Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

KERACUNAN

(untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat)

Disusun Oleh :

1. Annisa Salsabila Dihan (171030100163)


2. Fauziatun Ni’mah (171030100157)
3. Lauren Kamula Syahlina (171030100004)
4. Roslina Mawarni (171030100156)
5. Syahrul Apriansyah (171030100
6. Tama Desel Ima (171030100173)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang


Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan,saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meski banyak
dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di beberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak
menggambarkan kejadian yang sebenarnya di dalam masyarakat.
Di Amerika Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama
kematian anak-anak . Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan, kejadian
pada anak berumur <6 tahun, dengan kematian <4%. Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45
penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedangkan di RS dr. Soetomo
Surabaya 15-30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan Karen setiap
tahun yang sebagian besar karena kercunan hidrokarbon (45-60%), keracunan makanan,
keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun
keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parental
tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna (75%) dan inhalasi (14%).
Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat medis yang membutuhkan tindakan
segera, keterlibatan dalam memberikan pertolongan dapat membawa akibat yang fatal.
Mengingat resiko keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan
kematian dan mengingat bahwa keracunan sebagian besar adalah karena kecelakaan dan
dapat dicegah, maka usaha-usaha pencegahan hendaknya mendapat perhatian dan prioritas
utama dalam penanggulangan keracunan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan keracunan?
2. Apa saja klasifikasi keracunan?
3. Apa penyebab keracunan?
4. Bagaimana tanda dan gejala keracunan?
5. Bagaimana proses perjalanan penyakit (PATOFISIOLOGI) sehingga menjadi keracunan?
6. Bagaimana PATHWAY keracunan?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang keracunan?
8. Bagaimana penatalaksanaan keracunan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keracunan
2. Mengetahui klasifikasi keracunan
3. Mengetahui penyebab keracunan
4. Mengetahui tanda dan gejala keracunan
5. Mengetahui proses perjalanan penyakit (PATOFISIOLOGI) sehingga menjadi keracunan
6. Mengetahui PATHWAY keracunan
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang keracunan
8. Mengetahui penatalaksanaan keracunan
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk kedalam tubuh melalui mulut, hidung,
suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis
relative kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih
organ atau jaringan.
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit, atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari tubuh
dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik
kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang mengganggu kesehatan
bahkan dapat menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan datang karena masalah toksik.
Keracunan adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,
saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis.

B. ETIOLOGI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
- Polusi limbah industri yang mengandung logam berat,
- Bahan makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme seperti kuman, bakteri,
protozoa, parasit, jamur beracun.
- Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis normal,
tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang
merupakan racun bagi tubuh. 

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Keracunan ada 2 yaitu :
1. Keracunan korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat korosif yang meliputi
produk alkali, pembersih toilet, deterjen
2. Keracunan Non korosif : keracunan yang disebabkan oleh zat non korosif
meliputi makanan, obat-obatan, gas.
D. PATOFIOLOGI
Keracunan dapat disebabkan oleh bebebrapa hal, diantaranya faktor bahan
kimia,mikroba,makanan,toksin,dll. Penyebab tersebut mempengaruhi vaskuler sistemik
sehingga terjadi penurunan organ dalam tubuh. Biasanya akibat dari keracunan
menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung. gangguan pernafasan, gangguan sirkulasi
darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat dan bahan kimia).
Makanan yang telah terkontaminasi toksik atau zat racun sampai di lambung, lalu
lambung akan mengadakan perlawanan sebagai adaptasi pertahanan diri terhadap benda atau
zat asing yang masuk ke dalam lambung dengan gejala mual, lalu lambung akan berusaha
membuang zat tersebut dengan cara memuntahkannya. Karena seringnya muntah maka
tubuh akan mengalami dehidrasi akibat banyaknya cairan tubuh yang keluar bersama dengan
muntahan. Karena dehidrasi yang tinggi maka lama kelamaan tubuh akan lemas dan banyak
mengeluarkan keringat dingin. Banyaknya cairan yang keluar, terjadinya dehidrasi, dan
keluarnya keringat dingin akan merangsang kelenjar hipopisis anterior untuk
mempertahankan homeostasis tubuh dengan terjadinya rasa haus. Apabila rasa haus tidak
segera diatasi maka dehidrasi berat tidak dapat dihindari, bahkan dapat menyebabkan
pingsan sampai kematian.
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat penurunan
tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu,sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer,dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak.Hipotensi yang terjadi
mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,hipotermia
terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin
tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang
terjadi akan memperberat syok,asidemia,dan hipoksia
(Brunner and Suddarth, 2010).
E. PATHWAY
Makanan Bahan kimia & Gigitan binatang berbisa

(bakteri & non bakter) obat-obatan

Saluran Cerna Sal. Pernafasan Kulit

Mual, muntah Pem. Darah Korosi trachea Pemb. Darah Nyeri

& diare & kemerahan

Defisit cairan Gg. System Edema laring Sal.cerna Gg. Integritas


& elektrolit kulit
Saraf Otonom

Obstruksi sal. nafas Mual, muntah

Bersihan jalan Defisit cairan


nafas tidak & elektrolit hipotensi
efektif

Nyeri kepala Kelemahan Pusat pernafasan

& otot otot, kram,

opistotonus nafas cepat & dalam Gg. Pola nafas

Gg. Rasa
Gg. pergerakan CO dikeluarkan >>
nyama

Alkalosis respiratorik
Intoleransi
aktifitas
F. MANIFESTASI KLINIS
- Mual - Dehidrasi
- Muntah-muntah - Kram perut
- Diare - Kejang
- Hipertermi/hipotermia - Mulut kering
- Sering BAB, kadang bercampur darah,
nanah atau lendir
- Rasa lemas dan mengigil
- Hilang nafsu makan

Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24 jam setelah si kecil
terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa berlangsung tiga sampai empat hari, tapi
hati-hati! Gejala ini dapat berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.

G. KOMPLIKASI

1. henti nafas

2. henti jantung

3. syok,sindrom gawat pernafasan akut

4. Koma

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Elektrokardiografi
EKG dapat memberikan bukti-bukti dari obat-obat yang menyebabkan penundaan
disritmia atau konduksi.
2. Radiologi
Banyak substansi adalah radioopak, dan cara ini juga untuk menunjukkan adanya
aspirasi dan edema pulmonal.
3. Analisa GasDarah, elektrolit dan pemeriksaan laboratorium lain
Keracunan akut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, termasuk
natrium, kalium, klorida, magnesium dan kalsium. Tanda-tanda oksigenasi yang tidak
adequat juga sering muncul, seperti sianosis, takikardia, hipoventilasi, dan perubahan
status mental.

4. Tes fungsi ginjal


Beberapa toksik mempunyai efek nefrotoksik secara lengsung.
5. Skrin toksikologi
Cara ini membantu dalam mendiagnosis pasien yang Keracunan. Skrin negatif tidak
berarti bahwa pasien tidak Keracunan, tapi mungkin racun yang ingin dilihat tidak ada.
Adalah penting untuk mengetahui toksin apa saja yang bisa diskrin secara rutin di dalam
laboratorium, sehingga pemeriksaannya bisa efektif.

I. PENATALAKSANAAN KEDARURATAN KERACUNAN


Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan racun sebelum diabsorbsi, untuk
memberikan peraawatan pendukung untuk memelihara system organ vital, menggunakan
antidotum spesifik untuk menetralkan racun, dan mmeberikan tindakan untuk mempercepat
eliminasi racun terabsorbsi. Penatalaksanaan secara umum kedaruratan keracunan antara lain:
a. Dapatkan control jalan nafas, ventilasi dan oksigenisasi. Pada keadaan tidak ada
kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantunf pada keberhasilan
penatalaksanaan pernafasan dan system sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang memrupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan,
gejala, usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
c. Tangani syok yang tepat
d. Hilangkan atau kurangi absorbs racun
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan
efek toksin
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat
atau pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditelan,
yaitu :
- Diuresis untuk agen yang dikeluarkan lewat jalur ginjal
- Dialysis hemoperfuusi (proses melewatkan darah melalui sirkuit ekstrakorporeal dan
karbon atau resin, dimana setelag detoksifikasi darah dikembalikan ke pasien)
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
j. Menurunkan peningkatan suhu dan Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri
k. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah
l. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma
m. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, distrimia jantung dan kejang
n. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukkan tanda dan gejala
masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis
B.   Saran
Kepada orang tua yang mempunyai anak yang belum dewasa harus memperhatikan
penyimpanan bahan-bahan kimia jauh dari jangkauan anak dan diberi lebel sehingga anak
dapat membaca dan lebih berhati-hati.
 Bagi petugas kesehatan hendaknya mengetahui jenis-jenis anti dotum dan
penanganan racun berdasarkan jenis racunnya sehingga bisa memberikan pertolongan yang
cepat dan benar.
Bagi petugas kesehatan hendaknya melakukan penilaian terhadap tanda vital seperti
jalan nafas / pernafasan, sirkulasi dan penurunan kesadaran, sehingga penanganan tindakan
risusitasu ABC (Airway, Breathing, Circulatory) tidak terlambat dimulai.
DAFTAR PUSTAKA

https:///www.academia.edu/31985432/MAKALAH_ASKEP_KERACUNAN_KGD
https://id.scribd.com/doc/226949301/pathway-poisom-keracunan
https://id.scribd.com/document/356791570/Asuhan-Keperawatan-Gawat-Darurat-Pada-
Pasien-Dengan-Keracunan

Anda mungkin juga menyukai