Anda di halaman 1dari 8

1.

Bagaimana prosedur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang perlu


diterapkan Dokter Lisa dan Ners Sita pada kasus di atas? APD apa sajakah
yang harus dikenakan?

 Instruksi untuk pasien

o Berikan kepada pasien dengan kecurigaan COVID-19 masker medis dan arahkan
pasien ke lokasi/area terpisah atau ruang isolasi
o Beri jarak kurang lebih 1 meter antar pasien-pasien dengan kecurigaan COVID-19
o Instruksikan pasien untuk menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk
menggunakan tissue atau siku bagian dalam, dan instruksikan pasien untuk
mencuci tangan setelah kontak dengan sekret dari saluran napas

Dokter Lisa dan Ners Sita sebaiknya menggunakan APD level 1 berupa masker bedah
3ply, sarung tangan karet sekali pakai, dan baju kerja. Karena dokter Lisa dan Ners
Sita sedang ada di triase pra pemeriksaan. Namun, jika dokter Lisa dan Ners Sita akan
melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan keluhan sesak napas maka harus
menggunakan APD level 2. Jika pasien tersebut akan dilakukan pemeriksaan swab
ataupun bronkoskopi dokter lisa dan ners sita akan menggunakan APD level 3.

2. Tentang triase dan skrining:


- Skrining dan triase
Dengan cara Mengkaji dan menangani kegawatan tiap pasien dengan
memperhatikan faktor risiko untuk covid
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik:
 Perempuan 36 th dengan keluhan sesak:
Anamnesis
1. Onset (akut atau gradual) andDuration (durasi): menit atau beberapa
jam
2. Location (lokasi) andRadiation = sakit, sesak, benjolan, dan
sebagainya: Di mana? Menyebar ke mana?
3. Chronology: Pola (intermitten atau terus menerus) dan Frekuensi
(setiap hari, per minggu atau per bulan)
4. Quality and Progression: misalnya nyeri bersifat tajam, tumpul atau
aching, semakin membaik atau semakin memburuk dibandingkan
sebelumnya
5. Severity (tingkat keparahan): ringan, sedang, berat
6. Modifying factors: Precipitating and relieving factors (faktor-faktor
yang memperberat dan faktor yang mengurangi gejala, misalnya,
“apakah ada penggunaan obat sebelumnya?”)
7. Associated symtomps (yang berhubungan dengan gejala lainnya misal
batuk, mengi/wheezing, hemoptisis, sesak napas, nyeri dada, ortopnea)
andSystemic symptoms (gejala-gejala sistemik seperti demam, malaise,
anoreksia, penurunan berat badan).

Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan head to toe
 Pemeriksaan fisik paru:
Inspeksi : bagian dada yang tertinggal saat bernapas?jejas?benjolan?
Palpasi : fremitus taktil?nyeri tekan? Krepitasi ?
Perkusi : sonor?redup?
Auskultasi : suara napas vesikuler? Bronkovesikuler? Ronkhi ?

 Laki-laki 27 th keluhan lemas post diare


Anamnesis:
Sejak kapan diare berlangsung?
Karakteristik diare? Volume diare? Warna, adanya lender, darah, bau busuk?,
demam, mual, muntah, hilangnya nafsu makan ?
Apakah masih mau minum?
Pemeriksaan fisik:
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
Mencari tanda utama dehidrasi, kesadaran, haus, turgor kulit, abdomen, ubun-
ubun cekung, mata cekung atau tidak, air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah
basah atau tidak.
Bising usus
Ekstremitas, CRT

 Laki-laki 54 th jatuh dari genting tampah deformitas di tungkai bawah dan


lengan kiri atas
Anamnesis:

1. Adanya riwayat trauma (terjatuh, kecelakaan,dll)


2. Nyeri
3. Sulit digerakkan
4. Deformitas
5. Bengkak
6. Perubahan warna
7. Gangguan sensibilitas
8. Kelemahan otot

Pemeriksaan fisik:
1. Inspeksi (look)
Adanya deformitas dari jaringan tulang, namun tidak menembus kulit.
Anggota tubuh tdak dapat digerakkan.
2. Palpasi (feel)
a. Teraba deformitas tulang jika dibandingkan dengan sisi yang sehat.
b. Nyeri tekan.
c. Bengkak.
d. Perbedaan panjang anggota gerak yang sakitdibandingkan dengan sisi yang
sehat.
3. Gerak (move) Umumnya tidak dapat digerakkan

 Perempuan 24 th dengan autioimun datang dengan keluhan demam dan sakit


kepala hebat
Anamnesis dan pemeriksaan fisik: Sacred 7 dan fundamental 4 untuk
keluhan nyeri kepala, riwayat pengobatan, mencari faktor eksaserbasi,
mencari defisit neurologis

 Perempuan 70 th dengan penurunan kesadaran

Anamnesis
Sejak kapan?
Apakah sebelumnya mengeluh nyeri kepala hebat?
Apakah sebelumnya demam tinggi?
Apakah disertai diare?sesak?batuk pilek?
Apakah sebelumnya perilaku pasien berubah ?
Apakah ada mengeluh tubuhnya lemah?
Apakah ada mual-muntah?
Apakah sebelumnya mengalami benturan kepala?

Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan KU, GCS, Vital sign
Pemeriksaan Head to toe
Pemeriksaan fisik neurologis: rangsang meningeal, refleks fisiologis, patologis

- Pemeriksaan lanjutan
Pasien 1:

a. Laboratorium: Darah lengkap/Darah rutin, LED, Gula Darah, Ureum, Creatinin,


SGOT, SGPT, Natrium, Kalium, Chlorida, Analisa Gas Darah, Procalcitonin, PT,
APTT, Waktu perdarahan, Bilirubin Direct, Bilirubin Indirect, Bilirubin Total,
pemeriksaan laboratorium RT-PCR, dan/atau semua jenis kultur MO (aerob) dengan
resistensi Anti HIV.

b. Radiologi: Thorax AP/PA

Pasien 2:
Darah lengkap, faal ginjal, Serum elektrolit
Pemeriksaan feses lengkap
Pasien 3:Pemeriksaan radiologi berupa foto polos dilakukan pemeriksaan dalam
proyeksi AP dan lateral (X foto cruris sinistra dan antebrachii sinistra AP-
Lateral), EKG, faal hepar, faal ginjal, koagulasi

Pasien 4:Pasien 4: disesuaikan apabila ada faktor pencetus eksaserbasi

Pasien 5: Darah lengkap, gula darah, lumbal punksi, CT-scan, EKG, Elektrolit

- Urutan prioritas kelima pasien-> 5-3-1-2-4

3. Tatalaksana pasien DoA


Jenazah dari luar rumah sakit yang memiliki riwayat yng termasuk ke dalam kriteria
orang dalam pengawasan (ODP) atau pasien dengan pemantauan (PDP). Hal ini
termasuk DOA (Death On Arrival).
Langkah-langkah:
I. Pemindahan dan Penjemputan Jenazah
1. Tindakan swab nasofaring untuk pengambilan sampel sebelum jenazah
dijemput oleh petugas kamar jenazah
2. Jenazah ditutup/disumpal lubang hidung dan mulut menggunakan kapas,
hingga dipastikan tidak ada cairan yang keluar
3. Bila ada luka akibat tindakan medis maka ditutup dengan plester kedap air
4. Petuga skamar jenazah bawa: APD, Kantong jenazah, dan brankar
5. Jenazah pindah ke brangkar dan dikunci rapat
II. Desinfeksi jenazah
III. Pemeriksaan mayat
1. Setiap jenazah diperlakukan sebagai jenazah infeksius
2. Wawancara keluarga terhadapa kondisi jenazah sebelum meninggal untuk
mencari tanda-tanda dengan kriteria ODP atau PDP
3. Jika masuk kriteria maka edukasi keluarga dan minta tindakan bedah mayat
4. Gunakan APD lengkap
IV. Pemulasaran Jenazah

V. Desinfeksi lingkungan

Anda mungkin juga menyukai