Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pihak rumah sakit panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga panduan yang membahas tentang “pelayanan pasien populasi khusus” ini
dapat terselesaikan.
Pihak rumah sakit menyadari panduan ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh karena itu
pihak rumah sakit mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam panduan
berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
Pihak rumah sakit menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan panduan ini. Semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................II
DAFTAR ISI................................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
1.1. Definisi.........................................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP............................................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA..............................................................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI..............................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio, psiko dan spiritual
dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
penilaian secara individual serta harus dapat mewakili semua populasi yang ada diantaranya
pada pasien anak – anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, dengan nyeri yang kronis dan
intens, infeksi atau penyakit menular, pada semua kasus ini pasien dan keluarga sangat
ketergantungan bantuan pada pemberi pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit.
Pelayanan kesehatan dengan kelompok khusus ini memerlukan penanganan yang tepat
dan efektif dalam mengurangi resiko, serta perlu mendokumentasikan pelayanan secara tim
untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.

B. Tujuan
Rumah sakit dapat melakukan asesmen atau penilaian awal pada pasien dengan tipe – tipe
tertentu, tanpa bermaksud untuk menemukan kasus secara proaktif.

C. Pengertian
1. Pasien adalah seorang individu yang mencari perawatan medis
2. Dewasa muda adalah seorang individu yang masih produktif
3. Rentan adalah suatu kejadian dimana seseorang individu mudah terjangkit atau terkena
penyakit yang disebabkan oleh menurunya daya tubuh seseorang
4. Lanjut usia adalah seseorang baik wanita maupun laki – laki yang telah berusia 60 tahun
ke atas
5. Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens adalah suatu kondisi dimana pasien
merasakan sakit yang hebat secara terus menerus
6. Pasien dengan infeksi atau penyakit menular adalah pasien memiliki penyakit infeksi
yang bisa menularkan pada orang lain
7. Anak dengan ketergantungan bantuan adalah anak yang memerlukan bantuan dalam
memenuhi kehidupannya sehari – hari.
Pelayanan anak dengan ketergantungan bantuan adalah melayani anak yang
memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhannya sehari – hari.
8. Pelayanan pasien resiko kekerasan adalah pelayanan terhadap pasien yang dalam
keadaan bahaya atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat kekerasan yang sedang
berlangsung atau kekerasan yang akan datang.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari pelayanan pasien dengan kebutuhan khusus hanya diberlakukan
pada semua staf pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Cempaka
Az-zahra

2
BAB III
TATA LAKSANA

Rumah sakit menetapkan kriteria tertulis tentang asesmen tambahan, khusus atau lebih
mendalam perlu dilaksanakan populasinya seperti pasien anak – anak, dewasa muda, lanjut usia
yang lemah, pasien dengan nyeri yang kronis dan intens, pasien dengan infeksi dan penyakit
menular. Kriteria tentang asesmen tambahan, khusus atau lebih mendalam oleh Kelompok Staf
Medis Rumah Sakit. Proses asesmen untuk populasi pasien dengan kebutuhan khususnya
dimodifikasi secara tepat sehingga mencerminkan kebutuhannya, dengan mencerminkan
kebutuhannya, dengan melibatkan keluarga bila perlu sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
yang dapat diterima oleh budaya dan diperlakukan secara konfidensial.
Bila pasien yang teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus seperti kebutuhan
khusus akan jantung, hipertensi, diabetes melitus dan lain – lain dirujuk ke pemberi pelayanan
kesehatan yang berkompeten baik di internal rumah sakit maupun eksternal rumah sakit apabila
pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam rumah sakit yang dirujuk keluar rumah sakit.
Asesmen khusus yang dilakukan dilengkapi dan dicatat dalam rekam medis pasien.
Berikut ini adalah panduan tata laksana pelayanan Asesmen tambahan/khusus :
1) Asesmen pasien lanjut usia
Dengan ketergantungan bantuan diarahkan oleh kebijakan dan prosedur yang sesuai dengan
yang telah ditetapkan oleh Rumah sakit Ibu dan Anak Cempaka Az-zahra. Pemberian asuhan
untuk pasien yang rentan dan lanjut usia dengan ketergantungan sesuai dengan kebijakan
dan prosedur meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pasien yang rentan, lanjut usia yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai kebijakan dan
prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan proses asuhan yang efesien dan lebih efektif
dalam bentuk pelayanan dan didokumentasikan dalam rekam medis.
2) Pasien dengan rasa nyeri yang kronis dan intens
a) Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (Numeric Rating Scale)
indikasi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat


Digunakan pada pasien dewasa dan anak – anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
b) Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka 0 – 10
o 0 = tidak nyeri
o 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari – hari)

3
o 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari – hari)
o 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari)
c) Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut :

d) Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri


kepada pasien
e) Tanyakan deskripsi nyeri :
a. Lokasi nyeri
b. Kualitas dan atau pola penjalaran/penyebaran
c. Onset, durasi, dan faktor pemicu
d. Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektivitasnya
e. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari – hari
f. Obat – obatan yang dikonsumsi pasien
f) Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang, asesmen dan
penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi
tubuh atau verbal akan rasa nyeri
g) Asesmen ulang nyeri : dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam
dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien yang
bertujuan untuk mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terkait
penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu sesuai kriteria
sebagai berikut :
a. 1 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
c. 1 x/shift bila skor nyeri 1 – 3
d. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4 – 6
e. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 – 10
f. Diberhentikan bila skor nyeri 0
h) Tatalaksana nyeri
a. Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
b. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada
pasien yang sadar/bangun
c. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥ 4. Asesmen dilakukan 1
jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri ≤ 3
d. Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak
menimbulkan nyeri
e. Nilai ulang efektivitas pengobatan

4
f. Tatalaksana non-farmakologi :
o Berikan heat/cold pack
o Lakukan resposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
o Latihan relaksasi seperti tarik napas dalam, bernapas dengan
irama/pola teratur, dan atau mediasi pernapasan yang
menyenangkan
o Distraksi/pengalih perhatian
i) Berikan edukasi kepada pasien/keluarga mengenai :
a. Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
b. Menenangkan ketakutan pasien
c. Tatalaksana nyeri
d. Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri
sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah
3) Asesmen Pediatrik
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal. Amati adanya pergerakan spontan pasien
terhadap area tertentu yang dilindungi. Tahapan asesmen berupa :
a. Keluhan umum :
o Tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar
o Tonus otot, normal, meningkat, menurun/fleksid
o Respons kepada orang tua/pengasuh : gelisah, menyenangkan
b. Kepala :
o Tanda trauma
o Ubun – ubun besar (jika masih terbuka) : cekung atau menonjol
c. Wajah :
o Pupil : ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya
o Hidrasi : air mata, kelembaban mukosa mulut
4) Anak – anak
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat
mengungkapankan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak
atau bayi terhadap area tertentu yang dilindungi. Tahapan asesmen keperawatan anak dan
neonatus :
a. Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian dan diagnosa
b. Keluhan utama :
o Riwayat penyakit sekarang
o Riwayat penyakit dahulu
o Riwayat penyakit keluarga
o Riwayat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, dll
o Riwayat alergi

5
c. Pertumbuhan dan perkembangan
d. Rasa nyaman Neonatal Infant Paint Scale (NIPS) rentang 0 – 7 semakin tinggi
score semakin nyeri
e. Dampak hospitalisasi (Psikososial) : orangtua, anak tenang, takut, marah, sedih,
menangis, gelisah
f. Pemeriksaan fisik :
o Acral hangat, kering, merah, pucat dingin
 Conjungtiva anemis ya/tidak
o Sklera mata icterus, hiperemis
 Panca indera tidak ada gangguan/ada
 Tingkat kesadaran berespon terhadap nyeri ya/tidak
 Tangisan kuat, lemah, tidak ada, melengking, merintih
 Kepala lingkar kepala, kelainan ada/tidak ada dan ubun – ubun datar,
cekung/cembung
o B4
 Kebersihan bersih, kotor, dan sekret ada/tidak
 Produksi urin, jam, warna jernih, keruh, bau
 Gangguan anuri, oliguri, retensi, inkontinesia, nokturia
o B5
 Nafsu makan baik, menurun dan frekuensi
 Minum jensinya dan cara minum menetek, peroral, sonde lambung,
muntah puasa
 Anus ada atau tidak
 BAB berapa kali perhari, konsistensi, warna, ada darah atau lendir
 Perut tegang, kembung, nyeri tekan, peristaltik berapa kali permenit
 BB lahir, MRS saat ini berapa gram, reflek rooting ada atau tidak ada
 Lidah lembab kering, kotor, selaput lendir kering, lesi
o Sosial Ekonomi
 Biaya perawatan sendiri
 Status anak diharapkan atau tidak diharapkan
 Kontak mata ya atau tidak
 Menggendong ya atau tidak

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua asesmen tambahan didokumentasikan dalam rekam medis pasien, meliputi :


1. Pengkajian secara keseluruhan terhadap pasien
2. Pembuatan asuhan pasien secara tim yang berkesinambungan
3. Melakukan ronde pasien dengan multi departemen
4. Membuat dokumentasi dalam bentuk rekam medik baik secara verbal maupun nonverbal

Anda mungkin juga menyukai