Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN BRONCHOPNEUMONI

A. Pendahuluan
Bronchopneumoni adalah radang pada paru paru yang mengenai satu/beberapa
lobus paru paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrasi.
Biasanya gejala penyakt dating mendadak, tetapi kadang-kadang didahului oleh
infeksi traktur respiratorius bagian atas. Pada anak besar bisa disertai anak menggigil
dan pada bayi disertai kejang. Suhu naik cepat sampai 39-40C dan suhu ini biasanya
tife febris kontinyu. Nafas menjadi sesak, disertai nafas cuping hidung dan sianosis
sekitar hidung dan mulut dan nyeri pada dada. Anak lebih suka tiduran pada sebelah
dada yang terkena. Batuk mula-mula kering, kemudian menjadi produktif. Pada
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik tampak gejala khas tampak setelah 1 2 hari.
Pada permulaan suara pernafasan melemah sedangkan pada perkusi tidak jelas ada
kelainan. Setelah terjadi kongesti, ronchi basah akan terdengar yang segera menghilang
setelah terjadi konsolidasi. Kemudian pada perkusi jelas terjadi keredupan dengan suara
pernafasan sub-bronchial sampai bronchial. Pada stadium revolusi ronchi terdengar
lebih jelas. Pada inspeksi dan palpasi tampak pergeseran toraks yang terkena berkurang.
Tanpa pengobatan bisa terjadi penyembuhan dengan krisis sesudah 5 9 hari.

B. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan
secara pemeriksaan fisik. Pada bronchopneumonia bercak bercak infiltrat didapatkan
pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsosolidasi
pada satu atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada
satu atau beberapa lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi
pada satu atau beberapa lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya
komplikasi seperti pleuritis, abses paru, perikarditis dll.

C. Pemeriksaan laboratorium
Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 40.000/mm3 dengan
pergeseran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan 30%
dari darah. Urine biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan
karena suhu yang naik dan sedikit torak hialin.

D. Komplikasi
Dengan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai.
Komplikasi yang dapat dijumpai ilaha, empiema, otitis media akut. Komplikasi lain
seperti meningitis, perikarditis ( jarang dijumpai ).

E. Prognosis
Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang dating
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

F. Diagnosa Keperawatan yang lazim terjadi ( Dikutip dari Buku Rencana asuhan
Keperawatan, Marilyn E, Doenges, Edisi ke 3 ).
1. Bersihan jalan nafas, tak efektif, dapat berhubungan dengan : inflamasi
trakeabranchial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri fleuritik.
Penurunan energi, kelemahan.
Tujuan : Menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas, menunjukkan jalan
nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnoe.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi nafas,
misalnya : krekels, mengi.
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan
cairan, bunyi nafas bronchial ( normal pada bronchus ) dapat juga terjadi pada
area konsolidasi. Krekels dan ronchi dan mengi terdengar pada inspirasi dan /
atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan, secret kental dan
spasme jalan nafas / obstruksi.
b. Bantu pasien latihan nafas sering. Tunjukkan / Bantu pasien mempelajari
melakukan batuk, missal menekan dada dan batuk efektif sementara posisi
duduk tinggi.
Rasional : Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan
nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami,
membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten.
c. Pengisapan sesuai indikasi
Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik
pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau
penurunan tingkat kesadaran.
d. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml ml/hari ( kecuali kontraindikasi ). Tawarkan
air hangat dari pada dingin.
Rasional : Cairan kususnya yang hangat memobilisasi dan mengeluarkan
sekret.
Kolaborasi
e. Bantu mengawasi efek pengobatan
Rasional : Memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret.
f. Berikan obat sesuai indikasi, mukoliti, ekspentoran, bronchodilator & analgesik
Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronchus dengan mobilisasi sekret.
Analgesik untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyaman tapi
harus digunakan secara hati-hati karena dapat menekan pernafasan.

2. Pertukaran gas, kerusakan dapat dihubungkan dengan ; perubahan membran


alveolar kapiler ( efek inflamasi ), gangguan kapasitas pembawa oksigen darah.
Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA
dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan.
Tindakan / intervensi :
Mandiri :
a. Kaji frekwensi, kedalaman dan kemudahan bernafas.
Rasional : manifestasi distress pernafasan tergantung pada indikasi derajat
keterlibatan paru dan status kesehatan umum.
b. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosis perifer
( kuku ) atau sianosis sentral.
Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau espon tubuh terhadap
demam / menggigil.
c. Kaji status mental
Rasional : Gelisah, mudah terangsang, bingung dan somnolen dapat
menunjukkan hipoksemia / penurunan oksigenasi serebral.
d. Awasi suhu tubuh sesuai indikasi
Rasional : Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan
kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi selular.
Kolaborasi
e. Berikan terapi oksigen dengan benar.
Rasional : Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO 2 di atas 60
mmHg. Oksigen diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat
dalam toleransi pasien.

3. Infeksi, Risiko tinggi terhadap penyebaran, Kemungkinan berhubungan


dengan : ketidakadekuatan pertahanan utama ( penurunan kerja silia, perlengketan
sekret pernafasan )., tidak adekuatnya pertahanan sekunder, penyakit kronis,
malnutrisi.
Tujuan : Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi,
mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan risiko
infeksi.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Pantau tanda vital dengan ketat, khusus selama awal terapi.
Rasional : selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal dapat terjadi.
b. Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret dan melaporkan perubahan
warna, jumlah dan bau sekret.
Rasional : Pengeluaran sputum amat penting, perubahan karakteristik sputum
menunjukkan perbaikan pneumonia atau terjadinya infeksi sekunder.
c. Tunjukkan / dorong tehnik mencuci tangan yang baik
Rasional : Efektif berarti menurunkan penyebaran / tambahan infeksi
d. Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik
Rasional : meningkatkan pengeluaran, pembersihan infeksi.
e. Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.
f. Lakukan isolasi pencegahan sesuai individual
Rasional : mencegah penyebaran / melindungi pasien dari proses infeksi lain.
g. Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktifitas sedang. Tingkatkan
masukan nutrisi adekuat.
Rasional : Memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tahanan
alamiah.
Kolaborasi :
h. Berikan antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum / darah,
misalnya penicillin, eritromisin, tetrasiklin, amikain, sepalosporin & amantadin.
Rasional : untuk membunuh kebanyakan microbial. Komplikasi antiviral dan
antijamur mungkin digunakan bila pneumonia diakibatkan oleh organisme
campuran.

4. intoleransi aktifitas kemungkinan berhubungan dengan : ktidak seimbangan


anatar suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum, kelelahan.
Tujuan : Melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang
dapat diukur dengan tak adanya dispnoe, kelemahan berlebihan dan tanda
vital dalam rentang normal.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas.
Rasional : menetapkan kemampuan n/ kebutuhan pasien dan memudahkan
pilihan intervensi.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi .
Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan
istirahat.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolic, menghemat energi untuk penyembuhan.
d. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan / atau tidur
Rasional : Pasien mungkin nyaman dengan kepala lebih tinggi.

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan kemungkinan berhubungan dengan ;


peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi,
anoreksi dan distensi abdomen / gas.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan nafsu makan, mempertahankan/meningkatkan
Berat badan.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. indentifikasi factor yang menyebabkan mual / muntah misalnya : sputum
banyak, pengobatan aerosol, dispnoe berat, nyeri.
Rasional : pilihan intervensi tergantung pada penyebaran masalah
b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin
Rasional : Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan
dapat menurunkan mual.
c. Jadwalkan pengobatan pernafasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.
Rasional : menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini
d. Auskultasi bunyi usus , observasi / palpasi distensi abdomen
Rasional : Bunyi usus mungkin menurun / tak ada bila proses infeksi
berat/memanjang.
e. Berikan makan porsi kecil tapi sering termasuk makanan kering
Rasional : Tindakan ini dapat meningktkan masukan meskipun nafsu makan
mungkin lambat untuk kembali.

f. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.


Rasional : adanya kondisi kronis seperti PPOM atau keterbatasan keuangan
dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi.

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan ;


kemungkinan berhubungan dengan : kurang terpajan, kesalahan interpretasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit, dan pengobatan,
melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
Tindakan / intervensi :
Mandiri
a. Kaji fungsi normal paru, patologi kondisi
Rasional : Meningkatkan pemahaman situasi yang ada dan penting menghu
bungkan dengan program pengobatan.
b. Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya
penyembuhan, dan harapan kesembuhan identifikasi perawatan diri dan
kebutuhan / sumber pemeliharaan rumah
Rasional : informasi dapat meningkatkan koping dan menurunkan ansietas dan
masalah berlebihan. Gejala pernafasan mungkin lambat untuk membaik, dan
kelemahan dan kelelahan dapat menetap selama periode yang panjang.
c. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan / atau verbal
Rasional : Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk
mengasimilasi informasi / mengikuti program medik.
d. Tekankan pentingnya melanjutkan batauk efektif / latihan
pernafasan.
Rasional : selama awal 6 8 minggui setelah pulang, pasien beresiko besar
untuk kambuh pneumonia.
e. Tekankan pentingnya melanjutkan terapi antibiotik selama periode
yang dianjurkan.
Rasional : Penghentian dini antibiotik dapat mengakibatkan iritasi mukosa
bronchus, dan menghambat makrofag, alveolar, mempengaruhi pertahanan
alami tubuh melawan infeksi.

ANALISA DATA

N Data Etiologi Masalah


o
1. DS : Streptokok 1. Ber
- Oran Pneumokok sihan Jalan Nafas
g tua klien mela stapilokok tidak efektif
porkan produksi len
dir anaknya banyak masuk melalui saluran
- Oran pernafasan bagian atas 2. Res
g tua klien mela iko terhadap
porkan anaknya Bronchialus perubahan nutrisi
kadang batuk..
DO : Alveoli
- Lendi 3. Int
Kerusakan pada jaringan paru
r kelien nampak oleransi aktifitas
banyak Reaksi radang pada bronchus
- Klien dan alveolus 4. Kur
kadang-kadang batuk angnya
2. akibat lendir yang pengetahuan.
mengganggu jalan mual akumulasi sekret
nafasnya. 5. Ris
iko terinfeksi
DS Nafsu makan obstruksi jalan
Orang tua klien Menurun (2 ) nafas
mengatakan anaknya
malas menetek dan
jika menetek hanya Gangguan ventilasi
sebentar saja
DO :
- Klien Bersihan jalan nafas
tampak lemah dan Tidak efektif ( 1 )
3. rewal
- Perut Oksigen kejaringan
klien tampak Menurun
kembung
- Linn
gkar perut 43 cm Kelemahan Ancaman kehidupan

DS : ADL
- Oran Intoleransi Kurang pengetahun
4. g tua klien Aktivitas (3)
melaporkan anaknya
mudah terbangun dan Kecemasan (4)
susah tidur.
DO :
- Klien Tinggal serumah dengan penderita
nampak lemah TBC
- Klien
nampak gelisah
Kuman dibatukkan
DS :
- Oran
g tua klien selalu Kuman berada diudara bebas
5. menanyakan tentang
keadaan anaknya.
- Oran Terhirup oleh orang lain
g tua klien (Droplet infeksion)
menganggap penyakit
anaknya adalah
turunan dari bapaknya
DO : Infeksi kepada orang
- Oran lain (5)
g tua klien nam pak
prihatin dengan
keadaan anaknya.

DS :
Orang tua klien
mengatakan tinggal
serumah dengan
kakaknya yang
menderita TB
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

Diagnosa Keperawatan Tgl. ditemukan Tgl. Teratasi

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 15 Mei 2003 Belum teratasi
peningkatan produksi sputum, ditandai
dengan :
DS :
- Orang tua klien melaporkan
produksi lendir anaknya banyak
- Orang tua klien mela
porkan anaknya kadang batuk..
DO :
- Lendir kelien nampak banyak
- Klien kadang-kadang batuk akibat lendir
yang mengganggu jalan nafasnya.

2. Intoleransi aktivitas b/d 15 Mei 2003 Belum teratasi


kelelahan akibat gangguan tidur karena
ketidak nyamanan, batuk ditandai dengan :
DS :
- Orang tua klien melaporkan
anaknya mudah terbangun dan susah
tidur.
DO :
- Klien nampak lemah
- Klien nampak gelisah
15 Mei 2003 Belum teratasi
3. Resiko terhadap perubahan
nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
distensi abdomen sekunder akibat menelan
udara ditandai dengan :
DS
Orang tua klien mengatakan anaknya
malas menetek dan jika menetek hanya
sebentar saja
DO
- Perut klien tampak
kembung
- Linngkar perut 43 cm 15 Mei 2003 Belum teratasi

4. Kurangnya pengetahuan
orang tua tentang keadaan anaknya ( klien )
b/d keslahan dalam menginterpretasi,
ditandai dengan :
DS :
- Orang tua klien selalu
menanyakan tentang keadaan anaknya.
- Orang tua klien
menganggap penyakit anaknya adalah
turunan dari bapaknya
DO : 15 Mei 2003 Belum teratasi
Orang tua klien nampak prihatin dengan
keadaan anaknya.

5. Resiko tertular kuman TB b/d tinggal


serumah dengan penderita TB
DS :
Orang tua klien mengatakan tinggal
serumah dengan kakaknya yang menderita
TB

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Rasional
1. Bersihan Klien Menunjukkan 1. Takipnoe, pernafasan
jalan nafas tidak efektif b/d prilaku mencapai Kaji frekwensi / dangkal, dan gerakan
peningkatan produksi bersihan jalan nafas, kedalaman dan tak simetris sering
sputum, ditandai dengan : efektif dengan krite- gerakan dada. terjadi karena
DS : ria : ketidaknyamanan gera
- Orang tua - b kan dinding dada dan /
klien melaporkan unyi nafas atau cairan paru.
produksi lendir anaknya bersih
banyak - t Penurunan aliran udara
- Orang tua ak ada dispnoe. 2. terjadi pada area
klien mela porkan Auskultasi area paru, konsolidasi dengan
anaknya kadang batuk.. catat area penurunan cairan, bunyi nafas
DO : / tak ada aliran bronchial (normal
- Lendir udara dan bunyi pada bronchus ) dapat
kelien nam pak banyak nafas. juga terjadi pada area
- Klien kadang-kadang konsolidasi.
batuk akibat lendir yang
mengganggu jalan Pembersihan jalan
nafasnya. nafas secara mekanik
3. pada pasien yang tak
Pengisapan sesuai mampu melakukan
indikasi karena batuk tak
efektif atau penurunan
tingkat kesdaran.

Alat untuk menurun


kan spasme bronchus
dengan mobilisasi
4. sekret.
Berikan obat sesuai Menetapkan kemam
2. Intoleransi indikasi. puan / kebutuhan
aktivitas b/d kelelahan Menunjukkan tole - pasien dan memudah
akibat gangguan tidur ransi terhadap aktivi kan pilihan intervensi.
karena ketidaknyamanan, vitas dgn kriteria: 1. Obs
batuk ditandai dengan : - T eravsi adanya Meningkatkan istirahat
DS : idak adanya dispnoe, pening menurunkan stress dan
- Orang tua dispnoe katan kelemahan. rangsangan berlebihan.
klien melaporkan - T
anaknya mudah idak adanya ke-
terbangun dan susah lemahan. 2. Beri Tirah baring diperta
tidur. - T lingkungan tenang hankan selama fase
DO : anda-tanda vital dan batasi akut untuk menurun
- Klien dalam rentang pengunjung bila kan kebutuhan meta
nampak lemah normal. perlu. bolik, menghemat
- Klien energi untuk penyem
nampak gelisah 3. Jela buhan.
skan pentingnya
istirahat dalam Membantu memenuhi
rencana pengobatan kebutuhan istirahat.
dan perlunya kese
imbangan aktifitas
dan istirahat. Pilihan intervensi
tergantung pada
penyebab.
4. Beri
3. Resiko posisi nyaman
terhadap perubahan nurtisi Klien menunjukkan untuk istirahat dan /
kurang dari kebutuhan nafsu makan baik atau tidur. Distensi abdomen ter
tubuh b/d distensi dengan kriteria : jadi sebagai akibat me-
abdomen sekunder akibat - K 1. Identifikasi factor nelan udara atau me
menelan udara ditandai lien minum ASI yang menimbulkan nunjukkan pengaruh
dengan : dalam jum lah mual / muntah, toxin pada saluran GI.
DS yang cukup saat misalnya sputum Pilihan intervensi
Orang tua klien diberi oleh yang banyak. tergantung pada
mengatakan anaknya ibunya. penyebab masalah.
malas menetek dan 2. Auskultasi bunyi
jika menetek hanya - K usus, palpasi dis-
sebentar saja lien tidak mun tensi abdomen.
DO : tah atau mual Informasi dapat me
- Perut saat minum ASI. ningkatkan koping dan
klien tampak membantu menurun
kembung kan ansietas dan
- Linngkar masalah berlebihan.
perut 43 cm

4. Kurangnya Orang tua klien/kel. Kelemahan dan dep


pengetahuan orang tua Klien mengerti 1. Diskusikan aspek resi dapat mem
tentang keadaan anaknya tentang keadaan ketidakmampuan pengaruhi kemampuan
( klien ) b/d keslahan anaknya (klien) dgn dari penyakit, lama untuk mengasimilasi
dalam menginterpretasi, Kriteria : nya penyembuhan informasi / mengikuti
ditandai dengan : - O dan harapan program medik.
DS : rang tua / kelu kesembuhan.
- Orang tua arga menyatakan
klien selalu pemahamannya 2. Berikan informasi
menanyakan tentang terhadap kondisi dalam bentuk
keadaan anaknya. anaknya. verbal.
- Orang tua
klien menganggap - M
penyakit anaknya elakukan peru
adalah turunan dari bahan pola hidup
bapaknya dan berpartisipa
DO : si dalam program
Orang tua klien nampak pengobatannya.
prihatin dengan keadaan
anaknya.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. DX Tanggal Jam Implementasi Paraf/Nama


1. 25-03-2003 8.30 Mengkaji frekwensi / kedalaman pernafasan,
dan gerakan dada
- Pernafasan 36 / menit
- Tidak ada retraksi pada otot pernafasan
8.35 Melakukan auskultasi pada area paru;
- Ada kesulitan bernafas akibat penum
pukan lendir yang banyak
- Terdengar bunyi ronhi pada lapanga
paru
12.00 Memberikan obat kepada klien , amoxan
sendok .
2. 15-05-2003 08.30 Mengobservasi tanda tanda kelemahan pada
bayi / dispnoe
- Tidak ada dispnoe
- Klien nampak masih lemah
- Klien masih nampak gelisah
09.15 Memberikan penjelasan kepada keluarga
tentang ;
- Pentingnya istirahat yang cukup
- Lingkungan yang tenang untuk bayi
agar ia dapat istirahat cukup
10.30 Memberi posisi yang nyaman kepada bayi agar
ia bisa tidur ( ibu klien meletakkan pada kaki
sambil digoyang goyang dan diberi bantal
untuk memudahkan anak tertidur

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. DX Tanggal Jam Implementasi Paraf/Nama


3. 15-05-2003 8.35 Mengidentifikasi adanya factor yang
menimbulkan mual / muntah
- Adanya produksi lendir yang masih
banyak
- Perut klien nampak kembung
8.45 Melakukan pemeriksaan pada abdomen ;
- Auskultasi terdengar adanya peristaltik
usus kesan meningkat.
- Perkusi terdengar redup / pekak
- Palpasi terasa sedikit distensi
4. 15-05-2003 10.30 Melakukan diskusi pada orang tua / keluarga
klien, terhadap keadaan klien mengenai :
- Penyakit yang diderita klien saat ini
adalah bronchopneumonia yang
disebabkan oleh kuman, bukan penyakit
asma yang diturunkan dari ayahnya
yang sekarang sedang menjalani rawat
jalan asma.
5. 15-05-2003 10.45 Memberi penjelasan pada keluarga klien
tentang cara penularan dan pencegahan TB :
Keluarga mengerti penjelasan yang
diberikan dan berjanji akan
melaksanakan apa yang telah.
dijelaskan

EVALUASI

No. Tanggal Jam Perkembangan ( SOAP ) Paraf/Nama


DX
1. 15-05-2003 12.35 S : Orang tua klien melaporkan
anaknya kadang masih batuk
karena lendir
O : Lendir nampak masih banyak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi, 1 2 3 dan 4

2. 15-05-2003 12.40 S : Orang tua klien melaporkan anak


nya masih lemah.
O : Klien masih tampak lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1

3. 15-05-2003 12.45 S : Orang tua klien melaporkan perut


anaknya masih kembung
O : Perut klien masih tampak
kembung
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2

4. 15-05-2003 12.50 S : Orang tua klien mengungkapkan


telah mengerti apa yang dialami
anaknya, bahwa penyakit
anaknya bukan penyakit
keturunan dari ayahnya.
O : Orang tua klien tidak bertanya
lagi tentang penyakit anaknya
apakah turunan atau bukan.
A : Masalah belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi 2
5. 15-05-2003 12.55 S : Keluarga mengerti penjelasan
yang diberikan dan berjanji akan
melaksanakan apa yang telah.
Dijelaskan
O : Tampak klien mengerti apa yang
telah dijelaskan
A : Masalah telah teratasi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. DX Tanggal Jam Implementasi Paraf/Nam


a
1. 26-03-2003 7.30 Mengkaji frekwensi / kedalaman pernafasan,
dan tanda tanda adanya gangguan pernafasan
- Pernafasan 48 kali permenit
- Tidak ada retraksi pada otot pernafasan
- Lendir sudah berkurang dan encer
7.40 Melakukan auskultasi pada area paru;
- Tidak terdengar adanya kesulitan
bernafas, konsolidasi cairan.

2. 26-03-2003 07.35 Mengobservasi tanda tanda kelemahan pada


bayi / dispnoe
- Tidak ada dispnoe
- Kelemahan klien sudah berkurang.
- Klien sudah tidak gelisah
08.15 Memberi penyuluhan kepada orang tua klien
persiapan pulang tentang :
- Pentinya istirahat yang cukup di rumah
dan pengobatan lanjutan setelah keluar dari
RS.
- Menganjurkan kepada orang tua klien
untuk segera membawa anaknya ke
Puskesmas bila obatnya sudah habis guna
mengetahui perkemabngan penyakit
anaknya, apa sudah sembuh atau masih
perlu pengobatan lanjutan.
3. 26-03-2003 07.45 Mengidentifikasi adanya factor yang
menimbulkan mual / muntah ;
- Produksi lendir sudah berkurang dan
encer
- Perut klien sudah tidak kembung lagi
(lingkar perut : 37 cm ).

EVALUASI

No. Tanggal Jam Perkembangan ( SOAP ) Paraf/Nama


DX
1. 26-03-2003 09.45 S : Orang tua Klien melaporkan
anaknya sudah tidak mengalami
kesulitan bernafas.
O : Lendir klien sudah berkurang dan
encer. Pernafasan 48 x permenit
A : Masalah sebahagian besar telah
teratasi

2. 26-03-2003 09.50 S : Orang tua klien melaporkan anak


nya telah tidur dengan baik
O : Kelemahan klien telah berkurang
A : Masala sebahagian telah teratasi

3. 26-03-2003 09.55 S : Orang tua klien melaporkan perut


anaknya sudah tidak kembung
lagi
O : Perut klien tampak tidak
kembung lagi, lingkar perut 37 cm
A : Masalah teratasi, orang tua klien
menyadari pentingya istirahat
cukup dan pengobatan lanjutan di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai