Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 9

NURLAILATUL HAZRI
NUR INDAHINAYAH
SULIS SEPTIANA
Kegawatdaruratan Toksiologi

Priorias umum untuk pasien keracunan perhatikan jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi (airways), Breathing and Circulation. Menurut American Association Of
Poison Control Centre ada lima zat yang paling sering menimbulkan keracunan pada
manusia yaitu: Kosmetik / Produk ,Analgesik, Perawatan pribadi, zat pembersih
rumah tangga, obat penenang / hipnotik / antipsikotik, dan benda asing / mainan /
lainnya. Proses terjadinya keracunan ini (Eksposur) dapat berkerja atau bereaksi
ketika bekerja (occupational), ketika bereaksi (recreational),terapi (therapeutic),
karena lingkungn (enviromental). Eksposur ini dapatterjadi melalui inhalasi, injeksi,
pencernaan, injeksi, atau kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Mengidentifikasi racun Tahapan Toksisitas:

Berikut beberapa jenis •Tahap awal (0-24jam setelah terekspos).


• Tahap Dorman (24-48 jam setelah
mengidentifikasi keracunan:
konsumsi)
1. Toxidrome Antikolinergik • Tahap Hepatik (48-96 jam setelah
2. Toxidrome Kolinergik konsumsi

3. Toxidrome sedatif
4. Toxidrome Opionid
5.ToxidromeSimpaatomimetik
Tanda dan Gejala Toksisitas

Keracunan tingkat 1 : Penderita tampak mengantuk tetapi masih sadar dan mudah
berkomunikasi dengan orang.

Keracunan tingkat 2 : penderita tampak keadaan sopor (Stupor), tetapisaat dibangunkan


dengan rangsangan minimal

Keracunan tingkat 3 : penderita dalam keadaan soporkoma dan hanya bereaksi


terhadap rangsangan nyeri

Keracunan tingkat 4 : ini merupakan tingkat keparahan danmengancam nyawa penderita


dimana dalam keadaan koma dan tidak ada reaksi sedikitpun terhadap rangsangan yang
diberikan
● Pengkajian Identitas pasien
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
Pengkajian Asuhan 3. Riwayat keracunan
4. Pemeriksaan fisik
Keperawatan pada ● Neurologi (Sisterm Persyarafan)
● SirkulasiTanda
Pasien keracunan ● Kardiovaskuler
● Pemeriksaan ADL
● pemeriksaan lab
Contoh Kasus Keracunan

Tuan G di bawa ke Instalasi Gawat darurat oleh istrinya dan anak-anaknya.istri


pasien mengatakan sebelum suaminya muntah muntah istrinyamakan tempe
buatannya dan setelah itu iklien muntah-muntah 4 jam yang lalusetelah makan
tempe . kondisi klien sekarang mengalami penurunan kesadaransomnolen, muntah,
diare, dehidrasi dan pusing. Dari hasil pengkajian sementaradidapatkan Tekanan
darah : 170/90 mmHg , BB : 50 kg (BB semula 70 kg) Nadi :70 x/ menit (70-80
x/menit), RR : 24 x/menit (N:16-20x/menit) Suhu : 38C(36,5-37,5 0C) istri klien
mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat elergisebelumnya.
Pengkajian Asuhan Keperawatan

A. Data Subyektif:
1. Keluarga pasien mengatakan setelah memakan tempe tuan A.
Muntah-muntah sebanyak sekitar 4 jam yang lalu.
2. Keluaga pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya

B. Data Obyektif
1. Dari hasil pengkajian tampak pasien mengalami penurunan kesadaran (samnolen)
2. Pasien tampak diare, dehidrasi dan pusing
3. Dari hasil pengkajian tekanan darah: 170/90 mmHg, BB: 50 kg (BB semula 70 kg) Nadi:
70x/menit (70-80x/menit) RR : 20x/menit(N : 16-20x/menit) Suhu: 38°C (36,5-37,5°C)
Diagnosa keperawatan

- Hipovolemia
Data pendukung:
1. Klien mengalami muntah muntah setelah memakan tempe buatan istrinya
2. Mengalami muntah muntah ± 4 jam yang lalu
3. Muntah

- Diare
Data pendukung:
1. Klien mengalami muntah muntah setelah memakan tempe buatan istrinya
2. Proses infeksi
3. Terpapar toksin
Lanjutan.....

- Defisit Nutrisi
Data pendukung:
1. Nafsu makan menurun
2. Berat badan menurun minin 10% dibawah rentang ideal
3. BB : pasien 50 kg ( BB semula 70 kg )
Intervensi Keperawatan
- Manajemen Hipovolemia
1. Hitung kebutuhan cairan pasien
2. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
3. Monitor intake output cairan
4. Berikan asupan cairan oral
5. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

- Manajemen Diare
1. Mengidentifikasi penyebab Diare
2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
3. Monitor warna, volume , frekuensi, dan konsisten tinja
4. Monitor jumlah pengeluaran diare
Lanjutannn…….

- Manejemen Nutrisi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makananMonitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Monitor hasil laboratorium
5. Lakukan oral hygine sebelum makan
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Implementasi Keperawatan
- Hipovolemia: Status cairan
1. Turgor kulit 2 (cukup menurun) ke 4(cukup meningkatkan)
2. Berat badan 4(cukup menurun) ke 2(cukup meningkatkan)
3. Tekanan darah 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
4. Status Suhu 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)

- Diarea: Keseimbangan cairan


1. Asupan cairan 2 (cukup menurun) ke 4(cukup meningkatkan)
2. Tekanan darah 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
3. Berat badan 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)

- Defisit Nutrisi: Status Nutrisi


1. Porsi makan yang di habiskan 2 (cukup menurun) ke 4 (cukup meningkatkan)
2. Diare 2 (cukup menurun ke 4 (cukup meningkatkan)
3. Frekuensi makan 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
4. Nafsu makan 2 (cukup memburuk) ke 4 (cukup membaik)
Pengkajian Kegawatdaruratan (ABCDEFG)
- Airways (dikaji lebih lanjut) - Circulation
1. Apakah ada sumbatan? 1. Capilary Refill time?
2. Batuk produktif atau tidak? 2. Tekanan darah?
3. Suhu?
3. Warna sputum?
4. Nadi?
4. Bunyi nafas? 5. Kekuatan nadi?
5. Kontrol servikal? 6. Warna kulit?
7. Edema?

- Breathing - Disability
1. Tingkat kesadaran?
1. Apakah sesak?
2. GCS?
2. Frekuensi nafas? 3. Laterasi pupil?
3. Irama nafas? 4. Reaksi terhadap cahaya?
Lanjutannn…..

- Exposure - Gastrice tube


1, Benjolan/massa/edema? 1. Terpasang NGT?
2. Luka/lesi? 2. Gastric lavage/bilas lambung?
3. Nyeri? 3. Cairan lambung?

- Heart monitor
- Folley cathether 1. Gambaran EKG?
1. Adanya darah pada orifisium uretra eksterna? 2. Interpretasi?
2. Teraba prostat melayang? 3. Adanya Aritmia?
3. Terpasang kateter? 4. Aritmia mengancam?
4. Haluaran urin? 5. Perlu Devibrilasi?
Kesimpulan
Prioritas umum untuk pasien keracunan perhatikan jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi (airways) , Breathing dan Circulation. Menurut
Amerikan Association of Poison control center ada lima zat yang
paling sering menimbulkan keracunan pada manusia yaitu:
kosmetik/produk, analgesik, perawatan pribadi, zat pembersih rumah
tangga, obat penenang/hiponotik/antipsikotik, dan benda
asing/mainan/lainnya.

Kasus terjadinya keracunan ini (Eksposur) dapat bekerja atau


bereaksi ketika bekerja (occupational), ketika beraksi (recreational),
terapi (therapeutic), karena lingkungan (enviromental). Eksposur ini
dapat terjadi melalui inhalasi, injeksi, pencernaan, injeksi, atau kontak
dengan kulit atau selaput lendir.
THANKS YOU FOR LISTENING TO OUR PRESENTATION

Anda mungkin juga menyukai