KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR………………...
TENTANG
ASESMEN TAMBAHAN SESUAI POPULASI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM AVISENA CIMAHI
MEMUTUSKAN
Meneteapkan : ASESMEN TAMBAHAN SESUAI POPULASI
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Avisena asesmen
tambahan pasien
Kedua : Kebijakan prosedur penetapan asesmen tambahan sebagai mana
tercantum dalam lampiran keputusan ini
Ketiga : Kebijakan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ………………
Pada Tanggal ………………
DIREKTUR RSU AVISENA
1
Jl. Melong No. 170 Cimahi
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit
Standar Prosedur
Operasional
(dr. Antiono Hajji Ishak)
Asesmen tambahan selain asesmen awal perawatan yang
Pengertian dilakukan perawatan pada pasien pediatrik, maternal , gertiatik,
Untuk mengetahui kebutuhan khusus dari setiap populasi pasien
Tujuan
Prosedur
1. Lakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
2. Lakukan asesmen awal keperawatan sesuai dengan SPO
3. Lakukan asesmen tambahan pediatrik
4. Lakukan asesmen maternal
5. Lakukan asesmen geriatrik
6. Lakukan asesmen
Unit Terkait
PANDUAN ASESMEN TAMBAHAN SESUAI DENGAN POPULASI
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I
DEFINISI
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual
dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan
penilaian secara individual serta harus dapat mewakili semua populasi yang ada diantara
nya pada pasien anak-anak, dewasa muda, lanjut usia yang lemah, dengan nyeri yang kronis
dan intens, infeksi atau penyakit menular. pada semua kasus ini pasien dan keluarga sangat
ketergantuangan bantuan pada pemberi pelayanan kesehatan khusus nya rumah sakit.
Pelayanan kesehatan dengan kelompok khusus ini memerlukan penangan yang tepat
dan efektif dalam mengurangi risiko, serta perlu mendokumentasikan pelayanan secara tim
untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.
Dengan disusun buku pedoman ini maka diharapkan dapat membantu meningkatkan
mutu pelayanan di seluruh aspek rumah sakit sampai pada tingkat manajemen dan dapat
mengurangi kesalahan dalam meningkatkan kepuasan bagi pasien dan keluarga yang
mendapatkan pelayanan.
Ruang lingkup dari panduan pelayanan pasien dengan kebutuhan khusus hanya di
berlakukan pada semua staf pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit umum avisena.
BAB III
TATA LAKSANA
Pasien yang rentan, lanjut usia yang tidak mandiri menerima asuhan sesuai kebijakan
dan prosedur dengan tujuan untuk menghasilkan proses asuhan yang efisien dan lebih
efektif dalam bentuk pelayanan dan didokumentasikan dalam rekam medis.
a. Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya
b. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).
c. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut:
d. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
kepada pasien.
e. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri :
1)Lokasi nyeri
2)Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
3)Onset, durasi, dan faktor pemicu
4)Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
5)Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
6)Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
f. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang, asesmen dan
penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh
atau verbal akan rasa nyeri.
g. Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien yang
bertujuan untukmengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terkait penatalaksanaan
nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu sesuai kriteria sebagai berikut :
1. Menit Setelah Intervensi Obat Injeksi
2. 1 Jam Setelah Intervensi Obat Oral Atau Lainnya
3. 1 X / Shift Bila Skor Nyeri 1 – 3
4. Setiap 3 Jam Bila Skor 4 -6
5. Setiap 1 Jam Bila Skor Nyeri 7 – 10
6. Dihentikan bila skor nyeri 0
h. Tatalaksana Nyeri:
1. Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
2. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada pasien
yang sadar / bangun
3. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri ≥4. Asesmen dilakukan 1 jam
setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri ≤ 3
4. Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak menimbulkan
nyeri
5. Nilai ulang efektifitas pengobatan
6. Tatalaksana Non-farmakologi
a) Berikan heat / cold pack
b) Lakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
c) Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan irama / pola
teratur, dan atau meditasi pernapasan yang menenangkan
d) Distraksi / pengalih perhatian
i. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
1. Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
2. Menenangkan ketakutan pasien
3. Tatalaksana nyeri
4. Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri sebelum rasa
nyeri tersebut bertambah parah
3. ASESMEN PEDIATRIK
Penting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal.Amati adanya pergerakan spontan pasien
terhadap area tertentu yang di lindungi. Tahapan asesmen berupa:
1) Keadaan umum:
a) Tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar
b) Tonus otot: normal, meningkat, menurun/fleksid
c) Respons kepada orang tua/pengasuh: gelisah, menyenangkan
2) Kepala:
a) Tanda trauma
b) Ubun – ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol
3) Wajah:
4. ANAK - ANAK
Penting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat
mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak
atau bayi terhadap area tertentu yang dilindungi.Tahapan asesmen keperawatan anak
dan neonatus :
1) Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal
pengkajian dan diagnose
2) Keluhan utama :