pengkajian.
Menurut Rulli Haryono (2013) pengkajian padapasien penyakit ginjal
kronik yaitu:
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur
pitting pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung nadi lemah halus,
perdarahan.
3) Integritas ego
Gejala : Faktor stress, contoh : finansial, hubungan, perasaan tidak berdaya,
tidakada kekuatan.
Tanda: Menolak, ansietas, takut, marah mudah tersinggung, perubahan
kepribadian.
4) Eliminasi
Gejala: Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare
atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urin, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan,
(malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, rasa tidak sedap pada
mulut.
Tanda: Distensi abdomen, pembesaran hati, perubahan turgor kulit edema,
malam hari).
Tanda : Perilaku berhati-hati, distraksi, gelisah.
8) Pernafasan
Gejala : Nafas pendek, dyspepsia, nocturnal paroksismal, batuk dengan atau
kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda encer (edema paru).
9) Keamanan
Gejala : Kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam, normotermia dapat secara aktual terjadi
peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari
keseluruh tubuh.
2.1.2.6 Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi,produk sampah.
2.1.2.7 Kerusakan integritas kulit b.d pruritas, gangguan status metabolik sekunder.
2.2.2. Intervensi
Menurut Nurarif&Kusuma (2015) , intervensi keperawatan yaitu:
2.2.2.1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru,
asidosis laktat.
NOC : Respiratory status : Gas exchange, respiratory status :
dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dispneu, tanda vital
perlu.
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
3) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
4) Pasang mayo bila perlu.
5) Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
6) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
7) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
8) Lakukan suction pada mayo.
9) Berikan bronkodilator.
10) Berikan pelembab udara kasa basah NaCl lembab.
11) Atur intake untuk cairan.
12) Monitor respirasi dan status O2.
Respiratory monitoring :
intercostal.
3) Monitor suara napas seperti dengkur.
4) Monitor polanapas : bradipnea, takipnea, kussmaul, hiperventilasi,
chheyne stokes.
5) Catat lokasi trakea.
6) Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis).
7) Auskultasi suara napas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi
fisik, psikologis).
NOC : pain level, pain control, comfort level.
Kriteria hasil : mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
nyeri klien.
4) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
5) Evaluasi pengalaman nyeri masalampau.
6) Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
interpersonal).
9) Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
10) Ajarkan teknik non farmakologi.
11) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
12) Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
13) Tingkatkan istirahat.
14) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidakberhasil.
15) Monitor penerimaan klien tentang managemen nyeri.
2.2.2.3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran cairan,diet
output jantung dan vital sign dalam batas normal, terbebas dari kelelahan,
osmolalitas urin).
5) Monitor CVP, MAP, PAP, dan PCWP.
6) Monitor vital sign
7) Monitor indikasi retensi/kelebihan cairan.
8) Kaji lokasi dan luas edema.
9) Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori.
10) Moairan berlebih muncul memburuk.
Fluid monitoring :
control.
Kriteria hasil : adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan,
fungsi pengecapan dari menelan, tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti.
NIC :
Nutritional management :
1) Kaji adanya alergi makanan.
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
konstipasi.
7) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi).
8) Monitor jumlah nutrisi.
9) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
Nutrion monitoring :
merokok.
NOC : Circulation status, Tissue perfesion : serebral.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
tekanan systole dan dyastole dalam rentang normal yang diharapkan, tidak ada
panas/dingin/tajam/tumpul.
2) Monitor adanya paretese.
3) Instruksi keluarga mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi.
4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
5) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
6) Monitor kemampuan BAB.
7) Kolaborasipemberian analgetik.
8) Monitor adanya tromboplebitis.
9) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
2.2.2.6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, tirah baring atau
tekanan darah, nadi, rr, melakukan aktivitas sehari-hari (adls) secara mandiri,
tanpa bantuan alat, status kardiopulmonari adekuat, sirkulasi status baik, status