7) Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid, SLE,
demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil berulang, gemetar
8) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, kelemahan
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah , perubahan membrane alveolar kapiler (efek inflamasi)
3) Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum
5) Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
6) Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.
7) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan, penurunan masukan oral.
8) Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan penularan serta
pengobatan b.d kurangnya informasi, kurang mengingat
3
C. Intervensi Keperawatan
DX 1:
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, kelemahan
ditandai dengan: Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan, bunyi nafas tak normal,
dispnea, sianosis, batuk efektif atau tidak efektif dengan/tanpa produksi sputum.
Intervensi:
1) Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan dan gerakan dada
Rasional : takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering terjadi
karena ketidaknyamanan.
2) Auskultasi area paru, catat adanya krekels, mengi
Rasional: penurunan aliran darah terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
3) Bantu pasien latihan napas dan batuk efektif
Rasional : batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami untuk
mempertahankan jalan nafas paten.
4) Lakukan suction sesuai indikasi
Rasional: merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas suara mekanik pada pasien
yang tidak mampu melakukan batuk efektif atau penurunan tingkat kesadaran.
5) Berikan cairan sedikitnya 2500 cc / hari kecuali jika ada kontraindikasi
Rasional: cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengencerkan sekret
6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator dan analgetik.
4
Rasional: alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret, analgetik
diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi
harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/menekan
pernafasan.
DX 2 :
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigen
darah , perubahan membrane alveolar kapiler (efek inflamasi)
ditandai dengan: dispnea, sianosis, takikardia, gelisah/perubahan mental, hipoksia
Intervensi:
DX 3:
Intervensi:
1) Pantau tanda vital dengan ketat khususnya selama awal terapi
Rasional: selama awal periode ini, potensial komplikasi fatal (hipotensi dan syok)
dapat terjadi.
2) Lakukan teknik mencuci tangan dengan baik dan benar
Rasional:mencuci tangan efektif berarti menurun penyebaran/perubahan infeksi.
3) Batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional: menurunkan penularan terhadap patogen infeksi lain
4) Tingkatkan masukan nutrisi adekuat.
Rasional: memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tekanan alamiah
6
DX 4 :
Intervensi :
DX 5 :
Intervensi:
1) Tentukan karakteristik nyeri, misal tajam, konstan, ditusuk dll. Selidiki perubahan
karakter, lokasi, intensitas (P,Q,R,S,T)
Rasional: nyeri dada biasanya ada dalam seberapa derajat pada pneumonia, juga
dapat timbul karena pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
2) Pantau tanda vital
Rasional: Perubahan frekwensi HR / TD menunjukkan bahwa pasien mengalami
nyeri.
3) Berikan tindakan nyaman pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang,
relaksasi atau latihan nafas.
Rasional: tindakan non analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat
menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgesik.
4) Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk.
Rasional: untuk mengontrol ketidaknyamanan dada saat batuk.
5) Kolaborasi berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi
Rasional : obat dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif atau
menurunkan mukosa berlebihan dan meningkatkan kenyamanan istirahat.
DX 6 :
8
Intervensi :
DX 7 :
Intervensi:
9
1) Kaji perubahan tanda vital contoh peningkatan suhu (demam) yang lama, adanya
takikardia.
Rasional: peningkatan suhu / demam yang lama dapat meningkatkan laju
metabolik dan kehilangan cairan melalui evaporasi.
2) Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah)
Rasional: indikator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membran
mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan O2 tambahan
3) Catat laporan mual/muntah
Rasional: adanya gejala ini menurunkan masukan oral
4) Pantau masukan dan haluaran, catat warna, karakter urine. Hitung keseimbangan
cairan. Ukur berat badan sesuai indikasi.
Rasional: memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan
keseluruhan penggantian.
5) Tekankan cairan sedikitnya 2500 mL/hari atau sesuai kondisi individual
Rasional: pemenuhan kebutuhan dasar cairan menurunkan resiko dehidrasi.
6) Kolaborasi beri obat indikasi misalnya antipiretik, antiemitik.
Rasional: berguna menurunkan kehilangan cairan dan mual
7) Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan
Rasional: pada adanya penurunan masukan banyak kehilangan
penggunaan dapat memperbaiki/mencegah kekurangan cairan.
DX 8
Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan penularan serta
pengobatan b.d kurangnya informasi, kurang mengingat
Ditandai : kesalahan interpretasi tentang penyakit, ketidaktahuan tentang cara
pencegahan dan penularan
Tujuan : pengetahuan bertambah tentang kondisi penyakit, cara pencegahan dan
penularan serta pengobatan
Intervensi
1. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal
10
A. Evaluasi
1) Mempertahankan / memperbaiki fungsi pernapasan
2) Mencegah komplikasi
3) Mendukung proses penyembuhan
4) Memberikan informasi tentang proses penyakit / prognosis dan pengobatan.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata-Identitas pasien:
Nama Tn. E
Umur 53 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Status pernikahan Menikah
Pekerjaan supir
Tanggal datang ke IGD 06-08-2012
No.Medikal Record 1371983
Tanggal pengkajian 06-08-2012
DX Medis CAP (Community Aquaired
Pneumonia)
keluarkan ,klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS
sakit,perut terasa mual dan muntah 1 kali.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
a. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat, makanan dll
b. Riwayat dirawat di RS
Klien mengatakan baru saat ini dirawat di RS
4. Penyakit yang diderita keluarga: Asma, Hipertensi, jantung, DM
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita asma, jantung, DM,
hipertensi.
5. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a. Orang terdekat dengan klien: klien mengatakan istri adalah orang yang
terdekatnya.
b. Pembuat Keputusan : klien mengatakan Ia adalah adalah kepala keluarga,
keputusan ada pada klien.
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : keluarga mengatakan sangat sedih
melihat klien sakit.
d. Koping dalam menghadapi masalah : keluarga pasrah dan berharap klien segera
sembuh dan berkumpul kembali dengan keluarga.
e. Sistem nilai kepercayaan ( aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan) : klien
menganut agama islam dan rajin menjalankan ibadah sholat.
6. Pola kebiasaan sehari – hari :
Kebiasaan sebelum sakit
Pola Nutrisi
Nafsu makan : Baik, 3 X / hari, habis 1 porsi
Berat badan : 70 Kg
Tinggi Badan : 168 CM
Kebiasaan saat dirawat
Pola Nutrisi
13
Waktu bekerja :
Klien bekerja sebagai supir bus luar kota ± 25 tahun, waktu bekerja dari pagi hingga
malam hari tidak menentu. Kadang klien mengeluh sesak napas tetapi tidak pernah
berobat.
DATA FOKUS
Data Subyektif
17
- Klien mengeluh sesak napas dan batuk,serta banyak dahak yang kental sulit di
keluarkan dan mengatakan minum sedikit
- Klien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS
- Klien mengatakan sebelum sakit ia seorang perokok berat dalam sehari
menghabiskan rokok 1-2 bungkus dan rutin minum kopi 4-5 gelas /hari
- Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS
- Klien mengatakan ada mual dan muntah 1X
- Klien seorang supir bis luar kota sejak ± 25 tahun yang lalu
Data Obyektif
- Ku : sakit sedang, kesadaran compos mentis, O2 3L / mnt
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
Tekanan darah :130/80 mmHg
- Bicara kadang putus – putus
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Sekret kental warna putih
- Tampak Penggunaan otot bantu pernapasan
- Nafas cuping hidung
- CRT < 3 “
- Sianosis tidak ada
- Bentuk dada Barrel chest
- Posisi duduk / fowler dan tampak lemah
- Terpasang infuse di tangan kanan dengan RL 500 cc / 8 jam terpasang pada
tanggal 6 /8 / 2012
- Minum tampak hanya habis 200 cc dalam 6 jam
- Bunyi napas : Vesikuler +/+ di area apeks, Ronchi basah +/+ di area bronkus ,
Wheezing -/-
- Pulse oximetri : 95%
Laboratorium
DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
18
Analisa Data
NO Tanggal Data Etiologi Masalah
1. 06–08-2012 DS: peningkatan Bersihan
produksi sekret, jalan
Klien mengeluh sesak napas dan
sekret kental dan napas
disertai batuk,serta banyak dahak
sukar di tidak
yang kental dan sulit di keluarkan
keluarkan efektif
19
DO:
Ku : sakit sedang
kesadaran compos mentis, O2 3L /
mnt
Tanda Vital :
Suhu : 38°C, RR: 30X /menit, HR :
88 X/menit, TD:130/80 mmHg
Bicara kadang putus – putus
Klien tampak sesak napas kadang
ada batuk
Sekret kental warna putih
Tampak Penggunaan otot bantu
pernapasan
Nafas cuping hidung
Bentuk dada Barrel chest
Posisi duduk / fowler dan tampak
lemah
Bunyi napas vesikuler + / + di area
apeks , ronkhi basah + /+ di area
bronkus
Pulse oximetri : 95%
20
DO :
22
DO :
C. Rencana Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret, sekret kental dan sukar di keluarkan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam diharapkan
jalan napas kembali efektif. Ditandai dengan: sesak hilang atau berkurang, dahak
mudah dikeluarkan / encer, nafas cuping hidung hilang, tanda vital normal
SH 36 -37 °C RR 16 – 20 X / mnt HR 60 – 80 X / mnt TD 120 / 80 mmHg
DS:
- Klien mengeluh sesak napas dan disertai batuk,serta banyak dahak yang kental
dan sulit di keluarkan
- Klien tampak lemah dan mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu sebelum
masuk RS
- Klien mengatakan sebelum sakit ia seorang perokok berat dalam sehari
menghabiskan rokok 1-2 bungkus dan rutin minum kopi 4-5 gelas /hari
DO:
- Ku : sakit sedang, kesadaran compos mentis, O2 3L / mnt
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
TD:130/80 mmHg
- Bicara kadang putus – putus
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Sekret kental warna putih
25
DO :
- Klien tampak sesak napas kadang ada batuk
- Tanda Vital : Suhu : 38°C, Pernapasan : 30 kali /menit, Nadi : 88 kali/menit,
TD :130/80 mmHg
- Sekret kental warna putih
- Terpasang infuse di tangan kanan dengan RL 500 cc / 8 jam
- Foto Toraks 06 – 08 – 2012
terdapat infiltrat di dua lobus paru kanan yaitu di lobus tengah dan lobus
bawah,CTR < 50 %
- DPL tgl 06 – 08 – 2012
Leukosit :17.71 Ribu / mm3 (N:5000-10.000)
LED : 100 mm (< 20 mm)
28
Rencana Keperawatan
1. Pantau tanda dan gejala infeksi pada daerah yang terpasang alat invasive
2. Kaji faktor yang meningkatkan infeksi (usia, imun rendah dan malnutrisi)
3. Observasi tanda – tanda vital
4. Pantau hasil laboratorium (leukosit, LED)
5. Observasi hygiene pasien untuk perlindungan terhadap infeksi
6. Ajarkan kepada pasien agar menjaga hygiene untuk melindungi tubuh terhadap
infeksi
7. Ajarkan batuk efektif dan napas dalam serta cara pencegahan penularan seperti
membuang dahak pada kom yang sudah di sediakan, menggunakan masker dll.
8. Anjurkan pasien untuk menghindari kontak langsung dengan pasien infeksi
lainnya.
9. Kolaburasi dalam pemberian antibiotik sesuai program
10. Kolaburasi dalam pemeriksaan darah (Leukosit dan LED )
D. IMPLEMENTASI
O2 terpasang 3 L/ mnt
H : hasil -
1,2,3
31
7- 08 - 2012
12.45 Wib 1, 2
PCT 500 mg tab
Cefriaxone 2 gr (iv)
X / mnt
JAM
08- 8 - 2012
Melepas infuse
36
11.30 Wib
E. EVALUASI
Tanggal No DX Evaluasi paraf
07 – 08 - 2012 1 S:
O:
P : Intervensi di lanjutkan
S:
07 – 08 - 2012 2
O:
- Kesadaran composmentis
- Tanda vital TD 110 / 70 mmHg HR 84 X/
mnt RR 24 X/mnt SH 37,3ºC
- Klien tampak mudah mengeluarkan dahak
- Sputum warna putih, konsistensi encer
- Sianosis tidak ada, CRT < 3″
- Bicara lancar
- AGD belum di periksa ulang
O:
- Cefixime 2 X 1 tab
- Ambroxol 3 X CI
- PCT 500 mg K/P
7. Anjurkan klien untuk Kontrol sesuai
jadwal
41
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini kelompok membandingkan beberapa kesenjangan yang ada antara
tinjauan teoritis dengan kenyataan yang kelompok temukan, faktor penghambat dan
pendukung serta alternatif pemecahan masalah dalam pemberian asuhan keperawatan
pada setiap tahap proses keperawatan.
A. PENGKAJIAN
42
CAP seperti pasien peminum alcohol, perokok, penderita DM bila di lihat dari kasus
kelompok, pasien TN E seorang perokok berat. Tn E merokok sejak ± 30 tahun yang lalu
dan dalam sehari dapat menghabiskan 1 – 2 bungkus rokok dan bekerja sebagai supir bis
luar kota yang tidak menentu jam kerjanya. Disini kelompok menemukan kesamaan
tentang factor resiko yaitu perokok, hanya kelompok tidak menemukan tentang factor
pekerjaan yang dapat menyebabkan CAP.
Pengkajian pada klien dilakukan sesuai literature yaitu kelompok melakukan
pengkajian terhadap pasien, riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pengkajian psiko social,
pengkajian laboratorium, pengkajian radiologis dan pengkajian lain yang mendukung
diagnosa medis. Metode yang digunakan wawancara, observasi kondisi klien dan bekerja
sama dengan pemberi pelayanan kesehatan. Dalam pengkajian kelompok tidak mendapat
kesulitan karena klien dan keluarga kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan
kelompok.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Teori Doengos ditemukan delapan ( 8 ) diagnosa keperawatan sedangkan yang
kelompok temukan pada kasus Tn. E ditemukan tiga ( 3 ) diagnosa keperawatan . Hal
ini dikarenakan keluhan yang disampaikan oleh klien tidak begitu berat dan sebagian
masalah yang terjadi pada klien dapat di atasi serta kesehatan klien yang semakin
membaik akhirnya atas rekomendasi tim medis klien di perbolehkan pulang pada hari ke
3 perawatan.
C. PERENCANAAN
Setelah kelompok menegakkan diagnosa keperawatan, maka tahap selanjutnya adalah
menyusun rencana tindakan yang meliputi prioritas masalah, menentukan tujuan dan
kriteria hasil serta perumusan rencana tindakan yang dilakukan. Dalam menetapkan
prioritas masalah kelompok menyesuaikan dengan teori kebutuhan dasar Maslow.
Sedangkan dalam menetapkan tujuan keperawatan kelompok menggunakan prinsip
spesifik, Measureable, Achievable, Reliable, Time (SMART).
44
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pada setiap implementasi, kelompok melaksanakan rencana tindakan dengan mengacu
rencana perawatan yang telah ada dan disesuaikan dengan kondisi klien pada saat itu,
secara umum tindakan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik karena perencanaan
telah dibuat seoptimal mungkin sesuai kondisi klien. Hal yang mendukung pelaksanaan
tindakan keperawatan pada klien Tn.E karena adanya kerja sama antara kelompok, klien,
keluarga klien, perawat ruang dan tim kesehatan lainnya. Tindakan keperawatan
dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun dan didokumentasikan dalam catatan
keperawatan. Namun masih terdapat ada hambatan yaitu beberapa rencana yang belum
dilaksanakan oleh krlompok karena keterbatasan waktu yaitu memberikan terapi obat-
obatan pada klien di sore dan malam hari, sehinga beberapa rencana keperawatan yang
belum dapat terlaksana, di limpahkan kelompok kepada perawat ruangan.
E. EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan, perawat menilai
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dalam melakukan asuhan keperawatan
keperawatan, kelompok melakukan evaluasi tanggal 07 dan 08 Agustus 2012. Kelompok
melakukan evaluasi dengan menggunakan metode Subjektif, Objektif, Analisa,
Planning(SOAP). Berdasarkan respon baik subjekti atau objektif maka dapat disimpulkan
dari ketiga diagnosa yang telah kelompok tegakkan, yaitu pada diagnosa pertama
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret
kental dan sukar di keluarkan, maka intervensi di lanjutkan dengan mengingatkan klien
untuk melakukan tehnik napas dalam dan batuk efektif, menganjurkan klien untuk minum
air putih hangat 2000 – 2500 ml / hari. Pada diagnosa kedua Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan penurunan membran alveoli kapiler maka intervensi di lanjutkan
dengan mengobservasi adanya sianosis perifer dan sianosis sentral, mengobservasi jumlah,
konsistensi dan warna sputum, memertahankan posisi fowler. Sedangkan pada tanggal 08
agustus 2012 diagnosa ketiga yaitu Infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
mekanisme pertahanan tubuh, intervensi di lanjutkan di rumah yaitu menganjurkan klien
untuk istirahat yang cukup, mengingatkan klien untuk tidak membuang dahak
45
sembarangan, menganjurkan klien untuk banyak minum air putih hangat dan makan
tinggi kalori dan tinggi protein, mengingatkan klien untuk melakukan tehnik nafas dalam
bila sesak, menganjurkan klien bila mengeluh demam dan sesak memberat untuk segera ke
pelayanan kesehatan terdekat, menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur dan
benar ( Azitromicin 1 X 500 mg tab, Cefixime 2 X 1 tab, Ambroxol 3 X CI, PCT 500 mg
K/P ) serta menganjurkan klien untuk kontrol sesuai jadwal.
BAB V
PENUTUP
Kelompok akan mengambil kesimpulan dari beberapa hal yang terjadi pada
proses pemberian asuhan keperawatan terhadap klien dengan Pneumonia Community
(CAP) diruang IGD LT I Rumah Sakit persahabatan.
46
A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang kelompok lakukan dalam makalah ini sedikit mengalami kesulitan
karena waktu yang sangat singkat dan keadaan ruangan yang saat itu pasien banyak
sehingga data yang didapatkan hanya berdasarkan data observasi dan pencatatan
perkembangan pasien selama di IGD LT I.
2. Setiap perencanaan keperawatan yang dibuat harus mempunyai tujuan yang realisis
dengan kriteria hasil yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dapat
dipertanggungjawabkan dan mempunyai batas waktu tertentu.
3. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan harus didokumentasikan dengan baik
sehingga memudahkan petugas lain mengetahui tindakan apa saja yang telah
diberikan dan mengevaluasikan keberhasilan tindakan tersebut.
4. Evaluasi harus dilakukan dengan dua kegiatan demi terpantaunya kondisi klien secara
benar, yaitu evaluasi beberapa saat setelah tindakan (Formatif) dan evaluasi
perkembangan klien secara keseluruhan (Sumatif).
B. Saran
1. Kepada klien
a. Demi kebaikan kondisi klien diharapkan taat dalam menjaga kesehatan.
b. Hindari hal-hal yang mempengaruhi keadaan kesehatan seperti kebiasaan buruk
merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.
c. Lakukan kontrol secara teratur dan segera kunjungi fasilitas kesehatan jika
sewaktu-waktu mengalami keluhan yang mengganggu.
2. Kepada kelompok
a. Bekali diri dengan ilmu dan keterampilan yang benar hingga dapat melakukan
asuhan keperawatan dengan Pneumonia Community (CAP).
b. Selalu tenang dan cermat dalam menghadapi klien dengan kondisi bagai manapun
demi peningkatan mutu Asuhan Keperawatan yang diberikan.
47
c. Kondisi fisik dan psikologis pasien yang berbeda-beda sering menjadi stressor
bagi pemberi asuhan keperawatan, yang harus dihadapi dengan kesabaran demi
keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan.
d. Lakukan setiap segala kekuatan dengan ikhlas sehingga akan selalu bernilai
ibadah, amin.