Anda di halaman 1dari 51

PENANGANAN KONDISI KEGAWATAN DI MASYARAKAT

By
Anggara DS, S.ST., M.Kes.
EPIDEMIOLOGI KASUS SERANGAN
JANTUNG DI MASYARAKAT

Penyakit Jantung Kanker Peny. Sal nafas Diabetes


Peny Menular Ibu anak Kecelakaan lain-lain
HASIL SURVEY KORBAN SELAMAT
DARI BENCANA di JEPANG
(KASUS GREAT HANSIN EARTHQUAKE, 1995)

1. DIRI SENDIRI : 35 %
2. ANGGOTA KELG : 31,9 %
3. TEMAN/TETANGGA: 28,1 %

4. ORANG LEWAT : 2,60 %


5. TIM SAR : 1,70 %
6. LAIN-LAIN : 0,90 %
4
Kegawatan – Pertolongan Pertama
Pengertian :
Orang yang pertama kali ada
pada tempat kejadian dengan
keterampilan perawatan
kedaruratan medis dasar.
TUJUAN

Selamatkan jiwa atau pertahankan tetap hidup.

Cegah cacat dan atau kondisi memburuk.

Membantu penyembuhan.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

• Bangun rasa percaya pasien


• Atasi kecemasan pasien
• Tangani perawatan dengan hati-hati
• Kurangani rasa nyeri dan tidak nyaman
• Lindungi dari pengaruh suhu lingkungan
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1. PENILAIAN TIBA DILOKASI
Memastikan keselamatan dan
KEADAAN keamanan

2. PENILAIAN DINI - Korban


- Penolong
3. PEMERIKSAAN - Orang sekitar
FISIK - Diijinkan untuk ditolong

4. LUKA ANANESA KATEGORI KORBAN


Dengan pelabelan :
5. PATAH TULANG HITAM = MD
MERAH = LUKA BERAT
6. RUJUK & KUNING = LUKA SEDANG
HIJAU = LUKA RINGAN
PELAPORAN
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1. PENILAIAN
KEADAAN 1. SADAR

2. PENILAIAN DINI 2. TIDAK SADAR


 Memeriksa Respon :

3. PEMERIKSAAN suara, sentuh, aroma.


 Membuka jalan nafas
FISIK  LDR (lihat dengar rasakan)
 Pemeriksaan nadi (radial dan karotis)
4. LUKA  Bidai untuk patah tulang
 Balut untuk pendarahan
5. PATAH TULANG  Hubungi bantuan

6. RUJUK &
PELAPORAN
Khusus untuk BHD, penderita dibagi 3 :

• Bayi = 0 – 1 tahun
• Anak = 1 – 8 tahun
• Dewasa = lebih dari 8 tahun
KOMPONEN – KOMPONEN SIRKULASI :
• JANTUNG
• PEMBULUH DARAH ( arteri, vena dan
kapiler )
• DARAH dan bagian – bagiannya.
PENYEBAB JANTUNG BERHENTI :
• PENYAKIT JANTUNG
• GANGGUAN PERNAPASAN
• SYOK
• KOMPLIKASI PENYAKIT LAIN
• Tidak ada napas dan nadi, bersifat
reversibel.
• Punya waktu 4 – 6 menit untuk diresusitasi
tanpa kerusakan otak.

• Terjadi 8 – 10 menit dari henti napas dan


henti jantung, bersifat irreversibel.
• Dimulai dengan kematian sel – sel otak.
a. Lebam mayat
b.Kaku mayat
c. pembusukan
d. Tanda lainnya : cedera mematikan.
Penderita henti nafas & henti jantung mempunyai
harapan hidup lebih baik jika semua langkah dalam
“ Rantai Penyelamatan / Rantai survival “ dilakukan
bersamaan.

1. Kecepatan dalam permintaan bantuan


2. Resusitasi Jantung Paru
3. Difibrilasi ( Dilakukan tenaga medis terlatih dengan
Peralatan khusus )
4. Pertolongan Hidup Lanjut.
Merupakan beberapa cara sederhana yang
dapat mempertahankan hidup seseorang
untuk sementara.

Untuk memudahkan pelaksanakannya digunakan


Akronim A B C diubah menurut
AHA 2010 C A B
Buka jalan nafas

Lihat, dengar, rasakan


3-5 detik
Nafas buatan 2x

Raba nadi Carotis


5-10 detik
Mekanisme RJP
1. Korban Ditemukan
2. Cek Respon
3. Tidak Ada Respon/ Tidak ada Napas
4. Cek Nadi ( nadi ada berikan pernafasan)
5. Nadi Tidak Ada Lakukan Kompresi
dengan 30 Kompresi, 2 nafas
6. Lakukan sampai 5 x siklus kemudian cek
nadi kembali. Apabila belum ulangi lagi
( Penguasaan Jalan nafas )

HEAD TILL CHIN LIFT JAW TRUST

Tidak ada trauma leher Bila ada trauma Tl.Belakang


( Bantuan Pernafasan )

Frekuensi pernafasan :
Dewasa : 10 –12 X / menit
Anak ( 1-8 th ) ; 20 X / menit
Bayi : lebih dari 20 X /menit
Bayi baru lahir ; 40 X/ menit
1. Menggunakan mulut penolong :
• Mulut ke masker RJP
• Mulut ke APD
• Mulut ke mulut /hidung.
2. Menggunakan alat bantu : BVM ( Bag Valve
Mask )

1. Penyebaran penyakit
2. Kontaminasi bahan kimia
3. Muntahan penderita.
( Pijatan Jantung Luar )

Kedalaman tekanan :
Dewasa : 4-5 Cm
Anak : 3-4 Cm
Bayi : 1,5 – 2,5 Cm
Dewasa

Anak Bayi
Pemeriksaan jalan nafas pada penderita yang
Tidak ada respon dilakukan dengan cara
Membuka mulut penderita / LDR ( 3-5 detik ).

Bila penderita dapat bernafas dengan baik & tidak ada


Cedera leher, tl.punggung atau cedera lain maka
Letakkan penderita pada posisi Pemulihan / Miring stabil.
Khusus untuk mengatasi sumbatan total
Dikenal adanya perasat Heimlich

* Heimlich maneuver ( hentakan perut )


Dapat dilakukan pada dewasa & anak.
1. Hentakan dada : letak titik
penekanan pada pertengahan tulang
dada.
2. Hentakan perut : letak titik
penekanan pada pertengahan antara
umbilicus dengan procesus xipoideus.
Untuk dewasa Dikenal 2 rasio : 1 Orang penolong ( 30 : 2 )
2 Orang Penolong ( 30 : 2 )
Pada anak dan bayi hanya 1 rasio : 5 : 1

Sebelum melakukan RJP penolong harus :

1. Menentukan tidak adanya respon


2. Menentukan ada tidaknya nafas ( LDR )
3. Menentukan tidak adanya nadi
1.PATAH TULANG DADA DAN TULANG
IGA.
2.PNEUMOTHORAK.
3.HEMATOTHORAK.
4.LUKA DAN MEMAR PADA PARU – PARU.
5.ROBEKAN PADA HATI.
1.PENDERITA PULIH KEMBALI
2.PENOLONG KELELAHAN
3.DIAMBIL ALIH OLEH TENAGA YANG
SAMA / YANG LEBIH TERLATIH
4.ADA TANDA PASTI MATI
• ANAK = 1 – 8 TAHUN
• BAYI = 0 – 1 TAHUN
• FREKUENSI = 5 : 1
• Letak titik pijatan pada bayi :
satu jari di bawah garis imajiner / semu kedua
putting susu.
• Letak titik pijatan pada anak = orang dewasa
• Khusus bayi baru lahir, frekuensi = 3:1
BBL : denyut nadi > 120x / menit dan napas
sekitar 40x / menit.
KESALAHAN AKIBAT
1. Penderita tidak berbaring pada 1. PJL kurang efektif
bidang keras
2. Bila kepala penderita lebih tinggi
2. Penderita tidak horizontal maka jumlah darah yang ke otak
3. Tekan dahi angkat dagu kurang baik berkurang
4. Kebocoran saat melakukan 3. Jalan napas terganggu
pernapasan buatan 4. Pernapasan buatan tidak efektif
5. Lubang hidung kurang tertutup 5. Pernapasan buatan tidak efektif
rapat dan mulut penderita kurang
terbuka saat pernapasan buatan 6. Patah tulang, luka dalam paru –
paru
6. Letak tangan kurang tepat, arah
tekanan kurang baik 7. Jumlah darah yang dialirkan
7. Tekanan terlalu dalam atau terlalu kurang
cepat 8. Oksigenisasi darah kurang
8. Rasio PJL dan pernapasan buatan
tidak baik
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1. PENILAIAN Pemeriksaan dari kepala
meliputi telinga,hidung,mata
KEADAAN dan mulut,leher,dada,pinggang,
punggung,alat gerak atas dan
2. PENILAIAN DINI bawah
3. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik
FISIK menggunakan APD cth kaos
tangan, kaca mata dll
4. LUKA
5. PATAH TULANG Tujuan pemeriksaan fisik :
P = Perubahan bentuk
6. RUJUK & L = Luka terbuka
PELAPORAN N = Nyeri tekan
B = Bengkak
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1.PENILAIAN 1.
Luka ada 2
Luka tertutub :rusaknya
KEADAAN jaringan kulit tetapi tidak
ada darah yang keluar
2.PENILAIAN DINI (memar)
3.PEMERIKSAAN FISIK 2. Luka terbuka :Rusaknya
jaringan kulit yang ditandai
4.LUKA dengan keluarnya darah

5.PATAH TULANG Apabila menemukan luka dan


pendarahan pada tubuh
6.RUJUK & korban maka harus
PELAPORAN dihentikan pendarahannya
dengan cara dibalut.
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
Patah tulang ada 2
1. PENILAIAN 1. Patah tulang tertutub :
KEADAAN patah tulang dengan
tidak ada tulang yang
2. PENILAIAN DINI keluar
2. Patah tulang terbuka :
3. PEMERIKSAAN Patah tulang dengan
FISIK adanya tulang byang
keluar
4. LUKA
Apabila menemukan patah
5. PATAH TULANG tulang pada tubuh
korban maka harus
6. RUJUK & distabilkan dengan cara
PELAPORAN di bidai (tertutup)
dengan cincin (terbuka)
LANGKAH-LANGKAH PERTOLONGAN
1. PENILAIAN
KEADAAN
2. PENILAIAN DINI SETELAH KONDISI KORBAN
STABIL SEGERA DIRUJUK KE
3. PEMERIKSAAN FISIK MEDIS
4. RIWAYAT Dengan pelaporan :
PENDERITA 1. Umur & jenis kelamin korban
2. Keluhan utama
5. PEMERIKSAAN 3. Tingkat respon

BERKALA/LANJUT 4. Keadaan jalan napas


5. Pernapasan
6. RUJUK & 6. Pemeriksaan Fisik yg
penting (PLNB)
PELAPORAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai