Anda di halaman 1dari 76

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK KB

SELAMA SATU TAHUN DENGAN PENINGKATAN


TEKANAN DARAH DI PRAKTEK BIDAN
TITI NUR FIANTI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai

Gelar Ahli Madya Program Studi D-III Farmasi

Oleh :

SITI IZMI FADHILAH

17080165

HALAMAN SAMPUL
PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2019/202
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK
SELAMA SATU TAHUN DENGAN PENINGKATAN
TEKANAN DARAH DI PRAKTEK BIDAN
TITI NUR FIANTI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai

Gelar Ahli Madya Program Studi D-III Farmasi

Oleh :

SITI IZMI FADHILAH

17080165

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA

2019/2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK KB
SELAMA SATU TAHUN DENGAN PENINGKATAN
TEKANAN DARAH DI PRAKTEK BIDAN
TITI NUR FIANTI

Oleh :

SITI IZMI FADHILAH

17080165

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Sari Prabandari,S.Fram.MM.,Apt Iroma Maulida, SKM, M.Epid


NIDN.0623230185 NIDN.0624037501

HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :

iii
NAMA : SITI IZMI FADHILAH
NIM :17080165
Jurusan/Program Studi :DIII FARMASI
Judul Karya Tulis Ilmiah : Hubungan Pengetahuan Kontrasepsi Suntik Kb
Selama Satu Tahun Dengan Peningkatan Tekanan
Darah Di Praktek Bidan Titi Nurfianti
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi pada Jurusan/Progran Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan
Bersama Tegal.

TIM PENGUJI

HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri

iv
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatan dengan benar.

NAMA :SITI IZMI FADHILAH

NIM : 17080165

Tanda Tangan :

Tanggal :

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitad akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya bertanda tangan
dibwah ini :

Nama : SITI IZMI FADHILAH

NIM : 17080165

Jurusan/Program Studi : DIII FARMASI

Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyutui untuk memberikan kepada Politeknik


Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Nonekskusif (None exclusivr Royalty Free
Right) atas karya tulis ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK KB SELAMA SATU


TAHUN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH DI PREKTEK BIDAN TITI
NUR FIANTI.

Beserta perangangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas


Royalti/Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalab kata (database), merawat
dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Politeknik Harapan Bersama

Pada tanggal :

Yang menyatakan

(Siti Izmi Fadhilah)

vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN

 Do the best and be different, don’t stop until you succeed.


 Lahir, Hadir, dan Berguna.
 Tidak semua mata mau menghargai senja, namun setiap mata perlu
memaknai alurnya.
 Jangan pujian orang masuk ke kepala dan jangan biarkan kritik mereka
masuk ke dalam hati, tetap rendah hati.
 Sukses berjalan dari kegagalan satu menuju kegagalan lain tanpa
kehilangan semangat dan antusiasme.

Kupersembahkan pada :
 Kedua Orang Tuaku
 Teman-teman angkatanku
 Keluarga kecil Prodi DIII
Farmasi
 Almamaterku

vii
PRAKARTA

Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK KB

SELAMA SATU TAHUN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH DI

PREKTEK BIDAN TITI NUR FIANTI ” dapat selesai dengan tepat waktunya.

Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan

pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan

Bersama Tegal. Dalam penyususn Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ir. MC. Chambali, B.Ing,E.E, M.Kom., selaku Direktur Politeknik

Harapan Bersama Tegal.

2. Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc.,Apt, selaku Ketua Program Studi DIII

Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal

3. Ibu Sari Prabandari, S.Farm., M.M.,Apt, selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah mulai dari awal sampai akhir.

4. Ibu Iroma Maulida, S.KM., M.Epid, selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan masukan sehingaa Karya Tulis Ilmiah ini

dapat terselesaikan.

viii
5. Ibu Titi Nur Fianti Amd, Keb, selaku pemilik Praktek Bidan yang telah

memberikan ijin penelitian di tempatnya Siwuluh.

6. Bapak Djalaludin dan Ibu Sulaimanah, selaku orang tua yang telah

memberikan do’a dan dukungan moral sehingga saya dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

7. M. Khairul Khuluq, yang telah mendengarkan keluh kesah dan

memberikan doa dan dukungan moral sehingga saya dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman Politeknik Harapan Bersama Program Studi Farmasi yang

telah membantu dan memberikan motivasi. Semoga kita tetap menjalin

serja menjaga silaturrahim diantara kita semua.

Penulisan menyandari, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih

belum sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya. Penulis berharap

semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Brebes,……..2019

Siti Izmi Fadhilah

ix
INTISARI

x
ABSTRACT

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS...............................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.........................vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii
PRAKARTA........................................................................................................viii
INTISARI...............................................................................................................x
ABSTRACT...........................................................................................................xi
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Batasan Penlitian.......................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.6. Keaslian Penelitian....................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
TINJUAN PUSTAKA............................................................................................7
2.1 Tijauan Pustaka Praktek Bidan Mandiri....................................................7
2.2.1 Definisi Praktek Bidan Mandiri.........................................................7
2.2.2 Profil Praktek Bidan Titi Nur Fianti..................................................8
2.2 Hipertensi..................................................................................................8
2.2.1 Definisi Hipertensi.............................................................................8
2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah.............................................................10

xii
2.2.3 Diagnosis Hipertensi........................................................................11
2.2.4 Jenis Hipertensi................................................................................12
2.2.5 Epidemiologi Hipertensi di Indonesia..............................................12
2.2.6 Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi...............................................13
2.2.7 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Hipertensi...........................16
2.3 Kontrasepsi..............................................................................................19
2.3.1 Definisi Kontrasepsi.........................................................................19
2.3.2. Macam- macam Kontrasepsi...............................................................20
2.3.3. Kontrasepsi Suntik...............................................................................22
2.5. Kerangka Konsep....................................................................................24
2.6. Hipotesis..................................................................................................24
BAB III..................................................................................................................25
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................25
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................25
3.1.1 Lingkup Materi................................................................................25
3.1.2. Lingkungan Lokasi..........................................................................25
3.1.3. Lingkup Sasaran...............................................................................25
3.1.4. Lingkup Waktu................................................................................26
3.2 Rancangan Penelitian..............................................................................26
3.3 Populasi dan Sampel...............................................................................26
3.3.1 Populasi............................................................................................26
3.3.2 Sampel..............................................................................................27
3.4 Variabel Penelitian..................................................................................28
3.4.1 Variabel bebas..................................................................................29
3.4.2 Variabel terikat.................................................................................29
3.5 Definisi Operasional................................................................................30
3.6 Jenis dan Sumber Data............................................................................31
3.7 Pengolahan dan Analisa Data..................................................................31
3.8. Etika Penelitian........................................................................................33
BAB IV..................................................................................................................35
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................35

xiii
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................................35
4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................................35
4.2.1. gambaran Karakteristik Responden......................................................35
4.2.2. Gambaran jenis Penggunaan Kontrasepsi di Praktek Mandiri Bidan Titi
Nur Fianti........................................................................................................37
4.2.3. Gambaran Frekuensi Yang mengalami Perubahan Tekanan Darah
Selama Menggunakan Kontrasepsi Suntik Kb di Praktek Bidan Mandiri Titi
Nur Fianti Siwuluh.........................................................................................38
4.2.4. Gambaran Frekuensi Ibu yang memiliki Riwayat Hipertensi di Praktek
Bidan Mandiri Titi Nur Fianti di Siwuluh......................................................39
4.3. Analisi Bivariat............................................................................................40
4.3.1. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Kb 3 Bulan Selama Satu
Tahun Dengan Peningkatan Tekanan Darah Di Praktek Bidan Mandiri Titi
Nur Fianti Siwuluh 2020................................................................................40
BAB V....................................................................................................................45
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................45
5.1. Kesimpulan..............................................................................................45
5.2. Saran........................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
LAMPIRAN..........................................................................................................50

xiv
DAFTAR TABEL

xv
DAFTAR GAMBAR

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada

masyarakat saat ini salah satunya adalah hipertensi yang diawali pre-

hipertensi. World Health Organizetion (WHO) mencatat pada tahun 2012

sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 miliyar pada

2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih

banyak wanita (30%) dibandingkan pria (29%). Secara nasional berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukan tingginya

pravalensi penyakit tidak menular, dimana hipertensi yang diawali menempati

urutan pertama sebesar 31,7%.

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami

istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan

kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval kehamilan dan

mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta

menentukan jumlah anak dala keluarga. Keluarga berencana (KB)

mempunyai peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui

pencegahan kehamilan, melalui pendewasaan usia hamil dan menjarangkan

kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak dianggap sudah cukup. Setiap

wanita berhak memperoleh informasi dan mempunyai akses tehadap metode

KB yang mereka inginkan, meliputi keefektifan, keamnan, keterjangkauan

1
2

dan metode-metode pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan

hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagian besar peserta KB menggunkan kontrasepsi jangka pendek

yang membutuhkan pembinaan serta rutin dan berkelanjutan untuk menjaga

kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proposi pemakai kontrasepsi suntik

cukup besar yaitu 54,2% dikarenakan akses untuk memperoleh pelayanan

suntik relative lebih mudah sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan

sampai di tingkat desa atau keluragan sehingga dekat dengan tempat tinggal

peserta KB. Semua jenis kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid

diantaranya adalah amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting),

kembalinya kesuburan setelah penghentian pemakaian mengalami

keterlambatan dan peningkatan berat badan.

Sebuah penelitian menunjukkan kontrasepsi suntik depoprovera aman

dan memiliki efektivitas yang tinggi namun banyak pengguna kontrasepsi

suntik berhenti dikarenakan efek sampingnya berupa gangguan pola haid,

kenaikan berat badan, sakit kepala, dan rasa ketidak nyamanan diperut. Efek

samping kontrasepsi suntik yang paling utama gangguan pola haid sedangkan

efek samping kontrasepsi sunting yang paling utama gangguan pola haid

sedangkan efek yang lain tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan

tekanan darah dan peningkatan berat badan antara 1-5 kg. pelayanan

kontrasepsi adalah bagian dari program keluarga berencana yang sangat

dibutuhkan untuk mewujudkan upaya peningkatan kuwalitas hidup penduduk.


3

Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah jenis suntikan yaitu

kontrasepsi suntikan progestin (depoprovera). Efek samping yang penting

akibatnya penggunaan kontrasepsi suntik adalah kenaikan tekanan darah,

tekanan darah dapat naik akibat penggunaan obat-obatan termasuk

menggunakan kontrasepsi suntik.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 62 sampel akseptor KB suntik

didapatkan hasil responden penelitian dengan tekanan darah posisi normal

sebanyak 44 responden dan responden yang mengalami pre hipertensi dengan

pemakaian alat kontrasepsi suntik sebesar 18 responden jadi dapat diketahui

bahwaada hubungan antara pemakaian alat kontrasepsi suntik dengan tekanan

darah. Salah satu efek samping yang mungkin disebabkan oleh kontrasepsi ini

yaitu terjadi perubahan pada peningkatan renin substrat (angiotensin) dan

lipid serum pada penggunaan jangka panjang, dimana didapatkan terjadinya

penurunan kadar High Density Lipoprotrin-kolestrol (HDL-kolestrol) yang

dapat meningkatkan resiko meningkatnya tekanan darah.

Di Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes didapatkan kontrasepsi

suntik progestin (depoprovera) dengan jumlah akseptor sebanyak 35,436

orang. (Menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2014 Kabupaten Brebes)

Kecamatan Bulakamba terdiri dari 17 desa salah satunya yaitu Desa

Siwuluh termasuk salah satu desa yang ada di Kecamatan Bulakamba

Kabupaten Brebes, dengan penggunaan kontrasepsi yang cukup besar dengan

presintase 79,77% pada tahun 2014. Pencapaian tersebut telah melebihi


4

indikator keberhasilan yang direncanakan oleh Dinas Kesehatan Kecamatan

Bulakamba Kabupaten Brebes yaitu 70%.

Dengan meningkatnya penggunaan KB hormonal di Desa Siwuluh dan

banyak pasien yang menggunakan suntik kb 3 bulan di praktek mandiri bidan

Titi Nurfianti, maka semakin meningkat pula potensi terjadinya beberapa efek

samping dari penggunaan suntik KB yang salah satunya adalah peningkatan

tekanan darah. Oleh karena itu, pada penelitian ini ingin mengetahui profil

tekanan darah pada Suntik KB hormonal di Desa Siwuluh yang kebutulan

bertempat di Praktek Bidan Bidan Titi Nur Fianti .

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

Bagaimanakah Hubungan penggunaan kontrasepsi suntik kb

selama satu tahun dengan peningkatan tekanan darah di praktek bidan Titi

Nur Fianti ?

1.3. Batasan Penlitian


Menjelaskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara tekanan darah dan

penggunaan kontrasepsi suntik KB selama satun tahun pada praktek bidan

Titi Nur Fainti.


5

1.4. Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan penelitian sebagai berikut :

Mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi suntik kb selama satu

tahun dengan peningkatan tekanan darah di praktek bidan Titi Nur Fianti

tahun 2020.

1.5. Manfaat Penelitian


a. Memberikan informasi dan menambahkan pengetahuan tentang

hubungan antara penggunan kontrasepsi hormonal jenis suntik KB

dengan kejadian hipertensi dan dasar untuk penelitian lanjut.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru

bagi masyarakat terutama wanita usia subur dan menjadu pertimbanga

untuk pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan kondisi kesehatan wanita

usia subur.
6

1.6. Keaslian Penelitian


Penelitian terkait dengan hubungan penggunaan kontrasepsi suntik dan

pil kb terhadap kejadian hipertensi pada puskesmas siwuluh. Beberapa contoh

penelitian tersebut terangkum dalam table di bawah ini.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Pembeda Widyaningsih dkk Lamria dkk Izmi. 2020


2018 2013
Judul Hubungan Hubungan Penggunaan Hubungan
Penelitian Kontrasepsi Kontrasepsi Pil Dengan Penggunaan
Hormonal Kejadian Hipertensi Pada Kontrasepsi Suntik
Terhadap Tekanan Wanita Usia 15-49 Tahun Di Tiga Bulan Selama
Darah di Indonesia Tahun 2013 Satu Tahun dengan
Puskesmas (Analisis Data Riskesdas Peningkatan
Leyangan Tahun 2013 ) Tekanan Darah di
2018. Praktek Bidan Titi
Nur Fianti
Subyek Sampel yang Sampel yang digukan yaitu Sampel yang
Penelitian digunakan adalah menggunakan berdasarkan digunakan adalah
pasien yang dari hasil Riset Kesehatan pasien yang
berkunjung ke Dasar 2007. berkunjung ke
Puskesmas Praktek Bidan Titi
Leyangan. Nur Fianti
Metode Penelitian ini Penelitian ini menggunakan Analitik
Penelitian merupakan Analisis Bivarat dan Analisis observasional
penelitian analitik Multivariat. dengan disain cross
korelatif dengan sectional
pendekatan cross
sectional.
Tempat Puskesmas Praktek Bidan Titi
Penelitian Leyangan Indonesia (Analisis Data Nur Fianti
Semarang Riskesdas 2013)
Metode Wawancara Melihat data Riskesdas yang Pengukuran
Pengambilan terhadap responden memenuhi kriteria. tekanan darah dan
Data wawancara.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Tijauan Pustaka Praktek Bidan Mandiri

2.2.1 Definisi Praktek Bidan Mandiri

Bidan Praktek Mandiri (BPM) merupakan bentuk pelayanan

kesehatan di bidang kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian

kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada pasien

(individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan

kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat

Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek pada

sarana kesehatan atau program (imamah, 2012:01).

Bidan Praktek Mandiri memiliki berbagai persyaratan khusus untuk

menjalankan prakteknya, seperti tempat atau ruangan praktek, peralatan,

obat-obatan. Namun pada kenyataanya BPM sekarang kurang

memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta kebutuhan

kliennya. Di samping peralatan yang kurang lengkap tindakan dalam

memberikan pelayanan kurang ramah dan bersahabat dengan klieen.

Sehingga masyarakat berasumsi bahwa pelayanan kesehatan bidan

praktek mandiri tersebut kurang memuaskan. (Rhiea, 2011:01)

Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia layanan

kesehatan yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan

pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

Supaya masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses

7
8

pelayanan yang bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan

secara jenis persiapan sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek

seperti perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan

administrasi semuanya harus semua harus sesuai dengan standar.

2.2.2 Profil Praktek Bidan Titi Nur Fianti

Praktek Bidan Titi Nur Fianti merupakan Pusat Pelayanan

Kesehatan bagi masyarakat yang beralamat Desa Siwuluh Kecamatan

Bulakamba Brebes 52253. Dalam persiapannya sudah lengkap meliputi

perizinan, tempat, ruangan, peralatan praktek dan kelengkapan

administrasi.

2.2 Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi

Penyakit hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah suatu

keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan sarah diatas

normal yang ditunjukan oleh angka sistotik (bagian atas) dan angka

bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa

(sphygmanometer) ataupun alat. Refelrensi lain mengatakan bahwa

hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolic ≥ 140/90 mmHg.

Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan dua kali

selang empat jam. Kenaikan tekanan darah sistolik <30 mmHg sebagai

parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi ( Depkes, 2006).


9

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika

yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka

hingga 74,5 juta jiwa, namun hamper sekitar 90-95% kasus ini tidak

diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala

depat bervariasi pada masing-masing indivisu dan hamper sama dengan

gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat

di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah lelah,

penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC*VII,2003

Klasifikasi Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah


Tekanan (mmHg) Diastol (mmHg)
Darah
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-159 90-99
Stage 1
Hipertensi 160 atau >160 100 atau >100
Stage 2
*JNC → Joint National Committee on the prevention, detection, evaluation

and treatment of high blood pressue, yang berpusat di Amerika.

Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat

keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol),

kebiasaan konsumsi minuman-minuman beralkohol, obesitas, kurang

aktifitas fisik, stress, penggunaan estrogen.


10

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan standar BSH (British

Society of Hypertension) menggunakan alat ukur sphygmomanometer air

raksa, digital atau anaerob yang telah ditera. Pemeriksaan tekanan darah

setelaah pasien duduk tenang selama 5 menit dengan kaki menempel di

lantai, lengan disangga dan letakan tensimeter setinggi jantung. Gunakan

manset yang sesuai yaitu manset yang dapat melingkar sedikit 80% lengan

atas. Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengar (Fase 1,Koroltof)

dan tekanan darah diastolic adalah saat dimana bunyi akan menghilang

(Fase 5,Korotkoff). Pengukuran dilakukan minimasl dua kali setiap

kunjungan (Dharmeizar, 2012).

Adapun prosedur pengukuran tekanan darah menurut Kemenkes

(2014) adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya

menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olahraga, merokok, dan

makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran dan juga duduk

beristirahat setidaknya 5-15 menit sebelum pengukuran.

b. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stress. Pengukuran

sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi

tenang dan posisi duduk.

c. Pastikan responden duduk dengan kaki tidak menyilang tetapi kedua

telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden


11

di atas meja sehingga manset yang sudah terpasang sejajar dengan

jantung.

d. Singsikan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan

memintanya untuk tetap duduk tenpa banyak gerak, dan tidak berbicara

pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan baju berlengan

panjang, singsikan lengan baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak

terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah dilengan.

e. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengang telapak tangan

terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa macet.

Selain itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran tekanan

darah jika hasil pengukuran ekstrim, pengukuran dilakukan dua kali,

jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan

melepaskan manset pada lengan, apabila responden tidak bisa duduk

dan pengukuran dapat dilakukan dengan posisi berbaring (Kemenkes,

2014).

2.2.3 Diagnosis Hipertensi

Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer karena pasien

dengan hipertensi esensial biasanya tidak ada gejala (asimptomatik).

Penemuan fisik yang utama yaitu meningkatnya tekanan darah.

Pengukuran rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol

ditentukan untuk mendiagnosis hipertensi. Hasil dari pengukuran tekanan


12

darah ini yang diguanakan untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan

sesuai dengan tingkatnya (Depkes, 2006).

2.2.4 Jenis Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 (Kemenkes

RI, 2014).

a. Hipertensi primer atau Hipertensi Esensial

Hipertensi primer adalah hipertensi yang menyebabkan tidak

diketahui (idiopatik) walaupun hipertensi ini sering dikaitkan dengan

kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang gerak dan pola makan.

Hipertensi ini terjadi pada sekitar 90% penderitaan hipertensi

(Kemenkes, 2014).

b. Hipertensi Sekunder atau Hiprtensi non Esensial.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui

penyebabnya. Sekitar 5-10% penderita hipertensi ini penyebabnya

adalah penyakit ginjal dan pada sekitar 1-2% penderita penyebabnya

adalah kelainan atau pemakaian obat tertentu sepertipi KB Selain itu

penyebab terjadinya hipertensi yang diketahui yaitu gangguan

hormonal, diabetes mellitus dan hiipertesn yang berhubungan dengan

kehamilan (Kemenkes, 2014, Sustrani dkk, 2006).

2.2.5 Epidemiologi Hipertensi di Indonesia

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah dipembuluh

darah meningkat secara kronik (Kemenkes, 2014). Di Indoneesia hipertensi


13

menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi dan

dicegah agar prevalensi hipertensi di Indonesia perlahan dapat menurun.

Paada tahun 2007 prevanlensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7%.

Pada tahun 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia turun menjadi 25,8%.

Sedangkan menurut jenis kelamin hipertensi lebih banyak terjadi pada

perempuan yaitu sebesar 28,8% sedangkan pada laki-laki terjadi sebesar

22,8%. Hipertensi sering terjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini terlihat

dari data yang ada pada Riskesdas (2013) dimana persentase kejadian

hipertensi meningkat seiring bertambahnya umur yaitu pada usia diatas 75

tahun presentase hipertensi paling tinggi yaitu sebesar 63,8%.

Selain itu menurut tempat prevalensi hipertensi lebih banyak terjadi

pada penduduk yang bertempat tinggal diperkotaan dibandingkan

penduduk yang tinggal di pedesaan dimana prevalensi hipertensi di

perkotaan yaitu sebesar 26,1% sedangkan dipedesaan prevalensi hipertensi

yaitu sebesar 25,5% (Kemenkes, 2014).

2.2.6 Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi di

bagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat di ubah dan faktor yang tidak

dapat diubah.
14

a. Faktor yang tidak dapat di ubah

1. Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Sering bertambahnya

umur tekanan hipertensi juga semakin besar. Pada usia lanjut

hipertensi terutama hanya ditemukan berupa kenaikan sistolik

terisolasi (HST) (Kemenkes, 2014). Berdasarkan data reskesdas

(20013) hipertensi tertinggi pada usia 75 tahun keatas. Umur dapat

dikatakan sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut

dapat dibuktikan deari penelitian Heriziana (2017) yang menyatakan

tedapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi. Pada

penelitian tersebut menyebutkan bahwa usia ≥56 tahun mempunyai

resiko sebanyak 1,556 kali untuk terkena hipertensi dibandingkan

dengan responden yang berumur kurang dari 56 tahun.

Pada anita, hipertensi lebih dialami oleh wanita yang sudah

mengalami menopause dibandingkan dengan wanita usia subur. Hal

ini disebabkan karena hormon estrogen dipercaya melindungi wanita

yang belum mengalami menopause dari hipertensi, estrogen berperan

dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

HDL yang tertinggi merupakan factor pencegah terjadinya proses

aterosklerosis pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan

peningkatan tekanan darah (Hakim dkk, 2015).


15

Menurut teori wanita agak terlambat untuk terkena hipertensi

kacuali telah mengalami menepouse. Wanita yang belum mengalami

menepouse relative terlindung dari penyakit kardivaskular seperti

hipertensi karena kandungan hormone estrogen. Kecenderungan

wanita akan terkena hipertensi pada saat menepouse yang

diakibatkan oleh penurunan hormone seks diantaranta hormone

estrogen dan progesreron (Ridwan, 2002).

2. Riwayat Hipertensi Keluarga

Riwayat hipertensi keluarga menjadi resiko terjadinya

hipertensi. Faktor gen memiliki peranan besar tehadap munculnya

hipertensi. Hal tersebut diperkuat dengan temuan bahwa dari 10

orang penderita hipertensi ditemukan 90% diantaranya memiliki

riwayat keluarga yang terkena hipertensi. Meski demikian gen dapat

menimbulkan hipertensi karena ada faktor pemicu lainnya

(Sutanto,2010)

b. Faktor Resiko yang Dapat di Ubah

1. Obesitas

Obesitas merupakan peningkatan berat badabn lebih dari 20%

dari berat badan normal. Berat badan normal bila Indeks Massa

Tubuh (IMT) antara 18.5-22,9 Kg/m2, berat badan lebih atau

overweight yaitu IMT sebesar 23-24,9 Kg/m2 dan obesitas adalah


16

seseorang yang memiliki IMT ≥25 Kg/m2. Orang yang memiliki

tubuh gemuk mempunyai 5 kali resiko lebih tinggi terkena hipertensi

dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal

(Kemenkes, 2014). Selain itu distribusi penumpukan lemak di bagian

sentral tubuh akan meningkatkan resiko penyakit jantung dan

pembuluh darah. Lingkar perut ≥ 90 cm untuk laki-laki dan ≥ 80 cm

untuk perempuan juga dapat meningkatkan resiko penyakit jantung

dan pembuluh darah (Kemenkes, 2014).

Obesitas sangat erat kaitannya dengan pola makan tidak

seimbang dimana seseorang lebih banyak mengonsumsi lemak dan

protein tanpa memperhatikan serat. Pada penelitian Yeni dkk (2010)

menyatakan terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian

hipertensi. Pada penelitian tersebut menyebutkan bahwa orang yang

memiliki berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan darah

yang lebih tinggi dari pada orang yang memiliki berat badan normal

atau kurus.

2.2.7 Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Hipertensi

a. Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal merupakan penyebab terjadinya hipertensi.

Keadaan ini terjadi hamper 80% kasus hipertensi sekunder. Tekanan

darah akan meningkat hingga menyebabkan hipertensi ketika fungsi


17

ginjal terganggu. Kondisi ini menyebabkan oleh rusaknya organ-organ

yang dilewati darah akibat tekanan darah tingi salah satunya adalah

ginjal. Penyakit ginjal merupakan 5-10% penyebab terjadinya hipertensi

(Sutomo, 2009).

Pada penderita dengan gangguan, fungsi ginjal tidak berjalan

dengan normal dan protein keluar dari darah kemudian masuk kedalam

urine (Iskandar, 2010).

b. Gangguan Hormonal

Hipertensi juga disebabkan oleh gangguan hormonal atau

pemakaian obat seperti penggunaan pil KB Sekitar 1-2% hipertensi

terjadi akibat kelainan hormonal atau pemakaina obat. Hipertensi yang

disebabkan oleh hal tersebut dinamakan hipertensi sekunder (Sutomo,

2009).

Kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi tekanan darah pada

seseorang baik hormon estrogen maupun hormon progesterone.

Estrogen merupakan salah satu hormon yang dapat meningkatkan

relensi elektrolit didalam ginjal, sehingga dapat meningkatkan

reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan hipervolemi sehingga

curah jantung meningkat sehingga mengakibatkan tekanan darah

meningkat. Sedangkan progesterone dapat merendahkan kadar HDL-

Kolesterol dan meninggikan kadar LDL-Kolesterol sehingga dapat

menyebabkan aterosklerosis kadar LDL-Kolesterol tinggi dalam darah


18

yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga

mengakibatkan peningkatan tekanan pembuluh darah (Hartanto, 2010).

Pada wanita pengguna kontrasepsi pil peningkatan ringan tekanan

darah sistolik dan diastolik terjadinya terutama pada 2 tahun pertama

penggunaan kontrasepsi tersebut. Ketika penggunaan pil kontrasepsi

dihentikan, biasanya tekanan darah akan kembali pada penggunaan pil

kontrasepsi yang mengandung estrogen. Kejadian hipertensi dapat

meningkat 2-3 kali lipat setelah 4 tahun penggunaan pil kontrasepsi

(Baziad, 2002).

Penelitian sudayasa, dkk (2017) menyebutkan jangka waktu lama

pemakaiaan kontrasepsi oral merupakan faktor resiko terhadap kejadian

hipertensi pada akseptor kontrasepsi oral di Klinik Kencana BKKBN

Provivinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu pada penelitian tersebut

akseptor kontrasepsi oral yang menggunakan kontrasepsi dalam waktu

> 6 bulan berisiko 3.89 kali untuk terkena hipertensi, dibandingkan

dengan akseptor kontrasepsi oral yang menggunkan kontrasepsi tersebut

≤ 6 bulan. Selain itu penelitian Kim&Prak (2013) menyebutkan lama

penggunaan kontrasepsi oral berhubungan positif terhadap peningkatan

tekanan darah. Pengguna kontrasepsi oral dalam jangka waktu lebih dari

24 bulan berisiko 1.96 kali terkena hipertensi dibandingkan dengan

mereka yang tidak pernah memakai kontrasepsi oral.


19

2.3 Kontrasepsi

2.3.1 Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan salah satu upaya dalam Program Keluarga

berencana yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam program keluarga

berencana kontrasepsi digunakan untuk mengantur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan promosi perlindungan serta

bantuan yang sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas. Selain itu keluarga berencana (KB) merupakan strategi untuk

menurunkan angka kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T. 4T

yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan. Kontrasepsi

merupakan upaya untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan

akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma dengan

menggunakan alat atau obat-obatan. Upaya tersebut dapat bersifat

sementara dan dapat pula bersifat permanen (BKKBN Rian 2016: Profil

Kesehatan Indonesia.2016).

Dalam Program Keluarga Berencana, sasaran pelaksanaan program

ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) atau pasangan suami istri yang

berstatus menikah yang istrinya berusia antara 15 sampai dengan 49 tahun.

PUS pada peserta KB dibagi menjadi peserta KB dibagi menjadu peserta

KB baru dan peserta KB aktif. Peserta KB baru adalah PUS yang baru

pertama kali menggunakan alat kontrasepsi dan PUS yang kembali

menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau keguguran.


20

Sedangkan peserta KB aktif merupakan PUS yang saat ini menggunakan

salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingu kahamilan (Profil Kesehatan

Indonesia, 2016).

2.3.2. Macam- macam Kontrasepsi


(1) Metode Sederhana

a) Metode Tanpa Alat

1) Sistem kalender (patang berkala) metode kelurga

berencana alamiah yang paling tua yaitu cara atau

metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh

pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama

atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

2) Metode suhu basal tubuh adalah suhu badan asli, yaitu

suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat

atau dalam keadaan istirahat/tidur.

3) Metode pengamatan lender/mukosa serviks/ovulasi

merupakan metode keluarga berencana alamiah dengan

mengenali masa subur dalam siklus menstruaasi dengan

mengamati lender serviks dan perubahan rasa pada

vulva menjelang hari-hari ovulasi.

b) Metode dengan alat

1) Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya karet, plastic


21

vinil atau bahan alami/produksi hewani yang dipasang

pada penis untuk menampung sperma ketika seorang

pria mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual (Nina

Siti Mulyani dkk, 2013).

2) Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,

terbuar dari karet yang diinsersikan ke dalam vagina

sebelum berhubungan seksual dan menutupi servik.

(2). Metode Kontrasepsi efektif

a) Kontrasepsi hormonal

1) Oral kontrasepsi

Pil oral kombinasi pil Kb yang mengandung hormone

estrogen dan progesterone yang diproduksi secara alami

oleh wanita. Pil mini hanya berisi progestin.

2) Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari enam

kapsul kecil berisi hormone lovonorgesterel yang dipasang

di bawah kulit lengan atas bagian dalam (Arum setya &

Sujiyatini, 2009).

3) Suntik 3 bulan

Suntik 3 bulan merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan secara intramuscular setiap 3 bulan (Nina Sri

Mulyani, 2013).
22

2.3.3. Kontrasepsi Suntik


a. Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa

cairan yang berisi hormone progesterone yang

disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodic

(Nirwana, 2011).

b. Jenis KB Suntik

DMPA (Depo Medroxy Progesteron Acetat) atau Depo

Provera yang diberikan tiga bulan dengan dosis 150 mg

yang disuntikan secara intramuscular. (Nina Siti

Mulyani, 2013).

c. Keuntungan

- Efektifitas tinggi

- Sederhana pemakaiannya

- Cukup menyeangkan bagi akseptor (injeksi

hanya 4 kali dalam setahun)

- Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak

- Tidak berdampak serius terhadap penyakit

gangguan pembekuan darah oleh jantung karena

tidak mengandung hormone estrogen.

- Mencegah anemia (Mudzakir & Masruroh.

2009).
23

d. Kekurangan

Adapun keterbatasan dari kontrasepsi Suntik

menurut Sulistyawati (2013) yaitu :

a. Gangguan haid

b. Leukorhea atau Keputiham

c. Galaktorea

d. Jerawat

2.4. Kerangka Teori


Efek samping
Kontrasepsi Suntik
Faktor yang
Kb :
mempengaruhi
1. Obesitas
peningkatan tekanan
2. Pusing Hipertensi
darah
3. Pendarahan
Tidak bisa diubah : haid
1. Umur berlebihan
2. Riwayat 4. Keputihan
hipertensi 5. Gangguan
keluarga haid
Yang bisa diubah :
Obesitas Kontrasepsi
Hormonal Gambar 2.1

Kerangka Teori
24

2.5. Kerangka Konsep


Variable Independen Variabel Dependent

Penggunaan
Kontrasepsi :
1. Suntik Kb
tiga bulan
2. Suntik Kb 1
bullan

Kejadian
Hipertensi

Faktor resiko :
1. Umur
2. Riwayat
keluarga
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Yang diteliti

: Arah penelitian.

1.6. Hipotesis
Terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik Kb tiga bulan

selama satu tahun dengan peningkatan tekanan darah di praktek bidan Titi

Nur Fianti.
25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.

3.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini adalah hubungan antara

tekanan darah dan penggunaan kontrasepsi suntik KB selama satu tahun

pada praktek bidan Titi Nur Fainti. Penelitian ini hanya hubungan antara

penggunaan kontrasepsi suntik kb pada penyakit tekanan darah dengan

selama satu tahun.

3.1.2. Lingkungan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di tempat Praktek Bidan Titi Nur Fianti

bertempat di Desa Siwuluh, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes

pada bulan 22 januari sampai bulan 20 Maret 2020.

3.1.3. Lingkup Sasaran

Sasaran pada penelitian ini adalah wanita usia subur atau pasangan

usia subur dengan pengguna kontrasepsi suntik KB tiga bulan dan implant.

Alas an peneliti mengambil implant dikarenakan di praktek bidan trsebut

hanya suntik 3 bulan dan implants dan menurut penelitian ini alat
27

kontrasepsi hormonal jenis implant tidak di teliti karena berdasarkan

Hartanto (2010) dan Gebbie & Glasier (2006) pada KB implant tidak

mempunyai efek samping hipertensi.

3.1.4. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan di Bidan Praktek Mandiri Titi Nur Fianti

Siwuluh Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, pada tanggal 22

januari – 20 maret 2020. Melakukan pengambilan data.

3.2 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah metode

deskritif analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu metode

yang dilakukan untuk menggali bagaimana ada hubungan antara kontrasepsi

suntik terhadap kejadian hipertensi dengan pengambilan data variabel terikat

dan variabel bebas diambil dalam waktu yang sama.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang

menggunakan alat kontrasepsi Suntik Kb tiga bulan dan suntik 1 bulan dan

menggunakannya di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti Siwuluh

populasi yang diteliti sebanyak 100 orang.


28

3.3.2 Sampel

Sampel adalah objek didalam penelitian yang merupakan bagian dari

populasi. Besar sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan rumus

penentuan besar pengambilan sampel yaitu dengan rumus Slovin.

N
Rumus slovin : n = 2
1+ N (d )

Dimana :

n = sampel
N = populasi
d = presentasi kesalagan
yang diinginkan

maka dari itu dapat dilihat besar sampel adalah :

100
n= 2
1+ 100(0,1)

100
n¿ 2 = 50

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak wanita

usia subur 50% wanita usia subur


29

Pengambilan sampel ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi :

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria inklusi dalam penelitian ini :

- Wanita usia subur yang tidak terdiagnosis hipertensi

- Pasien berkunjung di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti

Siwuluh pada bulan februari – maret 2020.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini : wanita usia subur yang mengonsumsi

obat antihipertensi.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri-ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki oleh satuan penelitian dari sebuah teori ( Suyanto dan umi, 2009).

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu :


30

3.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen (Ari Setiawan dan Saryono, 2011). Variabel

bebas dari penelitian ini penggunaan kontrasepsi suntik kb tiga bulan.

3.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel independen/bebas (Ari Setiawan dan

Saryono, 2011). Variabel terikat dari penelitian ini adalah kejadian

hipertensi pada Praktek Bidan Mandiri Titik Nur Fianti.


31

3.5 Definisi Operasional

3.1. Tabel Definisi Operasional

No Variabe Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala


l ukur
Variabel Dipenden
1. Hiperte Peningkatan Spygmomano - Pengukuran 0 Normal (<140/90 Ordinal
nsi tekanan darah meter dilakukan dengan mmHg) (kemenkes
sistolik lebih posisi responden RI, 2013)
dari 140 duduk atau 1.Hipertensi (sistolik
mmHg dan berbaring ≥140 mmHg atau
tekanan darah (kemenkes, 2014) diasstolik ≥90
diastolic lebih - Sebelum diukur mmHg)(Riskesdas,
dari 90 mmHg responden duduk 2013)
pada dua kali beristirahat
pengukuran setidaknya 5-15
dengan selang menit (kemenkes,
waktu lima 2014)
menit dalam
keadaan tenang
(Kemenkes,
2013)

Variabel Independen
1. Jenis Alat-alat yang Wawancara Wawancara 1. Suntik KB 3 Ordinal
alat digunakan bulan
kontras untuk 2. Suntik KB 1
epsi kontrasepsi bulan

2. Umur Umur Wawancara Wawancara 1. 25-35 Tahun Ordinal


responden 2. > 35-45
dihitung (Rahajang &
berdasarkan Sulistyowati,
tahun lahir 2009)
sampai saat
dilakukan
wawancara
32

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Semua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

bersifat kuantitatif dan merupakan data sekunder yang akan disajikan

dalam bentuk tabel yang diolah menggunakan Miscrosoft Exel.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengukuran tekanan darah dan wawancara secara responden dengan

pertimbangan tertentu. Pengambilan data dari setiap subyek, data yang

diambil diantaranya yaitu wanita usia subur yang berkunjung di Praktek

Bidan Mandiri lalu membuat kerangka sampel. Adapun kerangka sampel

dalam penelitian kelompok kasus yaitu daftar nama wanita usia subur yang

terdiagnosis hipertensi yang berkunjung ke Praktek Bidan Mandiri Titi Nur

Fianti Siwuluh pada bulan . januari 2020 sampai maret 2020.

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

Pada penelitian ini, dilakukan proses pengelolaan dam analisis data

yang dapat dilihat sebagai berikut ;

1. Pengelolaan Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui teknik observasi, data akan

melalui tahapan :
33

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Menurut Misran Safar (2007: 203) editing merupakan “proses

meneliti kembali catatan pencarian data untuk mengetahui apakah catatan

itu cukup baik dan segera dapat disiapkan untuk keperluan proses

selanjutnya.’’ Editing yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

memeriksa semua data pada wanita usia subur yang datang pada praktek

bidan mandiri titi nur fainti Siwuluh pada bulan Januari sampai Maret

2020 yang terdeteksi hipertensi atau lama penggunaan kontrasepsi.

b. Coding

Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap

data yang termasuk dalam kategori yang sama. Coding dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan kode WUSH untuk pasien wanita

usia subur yang terkena hipertensi sedangkan WUSL untuk pasien wanita

usia subur yang lama menggunakan kontrasepsi Suntik KB hormonal

c. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah

diberikan kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan

tabulasi ini dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi

kesalahan khususnya dalam tabulasi silang (Hasan, 2006).

d. Entri Data
34

Enti data adalah proses pemindahan data dari data yang di dokumen-

dokumen kertas ataupun catatan lainnya menjadi data digital yang dapat

diolah software.

2. Analisa Data

Adapun analisa data yang dilakukan adalah Analisa Bivariat dilakukan

untuk melihat hubungan antara variabel independen (penggunaan kontrasepsi

hormonal jenis suntik KB dan implant terhadap variabel dependen penelitian

(terjadi hipertensi pada wanita usia subur).

3.8. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari institusi

yang terkait, yaitu mendapat persetujuan dari Bidan Titi Nur Fianti dan meminta

persetujuan dari pihak terkait sebagai subyek penelitian. Sebelum meminta

persetujuan dari pihak terkait, peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian

yang akan dilakukan dengan menekankan pada etika penelitian yang meliputi :

1. Informed Consent ( Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan subyek yang diteliti. Penelitian menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Jika responden setuju untuk diteliti, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden

menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak-

haknya.
35

2. Anonymity ( Tanpa Nama)

Menjaga kerahasiaan partisipan dengan tidak mencantumkan nama subyek

penelitian tetapi cukup menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

penelitian.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan)

Kerahasiaan yang diberikan oleh subyek dijamin peneliti dan tidak

disampaikan ke pihak lain yang tidak terkait penelitian tanpa persetujuan dari

sampel penelitian.

Penelitian ini ditunujkan untuk keperluan penulisan karya tulis ilmiah

guna memenuhi salah satu syarat dalam mencapau gelar Ahli Madya Farmasi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti,

merupakan salah satu paktek Bidan Mandiri di salah satu Kecamatan Bulakamba

Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah. Yang terletak di desa Siwuluh

Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Posisi bangunan atau tempat praktek

tersebut berada di depan SD Negeri 01 Siwuluh depan jalan raya menghadap

Timur RT 05 RW 02 dengan Surat Ijin Praktek Bidan (SIPB) dengan nomor

440/04865 Tahun 2018.

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam kelompok ini meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan, jenis kontrasepsi. Berdasarkan hasil penelitian dapat

dideskripsikan karakteristik responden sebagai berikut :


37

Tabel 4.1. Karakteristik Responden di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti

Desa Siwuluh 2020

Karakteristik Frekuensi %

1. Pendidikan

- SD 10 20

- SMP 15 30

- SMA 25 50

2. Pekerjaan

- Bekerja 15 30

- Tidak berkerja 35 70

3. Jenis Kontrasepsi

- Suntik KB 3 30 60

Bulan 20 40

- Suntik KB 1

Bulan

4. Umur

- <25-34 Tahun 15 30

- >35-45 Tahun 35 70

TOTAL 50 100

Sumber : Data Primer diolah 2020


38

Berdasarkan pada table di atas diketahui bahwa mayoritas responden

yang berpendidikan SD sebanyak 10 orang ( 20%) sedangan SMP sebanyak 15

orang (30%) dan SMA sebanyak 25 orang (50%). Mayoritas responden yang

tidak berkerja sebanyak 35 orang (70%) dan yang bekerja 15 orang (70%).

Responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 30 orang

(60%), dan mayoritas responden yang memakai Suntik KB 1 Bulan 20 orang

(40%).

4.2.2. Gambaran jenis Penggunaan Kontrasepsi di Praktek Mandiri Bidan Titi


Nur Fianti
Alat Kontrasepsi yang digunakan oleh wanita usia subur yang datang

ke Praktek Bidan mandiri Titi Nur Fianti yaitu Suntik kb 3 Bulan dan Implant.

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan alat kontrasepsi pada wanita usia

subur di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti pada tahun 2020 dapat

disajikan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2. Jenis penggunaan Kontrasepsi di Praktek Bidan Mandiri Titi

Nur Fianti 2020.

Jenis Kontrasepsi Frekuensi %


1. Suntik 3 30 60
Bulan
2. Suntik 1 20 40
Bulan
Total 50 100

Sumber : Data Primer diolah 2020


39

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa penggunaan

kontrasepsi suntik Kb yang mengalami hipertensi paling banyak dengan

persentasi sebesar 60%.

4.2.3. Gambaran Frekuensi Yang mengalami Perubahan Tekanan Darah

Selama Menggunakan Kontrasepsi Suntik Kb di Praktek Bidan Mandiri

Titi Nur Fianti Siwuluh.

Hasil penelitian gambaran yang mengalami Perubahan Tekanan

darah selama menggunakan kontrasepsi dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.3. Frekuensi Yang Mengalami Perubahan Tekanan darah

Ibu Yang mengalami Frekuensi (f) Presentase (%)

Perubahan Tekanan

Darah

1. Ya 14 28

2. Tidak 36 72

Total 50 100

Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel diatas diperoleh data perubahan Tekanan darah selama

menggunakan Kontrasepsi sunti di Prakrek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti

mengalami peruabahan sebanyak 14 responden (28%) dan yang tidak mengalami

perubahan sebanyak 36 responden (72%).


40

4.2.4. Gambaran Frekuensi Ibu yang memiliki Riwayat Hipertensi di Praktek

Bidan Mandiri Titi Nur Fianti di Siwuluh

Adapun ditribusi frekuensi ibu yang memiliki riwayat hipertensi di Praktek

Bidan Mandiri Titi Nur Fianti di Siwuluh dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.4. Frekuensi Ibu yang memiliki Riwayat Hipertensi

Ibu Yang memiliki Frekuensi (f) Presentase (%)

Riwayat Hipertensi

1. Ya 17 34

2. Tidak 33 66

Total 50 100

Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel yang diatas diperoleh dari ibu yang memiliki riwayat

hipertensi di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti yang memiliki riwayat hipertensi

sebanyak 17 responden (34%) dan tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 33

responden (66%).
41

4.3. Analisi Bivariat


4.3.1. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Kb 3 Bulan Selama Satu

Tahun Dengan Peningkatan Tekanan Darah Di Praktek Bidan Mandiri

Titi Nur Fianti Siwuluh 2020

Hasil analisis bivariat Hubungan Peningkatan Tekanan Darah antara

suntik KB 3 Bulan dan suntik Kb 1 bulan selama satu tahun di praktek bidan

mandiri Titi Nur Fianti seperti di tabel 3. dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel. 4.5 Hubungan Yang Mengalami Tekanan Darah Dengan Jenis

KOntrasepsi Suntik KB 1 Bulan dan 3 Bulan

Perubahan Tekanan Darah

Melangalami Suntik 1 Suntik 3 Total P-

kenaikan Bulan Bulan value

Tekanan darah N % N % N %

Ya 1 7,1% 13 92,9% 14 28% 003

Tidak 19 52,8% 17 47,2% 36 72%

Total 20 40% 30 60% 50 100

Sumber : Data Primer diolah 2020

Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil yang mengalami kenaikan tekanan darah

yaitu 14 responden (28%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan tekanan darah

36 responden (72%). Berdasarkan uji Chi Square didapatksn hasil nilai signifikan
42

sebesar 003 < 005 sehingga dapat dikatakan ada hubungan penggunaan kontrasepsi

suntik kb 3 bulan selama satu tahun dengan peningkatan tekanan darah.

Kontrasepsi hormonal yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.

Estrogen dan Progesteron bekerja dalam kontrasepi dengan memberikan umpan balik

kepada kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap

perkembangan folikel dan proses ovulasi (Manauba, 1998).

Kontrasepsi suntik pada wanita usia subur dapat memberikan efek samping

yang mungkin dialami oleh penggunaan kontrasepsi suntik salah satunya yaitu

hipertensi. Hormone yang terkandung di dalam alat kontrasepsi tersebut yaitu

hormone estrogen dan progesterone. Perempuan memiliki hormone estrogen memiliki

fungsi mencegah kekentalan darah serta menjaga dinding pembuluh darah supaya

tetap baik. Namun apabila terjadi ketidak seimbangan antara hormone estrogen dan

progesterone dalam tubuh, maka akan dapat mempengaruhi tekanan darah dan

kondisi pembuluh darah (Sujono 2013)

Penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini memacu jantung untuk memompa

darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya,

tekanan darah meningkat, maka terjadilah tekanan darah tinggi. Sehingga diketahui

pemakaian kontrasepsi suntik merupakan salah satu factor pendukung munculnya

tekanan darah tinggi apabila kontrasepsi ini digunakan dalam jangka waktu banjang.

Dari tabel 3 peningkatan tekanan darah yang menggunakan suntik kb tiga bulan

selama satu tahun dan suntik kb 1 bulan satu tahun di Praktek Bidan Mandiri Titi Nur
43

Fainti, termyata diperoleh 14 orang (28%) mengalami peningkatan tekanan darah,

dan 36 responden (72%) tidak mengalami kenaikan tekanan darah.

Penyebab dari terjadinya peningkatan tekanan darah pada umumnya adalah

multifactor, salah satu yang dapat menyebabkan KB hormonal. Kontrasepsi suntik

merupakan salah satu jenis kontrasepsi dari hormone yang berisi progesterone,

peenggunaan progesterone sintetik dapat meningkatkan natrium tubuh dan tekanan

darah. Pada penelitian sebelumnya terbukti bahwa pemberian progesterone jangka

panjang dapat menyebabkan kerusakan pada didnding endotel pembuluh darah

sehingga setiap terjadi perubahan pada serum lipid perlu dilakukan pengawasan yang

lebih sering.

Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2016)

di Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang dengan menggunakan desain studi

cose control dimana pada penelitian ini didapatkan odss ratio sebesar 0,844 artinya

penggunaan alat kontasepsi mencegah 0,844 terjadinya pada wanita. Hal ini berbeda

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Bella, dkk (2017) yang meneliti tentang

Hubungan alat kontrasepsi suntik Depomedroxi Progesteron Acetat (DMPA) dengan

tekanan darah pada ibu di Puskesmas Ranotana Weru, didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat konrasepsi suntik DPMA

dengan Tekanan Darah pada Ibu di Puskesmas Ranotana Weru.

Berdasarkan teori, wanita agak terlambat untuk terkena hipertensi kecuali telah

mengalami menopause. Wanita yang belum mengalami menopause relative

terlindung dari penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi karena kandungan


44

hormone estrogen. Kecenderungan wanita akan terkena hipertensi pada saat

menopause yang diakibatkan oleh penurunan hormone seks diantaranya hormone

estrogen dan progesterone (Ridwan, 2002).

Hormone estrogen dipercaya melindungi wanita yang belum mengalami

menopause dari hipertensi. Estrogen berperan dalam meningkatkan kadar High

Density Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah

terjadinya proses aterosklerosis pada pembuluh darah yang dapat menyebutkan

peningkatan tekanan darah (Hakim dkk, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan kontrasepsi suntik kb 3 bulan

menunjukan hanya 13 responden (92.9%) yang mengalami hipertensi, hal ini

disebabkan karena beberapa factor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain

usia. Uasia yang masih tergolong muda memiliki tekanan darah masih batas normal

seiring dengan tingkat kesuburan wanita yang masih tinggi dan menjaga pola makan

dan melakukan aktivitas fisik yang cukup sehingga mereka mengalami hipertensi.

Penggunaan alat kontrasepsi merupakan metode yang digunakan untuk mengatur

jarak kehamilan, mengatur jarak kehamilan dilakukan tujuan meningkatkan kesehatan

ibu. Kesempatan kepada seorang ibu memulihkan kesehatan pasca melahirkan dan

membuat perencanaan untuk program anak selanjutnya (Suhaedah, 2013). Pengatur

jarak kehamilan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesehatan ibu yaitu

mengurangi resiko kesehatan pada kehamilan selanjutnya misalnya hipertensi saat

kehamilan.
45

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit hipertensi

tidak hanya disebabkan oleh kontrasepsi oleh kontrasepsi suntik kb. Oleh karena itu

wanita usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi suntik kb tidak selalu akan

mengalami hipertensi namun penggunaan kontrasepsi suntik dianjurkan melakukan

aktivitas fisik yang cukup dan mrnjaga pola makan serta mengendalikan stress yang

mencegah resiko terjadinya hipertensi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemakaian alat kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik di Praktek

Bidan Mandiri Titi Nur Fianti yang paling banyak yaitu pemakai alat

kontrasepsi suntik 3 bulan 30 orang (60%) dan mengalami perubahan

tekanan darah 13 orang (92,9%) pada pemakaian suntik 3 bulan,

sedangkan pemakaian suntik 1 bulan 20 orang (40%) dan mengalami

perubahan tekanan darah sebanyak 1 orang (7,1%).

2. Penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara pemakai alat

kontrasepsi suntik dengan tekanan darah pada akseptor KB suntik di

Praktek Bidan Mandiri Titi Nur Fianti

1.2. Saran

1. Kepada Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi peneliti

khususnya tentang Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Suntik KB Selama

Satu Tahun dengan peningkatan Tekanan Darah dan bisa menjadi langkah

awal untuk melakukan penelitian selanjutnya.


47

2. Kepada Pihak Institusi Pendidikan

Diharapkan untuk dapat menambah buku-buku di perpustakaan khususnya

Hubungan antara penggunaan Kontrasepsi dengan Tekanan darah serta

media informasi lainnya, sehingga mahasiswa lebih mudah untuk

mendapatkan bahan dalam penelitian selanjutnya.

3. Kepada Ibu-ibu Responden

a. Wanita usia subur dianjurkan untuk memilih alat kontrasepsi yang sesuai

dengan kondisi kesehatannya sehingga alat kontrasepsi yang digunakan

tidak akan menyebabkan penyakit pada wanita usia subur seperti

hipertensi.

b. Bagi pengguna alat kontrasepsi dianjurkan menjaga pola makan dan

melakukan aktivitas fisik yang cukup serta mengendalikan stres sehingga

dapat terhindar dari hipertensi.


DAFTAR PUSTAKA

Baziad, A. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. Jakarta

BKKBN Riau. 2016. Konsep Dasar Kontrasepsi. Diakses Pada 25 September


2019. Akses dari:
Departemen Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care untuk penyakit Hipertensi.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Komunikasi
dan Alat Kesehatan. Jakarta.

Dharmezar. 2012. Hipertensi. Jurnal MEDICINUS. Volume 25. Nomor 1.


Gebbie, A & Glasier,A. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
EGC. Jakarta

Handayani, Sri, S.SI.T. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama

Hakim, A, dkk. 2015. Pervalensi dan Faktor Resiko Hipertensi di Kecamatan


Ilir Timur II Palembang Tahun 2012. MKS, TH, No 1, Halaman 58

Harnawati. (2008). Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual.Reproduksi.


Jakarta : EGC.

Hartanto, H, 2010, keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan.


Jakarta.

Heriziana. 2017. Faktor Resiko Kejadian Penyakit Hipertensi di Puskesmas


Basuki Rahmat Palembang. Jurnal Kesmas Jambi. Volume 1 Nomor 1.
2017. Hal 31-39.
http://riau.bkkbn.go.id/viewArtikel.aspx?ArtikelID=1109.

Iskandar,M. 2010. Health Triad (Body,Mind, and System). PT Elex Media Media
Komputindo.Jakarta.

Kemenkes RI. 2014. Infodation Hipertensi Pusat Data dan Informasi.


Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.Jakarta
49

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013.


Jakarta: Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Departemen
Kesehatan Dasar 2013.

Lestari, I.dkk. 2013. Hubungan antara Lama Penggunaan Metode Kontrasepsi


Hormonal dengan Kejadian Hipertensi. Stikes Telogorejo Semarang

Manuaba, I, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. EGC.Jakarta.

Meihartati, T. 2016. Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Azhar
Kabupaten Tanah Bumbu. Jurnal Delima Azhar. Volume 2. Halaman 58.

Pangaribuan, Lamria, dkk. 2013. Hubungan penggunaan kontrasepsi pil dengan


kejadian hipertensi pada wanita usia 15-49 tahuun di Indonesia tahun
2013 (Analisis data riskesdas 2013). Jurnal Pusat Teknologi Intervensi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta Pusat Indonesia

Pendit, B. 2006. Ragam Metode Kontrasepsi. EGC. Jakarta

Pinasti, Anisa Putri. (2013). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Suntik Terhadap


Peningkatan Berat Badan dan Kenaikan Tekanan Darah Pada Akseptor
Keluarga Berencana di Surakarta. Skripsi S1 Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Republik Indonesia. 2014. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No,


75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan. Lembar Negara RI tahuun 2009.
Jakarta.

Ridwan. M. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Hipertensi.


Pustaka widyamara. Semarang.

Runiari & Kusmarjathi. Hubungan Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi


Suntikan Progestin (Depoprova) dengan Tekanan Darah Pada Akseptor
KB di Puskesmas II Denpasar. Universitas Udayana.
50

Sudayasa. dkk. Hubuungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Oral dengan


Hipertensi. Seminar Nasional Kuantitatif Terap 2017. 8 April 2017.
Kendari Halaman 46-48.

Sustrani L. dkk. 2006. Hipertensi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutanto, 2010. Penyakit Modern: Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolestrol dan


Diabetes. C.V. Andi OFFSET. Yogyakarta.

Sutomo. B. 2009. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. Demedia Pustka. Jakarta.

Widyaningsih dkk. 2018. Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap tekanan


darah di puskesmas leyangan Tahun 2018. Jurnal Fakultas Kesehatan,
Universitas Ngudi Waluyo Indonesia. Volumen 2 No 1 Maret 2019.

Yeni, Y dkk. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Umbulharjol
Yogyakarta Tahun 2009. KESMAS. Volume 2. Nomer 2.
51

LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Pertanyaan Untuk Responden

a. Nama Responden

b. Umur

c. Alamat

d. Pekerjaan

e. Pendidikan

f. Tekanan darah

g. Jenis KB suntik apa yang ibu gunakan ?

- Suntik 1 Bulan

- Suntik 3 Bulan

h. Mempunyai riwayat hipertensi atau tidak ?

i. Setelah memakai suntik KB Selama 1 Tahun apakah ada

perubahan tekanan darah


52

Lampiran 3 Analisis Bivariat

Mengalami_Tekanan_Darah * Jenis_Kontrasepsi

Crosstab

Jenis_Kontrasepsi

Suntik KB 3
Suntik 1 bulan Bulan

Mengalami_Tekanan_Darah Ya Count 1 13

% within
7.1% 92.9%
Mengalami_Tekanan_Darah

Tidak Count 19 17

% within
52.8% 47.2%
Mengalami_Tekanan_Darah

Total Count 20 30

% within
40.0% 60.0%
Mengalami_Tekanan_Darah
53

Crosstab

Total

Mengalami_Tekanan_Darah Ya Count 14

% within Mengalami_Tekanan_Darah 100.0%

Tidak Count 36

% within Mengalami_Tekanan_Darah 100.0%

Total Count 50

% within Mengalami_Tekanan_Darah 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.747a 1 .003

Continuity Correctionb 6.949 1 .008

Likelihood Ratio 10.301 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association 8.572 1 .003

N of Valid Cases 50

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.60.

b. Computed only for a 2x2 table


54

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


Mengalami_Tekanan_Darah .069 .008 .583
(Ya / Tidak)

For cohort Jenis_Kontrasepsi


.135 .020 .917
= Suntik 1 bulan

For cohort Jenis_Kontrasepsi


1.966 1.352 2.860
= Suntik KB 3 Bulan

N of Valid Cases 50

Lampiran 4 Dokumentasi

a. Surat Ijin Praktek Bidan Titi Nur Fianti

b. Dokumentasi bersama Bidan Titi Nur Fianti


55

c. Dokumentasi Ruang Praktek Bidan Titi Nur Fianti dan Saat

Mewawancarai Responden

d. Saat Responden menimbang berat badan


56

e. Responden Diukur Tekanan Darah

f. Saat pemakaian Suntik KB melalui intramuskular


57

g. Buku Registrasi KB Bidan Titi Nur Fianti

Lampiran 5 Data Responden


58
59
60

Anda mungkin juga menyukai