EL-HAKIM
Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun
Terpercaya dan Selalu Ada Dihati
PANDUAN
MANAJEMEN NYERI
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya. Buku
Panduan Manajemen Nyeri dapat terselesaikan. Penulisan Buku Panduan Manajemen Nyeri ini
dilakukan dalam rangka untuk menjawab tantangan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan di rumah sakit.
Baik atau tidak nya mutu pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kepada seluruh
karyawan dan dokter sebagai pelaku utama dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu kami
berharap melalui buku Panduan Manajemen Nyeri ini dapat membantu terhadap upaya
penigkatan proses pelayanan di Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun.
Pembuatan buku panduan ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks
maupun konten, untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan kedepan.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
konstribusi dalam penyusunan buku panduan ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga buku Pandua nini membawa manfaat bagi
peningkatan pelayanan yang bermutu di Rumah Sakit Khusus bedah Rawamangun.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Definisi ................................................................................................. 1
B. Asesment nyeri ...................................................................................... 1
C. Farmakologi Obat Analgesik ................................................................. 5
BAB II .............................................................................................................. 2
BAB IV............................................................................................................. 14
BAB V .............................................................................................................. 16
DOKUMENTASI ............................................................................................. 17
Lampiran
ii
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan
adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman
sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan
jaringan (International Association for the study of pain). Nyeri dapat di
bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Nyeri Akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan lkausal dengan adanya cedera atau
penyakit
2. Nyeri Kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama'
Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali ljidak diketahui penyebabnya yang pasti
B. ASSESMEN NYERI
1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu
c. Riwayat psiko-sosial
d. Riwayat pekerjaan
e. Obat-obatan dan alergi
f. Riwayat keluarga
g. Assesmen system organ yang komprehensif
2. Assesmen nyeri
a. Assesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
- Indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 8
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya
- Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
Managemen Nyeri | 1
a) Intensitas nyeri
0 = tidak nyeri
1 = Nyeri seperti gatal
2 = Nyeri seperti melilit/terpukul
3 = Nyeri seperti perih atau mulas
4 = Nyeri seperti kram atau kaku
5 = Nyeri seperti tertekan atau bergerak
6 = Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7,8,9 = Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien
dengan aktifitas yang biasa dilakukan
10 = Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
b) Derajat nyeri:
0 = Tidak ada nyeri.
1-3 = Nyeri ringan.
4-6 = Nyeri sedang
7-9 = Nyeri berat
10 = Nyeri sangat berat.
Tidak Nyeri Sedikit Nyeri Cukup Nyeri Lumayan Nyeri Sangat Nyeri Amat Sangat
Nyeri
Indikasi : digunakan pada neonatus usia 0-28 hari
Instruksi : pasien akan diamati tentang derajat nyerinya dan
mengacu pada kriteria yang sudah tersedia dengan interpretasi :
0 : tidak nyeri
d. COMFORT scale
Indikasi : pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/kamar
operasi/ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric
Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale
Managemen Nyeri | 3
3. Assesment ulang nyeri
Assesment ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih
dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut
Setiap 8 jam jika skor nyeri ringan
Setiap 3 jam bila skor nyeri sedang
Setiap 1 jam jika skor nyeri berat
Dihentikan bila skor nyeri 0 tidak nyeri
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
b. Status Mental
c. Pemeriksaan Sendi
d. Pemeriksaan Motorik
- Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan menggunakan
criteria di bawah ini.
Derajat Definisi
5 Tidak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
4 Mampu melawan tahanan ringan
3 Mampu bergerak melawan gravitasi
2 Mampu bergerak / bergeser kekiri dan kanan tetapi tidak mampu
melawan gravitasi
1 Terdapat kontraksi otot (inspeksi/ palpasi) tidak menghasilkan
pergerakan
0 Tidak terdapat kontraksi otot
e. Pemeriksaan sensorik
- Lakukan pemeriksaan : sentuhan ringan, nyeri (tusukan jarum pin
prick) getaran dan suhu
f. Pemeriksaan neurologis lainnya
g. Pemeriksaan Khusus
- Terdapat 5 tanda non-organik pada pasien dengan gejala nyeri
tetapi tidak ditemukan etiologi secara anatomi. Pada beberapa
Managemen Nyeri | 4
pasien dengan 5 tanda ini ditemukan mengalami hipokondriasis,
histeria dan depresi
- Kelima tanda ini adalah :
1) Distribusi nyeri superficial atau non-anatomik
2) Gangguan sensorik atau motorik non-anatomik
3) Verbalisasi berlebihan akan nyeri (over-reaktif)
4) Reaksi njeri yang berlebihan saat menjalani tes/Pemeriksaan
nyeri
5) Keluhan akan nyeri yang tidak konsisten (berpindah-pindah)
saat gerakan yang sama dilakukan pada posisi yang berbeda
(distraksi)
h. Pemeriksaan Elektromiografi (EMG)
i. Pemeriksaan sensorik kuantitatif
j. Pemeriksaan radiologi
k. Assesmen psikologi
Managemen Nyeri | 5
6. Opioid
- Dosis opioid disesuaikan pada setiap individu, gunakalah titrasi
Managemen Nyeri | 6
BAB II
Managemen Nyeri | 7
2. WHO LADDER
Keterangan :
Patch fentanyl tidak boleh digunakan untuk nyeri akut
karena tidak sesuai indikasi dan onset kerjanya lama
Untuk nyeri kronik : pertimbangkan pemverian terapi
analgesic adjuvant (misalnya amitriptillin, gabapentin)
Istilah :
NSAID : non-steroidal anti-inflammatory drug
S/R : slow release
PRN : when required
Managemen Nyeri | 8
C. Algoritma Pemberian Opioid Intermiten (Prn) Intravena
Berikut adalah algoritma pemberian opioid intermiten (prn) intravena
untuk nyeri akut, dengan syarat:
a. Hanya digunakan oleh staf yang telah mendapat instruksi
b. Tidak sesuai untuk pemberian analgesik secara rutin di ruang rawat inap
biasa
c. Efek puncak dari dosis intravena dapat terjadi selama 15 menit sehingga
semua pasien harus diobservasi dengan ketat selama fase ini
Managemen Nyeri | 9
D. Follow-up/assesmen ulang
- Assesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan interval yang teratur
- Panduan umum:
1) Pemberian parental : 30 menit
2) Pemberian oral : 60 menit
3) Intervensi non-farmakologi : 30-60 menit
E. Pencegahan
- Edukasi pasien
- Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan nyeri
F. Medikasi saat pasien pulang
- Pasien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi dan dapat
beraktivitas seperti biasa/normal
- Pemilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi pasien
G. Algoritma assesmen dan manajemen nyeri akut
Managemen Nyeri | 10
Managemen Nyeri | 11
BAB III
MANAJEMEN NYERI KRONIK
Managemen Nyeri | 12
Kerja sama dengan keluarga untuk memberikan dukungan
kepada pasien.
Bantulah agar dapat bekerja kembali secara bertahap.atasi ke
engganan pasien untuk bergerak karena takut nyeri
Managemen Nyeri | 13
BAB IV
1. Prevalensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah: sakit kepala kronik,
trauma sakit perut dan factor psikologi
2. Sistem nosiseptif pada anak dapat memberikan respons yang berbeda
terhadap kerusakan jaringan yang sama atau sederajat
3. Neonates lebih sensitive terhadap stimulus nyeri
4. Berikut adalah lgoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatric
Managemen Nyeri | 14
Pemberian analgesik :
- “By The Ladder” : pemberian analgesic secara bertahap sesuai
dengan level nyeri anak (ringan, sedang, berat)
- “By The Clock”: mengacu pada waktu pemberian analgesik
Pemberian haruslah teratur, misalnya : setiap 4-6 jam
(disesuaikan dengan masa kerja obat dan derajat keparahan
nyeri pasien) tidak boleh prn (jika perlu) kecuali episode nyeri
pasien benar-benar intermiten dan tidak dapat diprediksi
- “By The Child” : mengacu pada pemberian analgesik yang sesuai
dengan kondisi masing-masing individu
- “By The Mouth” : mengacu pada jalur pemberian oral
- Anal gesik dan anestesi regional : epidural atau spinal
Sangat berguna untuk anak dengan nyeri kanker stadium lanjut
yang sulit diatasi dengan terapi konservatif
- Panduan penggunaan opioid pada anak :
Pilih rute yang paling sesuai. Untuk pemberian jangka panjang,
pilihlah jalur oral
Pada penggunaan infus kontinu lV, sediakan obat opioid kerja
singkat dengan dosis 50% - 20% dari dosis infuse perjam
kontinu prn
Jika diperlukan >6 kali opioid kerja singkat prn dalam 24jam,
naikkan dosis infuse lV per-jam kontinu sejumlah: total dosis
opioid prn yang diberikan dalam 24 jam dibagi 24' Alternatit
lainnya adalah dengan menaikkan kecepatan infus sebesar
50%
Managemen Nyeri | 15
BAB V
TERAPI NON-OBAT
A. Terapi Non-Obat
1. Terapi kognitif : merupakan terapi yang paling bermanfaat dan memiliki
efek yang besar dalam manajemen nyeri non-obat untuk anak
2. Terapi relaksasi : dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari
tangan, menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam.
3. Intervensi non farmakologi
a. Kompres dingin
b. Kompres hangat
c. Posisi
d. Pijat
e. Music
f. Relaksasi dan nafas dalam
g. Distraksi
Managemen Nyeri | 16
BAB VI
DOKUMENTASI
Managemen Nyeri | 17