Disusun Oleh:
INDA MEGA ASTUTI
NIM.211121118
NIM : 211121118
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui
( ) ( )
KONSEP PENYAKIT
A. Definisi
Racun adalah zat atau bahan yang masuk kedalam tubuh melalui
mulut, hidung, suntikan dan absrobsi mealui kulit atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau
menggangu dengan serius fungsi hati atau lebih organ atau jaringan. (Me
Grew-Hill Nursing Dictionary)
B. Etiologi
Keracunan dapat diklasifikasikan berdasarkan lima bahan penyebabnya yaitu:
1. Makanan : singkong, jengkol, bongkrek
2. Gas toksin : karbon monoksida, gas toksin iritan.
3. Zat kimia industri : asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4. Zat kimia rumah tangga : detergen, sabun cuci, dan parfum, insektisida,
desinfektan
5. Zat kimia pertanian : insektisida, pestisida
6. Hewan berbisa, contoh bisa ular
7. Obat-obatan : salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
C. Patofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat
dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi
kardiovaskuler mingkin juga terganggu sebagian, karena efek toksik
langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi
karena depresi pusat kardiovaskuler diotak. Hipotensi yang terjadi mungkin
berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem
saraf pusat dan hipotermia. Hipotermia akan terjadi dan memperberat syok,
asidemia, dan hipoksia.
D. Manifestasi klinis
1. Intoksikasi dosis rendah sering menimbulkan keadaan yang tidak dapat
diramalkan menyerupai disorientasi, agitasi, mendadak ngamuk sering
didapati. Mutisme, ataksia, berkurannya respon terhadap stimulasi nyeri
dan nistagmus horisontal, vertikal, rotatorius yang intermiten adalah
karakteristik. Dapat timbul rigiditas katatonik atau nioklonus dengan
rigiditas otot pada stimulasi, demikian juga kemerahan, diaforesisi,
muka yang meringis, hipersaliva, dan muntah.
2. Intoksifikasi dengan dosis tinggi sering menginduksi koma yang
berakhir sampai beberapa jam, sampai beberapa hari. Penderita tidak
responsif terhadap nyeri. Dapat timbul depresi pernapasan, hipertermi,
takikardi, kadang-kadang menimbulkan gagal jangtung, perdarahan
intrakranial.
E. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok
F. Penatalaksanaan
1. Encerkan racun yang ada di lambung sekaligus menghalangi
penyerapannya dengan caran memberikan cairan dalam jumlah banyak.
2. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan
cara :
a. Dimuntahkan :
Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di
tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak.
Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat
korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan
penderita kejang.
b. Bilas lambung:
1) Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah
2) Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat
5 %, atau asam asetat 5 %.
3) Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. Pada koma
derajat sedang hingga berat tindakan bilas lambung sebaiknya
dilakukan dengan bantuan pemasangan endotrakeal berbalon, untuk
mencegah aspirasi pnemonia
Kontraindikasi : keracunan zat korosif dan kejang.
c. Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau
gliserin).
3. Mengeluarkan racun yang telah diserap dilakukan dengan cara:
Diuretic(lasix atau manitol), Dialisa, Transfusi exchange
4. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala: Gangguan sistem pernapasan
dan sirkulasi lakukan RJP, Gangguan sistem susunan saraf pusat: Jika
Kejang beri diazepam atau fenobarbital, dan jika Odem otak beri manitol
atau dexametason.
5. Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita muntah.
6. Bila ada petunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya
sebaiknya diamankan untuk identifikasi.
7. Penatalaksanaan syok bila terjadi
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula
darah, cairan lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum,
elektrolit, urea N, kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/
abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi
kuantitatif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Yang dinilai :
Look : ada gerak napas (ada, pernapasan 28x/menit)
Listen : suara tambahan yang terdengar dapat berupa
Gurgling : sumbatan oleh cairan
Stridor : sumbatan pada plika vokalis
Snoring : sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke belakang
Feel :ada atau tidaknya ekshalasi
b. Breathing
Penilaian :
Look : terlihat penggunanan otot bantu pernapasan
Listen : suara napas pada paru-paru
Feel : merasakan udara keluar masuk dari mulut dan hidung
c. Circulation
1) Penilaian sirkulasi tanda klinis syok :
2) Kulit telapak tangan dingin, pucat basah
3) Capillary refill time > 2 detik
4) Nafas cepat
5) Nadi cepat > 100
6) Tekanan darah sistol < 90-100
7) Kesadaran : gelisah s/d koma penangan sirkulasi
d. Disability penilaian disabiliti pemeriksaan neurologis singkat
AVPU Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
A = Alert : sadar penuh
V = Verbal stimulation : ada reaksi terhadap perintah
P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap nyeri
U = Unresponive :t idak ada reaksi
2. Secondary Survey
Anamnesis :
A : Alergi
M : Medikasi (obat-obat yang biasa digunakan)
P : Past illnes (penyakit penyerta, pregnancy)
L : Last meal
E : Event/Environment
a. Pengumpulan data
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, nomor register,
diagnosa medis,dll
b. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama
Pada umunya keluhan utama pada intoksikasi adalah penurunan
kesadaran
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Mual, muntah, nyeri, dehisrasi dan perdarahan saluran pencernaan
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama
diketahui setelah keracunan, ada masalah lain pencetus keracunan dan
sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Mengobservasi tentang adakah keluarga yang pernah
mengalamikeluhan sama.
c. Pemeriksaan
1) Aktivitas dan istirahat
Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala kelelahan, kelemahan,
malaise, hiporefleksi
2) Sirkulasi
Nadi lemah, taki kardi, hipotensi(pada kasus berat), arutmia jantung,
pucat, sionosis, keringat banyak.
3) Eliminasi
Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usu
menurun, kerusakan ginjal, perubahan warna urin contoh kuning
pekat, merah, coklat.
4) Makanan dan cairan
Dehidrasi, mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati, perubahan turgor
kulit/ kelembaban, berkeringat banyak
5) Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, misis, pupil mengecil,
kram otot/kejang, kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran
(azotemia), koma, syok.
6) Nyaman/nyeri
Nyeri tubuh, sakit kepala, distraksi, gelisah.
7) Pernapasan
Napas pendek, depresi napas, hipoksia, takipnea, dipsnea, peningkatan
frekuensi, batuk produktif.
8) Keamanan
Penurunan tingkat kesadaran, koma,syok,asidemia.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
Defenisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Penyebab
a. Depresi pusat pernapasan
b. Hambatan upaya napas (mis. nyeri saat bernapas, kelemahan otot
pernapasan
c. Deformitas dinding dada
d. Deformitas tulang dada
e. Gangguan neuromuskular
f. Gangguan neurologis (mis. elektroensefalogram [EEG] positif, cedera
kepala, gangguan kejang
g. Imaturitas neurologis
h. Penurunan energi
i. Obesitas
j. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
k. Sindrom hipoventilasi
l. Kerusakan invervasi diafragma(kerusakan saraf C5 ke atas)
m. Cedera pada medula spinalis
n. Efek agen farmakologis
o. Kecemasan
Subjektif
a. Dispnea
Objektif
Subjektif
Objektif
a. Pernapasan pursed-lip
b. Pernapasan cuping hidung
c. Diameter thoraks anterior-posterior menimgkat
d. Ventilasi semenit menurun
e. Kapasitas vital menurun
f. Tekanan menurun
g. Tekanan inspirasi menurun
h. Ekskursi dada berubah
2. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit
Definisi
Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit
Faktor Risiko
a. Ketidakseimbangan cairan (mis. dehidrasi dan intoksikasi air)
b. Kelebihan volume cairan
c. Gangguan mekanisme regulasi (mis. diabetes)
d. Efek samping prosedur (mis. pembedahan)
e. Diare
f. Muntah
g. Disfungsi ginjal
h. Disfungsi regulasi endokrin
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Definisi
Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi
dan/atau ligamen)
Penyebab
a. Perubahan sirkulasi
b. Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
c. Kekurangan/kelebihan volume cairan
d. Penurunan mobilitas
e. Bahan kimia iritatif
f. Suhu lingkungan yang ekstrem
g. Faktor mekanis (mis. penekanan pada penonjolan tulang, gesekan) atau
faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)
h. Efek samping terapi radiasi
i. Kelembaban
j. Proses penuaan
k. Neuropati perifer
l. Perubahan pigmentasi
m. Perubahan hormonal
n. Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi
integritas jaringan
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
a. Nyeri
b. Perdarahan
c. Kemerahan
d. Hematoma
C. Intervensi
1. Pola Napas Tidak Efektif
Manajeman Jalan Napas (1.01011)
Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
- Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
kering)
- Monitor sputum (jumlah warna aroma)
Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan napas, dengan head-tilt dan chin lift (jaw –
thrust) jiks curiga trauma servikal)
- Psosisikan semi fowler/fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan pengisapan lendir selama 15 detik
- Berikan oksigen, jika perl
Edukasi
Kolaborasi
Edukasi
Terapeutik
Eduaksi
E. Implementasi
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan mewujudkan dari rencana
tindakan, meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data. Pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah desusun dengan
melihat situasi dan kondisi pasien.
F. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terkhir dari proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses
ini bertanggung jawab terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/lp-intoksikasi-pdf-free.html
file:///C:/Users/User/Downloads/idoc.pub_pathway-poison-keracunan.pdf