OLEH:
NUR BAETY RUMANDANI
170103065
FAKULTAS KESEHATAN
2020
LEMBAR KERJA MAHASISWA 8
JAWAB : Gejala asma pada lansia kerap sulit dibedakan dengan kondisi lain, seperti
penyakit jantung dan penyakit kronis lain yang menyerang paru-paru. Gejala asma
yang mungkin terjadi pada lansia di antaranya:
Dada terasa sesak, sulit bernapas, saat bernapas mengeluarkan suara, atau
batuk.
Gejala di atas muncul terus menerus tanpa disertai gejala lain.
Gejala asma semakin memburuk saat malam hari, berolahraga, atau saat
muncul pemicu alergi.
Memiliki saudara yang menderita asma, alergi, rinitis, atau sinusitis.
9. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma (klafisikasi dan
indikator)
JAWAB :
a) Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi jalan nafas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam. Pola nafas tidak efektif
teratasi. Dengan kriteria hasil :
-Mendemonstrasikan batuk efektif, suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
- Tanda-Tanda Vital dalam rentang normal
b) Gangguan pola tidur b.d. sesak nafas.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, gangguan pola tidur
teratasi. Dengan kriteria hasil :
- Jumlah tidur dalam batas normal
- Pola tidur, kualitas dalam batas normal
- Perasaan fresh sesudah tidur
- Mampu mengidentifikasi-kan hal-hal yang meningkatkan tidur
10. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan asma (klafisikasi dan
aktifitasnya)
JAWAB :
a) Pola nafas tidak efektif b.d. obstruksi jalan nafas
- Posisikan pasien untuk memaksimal-kan ventilasi
- Identifikasi pasien perlunya dipasangkan alat bantu pernafasan
- Lakukan fisioterapi dada bila perlu
Rasionalisasi:
1) Posisi semi fowler membantu pasien memaksimal-kan ventilasi sehingga
kebutuhan oksigen terpenuhi melalui proses pernafasan.
2) Alat banttu pernafasan membantu organ pernafasan memenuhi kebutuhan
oksigen sehingga oksigen yang diperlukan tubuh terpenuhi.
3) Dapat mem-permudah pasien dalam mengeluar-kan sekret yang sulit
dilakukan secara mandiri.
17. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)
JAWAB :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran
pernafasan akibat peningkatan mukus yang berlebih.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru yang menurun.
3) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, kelemahan umum.
18. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia
(klafisikasi dan indikator)
JAWAB :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran
pernafasan akibat peningkatan mukus yang berlebih.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan bersihan jalan nafas efektif.
Kriteria Hasil :
a.Tidak ada dispnea
b.Perkusi paru sonor
c.Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
d.Tidak ada batuk produktif
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru yang menurun.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil:
a.RR = 30 - 40 x/menit
b.Tidak ada dispnea
c.Pengembangan paru maksimal
19. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan pneumonia (klafisikasi
dan aktifitasnya)
JAWAB :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran
pernafasan akibat peningkatan mukus yang berlebih.
Intervensi
a) Auskultas area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara dan bunyi
nafas lain.
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Bunyi nafas bronkhial (normal pada bronkhus) dapat juga terjadi pada area
konsolidasi. Krekels terdengar pada inspirasi.
b) Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada.
Rasional : Tachipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada/ atau cairan paru.
c) Atur posisi setengah fowler pada anak besar dan ekstensikan kepala pada bayi.
Rasional : Posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih
kuat
d) Berikan obat sesuai indikasi : mukoitik, ekspektoran, bronkodilator, analgetik
Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan mobilisasi sekret.
Analgetik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan
ketidaknyamanan tetapi harus digunakan hati-hati.
e) Berikan cairan tambahan IV atau oksigen
Rasional : Cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan (termasuk tak
tampak) dan memobilisasikan secret.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru yang menurun.
Intervensi
a) Aturlah posisi dengan memungkinkan ekspansi paru maksimum dengan semi
fowler atau kepala agak tinggi kurang lebih 30o.
Rasional : Posisi semi fowler akan meningkatkan ekspansi paru.
b) Kaji pernapasan, irama, kedalaman atau gunakan oksimetri nadi untuk
memantau saturasi oksigen
Rasional : Tachipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyaman gerakan dinding dada.
c) Berikan bantal atau sokongan agar jalan nafas memungkinkan tetap terbuka
Rasional : Sokongan bantal akan membantu membuka jalan napas.
d) Ajarkan teknik relaksasi pada anak yang sudah memahami, sudah bisa atau
mengerti.
Rasional : Relaksasi akan membantu menurunkan kecemasan sehingga
kebutuhan O2 tidak meningkat.
e) Kolaborasi oksigen sesuai kebutuhan
Rasional : Pemberian O2 akan membantu memenuhi kebutuhan O2tubuh
Pengobatan bronkitis yang disarankan: Bronkitis akut bisa sembuh dengan sendirinya
dalam beberapa pekan, jadi terkadang tidak diperlukan pengobatan untuk bronkitis.
Disarankan untuk minum banyak cairan dan juga banyak istirahat. Pada beberapa
kasus, gejala bronkitis bisa bertahan lebih lama.
(2)Pemeriksaan Fisik
A. B1 – B6
1. B1 (Breathing)
Adanya retraksi dan pernapasan cuping hidung, warna kulit dan membrane
mukosa pucat dan cyanosis, adanya suara serak, stridor dan batuk. Pada anak yang
menderita bronchitis biasanya disertai dengan demam ringan, secara bertahap mengalami
peningkatan distress pernapasan, dispnea, batuk non produktif paroksimal, takipnea
dengan pernapasan cuping hidung dan retraksi, emfisema.
Gejala:
1. Takipnea (berat saat aktivitas)
2. Batuk menetap dengan sputum terutama pagi hari
3. Warna sputum dapat hijau, putih, atau kuning dan dapat banyak sekali.
4. Riwayat infeksi saluran nafas berulang
5. Riwayat terpajan polusi (rokok dll)
Tanda:
1. Lebih memilih posisi fowler/semi fowler untuk bernafas
2. Penggunaan otot bantu nafas
3. Cuping hidung
4. Bunyi nafas krekel (kasar)
5. Perkusi redup (pekak)
6.Kesulitan bicara kalimat (umumnya hanya kata-kata yang terputus-putus)
7. Warna kulit pucat,normal atau sianosis
2. B2 (Blood)
Gejala :
Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda :
Peningkatan TD, Takikardi, Distensi vena jugularis, Bunyi jantung redup (karena
cairan di paru-paru), Warna kulit normal atau sianosis.
3. B3 (Brain)
Klien tampak gelisah, peka terhadap rangsang, ketakutan, nyeri dada.
4. B4 (Bladder)
Tidak ditemukan masalah, tidak ditemukan adanya kelainan.
5. B5 (Bowel)
Gejala:
1. Mual/muntah
2. Nafsu makan menurun
3. Ketidakmampuan makan karena distres pernafasan
4. Penurunan berat badan.
5. Nyeri abdomen
Tanda:
1. Turgor kulit buruk
2. Edema
3. Berkeringat
4. Palpitasi abdomial dapat menunjukkan hepatomegaly
6. B6 (Bone)
Gejala:
1. Keletihan, kelelahan
2. Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas karena sulit bernafas
3. Ketidakmampuan untuk tidur, perlu dalam posisi duduk tinggi
4. Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Tanda:
1. Keletihan
2. Gelisah
3. Insomnia
B. Head to toe
1. Inspeksi
a. Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
b. Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
c. Penggunaan otot bantu napas
d. Hipertropi otot bantu napas
e. Pelebaran sela iga
f. Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan
edema tungkai
g. Penampilan pink puffer (Gambaran yang khas pada emfisema,penderita kurus,
kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lipsbreathing) atau blue bloater
(Gambaran khas pada bronkitis kronik,penderita gemuk sianosis, terdapat
edema tungkai dan ronki basah dibasal paru, sianosis sentral dan perifer)
2. Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
3. Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorong ke bawah
4. Auskultasi
1) Suara napas vesikuler normal, atau melemah
2) terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau padaekspirasi
paksa
3) ekspirasi memanjang
4) bunyi jantung terdengar jauh
26. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktorrisiko)
JAWAB :
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolik.
b. Bersihan jalan tidak efektif yang berhubungan dengan inflamasi.
c. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan
cairan, akibat hipertermia atau hiperpnea.
d. Hipertermia yang berhubungan dengan proses inflamasi.
27. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan indikator)
JAWAB :
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik.
Tujuan:Asupan nutrisi pada anak akan meningkat
Kriteria Hasil :
Makan sedikitnya 80 % porsimakan saat hari terakhir rawat inap rumah sakit.
1. Atopometri :
a. Tidak terjadi penurunan berat badan atau berat badan tetap
b. Lingkar lengan tangan atas meningkat atau normal
2. Biokimia : pemeriksaan laboratorium normal meliputi :
a. BUN : normal
b. ALBUMIN : normal
3. Klinis :
Klien tampak tidak terlihat kurus atau klien terliat lebih gemuk.
4. Diit :
Klien menghindari makanan :
a. Susu dan produk susu
b. Gorengan dan makanan berminyak
c. Karbohidrat sederhana
d. Produk tinggi sodium
e. Alkohol atau minuman beralkohol
f. Asap rokok.
b. Bersihan jalan tidak efektif yang berhubungan dengan inflamasi.
Tujuan : kesulitan bernafas pada anak akan berkurang
Kriteria Hasil : periode istirahat yang cukup, dan frekuensi pernapasan dan jantung,
dalam batas normal sesuai usia.
c. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan, akibat
hipertermia atau hiperpnea.
Tujuan : lansia akan mempertahankan keseimbangan cairan
Kriteria hasil : haluaran urin 1-2 mL/kg/jam, turgor kulit baik, dan waktu pengisian
kapiler kembali 3 sampai 5 detik
d. Hipertermia yang berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : anak akan mempertahan kan suhu tubuh kurang dari 37,8o C
Kriteria Hasil : suhu lansia dibawah 37,80 C.
28. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkitis (klafisikasi
dan aktifitasnya)
JAWAB :
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik.
Intervensi Rasional
Anak membutuhkan diet
Pertahankan diet tinggi tinggi kalori dan protein,
protein, tinggi kalori pada untuk memenuhi
anak. peningkatan kebutuhan
energi,
c. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan, akibat
hipertermia atau hiperpnea.
Intervensi Rasional
Pantau asupan dan haluan secaraPemantauan secara hai-hati akan
teliti. mendeteksi penurunan haluaran
urin, yang dapat berindikasi
dehidrasi.
Kaji peningkatan frekuensi Peningkatan frekuensi napas dan
pernapasan lansia dan demam suhu tubuh, khususnya dapat
setian 1-2 jam. mengakibatkan peningkatan
kehilangan cairan secara khas.
Pantau suhu tubuh anak setiap 1-2Peningkatan suhu tubh secara tiba-tiba
jam, waspadai bila ada kenaikan dapat mengakibatkan kejang.
suhu secara tiba-tiba.