Anda di halaman 1dari 22

PT.

EL-HAKIM
Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun
Terpercaya dan Selalu Ada Dihati

PANDUAN
MANAJEMEN NYERI

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH


RAWAMANGUN

Jl. Balai Pustaka Raya No 29-31 Rawamngun, Jakarta Timur 13220


Telp. 021-4893531 Fax. 021-4710918, Email: rs.rawamangun@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya. Buku
Panduan Manajemen Nyeri dapat terselesaikan. Penulisan Buku Panduan Manajemen Nyeri ini
dilakukan dalam rangka untuk menjawab tantangan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat
akan mutu pelayanan di rumah sakit.

Baik atau tidak nya mutu pelayanan di rumah sakit sangat tergantung kepada seluruh
karyawan dan dokter sebagai pelaku utama dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu kami
berharap melalui buku Panduan Manajemen Nyeri ini dapat membantu terhadap upaya
penigkatan proses pelayanan di Rumah Sakit Khusus Bedah Rawamangun.

Pembuatan buku panduan ini tentunya masih jauh dari sempurna, baik secara konteks
maupun konten, untuk itu kami membuka diri untuk saran dan kritik demi perbaikan kedepan.

Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan
konstribusi dalam penyusunan buku panduan ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga buku Pandua nini membawa manfaat bagi
peningkatan pelayanan yang bermutu di Rumah Sakit Khusus bedah Rawamangun.

Jakarta, Desember 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i

Daftar isi ........................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Definisi ................................................................................................. 1
B. Asesment nyeri ...................................................................................... 1
C. Farmakologi Obat Analgesik ................................................................. 5

BAB II .............................................................................................................. 2

A. Manajemen Nyeri Akut ......................................................................... 7


B. Penilaian dan Manajemen Nyeri ............................................................ 7
C. Algoritma pemberian Intermiten (Prn) Intravena .................................... 7
D. Follow-up/assesmen ulang ..................................................................... 10
E. Pencegahan............................................................................................ 10
F. Medikasi saat pulang ............................................................................. 10
G. Algoritma assesmen dan manajemen nyeri akut ..................................... 10

BAB III ............................................................................................................. 12

A. Manajemen Nyeri Kronik ...................................................................... 12

BAB IV............................................................................................................. 14

A. Manajemen Nyeri Pada Pediatrik ........................................................... 14

BAB V .............................................................................................................. 16

A. Terapi Non Obat .................................................................................... 16

DOKUMENTASI ............................................................................................. 17

B. Assesment Nyeri Rawat Jalan


C. Assesment Nyeri Rawat Inap
D. Assesment Ulang Nyeri
E. Lembar Catatan PerkembanganPasien Terintegrasi

Lampiran

ii
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan
adanya kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman
sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi kerusakan
jaringan (International Association for the study of pain). Nyeri dapat di
bedakan menjadi 2 yaitu:
1. Nyeri Akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
memiliki hubungan temporal dan lkausal dengan adanya cedera atau
penyakit
2. Nyeri Kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama'
Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun telah terjadi proses
penyembuhan dan sering sekali ljidak diketahui penyebabnya yang pasti

B. ASSESMEN NYERI

1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu
c. Riwayat psiko-sosial
d. Riwayat pekerjaan
e. Obat-obatan dan alergi
f. Riwayat keluarga
g. Assesmen system organ yang komprehensif
2. Assesmen nyeri
a. Assesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
- Indikasi : digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 8
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya
- Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10

Managemen Nyeri | 1
a) Intensitas nyeri
 0 = tidak nyeri
 1 = Nyeri seperti gatal
 2 = Nyeri seperti melilit/terpukul
 3 = Nyeri seperti perih atau mulas
 4 = Nyeri seperti kram atau kaku
 5 = Nyeri seperti tertekan atau bergerak
 6 = Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
 7,8,9 = Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien
dengan aktifitas yang biasa dilakukan
 10 = Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
b) Derajat nyeri:
0 = Tidak ada nyeri.
1-3 = Nyeri ringan.
4-6 = Nyeri sedang
7-9 = Nyeri berat
10 = Nyeri sangat berat.

Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat

b. Wong Baker FACES Pain Scale


- Indikasi : Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan
assesmen
- Instruksi : pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan
durasi nyeri
1) 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2) 2 - 3 = sedikit nyeri
Managemen Nyeri | 2
3) 4 - 5 = cukup nyeri
4) 6 - 7 = lumayan nyeri
5) 8 - 9 = sangat nyeri
6) 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

Tidak Nyeri Sedikit Nyeri Cukup Nyeri Lumayan Nyeri Sangat Nyeri Amat Sangat
Nyeri

Indikasi : digunakan pada neonatus usia 0-28 hari
 Instruksi : pasien akan diamati tentang derajat nyerinya dan
mengacu pada kriteria yang sudah tersedia dengan interpretasi :
0 : tidak nyeri

1-2 : nyeri ringan

3-4 :nyeri sedang

>4 :nyeri hebat

c. Pengkajian Nyeri NIPS


 Indikasi : digunakan pada neonatus usia 0-28 hari
 Instruksi : pasien akan diamati tentang derajat nyerinya dan
mengacu pada kriteria yang sudah tersedia dengan interpretasi :
1 : tidak nyeri

1-2 : nyeri ringan

3-4 :nyeri sedang

>4 :nyeri hebat

d. COMFORT scale
Indikasi : pasien bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat intensif/kamar
operasi/ruang rawat inap yang tidak dapat dinilai menggunakan Numeric
Rating Scale Wong-Baker FACES Pain Scale

Managemen Nyeri | 3
3. Assesment ulang nyeri
Assesment ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih
dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut
 Setiap 8 jam jika skor nyeri ringan
 Setiap 3 jam bila skor nyeri sedang
 Setiap 1 jam jika skor nyeri berat
 Dihentikan bila skor nyeri 0 tidak nyeri
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
b. Status Mental
c. Pemeriksaan Sendi
d. Pemeriksaan Motorik
- Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan menggunakan
criteria di bawah ini.
Derajat Definisi
5 Tidak terdapat keterbatasan gerak, mampu melawan tahanan kuat
4 Mampu melawan tahanan ringan
3 Mampu bergerak melawan gravitasi
2 Mampu bergerak / bergeser kekiri dan kanan tetapi tidak mampu
melawan gravitasi
1 Terdapat kontraksi otot (inspeksi/ palpasi) tidak menghasilkan
pergerakan
0 Tidak terdapat kontraksi otot

e. Pemeriksaan sensorik
- Lakukan pemeriksaan : sentuhan ringan, nyeri (tusukan jarum pin
prick) getaran dan suhu
f. Pemeriksaan neurologis lainnya
g. Pemeriksaan Khusus
- Terdapat 5 tanda non-organik pada pasien dengan gejala nyeri
tetapi tidak ditemukan etiologi secara anatomi. Pada beberapa

Managemen Nyeri | 4
pasien dengan 5 tanda ini ditemukan mengalami hipokondriasis,
histeria dan depresi
- Kelima tanda ini adalah :
1) Distribusi nyeri superficial atau non-anatomik
2) Gangguan sensorik atau motorik non-anatomik
3) Verbalisasi berlebihan akan nyeri (over-reaktif)
4) Reaksi njeri yang berlebihan saat menjalani tes/Pemeriksaan
nyeri
5) Keluhan akan nyeri yang tidak konsisten (berpindah-pindah)
saat gerakan yang sama dilakukan pada posisi yang berbeda
(distraksi)
h. Pemeriksaan Elektromiografi (EMG)
i. Pemeriksaan sensorik kuantitatif
j. Pemeriksaan radiologi
k. Assesmen psikologi

C. FARMAKOLOGI OBAT ANALGESIK

1. Lidokain temple (lidocaine pacth) 5 %


- Berisi lidokain 5 % (700 mg)
2. Eutectic Mixture of Local Anesthetics (EMLA)
- Mengandung lidokain 2,5% dan prilokain 2,5%
3. Parasetamol
- Dosis : 10 mg/kgBB/kali dengan pemberian 3-4 kali sehari. Untuk
dewasa dapat diberikan dosis 3-4 kali 500 mg perhari
4. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS)
5. Tramadol
- Dosis tramadol oral : 3-4 kali 50-100 mg (perhari). Dosis maksimal
: 400mg dalam 24 jam
- Titrasi : terbukti meningkatkan toleransi pasien terhadap medikasi,
terutama digunakan pasa pasien nyeri kronik dengan riwayat
toleransi yang buruk terhadap pengobatan atau memiliki risiko
tinggi jatuh

Managemen Nyeri | 5
6. Opioid
- Dosis opioid disesuaikan pada setiap individu, gunakalah titrasi

Managemen Nyeri | 6
BAB II

MANAJEMEN NYERI AKUT

A. Manajemen Nyeri Akut

1. Nyeri akut merupakan nyeri yang terjadi < 6 minggu


2. Lakukan assesmen nyeri : mulai dari anamnesis hingga pemeriksaan
penunjang
3. Tentukan mekanisme nyeri
4. Tatalaksana sesuai mekanisme nyerinya
- Farmakologi : gunakan step-ladder WHO

B. Penilaian dan Manajemen Nyeri

1. DIAGRAM BASED ON THE 3-STEP WHO ANALGESIC LADDER

Managemen Nyeri | 7
2. WHO LADDER

3. SEBERAPA NYERIKAH ANDA?

 Keterangan :
 Patch fentanyl tidak boleh digunakan untuk nyeri akut
karena tidak sesuai indikasi dan onset kerjanya lama
 Untuk nyeri kronik : pertimbangkan pemverian terapi
analgesic adjuvant (misalnya amitriptillin, gabapentin)
 Istilah :
 NSAID : non-steroidal anti-inflammatory drug
 S/R : slow release
 PRN : when required
Managemen Nyeri | 8
C. Algoritma Pemberian Opioid Intermiten (Prn) Intravena
Berikut adalah algoritma pemberian opioid intermiten (prn) intravena
untuk nyeri akut, dengan syarat:
a. Hanya digunakan oleh staf yang telah mendapat instruksi
b. Tidak sesuai untuk pemberian analgesik secara rutin di ruang rawat inap
biasa
c. Efek puncak dari dosis intravena dapat terjadi selama 15 menit sehingga
semua pasien harus diobservasi dengan ketat selama fase ini

Managemen Nyeri | 9
D. Follow-up/assesmen ulang
- Assesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan interval yang teratur
- Panduan umum:
1) Pemberian parental : 30 menit
2) Pemberian oral : 60 menit
3) Intervensi non-farmakologi : 30-60 menit
E. Pencegahan
- Edukasi pasien
- Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan nyeri
F. Medikasi saat pasien pulang
- Pasien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi dan dapat
beraktivitas seperti biasa/normal
- Pemilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi pasien
G. Algoritma assesmen dan manajemen nyeri akut

Managemen Nyeri | 10
Managemen Nyeri | 11
BAB III
MANAJEMEN NYERI KRONIK

A. Manajemen Nyeri Kronik


1. Lakukan assesmen nyeri
2. Tentukan mekanisme nyeri :
a. Nyeri neuropatik
b. Nyeri otot
c. Nyeri inflamasi
d. Nyeri mekanis/kompresi
3. Nyeri kronik : nyeri yang persisten/berlangsung > 6 minggu
4. Assesmen lainnya
5. Manajemen nyeri kronik
a. Buatlah rencana perawatan tertulis secara komprehensif (buat tujuan,
perbaiki tidur, tingkatkan aktivitas fisik, manajemen stress, kurangi
nyeri).
b. Pasien harus berpartisipasi dalam program latihan untuk meningkatkan
fungsi manajemen nyeri
c. Dokter dapat mempertimbangkan pendekatan perilaku kognitif dengan
restorasi fungsi untuk membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan
nyeri.
 Beritahu kepada pasien bahwa nyeri kronik adalah maslah yang
komplek dan rumit. Tatalaksana sering mencankup manajemen
stress, latihan fisik,terapi relaksasi dan sebagainya.
 Beritahu pasien bahwa focus dokter naaadalah manajemen
nyerinya
 Ajaklah pasien untuk berpartisipasi aktif dalam manajement
nyeri
 Berikan medikasi nyeri yang teratur dan terkontrol
 Jadwal kan kontrol pasien secara rutin, jangan biarkan
penjadalan untuk kontrol dipengaruhi oleh peningkatan level
nyeri pasien

Managemen Nyeri | 12
 Kerja sama dengan keluarga untuk memberikan dukungan
kepada pasien.
 Bantulah agar dapat bekerja kembali secara bertahap.atasi ke
engganan pasien untuk bergerak karena takut nyeri

Managemen Nyeri | 13
BAB IV

MANAJEMEN NYERI PADA PEDIATRIK

A. Manajemen Nyeri Pada Pediatrik

1. Prevalensi nyeri yang sering dialami oleh anak adalah: sakit kepala kronik,
trauma sakit perut dan factor psikologi
2. Sistem nosiseptif pada anak dapat memberikan respons yang berbeda
terhadap kerusakan jaringan yang sama atau sederajat
3. Neonates lebih sensitive terhadap stimulus nyeri
4. Berikut adalah lgoritma manajemen nyeri mendasar pada pediatric

Managemen Nyeri | 14
Pemberian analgesik :
- “By The Ladder” : pemberian analgesic secara bertahap sesuai
dengan level nyeri anak (ringan, sedang, berat)
- “By The Clock”: mengacu pada waktu pemberian analgesik
 Pemberian haruslah teratur, misalnya : setiap 4-6 jam
(disesuaikan dengan masa kerja obat dan derajat keparahan
nyeri pasien) tidak boleh prn (jika perlu) kecuali episode nyeri
pasien benar-benar intermiten dan tidak dapat diprediksi
- “By The Child” : mengacu pada pemberian analgesik yang sesuai
dengan kondisi masing-masing individu
- “By The Mouth” : mengacu pada jalur pemberian oral
- Anal gesik dan anestesi regional : epidural atau spinal
 Sangat berguna untuk anak dengan nyeri kanker stadium lanjut
yang sulit diatasi dengan terapi konservatif
- Panduan penggunaan opioid pada anak :
 Pilih rute yang paling sesuai. Untuk pemberian jangka panjang,
pilihlah jalur oral
 Pada penggunaan infus kontinu lV, sediakan obat opioid kerja
singkat dengan dosis 50% - 20% dari dosis infuse perjam
kontinu prn
 Jika diperlukan >6 kali opioid kerja singkat prn dalam 24jam,
naikkan dosis infuse lV per-jam kontinu sejumlah: total dosis
opioid prn yang diberikan dalam 24 jam dibagi 24' Alternatit
lainnya adalah dengan menaikkan kecepatan infus sebesar
50%

Managemen Nyeri | 15
BAB V
TERAPI NON-OBAT

A. Terapi Non-Obat
1. Terapi kognitif : merupakan terapi yang paling bermanfaat dan memiliki
efek yang besar dalam manajemen nyeri non-obat untuk anak
2. Terapi relaksasi : dapat berupa mengepalkan dan mengendurkan jari
tangan, menggerakkan kaki sesuai irama, menarik napas dalam.
3. Intervensi non farmakologi
a. Kompres dingin
b. Kompres hangat
c. Posisi
d. Pijat
e. Music
f. Relaksasi dan nafas dalam
g. Distraksi

Managemen Nyeri | 16
BAB VI
DOKUMENTASI

A. Pengkajian Nyeri NISP


B. Asesment Nyeri Rawat Jalan
C. Asesment Nyeri Rawat Inap
D. Asesment Ulang Nyeri
E. Lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

Managemen Nyeri | 17

Anda mungkin juga menyukai