Anda di halaman 1dari 17

STATUS ASMATIKUS

DISUSUN OLEH :
NINDYA AYUNINGTYAS
Status asmatikus adalah keadaan darurat medik
paru berupa serangan asma yang berat atau
bertambah berat yang bersifat refrakter
sementara terhadap pengobatan yang lazim
diberikan. Refrakter adalah tidak adanya
perbaikan atau perbaikan yang sifatnya hanya
singkat, dengan pengamatan 1-2 jam.
(Medlinux,2008).
Gambaran klinis Status
Asmatikus
 Penderita tampak sakit berat dan sianosis.
 Sesak nafas, bicara terputus-putus.
 Banyak berkeringat, bila kulit kering
menunjukkan kegawatan sebab penderita
sudah jatuh dalam dehidrasi berat.
 Pada keadaan awal kesadaran penderita
mungkin masih cukup baik, tetapi lambat
laun dapat memburuk yang diawali dengan
rasa cemas, gelisah kemudian jatuh ke
dalam koma. (Medlinux,2008)
Etiologi
Faktor Ekstrinsik

 Asma yang timbul karena reaksi hipersensitivitas yang disebabkan oleh
adanya IgE yang bereaksi terhadap antigen yang terdapat di udara
(antigen – inhalasi ), seperti debu rumah, serbuk – serbuk dan bulu
binatang
Faktor Intrinsik
 Infeksi :
 virus yang menyebabkan ialah para influenza virus, respiratory syncytial
virus (RSV)
 bakteri, misalnya pertusis dan streptokokkus
 jamur, misalnya aspergillus
 Cuaca :
 Perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan kelembaban
dihubungkan dengan percepatan iritan bahan kimia, minyak wangi, asap
rokok, polutan udara
 Emosional :
 Takut, cemas dan tegang aktifitas yang berlebihan, misalnya berlari
Patofisiologi
 Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut dapat
meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos,
meningkatnya sekret abnormal mukus pada bronkiolus dan
adanya kontraksi pada trakea serta meningkatnya produksi
mukus jalan nafas, sehingga terjadi penyempitan pada jalan
nafas dan penumpukan udara di terminal oleh berbagai macam
sebab maka akan menimbulkan gangguan seperti gangguan
ventilasi (hipoventilasi), distribusi ventilasi yang tidak merata
dengan sirkulasi darah paru, gangguan difusi gas di tingkat
alveoli.
 Tiga kategori asma alergi (asma ekstrinsik) ditemukan pada
klien dewasa yaitu yang disebabkan alergi tertentu, selain itu
terdapat pula adanya riwayat penyakit atopik seperti eksim,
dermatitis, demam tinggi dan klien dengan riwayat asma.
Sebaliknya pada klien dengan asma intrinsik (idiopatik) sering
ditemukan adanya faktor-faktor pencetus yang tidak jelas, faktor
yang spesifik seperti flu, latihan fisik, dan emosi (stress) dapat
memacu serangan asma.
Pada orang dewasa ditandai batuk, mengi, pernapasan
pendek , rasa sesak di dada dan adanya pernapasan cuping
hidung sedangkan pada anak hanya memperlihatkan gejala
lesu yang ringan. Batuk yang persisten atau paroksismal,
terutama pada malam hari yang berlangsung selama lebih
dari 10-14 hari

Manifestasi Klinik
Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan tes kulit

Elektrokardiografi

Scanning paru

Spirometri
Terapi / Pengobatan
 Atelaktasis
 Hipoksemia
 Pneumothoraks Ventil
 Emfisema
 Gagal napas
Konsep Asuhan
Keperawatan
PENGKAJIAN
Identitas klien
 Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat
keturunan, alergi debu, udara dingin
 riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak
napas, keringat dingin.
 Status mental : lemas, takut, gelisah

 Pernapasan : perubahan frekuensi, kedalaman


pernafasan.
 Gastro intestinal : adanya mual, muntah.

 Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah


Pemeriksaan Fisik

Inspeksi dada
1. Contour, Confek, tidak ada defresi Palpasi :
sternum 1. Temperatur kulit
2. Diameter antero posterior lebih besar 2. Premitus : fibrasi dada
dari diameter transversal 3. Pengembangan dada
3. Keabnormalan struktur Thorax 4. Krepitasi
4. Contour dada simetris 5. Massa
5. Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat 6. Edema
atau tidak, distribusi warna merata
6. RR dan ritme selama satu menit.

Auskultasi
1. Vesikuler
2. Broncho vesikuler
3. Hyper ventilasi
4. Rochi
5. Wheezing
6. Lokasi dan perubahan suara napas serta
kapan saat terjadinya
Diagnosa Keperawatan

 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan


dengan akumulasi mukus.
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru.
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio
• Diagnosa 1 : Ketidakefektifan inspirasi dan ekspirasi. Rasional : Takipnea
biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
bersihan jalan nafas berhubungan ditemukan pada penerimaan selama
dengan akumulasi mukus. strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan
dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
• Tujuan : Jalan nafas kembali efektif. memanjang dibanding inspirasi.
• Kriteria hasil : Sesak berkurang, • Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya :
batuk berkurang, klien dapat peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
Rasional : Peninggian kepala tidak
mengeluarkan sputum, wheezing mempermudah fungsi pernafasan dengan
berkurang/hilang, vital dalam batas menggunakan gravitasi.
normal keadaan umum baik. • Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk
• Intervensi : pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan
memperbaiki upaya batuk. Rasional : batuk dapat
• Auskultasi bunyi nafas, catat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien
lansia, sakit akut/kelemahan.
adanya bunyi nafas, misalnya :
wheezing, ronkhi. Rasional : • Berikan air hangat. Rasional : penggunaan cairan
Beberapa derajat spasme bronkus hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
terjadi dengan obstruksi jalan nafas. • Kolaborasi obat sesuai indikasi. Bronkodilator
Bunyi nafas redup dengan ekspirasi spiriva 1×1 (inhalasi). Rasional : Membebaskan
spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
mengi (empysema), tak ada fungsi
nafas (asma berat).
 Diagnosa 2 : Pola nafas tidak efektif  Auskultasi bunyi nafas dan catat
berhubungan dengan penurunan adanya bunyi nafas seperti krekels,
ekspansi paru. wheezing. Rasional : ronki dan
 Tujuan : Pola nafas kembali efektif. wheezing menyertai obstruksi jalan
nafas / kegagalan pernafasan.
 Kriteria hasil : Pola nafas efektif,
bunyi nafas normal atau bersih, TTV  Tinggikan kepala dan bantu
dalam batas normal, batuk mengubah posisi. Rasional : duduk
berkurang, ekspansi paru tinggi memungkinkan ekspansi paru
mengembang. dan memudahkan pernafasan.
 Intervensi :  Observasi pola batuk dan karakter
sekret. Rasional : Kongesti alveolar
 Kaji frekuensi kedalaman mengakibatkan batuk sering/iritasi.
pernafasan dan ekspansi dada.
Catat upaya pernafasan termasuk  Dorong/bantu pasien dalam nafas
penggunaan otot bantu pernafasan / dan latihan batuk. Rasional : dapat
pelebaran nasal. Rasional : meningkatkan/banyaknya sputum
kecepatan biasanya mencapai dimana gangguan ventilasi dan
kedalaman pernafasan bervariasi ditambah ketidak nyaman upaya
tergantung derajat gagal nafas. bernafas.
Expansi dada terbatas yang  Kolaborasi. Berikan oksigen
berhubungan dengan atelektasis tambahan atau berikan humidifikasi
dan atau nyeri dada tambahan misalnya : nebulizer.
Rasional : memaksimalkan bernafas
dan menurunkan kerja nafas,
memberikan kelembaban pada
membran mukosa dan membantu
pengenceran sekret.
 Jelaskan pada klien tentang
 Diagnosa 3 : pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi Rasional : peningkatan
pengetahuan klien dapat
kurang dari kebutuhan menaikan partisipasi bagi klien
tubuh berhubungan dalam asuhan keperawatan.
dengan intake yang tidak  Timbang berat badan dan tinggi
adekuat. badan. Rasional : Penurunan
berat badan yang signifikan
 Tujuan : Kebutuhan nutrisi merupakan indikator kurangnya
dapat terpenuhi nutrisi.
 Kriteria hasil : Keadaan  Anjurkan klien minum air hangat
umum baik, mukosa bibir saat makan. Rasional : air hangat
dapat mengurangi mual.
lembab, nafsu makan baik,  Anjurkan klien makan sedikit-
tekstur kulit baik, klien sedikit tapi sering. Rasional :
menghabiskan porsi makan memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
yang disediakan, bising  Kolaborasi dengan ahli gizi. Konsul
usus 6-12 kali/menit, berat dengan tim gizi/tim mendukung
badan dalam batas nutrisi. Rasional : menentukan
kalori individu dan kebutuhan
normal. nutrisi dalam pembatasan.
 Intervensi :  Berikan obat sesuai indikasi (
vitamin B squrb 2×1 ). Rasional :
 Kaji status nutrisi klien defisiensi vitamin dapat terjadi
(tekstur kulit, rambut, bila protein dibatasi. ( Antiemetik
konjungtiva). Rasional : rantis 2×1 ) Rasional : untuk
menentukan dan menghilangkan mual / muntah.
membantu dalam
intervensi selanjutnya.
Terima Kasih......

Anda mungkin juga menyukai