Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan Kasus

Kekritisan tidak Spesifik


KERACUNAN bahan kimia, obat &
makanan
TIK 7
DEFINISI
RACUN adalah zat yang ketika tertelan dalam jumlah yang
relatif kecil menyebabkan cedera pada tubuh dengan adanya
reaksi kimia

KERACUNAN adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh


yang mempunyai efek membahayakan/ menganggu fungsi
organ bahkan kematian (Kemenkes, 2016)

Pasien dengan paparan racun dan toksin dapat muncul dengan berbagai tanda dan
gejala klinis. Sebagian besar mudah di antisipasi tetapi yang lain mungkin tidak
dapat diprediksi terkait paparan zat ( Farcy et al, 2011)
KONDISI YANG DI CURIGAI KERACUNAN

KEMENKES, 2016

1. Seseorang yang sehat mendadak sakit


2. Gejala tidak sesuai dengan suatu keadaan
patologic tertentu
3. Gejalanya menjadi cepat karena jumlah dosis
yang besar
4. Anamnesa menuju kearah keracunan
5. Keracunan kronik dicurigai apabila ada obat
yang digunakan dalam jangka waktu lama
RUTE MASUKNYA RACUN KEDALAM TUBUH
obat atau zat yang tertelan dengan menghirup racun, biasanya gas, uap
penyerapan terjadi melalui saluran asap atau aerosol yang sampai
pencernaan (lambung dan usus), penting hingga ke paru-paru, racun diangkut
untuk mengatasi keracunan sebelum menuju saluran prnapasan hingga
sampai ke usus mencapai alveoli

INGESTION ( Mistovich, 2014) INHALATION

INJECTION ABSORBTION

racun bisa masuk melalui injeksi pada penyerapan zat beracun bisa masuk
kulit, dalam otot, atau langsung ke ke tubuh ketika bersentuhan dengan
pembuluh darah, biasanya disebabkan kulit atau membran muskleus, zat
karena sengatan seranggan atau beracun bisa berupa bubuk kering
makhluk berbisa dan suntikan obat atau cairan
KERACUNAN MAKANAN
salmonella, campylobacter, ecoli, s.aureus

KERACUNAN OBAT-OBATAN
-therapeutic drug : paracetamol, salisilat, antidepresan trisiklit,
ETIOLOGI
(Crouch et al, 2017) tablet zat besi
-Penyalahgunaan zat (drug misuse) : alcohol, opioids, obat-
obatan terlarang (ex: heroin, kokain, ekstasi)

KERACUNAN ZAT KIMIA


timbal, zat kimia kaustik, carbon monoksida, organofosfat
dan karbamat.
MANIFESTASI KLIIS

Pasien keracunan mungkin memiliki gejala klinis yang


berbeda mencakup disritmia, perubahan status mental,
mual dan muntah. Selain itu juga terdapat perubahan
pada TTV dan lain-lain

(Adams.J.G, 2013)
MANIFESTASI KLINIS
Perubahan TTV Penyebab
Bradikardia Opioid, beta-blockers
Takikardia Kokain, Amphetamines
Hipotermia Etanol, insulin
Hipertermia Antidepresan, antihistamin
Hipotensi Antidepressants, antihipertensi agent
Hipertensi Caffein, tiroid medication
Hipoventilasi Alkohol, , sedative-hypnotic agent
Hiperventilasi Salicylates. phencyclidine
MANIFESTASI KLINIS
Perubahan Pupil Penyebab
Miosis Carbamates, clonidine
Mydriasis Atropine, anticholinergics

Perubahan Kulit Penyebab


Diaporesis Salicylates, sympathomimetics
Red skin Anticholinergics, boric acid
Blue skin Methamoglobin-forming agent( Nitartes,
nitrites)
Blisters Carbon monoxide, venom (snake/spider
bites)
Odor Penyebab
Bitter almonds Cyanide
Carrots Water hemlock
Fruity Isopropanol
Garlic Arsenic
Gasoline Hydrocarbons
Mothballs Camphor
Peanuts Certain rodenticides
Pears Chloral hydrate
Rotten eggs Hydrogen sulfide, sulfur dioxide
Wintergreen Methyl salicylates
PATOFISIOLOGI

Ingestion
Cairan asam yang tertelan akan
menyebabkan kerusakan pada
jaringan, kerusakan terparah
terjadi di perut karena racun
akan melewati esofagus secara
cepat kemudian akan menetap
di perut dan merusak
jaringannya.

(Mistovich, 2014)
PATOFISIOLOGI

Inhalasi
racun

kerusakan alveoli

kebocoran cairan

merusak pertukaran gas

hipoksia
PATOFISIOLOGI

Injection
terserap ke kapiler

menyebar ke organ lain

absorbtion
racun masuk dari kapiler kulit / dari
membran mukosa : mata, hidung, mulut.
PENGKAJIAN

1. Primary Assessment
a. General Impression: kulit terbakar, vornitus (muntah
berulang) pembengkakan
b. Status mental : tidak responsif, bingung
c. Airway : obstruksi dijalan napas atas, obstruksi karena
muntah, suara serak, air liur berlebih
d. Breathing : respirasi dangkal, wheezing/crackles
e. Circulation : detak jantung meningkat/menurun,
sianosis, lemah, kulit hangat/dingin/lebab/kering.
Secondary Assessment
a. History ( berikan pertanyaan )
- zat apa yang terlibat ?
- kapan paparan terjadi ?
- berapa lama durasi paparan ?
- apakah sudah diberikan penawar ?
- adakah riwayat kejiwaan ?

b. Physical examination
-pada wajah, leher, kepala:
- adakah sianosis
- pupil dilatasi
- pembengkakan pada wajah
- produksi air liur berlebikan/ mulut kering
Ekstremitas
• Dada: Adakah luka bakar?
– Adakah wheezing / terdapat zat cair/ bubuk tertentu
pembengkakan
crakles Memerah
– Respiratory distress Gatal
lepuh

• Abdomen
- Adakah nyeri
- Distensi
- feses berdarah
- Kram
- fatique
- Vomiting
- mati rasa
- Sianosis
c. Vital Signs

BP : Meningkat, normal atau menurun


RR : Meningkat, tidak teratur, menurun atau
tidak ada
Kulit : kulit terasa hangat, dingin, lembab /
kering
Pupil : dilatasi, konstriksi atau lambat merespon
SPO2 ≥ 94%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan jalan nafas b.d
akumulasi sekret
2. Gangguan perfusi jaringan serebral
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan
gastrointestinal
4. Gangguan Pemenuhan Nutrisi
5. Kerusakan Integritas Kulit
PENATALAKSANAAN

1. AIRWAY
a. Buka dan stabilkan jalan nafas
b. Lakukan intubasi (jika diperlukan)
c. Keluarkan apapun yg menyebabkan sumbatan
d. Cek reflek muntah, jika tidak ada  intubasi

2. BREATHING
e. Jika jalan nafas adekuat berikan oksigen saturasi tinggi
f. Catat saturasi oksigen, Kaji RR dan keefektifannya
PENATALAKSANAAN

3. CIRCULATION
a. Pasang akses vena menggunakan wide, kumpulkan sample darah untuk
Full Blood Cell , Urea & Elektrolit,dll
b. Observasi sianosis
c. Observasi adanya luka bakar atau pembengkakan di hidung, mulut &
tenggorokan
d. Inspeksi hidung : adanya bulu hidung yg terbakar, sisa obat dll
e. Cek level serum glukosa darah
f. Pasang monitor
g. Perhatikan BP,HR,RR, dan saturasi oksigen
h. Rekam 12-lead EKG
i. Jika pasien hipotensi beri terapi cairan
PENATALAKSANAAN
4. Disability
a. Periksa GCS
b. Observasi ukuran pupil dan reaksinya
c. Pantau kejang
PENATALAKSANAAN

5. Specific Intervention
a. Hipotermi : cek rektal temperatur, gunakan selimut dan berikan terapi cairan
b. Hipertermi : Simple cooling techniques, terapi cairan, antipiretik
c. Mata: Cuci dengan air mengalir selama 10-15 menit.
d. Kulit : Cuci menggunakan air dan sabun.
e. Terminum agen korosif : berikan beberapa gelas air untuk mencairkan
konsentrasi larutan

Crouch et al, 2017


6. Dekontamination (pembersihan)
untuk mengurangi absorpsi bahan racun
dilakukan pembersihan racun, tergantung cara
masuk bahan racun. Bahan racun yang
tertelan/ melalui saluran cerna dapat dilakukan
pongosongan lambung dan usus dengan :
Emesis Kumbah Lambung Katarsis Eliminasi
a. Emesis : dapat dilakukan secara mekanik dengan merangsang
daerah orofaring bagian belakang dengan menggunakan obat-
obatan dapat diberikan larutan ipecac syrup 10-20 cc dalam 1
gelas air hangat, dan dapat diulang setelah 30 menit.

b. Kumbah lambung : bertujuan mencuci sebersih mungkin bahan


racun dari lambung, namun kurang bermanfaat bila dilakukan
setelah 4 jam bahan tertelan, karena bahan telah melewati
lambung dan telah diabsorbsi oleh usus.
c. Katarsis : dilakukan apabila bahan racun telah mencapai usus, yang
berguna membersihkan usus halus sampai kolon dengan 30 gr
magnesium sulfat

(Bresler, 2007)

d. Eliminasi : melakukan pembersihan racun dimana perkiraan racun


telah beredar dalam darah dengan cara :
-Diuresis paksa : untuk racun yang dikeluarkan melalui ginjal dg
pemeberian cairan yang adekuat. Urin akan keluar 3-6 ml/kg/jam
-Dialisis : dapat dilakukan hemodialisis maupun dialisis peritoneal

Anda mungkin juga menyukai