Anda di halaman 1dari 24

Keracunan Pestisida / Insektisida

Pestisida yang paling banyak digunakan di Indonesia : 1. Chlorinated Hydrocarbon Pesticides (CHP) 2. Organofosfate Pesticides (OFP)

Dosis lethal akut oral beberapa CHP pada manusia

CHP dalam larutan minyak DDT Dieldrin Aldrin Endrin Thiodan (Endosulfan)

Dosis lethal akut oral

10 20 gram 1,5 3 gram 1,5 3 gram 0,5 1 gram 10 20 gram

I. Keracunan gol. CHP

Efek farmakologik Perangsangan SSP side of action batang otak, serebelum, kortex serebri Mekanisme kerja belum jelas. Binatang percobaan (tikus) menghambat kerja enzim adenosin trifosfat pada ujung saraf

Toksikologi Tidak larut dalam air Larut dalam kerosene, vegetable oils, alkohol dan benzene Dapat diserap : Per oral Inhalasi Per kutan / kulit Efek kumulasi terutama DDT

Gejala keracunan
Keracunan

Kronik

Pegawai gudang penyimpanan Penyemprot Petani Dsb Disini mode of entry : - traktus respiratorius - kulit - oral

Gejala keracunan kronik : gejala aspesifik 1. Nyeri kepala 2. Insomnia 3. Pusing 4. Sukar konsentrasi pikiran 5. Nausea 6. Anemia aplastik Kematian oleh karena nekrosis hati

Keracunan

akut

1. Muntah-muntah 2. Nyeri perut berak-berak 1 2 jam sesudah keracunan 3. Parestesia pada bibir, lidah dan muka 4. Malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorokan 5. Tremor, ataxia 6. Keadaan berat : kejang tonik klonik koma, parese

7.Keadaan sangat berat DDT menyebabkan sensitisasi jantung terhadap epinefrine endogen fibrilasi ventrikel kematian
8.Kematian terjadi karena respiratory arrest oleh karena kelumpuhan medulla

Diagnosis
Anamnesis Laboratorium Thin layer chromatography Infra red spectrophotometry

Penatalaksaan

Umum
1. Mode of entry per kutan (kulit) : a. cuci baik-baik dengan air banyak dan sabun b. pakaian ditanggalkan 2. Mode of entry per oral : a. Dimuntahkan korek dinding belakang faring dengan jari / spatel

b. Memberi larutan garam dapur sebanyak 1 sendok makan penuh dalam segelas air hangat Bila penderita tidak sadar, tidak boleh merangsang muntah karena bahaya aspirasi

3. Tindakan lanjut bilas lambung dengan air. Dapat dikerjakan bila racun berada dalam lambung < 4 jam
4. Laxans melalui kateter sulfas magnesicus defekasi

Khusus

Antidotum

khusus : (-) Terapi simptomatik


kejang-kejang anoksia beri O2 2. pemberian anti konvulsan dosis profilaksis (dosis kecil) luminal 3. penderita dirawat observasi 24 jam oleh karena dapat timbul kejang
1.

II. Keracunan golongan OFP


OFP : persenyawaan yang tergolong anticholinesterase seperti prostigmin, physostigmin, diisoprophylfluorophosfat (DFP) dan gas perang OFP diserap :

Per oral Inhalasi Kulit sehat

Dosis lethal akut pada manusia


OFP Chlorothion Diazinon Diisopropylfluorophosphat (DFP) Malathion Metacide Ocramethylpyrophosphoramide (OMPA) Parathion Tetraethyl pyrophosphat (TEPP) Dosis lethal 1 gram 1 gram 100 mg 1 gram 300 mg 20 mg 100 mg 20 mg

III. Keracunan selain OFP dan CHP yaitu golongan Carbamat (kerjanya analog dengan OFP) : - Carboryl - Baygon - Carbamult

Efek Farmakologik
1. Golongan yang menghambat enzym cholinesterase in vitro 2. Golongan yang berpengaruh sedikit sekali atau tidak ada sama sekali terhadap enzim cholinesterase masuk ketubuh inhibitor

Gejala keracunan

Akut
1. Muskarinik 2. Nikotinik

Kronis

I. Gejala Muskarinik
1.
-

Hipersekresi kelenjar
Keringat Airmata Air liur - sal. napas - sal. cerna

2.

3.
4. 5.

6.

Nausea, muntah, nyeri perut, diare, inkontinensia alvi & urinae Bronkokonstriksi Miosis Bradikardi Hipotensi (pada keracunan parathion hipertensi)

II. Gejala Nikotinik 1. Twitching dan fasciculation otot bergaris 2. kelemahan otot Disamping itu, dapat ditemukan gejala sentral : - ketakutan - mengantuk - gelisah - konvulsi - insomnia - gangguan napas - tremor - gangguan sirkulasi

Penyebab kematian

kegagalan pernapasan (asfiksia) karena :


Sekresi bronkial Spasme otot-otot bronkial Kelumpuhan otot-otot pernapasan dan pusat pernapasan

Kegagalan kardiovaskuler akibat :


Bradikardi Cardiac arrest Kelumpuhan pusat vasomotor Gejala keracunan OFP timbul - 6 jam Carbamat sangat cepat

Diagnosis
Anamnesis Gejala-gejala klinik Laboratorium : pemeriksaan

Kadar kolinesterase dengan paperstrips atau tintometer Kadar fosfatester dengan TIC atau gas chromatography

Penatalaksaan
1.

2.

3.

Perbaiki pernapasan Pembersihan jalan napas, oksigenasi dan napas buatan OFP mengenai kulit pakaian terkena dilepas, kulit dicuci dengan banyak air dan sabun Keracunan oral muntahkan bila penderita sadar

4. Beri antidote khusus ; a. atropin : 0,015 0,05 mg / kgBB IV atau IM diulangi setiap 5 10 menit sampai timbul gejala atropinisasi, kemudian dosis maintenance 5 10 hari b. Pralidoxine atau 2 PAM (pyridine Aldoxine Methiodide) dosis anak kecil 25 50 mg / kgBB > 12 tahun : 0,5 1 gram diberikan IV pelan-pelan atau IVFD, dapat di ulangi 1 2 jam kemudian

Anda mungkin juga menyukai