NURLAILATUL HAZRI
NUR INDAHINAYAH
SULIS SEPTIANA
Kegawatdaruratan Toksiologi
Priorias umum untuk pasien keracunan perhatikan jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi (airways), Breathing and Circulation. Menurut American Association Of
Poison Control Centre ada lima zat yang paling sering menimbulkan keracunan pada
manusia yaitu: Kosmetik / Produk ,Analgesik, Perawatan pribadi, zat pembersih
rumah tangga, obat penenang / hipnotik / antipsikotik, dan benda asing / mainan /
lainnya. Proses terjadinya keracunan ini (Eksposur) dapat berkerja atau bereaksi
ketika bekerja (occupational), ketika bereaksi (recreational),terapi (therapeutic),
karena lingkungn (enviromental). Eksposur ini dapatterjadi melalui inhalasi, injeksi,
pencernaan, injeksi, atau kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Mengidentifikasi racun Tahapan Toksisitas:
3. Toxidrome sedatif
4. Toxidrome Opionid
5.ToxidromeSimpaatomimetik
Tanda dan Gejala Toksisitas
Keracunan tingkat 1 : Penderita tampak mengantuk tetapi masih sadar dan mudah
berkomunikasi dengan orang.
A. Data Subyektif:
1. Keluarga pasien mengatakan setelah memakan tempe tuan A.
Muntah-muntah sebanyak sekitar 4 jam yang lalu.
2. Keluaga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya
B. Data Obyektif
1. Dari hasil pengkajian tampak pasien mengalami penurunan kesadaran (samnolen)
2. Pasien tampak diare, dehidrasi dan pusing
3. Dari hasil pengkajian tekanan darah: 170/90 mmHg, BB: 50 kg (BB semula 70 kg) Nadi:
70x/menit (70-80x/menit) RR : 20x/menit(N : 16-20x/menit) Suhu: 38°C (36,5-37,5°C)
Diagnosa keperawatan
- Hipovolemia
Data pendukung:
1. Klien mengalami muntah muntah setelah memakan tempe buatan istrinya
2. Mengalami muntah muntah ± 4 jam yang lalu
3. Muntah
- Diare
Data pendukung:
1. Klien mengalami muntah muntah setelah memakan tempe buatan istrinya
2. Proses infeksi
3. Terpapar toksin
Lanjutan.....
- Defisit Nutrisi
Data pendukung:
1. Nafsu makan menurun
2. Berat badan menurun minin 10% dibawah rentang ideal
3. BB : pasien 50 kg ( BB semula 70 kg )
Intervensi Keperawatan
- Manajemen Hipovolemia
1. Hitung kebutuhan cairan pasien
2. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
3. Monitor intake output cairan
4. Berikan asupan cairan oral
5. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Manajemen Diare
1. Mengidentifikasi penyebab Diare
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Monitor warna, volume , frekuensi, dan konsisten tinja
4. Monitor jumlah pengeluaran diare
Lanjutannn…….
- Manejemen Nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makananMonitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Monitor hasil laboratorium
5. Lakukan oral hygine sebelum makan
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Implementasi Keperawatan
- Hipovolemia: Status cairan
1. Turgor kulit 2 (cukup menurun) ke 4(cukup meningkatkan)
2. Berat badan 4(cukup menurun) ke 2(cukup meningkatkan)
3. Tekanan darah 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
4. Status Suhu 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
- Breathing - Disability
1. Tingkat kesadaran?
1. Apakah sesak?
2. GCS?
2. Frekuensi nafas? 3. Laterasi pupil?
3. Irama nafas? 4. Reaksi terhadap cahaya?
Lanjutannn…..
- Heart monitor
- Folley cathether 1. Gambaran EKG?
1. Adanya darah pada orifisium uretra eksterna? 2. Interpretasi?
2. Teraba prostat melayang? 3. Adanya Aritmia?
3. Terpasang kateter? 4. Aritmia mengancam?
4. Haluaran urin? 5. Perlu Devibrilasi?
Kesimpulan
Prioritas umum untuk pasien keracunan perhatikan jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi (airways) , Breathing dan Circulation. Menurut
Amerikan Association of Poison control center ada lima zat yang
paling sering menimbulkan keracunan pada manusia yaitu:
kosmetik/produk, analgesik, perawatan pribadi, zat pembersih rumah
tangga, obat penenang/hiponotik/antipsikotik, dan benda
asing/mainan/lainnya.