythmias, cardiac arrest
C. Uji fungsi ginjal
BUN (Blood Urea Nirogen), kreatinin serum meningkat

D. Uji fungsi hepar


SGPT, SGOT, bilirubin, Protombin time

E. Osmolalitas serum

Na (mEq/L); Glucose (mg/dL); BUN (mg/dL)


Normal : 280-290 mOsm/L
F. Elektrokardiogram
Keracunan klinidin, OD quinidin bercak pada daerah
QRS

G. Sinar X
Fotoabdomen, fototoraks, USG
Kita lanjutkan ke dekontaminasi permukaan....
Ada yang mau ditanyakan dulu?
Dekontaminasi Permukaan
Dekontaminasi
Kulit

Dekontaminasi Dekontaminasi
+ Inhalasi
Permukaan Mata

Dekontaminasi Emesis
GI

Gastric Lavage

Activated
Charcoal

Cathartics

Whole Bowl
Irrigation
1. Dekontaminasi Kulit
 Zat korosif melukai kulit dengan cepat dan harus segera
dihilangkan
 Beberapa toksin diabsorbsi secara sistemik melalui kulit
ditangani dengan cepat
 Yang harus dilakukan:
1. Lindungi diri
2. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi
3. Jarang diperlukan zat kimia penetral
Corrosive agents Systematic Symptoms
Formaldehid Metabollic acidosis
Hydrofluoric acid Hipokalsemia, hiperkalemia
Asam Oksalat Hipokalsemia, gagal ginjal
Permanganat Methemoglobeinemia
Fenol Seizure, coma, kerusakan hati dan ginjal
Fosfor Luka pada hepar dan renal
Asam Pikrat Luka pada ginjal
Chemical corrosive agents Topical treatment
Hydrofluoric acid Calcium soaks
Asam Oksalat Calcium soaks
Fenol Minyak mineral, isopropil alkohol
Fosfor Copper sulfate 1%
2. Dekontaminasi Mata
 Kornea sangat sensitif terhadap zat korosif dan pelarut
hidrokarbon, bisa merusak permukaan kornea dan
menyebabkan luka permanen
Ada yang dapat menyebutkan langkah-langkah yang
harus dilakukan?
Inhalasi
 Gas atau asap mengiritasi sistem pulmonary
 Langkah-langkah:
1. Lindungi diri dari paparan gas berbahaya, kenakan pelindung
nafas
2. Pindahkan korban dari ruangan/area berbahaya dan berikan
oksigen serta berikan jalan nafas pasien
3. Observasi adanya endema pada saluran nafas atas,
ditunjukkan dengan suara yang parau/sesak, bisa berkembang
menjadi obstruksi jalan nafas. Lakukan intubasi endotrakeal
jika perlu
4. Lakukan observasi noncardiogenic pulmonary edema yang
disebabkan slower-acting toxins (beberapa jam baru muncul).
Tanda dan gejaka awal misalnya: dyspnea, hypoxemia,
tachypnea.
2. Dekontaminasi GI
1. Emesis
2. Gastric Lavage
3. Activated Charcoal
4. Cathartics
5. Whole Bowl Irrigation

Sebelum kita lanjutkan, apa perbedaan absorpsi dan


adsorpsi?
Emesis

• Sirup ipekak, sekarang sudah jarang dipakai arang aktif


• Muntah setelah 20-30 menit
• Jika kejadian sudah lewat 20-30 menit, sirup ipekak sudah
tidak lagi efektif

• Indikasi:
1. Pertolongan pertama dirumah jika tidak ada arang aktif
atau jarak dg tempat pengobatan jauh >1 jam
2. Jika senyawa racun tidak diadsorpsi oleh arang aktif
Kontra Indikasi
1. Pasien koma atau kejang
2. Terpapar zat yang dapat memicu kejanf atau dapat
menekan SSP (misal: opioid, sedatif-hipnotik, TCA,
camphor, cocaine, INH atau strychine)
3. Terpapar zat korosif (misal: asam, basa, oksidator kuat)
4. Terpapar hidrokarbon alifatik (menyebabkan
pneumonitis) misal: karosene, semir, bensin
Adverse Effect
1. Jika muntah terus menerus
2. Muntah yang terlalu kuat
3. Muntah bisa menyebabkan zat racun masuk intestine
4. Drowsiness pada 20% pasien, diare pada 25% anak-anak
5. Penggunaan berulang setiap hari
Techniques
1. Berikan 30 l sirup ipekak p.o (anak < 5 tahun:15 ml ;
anak < 1 tahun: 10 ml). Setelah 10-15 menit, berikan 2-3
gelas air
2. Jika tidak muntah setelah 20 menit, bisa diberikan dosis
kedua. Suruh pasien duduk atau berjalan
3. Jika tidak muntah juga, gunakan metode lain
4. Gunakan larutan induksi muntah
Gastric Lavage (bilas lambung)
• Sedikit lebih efekstif dari ipekak, terutama jika terpapar
racun cair

• Indikasi:
1. Untuk menghilangkan racun. Lebih efektif jika dimulai
30-60 menit setelah terpapar, kecuali pada zat yang
memperlambat pengosongan lambung(misal:salilisat
dan antikolinergik)
2. Untuk memberikan arang aktif dan irigasi usus pada
pasien yang tidak mau atau tidak mampu menelan
3. Untuk menghilangkan larutan korosif dan persiapan
endoskopi
Kontra Indikasi
1. Pasien koma atau kejang
2. Ingesti tablet substained release atau enteric coated

Adverse Effects
1. Perforasi esofagus lambung
2. Hidung berdarah
3. Intubasi trakeal yang kurang hati-hati
4. Vomiting, aspirasi paru dari sisi lambung
Cara
1. Jika pasien tidak sadar, lindungi jalan nafas dengan inubasi
lewat trachea
2. Miringkan pasien ke kiri
3. Masukkan gastric tube lewat mulut atau hidung, sampai
ke perut
4. Keluarkan sebanyak mungkin isi perut
5. Berikan arang aktif 60-100 g lewat tube sebelum
memulai bilas lambung
6. Masukkan air hangat atau saline 200-300 ml, ulangi
hingga racun hilang
Activated Charcoal
• Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pemberian arang aktif
saja tanpa engosongan lambung, sama efektif atau bahkan lebih
efektif dari induksi muntah dari prosedur bilas lambung itu
sendiri

• Indikasi
1. Digunakan jika terjadi ingesti racun apapun untuk
menghambat absorbsi
2. Biasanya diberikan meski racun belum diketahui terabsorbsi
atau tidak
3. Dosis berulang dapat meningkatkan eliminasi beberapa obat
dari aliran darah

• Kontraindikasi ileus (tidak apa-apa jika dosis tunggal)


Adverse Effects
1. Konstipasi atau efek pada intestine
2. Perut menggembung dengan resiko aspirasi pulmonary
3. Produk charcoal banyak juga mengandung cathartic
sorbitol dalam suspensi
4. Mengikat senyawa/obat yang diberikan bersamaan
Cara
1. Berikan arang aktif 60-100 g per oral atau lewat gastric
tube
2. Satu atau dua dosis tambahan bisa diberikan pada
interval 1-2 jam, untuk memastikan dekontaminasi
berhasil
Cathartics
Indikasi
1. Memepercepat waktu transit kompleks toksin-arang
dari GI, mengurangi kemungkinan racun di absorpsi
kembali
2. Mempercepat lewatnya tablet besi atau zat lain yang
tidak diadsorpsi arang aktif
Kontra Indikasi
1. Ileus atau obstruksi usus
2. Katartika yang mengandung sodium tidak boleh digunakan
pada pasien dengan overload cairan atau insuffsiensi
ginjal
3. Oil based cathartics tidak ada manfaatnya

Adverse Effect
1. Kehilangan cairan berat, hipernatremia, hiperosmolaritas
2. Hipermagnesium
3. Kram perut dan vomiting
Cara
1. Berikan katartika bersama dengan arang aktif
2. Ulangi dengan dosis setengahnya jika tidak ada arang
dalam feses setelah 6-8 jam
Whole Bowel Irrigation
 Menggunakan larutan pembersih bowel yang mengandung
nanosorbable polyethylene glycol dalam larutan elektrolit,
difomulasikan agar dapat melewati usus tanpa diabsorbsi
 Diberikan dengan kecepatan aliran tinggi untuk mendesak
isi usus keluar

 Indikasi
1. Masuknya besi, litium, atau obat lain dalam jumlah besar
yang sedikit diadsorpsi oleh arang aktif
2. Masuknya sejumlah besar tablet substained release atau
enteric coated yang mengandung asam valporat, teofilin,
aspirin, verapamil, diltiazem
Kontraindikasi
1. Ileus atau obstruksi intestinal
2. Pasien koma atau kejang

Adverse Effect
1. Nausea dan bloating
2. Muntah dan aspirasi pulmonary
3. Arang aktif tidak efektif ketika diberikan dengan whole
bowel irrigation
Cara
1. Berikan larutan untuk bowel
2. Bersiaplah, pasien akan mengeluarkan feses dalam 1-2
jam. Pasang rectal tube atau dudukkan di toilet
3. Hentikan pemberian setelah 8-10 L
Oral Binding Agents Lainnya

Obat atau Toksin Binding Agents


Kalsium Cellulose sodium phospate
Digitoxin Cholestyramin resin
Logam berat Demulcents
Besi Sodim bicarbonate
Lithium Sodium polytirene sulfonate
Paraquat Bentonite
Potassium Sodium polystyrene sulfonate
Terimakasih   
#janganlupacucitangan

Anda mungkin juga menyukai