1 Pengertian (Definisi) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Sepsis
Sepsis adalah adanya mikroorganisme patogenik atau toksinnya di dalam darah atau jaringan lainnya (Dorland, 2011). Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui (ditentukan dengan biakan positif terhadap organism dari tempat tersebut) yangmemiliki kriteria dua atau lebih yaitu: (Sudoyo Aru) 1. (suhu>38'Catau 36'C 2. Denyut jantung >90x/mnt 3. Respirasi >20/menit atau PaCO,<32mmHg 4. Hitungleukosit > 12.000/mm' atau>10% sel imatur) Sepis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainanhipoperfusi, atau hipotensi. hipoperfusi meliputi (tetapi tidak terbatas) pada asidosis laktat, oliguria, atau perubahan akut pada status mental. (Sudoyo Aru,dkk 2009) 2 Assesmen Keperawatan 1. Sepsis non spesifik: demam, menggigil, dan gejala konstitutif sepeti lelah,malaise, gelisah atau kebingungan 2. Hipotensi, oliguria atau anuria, takipnea atau hipepnea, hpotermia tanpa sebab jelas, perdarahan. 3. Tepat infeksi paling sering: paru, traktus digestifus, traktus urinaris, kulit,jaringan lunak dan saraf pusat. Dan akan bertambah berat pada usia lanjut,penderita diabetes, kanker, gagal organ utama, dan pasien dengan granulose openia. Syoksepsis 4. Tanda-tanda MODS dengan terjadinya komplikasi: sindrom distress pernapasan pada dewasa, koagulasi intravascular, gagal ginjal akut, perdarahan usus, gagal hati, disfungsi system saraf pusat, gagal jantung.(sudoyo Aru, dkk 2009) 3 Diagnosis Keperawatan 1. Hipertermia (D.0130) b.d proses infeksi (Infeksi) 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001) berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas, proses infeksi 3. Pola nafas tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan sindroma hipoventilasi 4. Hipovolemia ( D.0023 ) sehubungan dgn :kekurangan intake cairan 5. Defisit Nutrisi ( D.0019 ) berhubungan dengan peningkatan metabolisme 6. Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder. 4 Kriteria Evaluasi / 1. Termoregulasi Membaik (L. 14134) dengan criteria hasil : Denyut nadi Nursing Outcome normal, Melaporkan kenyamanan suhu, suhu kulit normal, Tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada dehidrasi. 2. Bersihan jalan nafas meningkat (L.01001) dengan criteria hasil : batuk efektif meningkat, Prod Sputum , mengi , wheezing, meconium, dispnea ortopnea, sulit bicara, sianosis, gelisah menurun. Frekwensinafas, pola nafa membaik 3. Pola nafas (L.01003) membaik dengan kriteria :Frekwensi nafas membaik, kedalaman nafa membaik, dipsnoe menurun, penggunaan otot pernafasan menurun,PCH menurun, pernafasan pursed-lip menurun, ortopnoe menurun Membaik. 4. Status Cairan ( L.03028) membaikan dengan kriteria Kekuatan nadi , output urine, membran mukosa lembap, pengisian vena membaik. 5. Status nutrisi membaik (L.03030) dengan kriteria : berat badan membaik, nafsu makan membaik, 6. Tingkat infeksi menurun ( L. 14137) demam menurun. Kebersihan badan, kebersihan tangan, nafsu makan meningkat.. 5 Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Hipertermia (I.15506) : Identifkasi penyebab hipertermi (mis. Dehidrasi terpapar lingkungan panas penggunaan incubator); Monitor suhu tubuh; Monitor kadar elektrolit; Sediakan lingkungan yang dingin; Longgarkan atau lepaskan pakaian; Basahi dan kipasi permukaan tubuh; Berikan cairan oral; Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila); Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu 2. Regulasi Temperatur (I.14578) : Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi; Monitor warna dan suhu kulit; Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat; Gunakan kasur pendingin, untuk menurunkan suhu; Kolaborasi pemberian anti piretik jika perlu 3. Latihan batuk efektif (I.01006): identifikasi kemampuan batuk, monitor adanya retensi sputum, monitor tanda dan gejal infeksi saluran nafas, monitor infut dan output cairan. Atur posisi fowler atau semi fowler , Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif. 4. Managemen jalan nafas (I.01011): Monitor pola nafas( frekwensi, kedalaman, usaha nafas),monitor bunyi napas tambahan. Pertahankan kepatenan jalan nafas. Berikan minum hangat, lakukan fisiotherapi dada jika perlu,lakukan hisapan. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tdk kontraindikasi, ajarkan teknik batuk efektif. Kolaborasi pemberian bronchodilator, ekspectoran, mukolitik jika perlu 5. Pemantauan respirasi (I.01014) : Monitor frekwensi, irama, kedalaman dan upaya nafas. monitor pola nafas, monitor adanya sumbatan jalan nafas, monitor saturasi oksigen, monitor AGD. Dokumentasikan hasil pemantauan. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan. 6. Terapi oksigen ( I.01026) : Monitor efektifitas terapi oksigen, monitor tanda-tanda hipoventilasi, monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelectasis, monitor integritas hidung akibat pemasangan oksigen. Bersihkan secret , pertahankan kepatenan jalan nafas, Kolaborasi penentuan dosis oksigen. 7. Pemantauan Cairan (I.0312 )Monitor frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, tekanan darah, berat badan, waktu pengisian kapiler, elastisitas atau turgor kulit, jumlah, warna dan berat jenis urine, kadar albumin dan protein total, hasil pemeriksaan serum, intake dan output cairan. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat), identifikasi tanda-tanda hipervolemia (mis. Dispnea, edema perefier, edema anasarka, JVP , meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat), identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan, Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien, dokumentasikan hasil pemantauan. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan 8. Managemen Hipovolemia ( I. 03116 ): Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah), monitor intake dan output cairan. Hitung kebutuhan cairan, berikan posisi modified Trendelenburg, berikan asupan cairan oral. Aanjurkan memperbanyak asupan cairan oral, anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak. 9. Managemen nutrisi ( I. 03119) : Identifikasi status nutrisi. identifikasi alergi dan intoleransi makanan, identifikasi makanan yang disukai, identifkasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient, identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik, monitor asupan makanan, monitor berat badan, monitor hasil pemeriksaan laboratorium. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu., fasilitasi menentukan pedoman diet,, sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein, berikan suplemen makanan, jika perlu, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu 10. Promosi berat badan ( I.03136)Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang, monitor adanya mual dan muntah, monitor berat badan, monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum terjangkau, jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan. 11. Pencegahan infeksi (I.14539) Monitor tanda dan gejala infeksi lokaldan sistemik, batasi jumlah pengunjung,cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien , mencuci tangan dengan benar, pertahankan teknik septik dan aseptik. Edukasi keluarga untuk mencuci tangan dengan benar. 12. Manajemen Imunisasi / Vaksinasi (I.14508) : Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan. Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat. Jelaskan tujuan ,manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal dan efek samping. 6 Informasi dan Edukasi 1. Anjurkan untuk melaksanakan prilaku hidup sehat 2. Anjurkan untuk mengikuti jadwal imunisasi dengan tepat 3. Tingkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan yang mengandung nutrisi seimbang. 7 Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan 8 Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Kerperawatan 9 Kepustakaan Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia Amin, Hardi (2015) , Edisi revisi Jilid 3, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis NANDA NIC-NOC
Ditetapkan Dikoordinasikan Oleh Majalengka, 29 April 2022
Direktur RSUD Majalengka Komite Keperawatan, Ketua Kelompok Kerja