Anda di halaman 1dari 47

1

1. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien:
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya gagal jantung kronik ( GJK)
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3) Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : Sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia
(malnutrisi)
4) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : Perusakan mental (bingung)
5) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk)
Tanda : Melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi
gerakan)
6) Pernafasan
Gejala : Adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea, merokok,
pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu pernapasan
Tanda : Sputum: merah muda, berkarat
Perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
Fremitus: taktil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
Bunyi nafas menurun
Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
2

7) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, SLE,
demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar
8) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah.

B. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, kelemahan
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah , perubahan membrane alveolar kapiler (efek inflamasi)
3) Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum
5) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
6) Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
7) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan, penurunan masukan oral.
8) Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan penularan serta
pengobatan b.d kurangnya informasi, kurang mengingat
3

C. Intervensi Keperawatan
DX 1:
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, kelemahan
ditandai dengan: Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan, bunyi nafas tak normal,
dispnea, sianosis, batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.

Tujuan : Jalan nafas efektif dengan kriteria:


1) Batuk efektif
2) Nafas normal (RR 16 – 20 X / mnt)
3) Bunyi nafas bersih vesikuler, ronchi tidak ada
4) Sianosis tidak ada

Intervensi:
1) Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan.
2) Auskultasi area paru, catat adanya krekels, mengi
Rasional: penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
3) Bantu pasien latihan napas dan batuk efektif
Rasional : batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk
mempertahankan jalan nafas paten.
4) Lakukan suction sesuai indikasi
Rasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada pasien
yang tidak mampu melakukan batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
5) Berikan cairan sedikitnya 2500 cc / hari kecuali jika ada kontraindikasi
Rasional: cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengencerkan sekret
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator dan analgetik.
4

Rasional: alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik
diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi
harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan
pernafasan.

DX 2 :
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah , perubahan membrane alveolar kapiler (efek inflamasi)
ditandai dengan: dispnea, sianosis, takikardia, gelisah/perubahan mental, hipoksia

Tujuan : Gangguan pertukaran gas teratasi dengan:


1) Sianosis tidak ada
2) Nafas normal (16 -20 X / mnt)
3) Sesak hilang
4) Hipoksia tidak ada
5) Gelisah tidak ada

Intervensi:

1) Kaji frekuensi/kedalaman dan kemudahan bernafas


Rasional: manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
2) Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis perifer
(kuku) atau sianosis sentral.
Rasional: sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi respon tubuh terhadap
demam/menggigil namun sianosis pada daun telinga, membran mukosa dan kulit
sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.
3) Kaji status mental / gelisah
Rasional: gelisah, mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat menunjukkan
adanya hipoksia atau penurunan oksigen serebral.
4) Tinggikan kepala dan ubah posisi, nafas dalam dan batuk efektif.
5

Rasional: tindakan ini meningkat inspirasi maksimal, meningkat pengeluaran


sekret untuk memperbaiki ventilasi tak efektif.
5) Kolaborasi untuk pemberian terapi oksigen dengan benar misal dengan nasal
prong master, venturi mask.
Rasional: mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg. O2 diberikan dengan metode
yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi.
6) Cek AGD sesuai indikasi
7) Rasional : mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi

DX 3:

Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan


pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
Ditandai dengan : peningkatan hasil leukosit, tanda- tanda infeksi seperti demam,
kemerahan, bengkak, malfungsiolesa, nyeri.

Tujuan: Infeksi tidak terjadi dengan :

1) Demam hilang (suhu 36 - 37ºC)


2) hasil Leukosit normal ( 5000 – 10.000 Ribu mm3)
3) tanda – tanda infeksi tidak ada

Intervensi:
1) Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: selama awal periode ini, potensial komplikasi fatal (hipotensi dan syok)
dapat terjadi.
2) Lakukan teknik mencuci tangan dengan baik dan benar
Rasional:mencuci tangan efektif berarti menurun penyebaran/perubahan infeksi.
3) Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan penularan terhadap patogen infeksi lain
4) Tingkatkan masukan nutrisi adekuat.
Rasional: memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah
6

5) Kolaborasi berikan antimikroba sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum/darah


misal penicillin, eritromisin, tetrasiklin, amikacin, dll.
Rasional: Obat digunakan untuk membunuh microbial pulmonia.

DX 4 :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen, kelemahan umum
ditandai dengan: Dispnea, takikardia, sianosis
Tujuan : Intoleransi aktivitas tidak terjadi dengan :
1) Dyspnea tidak ada
2) Takikardi tidak ada
3) Sianosis hilang

Intervensi :

1) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas


Rasional: menetapkan kemampuan, kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi.
2) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi.
Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.
3) Jelaskan perlunya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
Rasional : tirah baring di pertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolik, menghemat energy untuk penyembuhan
4) Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat atau tidur.
Rasional: pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi.
5) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan
Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
7

DX 5 :

Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.

ditandai dengan: Nyeri dada, Sakit kepala, Gelisah

Nyeri dapat teratasi dengan:

1) Nyeri dada berkurang / hilang, skala nyeri menurun


2) Sakit kepala berkurang / hilang
3) Gelisah tidak ada

Intervensi:

1) Tentukan karakteristik nyeri, misal tajam, konstan, ditusuk dll. Selidiki perubahan
karakter, lokasi, intensitas (P,Q,R,S,T)
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga
dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
2) Pantau tanda vital
Rasional: Perubahan frekwensi HR / TD menunjukkan bahwa pasien mengalami
nyeri.
3) Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang,
relaksasi atau latihan nafas.
Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik.
4) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: untuk mengontrol ketidaknyamanan dada saat batuk.
5) Kolaborasi berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi
Rasional : obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau
menurunkan mukosa berlebihan dan meningkatkan kenyamanan istirahat.

DX 6 :
8

Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
Ditandai dengan BB menurun, nafsu makan kurang
Tujuan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi dengan:
1) Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
2) Pasien mempertahankan meningkat BB

Intervensi :

1) Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/muntah, misalnya: sputum yang,


nyeri.
Rasional: pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalah
2) Jadwalkan pengobatan pernafasan 1 jam sebelum makan
Rasional: menurunkan efek mual yang berhubungan dengan penyakit ini
3) Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggang,
biskuit).
4) Rasional: tindakan ini dapat meningkat masukan meskipun nafsu makan mungkin
lambat untuk kembali.
5) Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan.
Rasional: keterbatasan keuangan dan pendidikan dapat menimbulkan masalah
tentang nutrisi, rendahnya tahanan terhadap inflamasi/lambatnya respon terhadap
terapi.

DX 7 :

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan


cairan berlebihan, penurunan masukan oral.
Ditandai dengan turgor kulit menurun, membrane mukosa bibir kering
Tujuan : resiko kekurangan volume cairan tidak terjadi

Intervensi:
9

1) Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu (demam) yang lama, adanya
takikardia.
Rasional: peningkatan suhu / demam yang lama dapat meningkatkan laju
metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.
2) Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah)
Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan
3) Catat laporan mual/muntah
Rasional: adanya gejala ini menurunkan masukan oral
4) Pantau masukan dan haluaran, catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan
cairan. Ukur berat badan sesuai indikasi.
Rasional: memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan
keseluruhan penggantian.
5) Tekankan cairan sedikitnya 2500 mL/hari atau sesuai kondisi individual
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.
6) Kolaborasi beri obat indikasi misalnya antipiretik, antiemitik.
Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan dan mual
7) Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
Rasional: pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan
penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan cairan.

DX 8
Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan penularan serta
pengobatan b.d kurangnya informasi, kurang mengingat
Ditandai : kesalahan interpretasi tentang penyakit, ketidaktahuan tentang cara
pencegahan dan penularan
Tujuan : pengetahuan bertambah tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan
penularan serta pengobatan
Intervensi
1. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal
10

Rasional : kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk


mengikuti program medic
2. Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan dan
harapan kesembuhan
Rasional : informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalah berlebihan
3. Demonstrasikan cara pencegahan penularan seperti : menutup mulut saat batuk,
membuang dahak pada kom yang telah disediakan dan di tutup, mencuci tangan
Rasional : tehnik menutup mulu, membuang dahak pada wadah yang telah di
siapkan dapat mencegah penularan penyakit
4. Tekankan perlunya melanjutkan terapi antibiotic selama periode yang telah
dianjurkan
5. Rasional : penghentian dini antibiotik dapat mengakibatkan iritasi mukosa
bronkus dan menghambat makrofag alveolar, mempengaruhi pertahanan alami
tubuh melawan infeksi
6. Tekankan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dengan tepat
Rasional : dapat mencegah kambuhnya pneumoni dan komplikasi yang
berhubungan

A. Evaluasi
1) Mempertahankan / memperbaiki fungsi pernapasan
2) Mencegah komplikasi
3) Mendukung proses penyembuhan
4) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan pengobatan.
11

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Biodata-Identitas pasien:
Nama Tn. E
Umur 53 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Status pernikahan Menikah
Pekerjaan supir
Tanggal datang ke IGD 06-08-2012
No.Medikal Record 1371983
Tanggal pengkajian 06-08-2012
DX Medis CAP (Community Aquaired
Pneumonia)

2. Alasan masuk rumah sakit/ Keluhan utama :


sesak napas di sertai batuk dan demam. Riwayat penyakit saat ini : klien mengeluh
sesak napas, batuk serta banyak dahak yang kental warna putih dan sulit di
12

keluarkan ,klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS
sakit,perut terasa mual dan muntah 1 kali.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
a. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat, makanan dll
b. Riwayat dirawat di RS
Klien mengatakan baru saat ini dirawat di RS
4. Penyakit yang diderita keluarga: Asma, Hipertensi, jantung, DM
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita asma, jantung, DM,
hipertensi.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Orang terdekat dengan klien: klien mengatakan istri adalah orang yang
terdekatnya.
b. Pembuat Keputusan : klien mengatakan Ia adalah adalah kepala keluarga,
keputusan ada pada klien.
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : keluarga mengatakan sangat sedih
melihat klien sakit.
d. Koping dalam menghadapi masalah : keluarga pasrah dan berharap klien segera
sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarga.
e. Sistem nilai kepercayaan ( aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan) : klien
menganut agama islam dan rajin menjalankan ibadah sholat.
6. Pola kebiasaan sehari – hari :
Kebiasaan sebelum sakit
Pola Nutrisi
Nafsu makan : Baik, 3 X / hari, habis 1 porsi
Berat badan : 70 Kg
Tinggi Badan : 168 CM
Kebiasaan saat dirawat

Pola Nutrisi
13

Nafsu makan : sedang, 2 X / hari, habis ½ porsi


Berat Badan : 69 Kg
Tinggi Badan : 168 CM

Waktu bekerja :
Klien bekerja sebagai supir bus luar kota ± 25 tahun, waktu bekerja dari pagi hingga
malam hari tidak menentu. Kadang klien mengeluh sesak napas tetapi tidak pernah
berobat.

Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan :


Klien mengatakan ia seorang perokok berat, dalam sehari bisa menghabiskan 1 – 2
bungkus / hari. Klien merokok sejak ± 30 tahun yang lalu dan tidak pernah berhenti
sampai klien sakit dan di rawat di RS. klien juga rutin minum kopi, dalam sehari ia
bisa minum kopi 4 – 5 gelas/ hari.
7. Pengkajian Fisik Respirasi
Inspeksi Umum
Klien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Oksigen terpasang 3 L / mnt,
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, napas cuping hidung ada , sianosis
tidak ada, bicara kadang putus – putus.
Tanda-tanda Vital: TD :130/80 mmHg, HR : 88 kali/menit, RR : 30X /menit, Suhu :
38°C
a. Jalan nafas : ada sumbatan berupa sekret yang kental dan sulit di keluarkan
b. Irama nafas : tidak teratur
c. Frekuensi : 30x/ mnt
d. Kedalaman : dalam dan cepat
e. Pola nafas : takipnea
f. Batuk : ya, sering
g. Sianosis : tidak ada
14

h. Sputum : putih kental


i. Clubbing finger : tidak ada
Inspeksi khusus
Leher
a. Trakea : tepat ditengah
b. Pembesaran KGB : tidak ada
c.JVP : 5 -2 cmH2O
d. Otot bantu Napas : ya
Dada
a. Bentuk : barrel chest (dada cembung)
b. Ekspansi Dada : simetris
c. Penggunaan Otot bantu : ya
d. Jejas / trauma : tidak ada
e. Massa : tidak ada
f. Tatto : tidak ada
Palpasi
Leher
a. KGB / Massa : Tidak ada
b. Trakea : normal
c. JVP : 5 – 2 cmH2O
d. Nyeri : Tidak ada
e. Krepitasi : Tidak ada
Dada / Punggung
a. Otot Dada : tampak penggunaan otot bantu pernapasan
b. Nyeri : tidak ada
c. Krepitasi : tidak ada
d. Taktil Fremitus : paru kanan dan kiri sama
Perkusi
Dada
Umum : Sonor
15

Anterior : sela Iga ke 6


Batas paru hati, peranjakan hati, batas kanan jantung
Batas paru lambung, batas jantung kiri
Posterior : sela Iga ke 8
Batas paru kanan dan batas paru kiri
Auskultasi
Bunyi napas : Vesikuler +/+ di area apeks, Ronchi basah +/+ di area bronkus ,
Wheezing -/-
Data penunjang
Pulse oksimetry tgl 6-08-2012 : 95%
Laboratorium
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
Eritrosit : 4,45 juta/ul (N:4,5-8,5)
HB :13,4 gr % ( N : 13-18)
Trombosit : 162 Ribu / mm3 ( N : 140 – 400 ribu)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
Kimia darah 06 – 08 – 2012
Ureum : 56 mg/dl (N:20 - 40)
Kreatinin : 1,4 mg/dl (N:0,8 -1,5)
SGOT : 28 U/ml (N:0 - 37)
SGPT : 26 U/ml (N:10-40)
GDS :112 mg/dl
AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508 (N : 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 27,2 mmHg (N : 35 – 45)
PO2 : 75,0 mmHg ( N :85 – 95)
HCO3 : 21,1 mmol / L (N : 22 – 26)
TCO2 : 22,0 mmol / L (N : 23 - 27)
BE : - 0,4 (N : -2,5 -2,5)
16

Std HCO3 : 24,1 mmol / L ( 22 – 26)


Sat O2 : 96,4% (N : 96 – 97)
Foto Toraks 06 – 08 – 2012
Kesan :Terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan lobus
bawah,CTR < 50%

Derajat Pneumonia Komuniti berdasarkan Skor PORT


( Usia = tahun berdasarkan jenis kelamin )
( Pemeriksaan Fisik pada Pernapasan ≥ 30 X / mnt = + 20 )
Derajat Pneumonia Komunit pada pasien TN E
( Usia 53 tahun laki – laki) + RR ≥ 30 X / mnt (+ 20) = Total Skor Port 73
Terapi
O2 kanul 3 L / mnt
IVFD : RL 500 ml/ 8 jam
Obat- obatan
Ceftriaxone 1 X 2 gr IV
Azitromisin 3 X 500 mg PO
Ambroxol 3 X CI PO
PCT 3 X 500 mg PO

DATA FOKUS
Data Subyektif
17

- Klien mengeluh sesak napas dan batuk,serta banyak dahak yang kental sulit di
keluarkan dan mengatakan minum sedikit
- Klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS
- Klien mengatakan sebelum sakit ia seorang perokok berat dalam sehari
menghabiskan rokok 1-2 bungkus dan rutin minum kopi 4-5 gelas /hari
- Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS
- Klien mengatakan ada mual dan muntah 1X
- Klien seorang supir bis luar kota sejak ± 25 tahun yang lalu
Data Obyektif
- Ku : sakit sedang, kesadaran compos mentis, O2 3L / mnt
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
Tekanan darah :130/80 mmHg
- Bicara kadang putus – putus
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Sekret kental warna putih
- Tampak Penggunaan otot bantu pernapasan
- Nafas cuping hidung
- CRT < 3 “
- Sianosis tidak ada
- Bentuk dada Barrel chest
- Posisi duduk / fowler dan tampak lemah
- Terpasang infuse di tangan kanan dengan RL 500 cc / 8 jam terpasang pada
tanggal 6 /8 / 2012
- Minum tampak hanya habis 200 cc dalam 6 jam
- Bunyi napas : Vesikuler +/+ di area apeks, Ronchi basah +/+ di area bronkus ,
Wheezing -/-
- Pulse oximetri : 95%
Laboratorium
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
18

Eritrosit : 4,45 juta/ul (N:4,5-8,5)


HB :13,4 gr % ( N : 13-18)
Trombosit : 162 Ribu / mm3 ( N : 140 – 400 ribu)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
Kimia darah 06 – 08 – 2012
Ureum : 56 mg/dl (N:20 - 40)
Kreatinin : 1,4 mg/dl (N:0,8 -1,5)
SGOT : 28 U/ml (N:0 - 37)
SGPT : 26 U/ml (N:10-40)
GDS : 112 mg/dl
AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508 (N : 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 27,2 mmHg (N : 35 – 45)
PO2 : 75,0 mmHg ( N :85 – 95)
HCO3 : 21,1 mmol / L (N : 22 – 26)
TCO2 : 22,0 mmol / L (N : 23 - 27)
BE : - 0,4 (N : -2,5 -2,5)
Std HCO3 : 24,1 mmol / L ( 22 – 26)
Sat O2 : 96,4% (N : 96 – 97)
Foto Toraks 06 – 08 - 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan lobus
bawah,CTR < 50%

Analisa Data
NO Tanggal Data Etiologi Masalah
1. 06–08-2012 DS: peningkatan Bersihan
produksi sekret, jalan
Klien mengeluh sesak napas dan
sekret kental dan napas
disertai batuk,serta banyak dahak
sukar di tidak
yang kental dan sulit di keluarkan
keluarkan efektif
19

Klien tampak lemah dan mengeluh


demam sejak 4 hari yang lalu
sebelum masuk RS
Klien mengatakan sebelum sakit ia
seorang perokok berat dalam sehari
menghabiskan rokok 1-2 bungkus
dan rutin minum kopi 4-5 gelas /hari

DO:

Ku : sakit sedang
kesadaran compos mentis, O2 3L /
mnt
Tanda Vital :
Suhu : 38°C, RR: 30X /menit, HR :
88 X/menit, TD:130/80 mmHg
Bicara kadang putus – putus
Klien tampak sesak napas kadang
ada batuk
Sekret kental warna putih
Tampak Penggunaan otot bantu
pernapasan
Nafas cuping hidung
Bentuk dada Barrel chest
Posisi duduk / fowler dan tampak
lemah
Bunyi napas vesikuler + / + di area
apeks , ronkhi basah + /+ di area
bronkus
Pulse oximetri : 95%
20

DPL tgl 06 – 08 – 2012


Leukosit :17.71 Ribu / mm3
(N:5000-10.000)
Eritrosit : 4,45 juta/ul
(N:4,5-8,5)
HB :13,4 gr % ( N : 13-18)
Trombosit : 162 Ribu / mm3
( N : 140 – 400 ribu)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508 (N: 7,35 – 7,45)
PCO2 : 27,2 mmHg (N : 35 – 45)
PO2 : 75,0 mmHg ( N :85 – 95)
HCO3 : 21,1 mmol / L (N : 22 – 26)
TCO2 : 22,0 mmol / L (N : 23 - 27)
BE : - 0,4 (N : -2,5 -2,5)
Std HCO3 : 24,1 mmol / L
( 22 – 26)
Sat O2 : 96,4% (N : 96 – 97)
Foto Toraks 06 – 08 - 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru
kanan yaitu di lobus tengah dan
lobus bawah,CTR < 50 %
21

2. 06-08-2012 DS : tidak adekuatnya Infeksi


mekanisme
Klien mengeluh demam sejak 4 hari
pertahanan tubuh
yang lalu sebelum masuk RS
Klien mengeluh batuk berdahak
yang kental sulit di keluarkan

DO :
22

Klien tampak sesak napas kadang


ada batuk
Tanda Vital:
Suhu : 38°C, RR:30X /menit,
Nadi :88 X /menit, TD:130/80
mmHg
Sekret kental warna putih
Terpasang infuse di tangan kanan
dengan RL 500 cc / 8 jam
Foto Toraks 06 – 08 - 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru
kanan yaitu di lobus tengah dan
lobus bawah,CTR < 50 %
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3
(N:5000-10.000)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
3. 06-08-2012 DS : tidak adekuatnya Infeksi
mekanisme
Klien mengeluh demam sejak 4 hari
pertahanan tubuh
yang lalu sebelum masuk RS
Klien mengeluh batuk berdahak
yang kental sulit di keluarkan

DO :

Klien tampak sesak napas kadang


ada batuk
Tanda Vital:
23

Suhu : 38°C, RR:30X /menit,


Nadi :88 X /menit, TD:130/80
mmHg
Sekret kental warna putih
Terpasang infuse di tangan kanan
dengan RL 500 cc / 8 jam
Foto Toraks 06 – 08 - 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru
kanan yaitu di lobus tengah dan
lobus bawah,CTR < 50 %
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3
(N:5000-10.000)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
24

B. Diagnosa Keperawatan yang muncul:


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan,peningkatan produksi
sekret,sekret kental dan sukar di keluarkan
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan membran alveoli
kapiler
3. Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya mekanisme pertahanan tubuh

C. Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret, sekret kental dan sukar di keluarkan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan
jalan napas kembali efektif. Ditandai dengan: sesak hilang atau berkurang, dahak
mudah dikeluarkan / encer, nafas cuping hidung hilang, tanda vital normal
SH 36 -37 °C RR 16 – 20 X / mnt HR 60 – 80 X / mnt TD 120 / 80 mmHg
DS:
- Klien mengeluh sesak napas dan disertai batuk,serta banyak dahak yang kental
dan sulit di keluarkan
- Klien tampak lemah dan mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum
masuk RS
- Klien mengatakan sebelum sakit ia seorang perokok berat dalam sehari
menghabiskan rokok 1-2 bungkus dan rutin minum kopi 4-5 gelas /hari
DO:
- Ku : sakit sedang, kesadaran compos mentis, O2 3L / mnt
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
TD:130/80 mmHg
- Bicara kadang putus – putus
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Sekret kental warna putih
25

- Tampak Penggunaan otot bantu pernapasan


- Nafas cuping hidung
- Bentuk dada Barrel chest
- Posisi duduk / fowler dan tampak lemah
- Bunyi napas vesikuler + / + di area apeks , ronkhi basah + /+ di area bronkus
- Pulse oximetri : 95%
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
Eritrosit : 4,45 juta/ul (N:4,5-8,5)
HB :13,4 gr % ( N : 13-18)
Trombosit : 162 Ribu / mm3 ( N : 140 – 400 ribu)
LED : 100 mm ( N:< 20 mm)
AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508 (N : 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 27,2 mmHg (N : 35 – 45)
PO2 : 75,0 mmHg ( N :85 – 95)
HCO3 : 21,1 mmol / L (N : 22 – 26)
TCO2 : 22,0 mmol / L (N : 23 - 27)
BE : - 0,4 (N : -2,5 -2,5)
Std HCO3 : 24,1 mmol / L ( 22 – 26)
Sat O2 : 96,4% (N : 96 – 97)
Foto Toraks 06 – 08 – 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan lobus
bawah,CTR < 50 %
Rencana keperawatan:
1. Berikan posisi yang nyaman bagi klien     
2. Catat perubahan dalam suara ,irama ,dan kedalaman pernafasan
3. Ajarkan dan anjurkan klien untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif
4. Anjurkan klien untuk banyak minum air putih hangat 2000-2500 cc/hari jika
tidak ada kontra indikasi
26

5. Catat karakteristik batuk dan sputum


6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen dan mucolitik

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan membrane alveoli


kapiler
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan
tidak terjadi gangguan pertukaran gas. Ditandai dengan dahak encer mudah di
keluarkan, Tanda Vital : normal Sh 36 -37 °C RR 16 – 20 X / mnt HR 60 – 80 X /
mnt TD 120 / 80 mmHg, hasil AGD dalam batas normal
DS:
- Klien mengatakan sulit bernafas
- Klien mengatakan batuk berdahak, dahak kental dan sulit di keluarkan
DO:
- Kesadaran composmentis
- Klien tampak sesak nafas kadang di sertai batuk
- Bicara kadang putus – putus
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
Tekanan darah :130/80 mmHg
- Cianosis tidak ada, CRT < 3”
- Pulse oximetri : 95% (6 -08 – 2012)
- AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508 (N : 7,35 – 7,45 )
PCO2 : 27,2 mmHg (N : 35 – 45)
PO2 : 75,0 mmHg ( N :85 – 95)
HCO3 : 21,1 mmol / L (N : 22 – 26)
TCO2 : 22,0 mmol / L (N : 23 - 27)
BE : - 0,4 (N : -2,5 -2,5)
Std HCO3 : 24,1 mmol / L ( 22 – 26)
Sat O2 : 96,4% (N : 96 – 97)
Rencana Keperawatan
27

1. Kaji frekwensi, kedalaman dan kemudahan bernapas


2. Observasi adanya perubahan seperti adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis
sentral
3. Observasi tanda – tanda vital minimal tiap 3 jam atau jika ada perubahan
4. Atur posisi senyaman mungkin bagi pasien dan anjurkan minum air putih
hangat
5. Ajarkan dan demonstrasikan tehnik napas dalam dan batuk efektif
6. Kolaburasi pemberian terapi oksigen dengan benar dan periksa AGD secara
berkala

3. Infeksi b.d tidak adekuatnya mekanisme pertahanan tubuh


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam di harapkan
infeksi hilang. Ditandai dengan : tanda vital : suhu 36 – 37 ºC , Leukosit normal
5000 – 10.000 ribu, sputum encer warna putih
DS :
- Klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS
- Klien mengeluh batuk berdahak yang kental sulit di keluarkan

DO :
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
TD :130/80 mmHg
- Sekret kental warna putih
- Terpasang infuse di tangan kanan dengan RL 500 cc / 8 jam
- Foto Toraks 06 – 08 – 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan lobus
bawah,CTR < 50 %
- DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
LED : 100 mm (< 20 mm)
28

Rencana Keperawatan
1. Pantau tanda dan gejala infeksi pada daerah yang terpasang alat invasive
2. Kaji faktor yang meningkatkan infeksi (usia, imun rendah dan malnutrisi)
3. Observasi tanda – tanda vital
4. Pantau hasil laboratorium (leukosit, LED)
5. Observasi hygiene pasien untuk perlindungan terhadap infeksi
6. Ajarkan kepada pasien agar menjaga hygiene untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi
7. Ajarkan batuk efektif dan napas dalam serta cara pencegahan penularan seperti
membuang dahak pada kom yang sudah di sediakan, menggunakan masker dll.
8. Anjurkan pasien untuk menghindari kontak langsung dengan pasien infeksi
lainnya.
9. Kolaburasi dalam pemberian antibiotik sesuai program
10. Kolaburasi dalam pemeriksaan darah (Leukosit dan LED )

D. IMPLEMENTASI

TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI PARAF


/ JAM
06 – 08 2012 Membina hubungan saling percaya
09.00 Wib
1, 2 Memberikan posisi yang nyaman dengan posisi sikap
fowler

H : pasien mengatakan posisi saat ini sudah nyaman

09.15 Wib Mendengarkan suara napas dan memberikan terapi


1, 2
O2
29

H : vesikuler di apeks + /+ Ronchi Basah + /+ di


area bronkus

O2 terpasang 3 L/ mnt

Mengajarkan dan mendomonstrasikan klien


melakukan latihan napas dalam dan batuk efektif
10.00 WIB 1, 2
H : klien tampak dapat melakukan tarik napas dalam
dan batuk efektif

Menganjurkan klien untuk minum air putih hangat

H : klien minum habis 200 cc

10.15 WIB 1 Mengkaji tanda – tanda adanya perubahan seperti


sianosis, adanya clubbing finger

H : sianosis tidak ada, clubbing finger tidak ada


10.30 WIB 1, 2

Mengukur tanda – tanda vital

H : sh : 37, 8º C RR : 24 X / mnt N : 90 X / mnt TD


130 / 80 mmHg
11. 00 WIB 1, 2, 3
Menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering

H : klien mengatakan makan siang tadi habis ½ porsi

Memberikan terapi ambroxol 1 C , PCT 500mg dan


12.00 WIB 1
Azitromisin 500 mg

Memberi injeksi Cefriaxone 2 gr ( IV)


30

13. 00 WIB 1, 3 Mengambil darah (AGD)

H : hasil -

2 Memantau tetesan infuse

H : tetesan lancar 24 tetes / mnt

Menganjurkan klien untuk beristirahat

13.30 WIB 3 H : klien mengatakan tadi sudah tidur siang ± 1 jam

1,2,3
31

TANGGAL NO DX IMPLEMENTASI PARAF


/ JAM

7- 08 - 2012

Jam 09.00 1 Memberi posisi semi fowler


Wib
H : klien mengatakan posisi sudah nyaman
32

1, 2 Mengukur tanda – tanda vital

H : TD 110 / 70 mmHg N : 80 X / mnt Sh : 37,8ºC RR


26 X/ mnt

Mendengarkan suara nafas


10.00 Wib 1, 2

H : vesikuler di apeks + /+ Ronchi Basah + /+ di area


bronkus

Mengingatkan kembali cara batuk efektif dan latihan


11.00 Wib 1, 2 napas dalam

H : klien tampak mampu melakukan tehnik batuk


efektif dan latihan napas dalam dengan baik dan
benar

klien mengatakan dahak putih dan mudah di


keluarkan (encer)

Memberikan minum air putih hangat sebanyak 1 gelas /


200 cc

H : minum habis 1 gelas


11.15 Wib 1, 2
Mengobservasi tanda – tanda adanya sianosis

H : sianosis tidak ada

11. 20 Wib Melepas infuse di tangan kanan karena phlebitis dan


1, 3
memasang infuse baru di tangan kiri

H : infuse terpasang di tangan kiri dengan Nacl 0,9 %


33

12.00 Wib 3 24 tts / mnt

Memberi makan siang ( diit )

H : makan habis 1 porsi

Memberi terapi mukolitik , antibiotik

12.20 Wib 3 H : ambroxol 1 C

Azitromicin 500 mg tab

12.45 Wib 1, 2
PCT 500 mg tab

Cefriaxone 2 gr (iv)

Mengingatkan klien untuk minum obat secara teratur


sesuai program dokter

H : klien mengatakan ingin sembuh agar cepat


berkumpul dengan keluarga dan dapat bekerja kembali.
13.00 Wib 3
Memberikan informasi tentang pentingnya menjaga
kesehatan dan istirahat yang cukup spt : tidak
merokok, mengkonsumsi makanan bergizi

H : klien mengatakan sejak sesak napas tidak ingin


merokok kembali dan akan mengkonsumsi makanan
15. 00Wib 3 bergizi spt tempe, ikan

Mengukur ulang tanda vital

H : TD 110/70 mmHg HR 84 X/mnt SH 37,3ºC RR 24


34

X / mnt

TANGGAL / NO DX IMPLEMENTASI PARAF


35

JAM
08- 8 - 2012

Jam 09.00 3 Mengukur tanda vital


Wib
H : TD 110 /70 mmHg HR 80 X / mnt RR 20 X/
mnt Sh 36,5ºC

10.00 Wib Mendengarkan suara napas


3

H : Vesikuler di area apeks +/+ Ronchi +/-

Mengingatkan kembali klien untuk melakukan


pola hidup sehat spt tidak merokok, minum obat
secara teratur, Kontrol sesuai anjuran dokter

H : klien mengatakan sepulangnya dari RS tidak


akan merokok lagi

dan berjanji akan minum obat secara teratur serta


kontrol ulang ke poli sesuai anjuran dokter

Memotivasi klien untuk minum air putih hangat

H : klien mengatakan akan minum air putih


11.00 Wib
3 hangat untuk mengencerkan dahak

Menginformasikan tentang pentingnya mencegah


penularan terhadap orang lain spt : bila batuk
menutup mulut/ menggunakan tissue, tidak
3 membuang dahak sembarangan

Melepas infuse
36

H : infuse di lepas pasien rencana pulang

11.30 Wib

E. EVALUASI
Tanggal No DX Evaluasi paraf

07 – 08 - 2012 1 S:

- Klien mengatakan batuk berkurang


- Klien mengatakan dahak warna putih dan
mudah di keluarkan

O:

- Klien tampak batuk


- Sputum warna putih, konsistensi encer
- TD 110/70 mmHg HR 84 X/mnt SH
37,3ºC RR 24 X / mnt
- Penggunaan otot bantu napas berkurang
- Bicara lancar
- DPL belum di periksa ulang
37

A: Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi di lanjutkan

- Ingatkan klien untuk melakukan tehnik


napas dalam dan batuk efektif
- Anjurkan klien untuk minum air putih
hangat 2000 – 2500 ml / hari

Tanggal No DX Evaluasi paraf

S:
07 – 08 - 2012 2

- Klien mengatakan sesak napas berkurang


- Klien mengatakan sputum encer dan
mudah di keluarkan
38

O:

- Kesadaran composmentis
- Tanda vital TD 110 / 70 mmHg HR 84 X/
mnt RR 24 X/mnt SH 37,3ºC
- Klien tampak mudah mengeluarkan dahak
- Sputum warna putih, konsistensi encer
- Sianosis tidak ada, CRT < 3″
- Bicara lancar
- AGD belum di periksa ulang

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi

- Observasi adanya sianosis perifer dan


sianosis sentral
- Observasi jumlah, konsistensi dan
warna sputum
- Pertahankan posisi fowler
- Kolaborasi cek AGD

Tanggal NO DX Evaluasi Paraf


08 – 08 2012 3 S:
39

- Klien mengatakan tidak merasa demam


lagi
- Klien mengatakan dahak encer dan
mudah di keluarkan

O:

- KU tampak sakit sedang


- Tanda vital TD 110 / 70 mmHg HR 80 X
/mnt RR 20 X / mnt SH 36,5ºC
- Infuse di lepas

A: Masalah teratasi klien di pulangkan

P: lanjutkan intervensi di rumah :

1. Anjurkan klien untuk istirahat yang


cukup
2. Ingatkan klien untuk tidak membuang
dahak sembarangan
3. Anjurkan klien untuk banyak minum air
putih hangat dan makan tinggi kalori dan
tinggi protein
4. ingatkan klien untuk melakukan tehnik
nafas dalam bila sesak
5. Anjurkan klien bila mengeluh demam
dan sesak memberat untuk segera ke
pelayanan kesehatan terdekat
6. Anjurkan klien untuk minum obat secara
teratur dan benar
- Azitromicin 1 X 500 mg tab
40

- Cefixime 2 X 1 tab
- Ambroxol 3 X CI
- PCT 500 mg K/P
7. Anjurkan klien untuk Kontrol sesuai
jadwal
41

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini kelompok membandingkan beberapa kesenjangan yang ada antara
tinjauan teoritis dengan kenyataan yang kelompok temukan, faktor penghambat dan
pendukung serta alternatif pemecahan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan
pada setiap tahap proses keperawatan.

A. PENGKAJIAN
42

Pengkajian merupakan langkah awal keperawatan dan merupakan dasar kegiatan


keperawatan meliputi bio, psiko, sosial, serta spiritual. Dalam melaksakan pengkajian
data klien ,kelompok menggunakan metode head to toe dan membaca rekam medik klien.
Pengkajian dilakukan pada tgl 06 Agustus 2012, data yang ditemukan pada klien Tn E
adalah sebagai berikut: klien mengeluh sesak napas disertai batuk dan dahak yang kental
warna putih, sulit dikeluarkan. Demam sejak 4 hari sebelum masuk RS. klien juga seorang
perokok berat, dalam sehari bisa menghabiskan rokok 1 – 2 bungkus dan rutin minum
kopi 4 – 5 gelas / hari. Klien bekerja sebagai seorang supir bis luar kota sejak ± 25 tahun
yang lalu. Klien mengatakan ada mual dan ada muntah 1 X dan sebelumnya tidak pernah
di rawat di RS. dari data Obyektif klien tampak terlihat sakit sedang, kesadaran compos
mentis, O2 3L / mnt, tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, nadi : 88
kali/menit, tekanan darah :130/80 mmHg, bicara kadang putus – putus, klien tampak sesak
napas kadang ada batuk, sekret kental warna putih, tampak penggunaan otot bantu
pernapasan, nafas cuping hidung, CRT < 3 “, sianosis tidak ada, bentuk dada Barrel chest,
posisi duduk / fowler dan tampak lemah, terpasang infuse di tangan kanan dengan RL 500
cc / 8 jam sejak tanggal 6 /8 2012, minum tampak hanya habis 200 cc dalam 6 jam, bunyi
napas : Vesikuler +/+ di area apeks, Ronchi basah +/+ di area bronkus , Wheezing -/-,
pulse oximetri : 95%. Laboratorium DPL tgl 06 – 08 – 2012 Leukosit :17.71 Ribu / mm3 ,
Eritrosit : 4,45 juta/ul , HB :13,4 gr % , Trombosit : 162 Ribu / mm3 , LED: 100 mm .
Kimia darah 06 – 08 – 2012 Ureum : 56 mg/dl, Kreatinin : 1,4 mg/dl , SGOT : 28 U/ml ,
SGPT : 26 U/ml , GDS : 112 mg/dl, AGD 06 – 08 – 2012
PH : 7,508, PCO2 : 27,2 mmHg , PO2 : 75,0 mmHg , HCO3 : 21,1 mmol / L, TCO2: 22,0
mmol / L , BE: - 0,4 (N : -2,5 -2,5), Std HCO3 : 24,1 mmol / L, Sat O2 : 96,4% .Foto
Toraks 06 – 08 – 2012 terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan
lobus bawah,CTR < 50% .
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, maka dapat disimpulkan tanda dan gejala
pada pasien dengan CAP yaitu batuk bertambah, perubahan warna sekret. suhu tubuh ≥
38°C, pemeriksaan fisik ditemukannya tanda – tanda konsolidasi, suara napas bronchial
dan adanya ronchi serta Leukosit ≥ 10.000 atau ≤ 4500 Ribu / mm3. Hal ini sesuai dengan
yang di temukan kelompok pada pasien Tn E. Berapa factor resiko yang rentan terserang
43

CAP seperti pasien peminum alcohol, perokok, penderita DM bila di lihat dari kasus
kelompok, pasien TN E seorang perokok berat. Tn E merokok sejak ± 30 tahun yang lalu
dan dalam sehari dapat menghabiskan 1 – 2 bungkus rokok dan bekerja sebagai supir bis
luar kota yang tidak menentu jam kerjanya. Disini kelompok menemukan kesamaan
tentang factor resiko yaitu perokok, hanya kelompok tidak menemukan tentang factor
pekerjaan yang dapat menyebabkan CAP.
Pengkajian pada klien dilakukan sesuai literature yaitu kelompok melakukan
pengkajian terhadap pasien, riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pengkajian psiko social,
pengkajian laboratorium, pengkajian radiologis dan pengkajian lain yang mendukung
diagnosa medis. Metode yang digunakan wawancara, observasi kondisi klien dan bekerja
sama dengan pemberi pelayanan kesehatan. Dalam pengkajian kelompok tidak mendapat
kesulitan karena klien dan keluarga kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan
kelompok.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Teori Doengos ditemukan delapan ( 8 ) diagnosa keperawatan sedangkan yang
kelompok temukan pada kasus Tn. E ditemukan tiga ( 3 ) diagnosa keperawatan . Hal
ini dikarenakan keluhan yang disampaikan oleh klien tidak begitu berat dan sebagian
masalah yang terjadi pada klien dapat di atasi serta kesehatan klien yang semakin
membaik akhirnya atas rekomendasi tim medis klien di perbolehkan pulang pada hari ke
3 perawatan.

C. PERENCANAAN
Setelah kelompok menegakkan diagnosa keperawatan, maka tahap selanjutnya adalah
menyusun rencana tindakan yang meliputi prioritas masalah, menentukan tujuan dan
kriteria hasil serta perumusan rencana tindakan yang dilakukan. Dalam menetapkan
prioritas masalah kelompok menyesuaikan dengan teori kebutuhan dasar Maslow.
Sedangkan dalam menetapkan tujuan keperawatan kelompok menggunakan prinsip
spesifik, Measureable, Achievable, Reliable, Time (SMART).
44

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pada setiap implementasi, kelompok melaksanakan rencana tindakan dengan mengacu
rencana perawatan yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi klien pada saat itu,
secara umum tindakan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik karena perencanaan
telah dibuat seoptimal mungkin sesuai kondisi klien. Hal yang mendukung pelaksanaan
tindakan keperawatan pada klien Tn.E karena adanya kerja sama antara kelompok, klien,
keluarga klien, perawat ruang dan tim kesehatan lainnya. Tindakan keperawatan
dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun dan didokumentasikan dalam catatan
keperawatan. Namun masih terdapat ada hambatan yaitu beberapa rencana yang belum
dilaksanakan oleh krlompok karena keterbatasan waktu yaitu memberikan terapi obat-
obatan pada klien di sore dan malam hari, sehinga beberapa rencana keperawatan yang
belum dapat terlaksana, di limpahkan kelompok kepada perawat ruangan.

E. EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan, perawat menilai
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam melakukan asuhan keperawatan
keperawatan, kelompok melakukan evaluasi tanggal 07 dan 08 Agustus 2012. Kelompok
melakukan evaluasi dengan menggunakan metode Subjektif, Objektif, Analisa,
Planning(SOAP). Berdasarkan respon baik subjekti atau objektif maka dapat disimpulkan
dari ketiga diagnosa yang telah kelompok tegakkan, yaitu pada diagnosa pertama
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret
kental dan sukar di keluarkan, maka intervensi di lanjutkan dengan mengingatkan klien
untuk melakukan tehnik napas dalam dan batuk efektif, menganjurkan klien untuk minum
air putih hangat 2000 – 2500 ml / hari. Pada diagnosa kedua Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan penurunan membran alveoli kapiler maka intervensi di lanjutkan
dengan mengobservasi adanya sianosis perifer dan sianosis sentral, mengobservasi jumlah,
konsistensi dan warna sputum, memertahankan posisi fowler. Sedangkan pada tanggal 08
agustus 2012 diagnosa ketiga yaitu Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
mekanisme pertahanan tubuh, intervensi di lanjutkan di rumah yaitu menganjurkan klien
untuk istirahat yang cukup, mengingatkan klien untuk tidak membuang dahak
45

sembarangan, menganjurkan klien untuk banyak minum air putih hangat dan makan
tinggi kalori dan tinggi protein, mengingatkan klien untuk melakukan tehnik nafas dalam
bila sesak, menganjurkan klien bila mengeluh demam dan sesak memberat untuk segera ke
pelayanan kesehatan terdekat, menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur dan
benar ( Azitromicin 1 X 500 mg tab, Cefixime 2 X 1 tab, Ambroxol 3 X CI, PCT 500 mg
K/P ) serta menganjurkan klien untuk kontrol sesuai jadwal.

BAB V

PENUTUP

Kelompok akan mengambil kesimpulan dari beberapa hal yang terjadi pada
proses pemberian asuhan keperawatan terhadap klien dengan Pneumonia Community
(CAP) diruang IGD LT I Rumah Sakit persahabatan.
46

A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang kelompok lakukan dalam makalah ini sedikit mengalami kesulitan
karena waktu yang sangat singkat dan keadaan ruangan yang saat itu pasien banyak
sehingga data yang didapatkan hanya berdasarkan data observasi dan pencatatan
perkembangan pasien selama di IGD LT I.
2. Setiap perencanaan keperawatan yang dibuat harus mempunyai tujuan yang realisis
dengan kriteria hasil yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dapat
dipertanggungjawabkan dan mempunyai batas waktu tertentu.
3. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan harus didokumentasikan dengan baik
sehingga memudahkan petugas lain mengetahui tindakan apa saja yang telah
diberikan dan mengevaluasikan keberhasilan tindakan tersebut.
4. Evaluasi harus dilakukan dengan dua kegiatan demi terpantaunya kondisi klien secara
benar, yaitu evaluasi beberapa saat setelah tindakan (Formatif) dan evaluasi
perkembangan klien secara keseluruhan (Sumatif).

B. Saran
1. Kepada klien
a. Demi kebaikan kondisi klien diharapkan taat dalam menjaga kesehatan.
b. Hindari hal-hal yang mempengaruhi keadaan kesehatan seperti kebiasaan buruk
merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.
c. Lakukan kontrol secara teratur dan segera kunjungi fasilitas kesehatan jika
sewaktu-waktu mengalami keluhan yang mengganggu.

2. Kepada kelompok
a. Bekali diri dengan ilmu dan keterampilan yang benar hingga dapat melakukan
asuhan keperawatan dengan Pneumonia Community (CAP).
b. Selalu tenang dan cermat dalam menghadapi klien dengan kondisi bagai manapun
demi peningkatan mutu Asuhan Keperawatan yang diberikan.
47

c. Kondisi fisik dan psikologis pasien yang berbeda-beda sering menjadi stressor
bagi pemberi asuhan keperawatan, yang harus dihadapi dengan kesabaran demi
keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan.
d. Lakukan setiap segala kekuatan dengan ikhlas sehingga akan selalu bernilai
ibadah, amin.

Anda mungkin juga menyukai