Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ASMA PADA TN.S DI IGD RSUD KOTA


YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Gawat darurat

DisusunOleh:
Linda Erlina, S.Kep
24.16.0889

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVIII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2017
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
ANGKATAN XVIII

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui “Laporan Pendahuluan Keperawatan Gawat


Darurat Asma Pada Tn.S di IGD RSUD Kota Yogyakarta” untuk Memenuhi
Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat Profesi Ners Angkatan XVIII Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.

Yogyakarta, Mei 2017


Mahasiswa

LindaErlina, S.Kep

Mengetahui,

Pembimbing akademik Perceptor

( Muskhab Eko Riyadi S.Kep., Ns.,M.kep) (Ganda Puspita, S.kep., Ns)

LAPORAN PENDAHULUAN ASMA


A. Pengertian
Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat mudah
bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa
serangan asma (Ngastiyah, 2005).
Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar saluran bronchial
(saluran udara) dalam paru-paru mengkerut, sekaligus lapisan saluran bronchial
mengalami peradangan dan bengkak (Espeland, 2008).
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa
bronkus terhadap bahan alergen (Riyadi, 2009).
Anatomi dan fisiologi pernafasan
1) Anatomi saluran nafas
Gambar 1

B. Etiologi
Adapun faktor penyebab dari asma adalah faktor infeksi dan faktor non
infeksi. Faktor infeksi misalnya virus, jamur, parasit, dan bakteri sedangkan faktor
non infeksi seperti alergi, iritan, cuaca, kegiatan jasmani dan psikis (Mansjoer, 2000).
1) Proses terjadi
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, jamur, parasit, alergi, iritan, cuaca,
kegiatan jasmani dan psikis akan merangsang reaksi hiperreaktivitas bronkus
dalam saluran pernafasan sehingga merangsang sel plasma menghasilkan
imonoglubulin E (IgE). IgE selanjutnya akan menempel pada reseptor dinding sel
mast yang disebut sel mast tersensitisasi. Sel mast tersensitisasi akan mengalami
degranulasi, sel mast yang mengalami degranulasi akan mengeluarkan sejumlah
mediator seperti histamin dan bradikinin. Mediator ini menyebabkan peningkatan
permeabilitas kapiler sehingga timbul edema mukosa, peningkatan produksi
mukus dan kontraksi otot polos bronkiolus. Hal ini akan menyebabkan proliferasi
akibatnya terjadi sumbatan dan daya konsulidasi pada jalan nafas sehingga proses
pertukaran O2 dan CO2 terhambat akibatnya terjadi gangguan ventilasi.
Rendahnya masukan O2 ke paru-paru terutama pada alveolus menyebabkan
terjadinya peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang disebut dengan
hiperventilasi, yang akan menyebabkan terjadi alkalosis respiratorik dan
penurunan CO2 dalam kapiler (hipoventilasi) yang akan menyebabkan terjadi
asidosis respiratorik. Hal ini dapat menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi
fungsi primernya dalam pertukaran gas yaitu membuang karbondioksida sehingga
menyebabkan konsentrasi O2 dalam alveolus menurun dan terjadilah gangguan
difusi, dan akan berlanjut menjadi gangguan perfusi dimana oksigenisasi ke
jaringan tidak memadai sehingga akan terjadi hipoksemia dan hipoksia yang akan
menimbulkan berbagai manifestasi klinis.
C. Manifestasi klinis
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain mengi/wheezing, sesak
nafas, dada terasa tertekan atau sesak, batuk, pilek, nyeri dada, nadi meningkat,
retraksi otot dada, nafas cuping hidung, takipnea, kelelahan, lemah, anoreksia,
sianosis dan gelisah.
D. Komplikasi
Adapun komplikasi yang timbul yaitu bronkitis berat, emfisema, atelektasis,
pneumotorak dan bronkopneumonia.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
a) Foto thorak
Pada foto thorak akan tampak corakan paru yang meningkat, hiperinflasi
terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik, atelektasis juga
ditemukan pada anak-anak  6 tahun.
b) Foto sinus paranasalis
Diperlukan jika asma sulit terkontrol untuk melihat adanya sinusitis.

2. Pemeriksaan darah
Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung, bila
tidak eosinofilia kemungkinan bukan asma .
3. Uji faal paru
Dilakukan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil provokasi
bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Alat
yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow meter, caranya anak
disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik nafas dalam
melalui mulut kemudian menghebuskan dengan kuat).
4. Uji kulit alergi dan imunologi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara goresan atau tusuk. Alergen yang
digunakan adalah alergen yang banyak didapat di daerahnya. Kadar IgE
total dan IgE spesifik dalam sputum.

F. Penatalaksanaan medis
1) Oksigen 4 - 6 liter / menit
2) Pemeriksaan analisa gas darah mungkin memperlihatkan penurunan
konsentrasi oksigen.
3) Anti inflamasi (Kortikosteroid) diberikan untuk menghambat inflamasi
jalan nafas.
4) Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
5) Pemberian obat ekspektoran untuk pengenceran dahak yang kental
6) Bronkodilator untuk menurunkan spasme bronkus/melebarkan bronkus
7) Pemeriksaan foto torak
8) Pantau tanda-tanda vital secara teratur agar bila terjadi kegagalan
pernafasan dapat segera tertolong.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Primer
1) Airway
Dari data subyektif pada pasien asma biasanya diperoleh data anak
dikeluhkan sesak nafas, batuk, pilek, nafsu makan menurun, lemah, kelelahan
dan gelisah. Dari data obyektif diperoleh data mengi/wheezing berulang,
ronchi, dada terasa tertekan atau sesak, pernapasan cepat (takipnea), sianosis,
nafas cuping hidung dan retraksi otot dada
2) Breathing
Perpanjangan ekspirasi dan pemendekan inspirasi, dispnea, takipnea, taktil
fremitus menurun, ronkhi, hiperresonan pada perkusi
3) Circulation
Hipotensi, diaforesis, sianosis, gelisah, fatique, perubahan tingkat kesadaran,
pulsus paradoxus >10mm.
b. Pengkajian sekunder
1) Riwayat penyakit sekarang
Lama menderita asma, hal yang menimbulkan serangan, obat yang dipakai
tiap hari dan saat serangan
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat alergi, batuk pilek, menderita ispa
3) Riwayat perawatan keluarga
Adakah riwayat penyaikit asam pada keluarga
4) Riwayat sosial ekonomi
Lngkungan tempat tinggal daan bkeerja, jenis pekerjaan.
Diagnosa keperawatan :
a) Bersihan jalan nafas tak efektif
b) Ketidakefektifan pola nafas
a) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b) Kerusakan pertukaran gas
c) Intoleransi aktivitas.
d) Nyeri akut
c. Ansietas
Perencanaan keperawatan
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeabronkial
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif
Rencana tindakan :
a) Ukur vital sign setiap 6 jam
b) Observasi keadaan umum pasien
c) Kaji frekuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada
d) Auskultasi area paru, bunyi nafas, misal krekel, mengi dan ronchi

e) Ajarkan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif


f) Anjurkan banyak minum air hangat
g) Beri posisi yang nyaman (semi fowler/fowler)
h) Delegatif dalam pemberian bronkodilator, kortikosteroid, ekspktoran dan
antibiotik

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar


kapiler
Tujuan : Ventilasi dan pertukaran gas efektif.
Rencana tindakan :
a) Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam
b) Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku

c) Pertahankan istirahat tidur


d) Tinggikan kepala dan sering mengubah posisi
e) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2
Tujuan : Aktivitas dapat ditingkatkan
Rencana tindakan :
a) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas
b) Jelaskan pentingnya istirahat dan keseimbangan aktivitas dan istirahat
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya

d) Bantu pasien dalam memilih posisi yang nyaman untuk istirahat


e) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
Tujuan : pemenuhan nutrisi adekuat
a) Timbang berat badan setiap hari
b) Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
c) Anjurkan memberikan makan dalam porsi kecil tapi sering
d) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang (batasi pengunjung)
e) Anjurkan menghidangkan makan dalam keadaan hangat
5. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
Tujuan : Nyeri, berkurang/terkontrol.
Rencana tindakan:
a) Kaji karakteristik nyeri
b) Observasi vital sign setiap 6 jam
c) Berikan tindakan nyaman seperti relaksasi dan distraksi
d) Kolaborasi pemberian analgetik

6. Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan, kurangnya


informasi
Tujuan: Kecemasan orang tua berkurang/hilang, pengetahuan orang tua
bertambah, orang tua memahami kondisi pasien.
Rencana tujuan :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua dan kecemasan orang tua
b) Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan, pengertian, penyebab,
tanda gejala, pencegahan dan perawatan pasien.
c) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
d) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien
e) Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
diketahui
f) Anjurkan orang tua untuk selalu berdoa
g) Lakukan evaluasi
Pathway Asma

Etiologi

Faktor infeksi Faktor non infeksi


Virus (respiratory syntitial virus) dan Alergi
virus parainfluenza Iritan
Bakteri (pertusis dan streptoccus) Cuaca
Jamur (aspergillus) Kegiatan jasmani
Parasit (ascaris) Psikis

Reaksi hiperaktivitas bronkus



Antibody muncul (IgE)

Sel mast mengalami degranulasi

Mengeluarkan mediator (histamin dan bradikinin)

Peningkatan produksi mukusEdema


mukosaKontraksi otot polos bronkus

Anoreksia Mempermudah proliferasi



Terjadi sumbatan dan daya konsolidasi Batuk, pilek
Perubahan nutrisi  Mengi / wheezing
kurang dari Gangguan ventilasi Sesak
kebutuhan tubuh
Hipoventilasi Hiperventilasi Bersihan
jalan nafas
tak efektif
Konsentrasi O2 dalam alveolus menurunKonsentrasi CO2
dalam alveolus meningkat

Gangguan difusi

Oksigenasi ke jaringan tidak memadai

Gangguan perfusi

Hipoksemia dan hipoksia


Kelelahan Dada terasa
Sianosis Lemah tertekan / sesak,
nyeri dada, nadi
Takipnea meningkat
Gelisah
Nafas cuping hidung Intoleransi
Retraksi otot dada aktivitas Nyeri
Keluarga bertanya tentang
penyakit anaknya
Cemas dan gelisah Kerusakan
pertukaran gas
Ansietas orang tua
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. (2009). Asma Bisa Sembuh atau Problem Seumur Hidup. dari
http://www.medicastore.com/asma/

Carpenito, L.J. (2000). Diagnosa keperawatan. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Doenges, M.E.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta:


EGC

Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada


Anak. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Gaffar, L.O.J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta: EGC

Hidayat, A.A.A.(2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Surabaya:


Salemba Medika

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. (Edisi 3), Jilid 1. Jakarta:


Media Aesculapius

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta: EGC

Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Price, S.A & Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi. (Edisi 6). Jakarta: EGC

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Zainal, A.H. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Yayasan


Bunga Raflesia

Anda mungkin juga menyukai