TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
1. Undang – Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang – Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Surat Keputusan Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius No.
199/YKKSV-RSSV/ADM/VII/2017 tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang Periode
2017-2020.
4. Surat Keputusan Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius
No.0555/YKKSV-RSSV/SK/SP/VI/2017 tentang Pengangkatan
direktur Rumah Sakit Santo Vincentius periode 2017-2020 atas
nama dr. Nurtanti Indriyani, M.P.H.
5. Andhy B., 2012, Konsep Nyeri, tersedia dalam
http:/kakilangi.blogspot.com/2012/02/konsep-nyeri.html.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Ketiga : Perubahan kebijakan harus dibahas sekurang – kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan, sewaktu – waktu akan dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada.
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kesalahan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
DITETAPKAN : DI SINGKAWANG
PADA TANGGAL : 1 APRIL 2019
RS SANTO VINCENTIUS SINGKAWANG
Kebijakan Umum
1. Setiap pasien rawat jalan dan rawat inap harus dilakukan pengkajian secara komprehensif
termasuk asesmen nyeri
2. Asesmen awal dan asesmen ulang pasien mencakup skrining rasa nyeri untuk
mengidentifikasi pasien dengan rasa nyeri.
3. Apabila teridentifikasi adanya rasa nyeri pada asesmen awal, dilakukan asesmen nyeri
lebih mendalam.
4. Asesmen nyeri dilakukan sesuai dengan umur pasien, dilakukan pengukuran intesitas dan
kualitas nyeri, frekuensi, lokasi dan durasi nyeri.
5. Asesmen awal nyeri pasien gawat darurat dilakukan pada pengkajian keperawatan dengan
menggunakan FLACC Scale untuk usia <4 tahun, dan Numeric Rating Scale atau Wong
Baker FACES Pain Scale untuk usia >4 tahun.
6. Asesmen awal nyeri pasien rawat jalan dilakukan pada pengkajian keperawatan dengan
menggunakan Numeric Rating Scale.
7. Asesmen awal nyeri pasien rawat inap dilakukan pada pengkajian awal dokter dengan
menggunakan Numeric Rating Scale.
8. Asesmen nyeri diulang untuk mengetahui respon terhadap manajemen nyeri.
9. Asesmen ulang nyeri dilakukan pada :
a. pasien yang baru mengeluh nyeri,
b. setelah tatalaksana nyeri, yaitu 30 menit setelah pemberian obat parenteral; 60 menit
setelah pemberian oral, dan 30-60 setelah intervensi non farmakologis.
c. setiap empat jam (pada pasien sadar atau bangun),
d. pasien yang menjalani prosedur menyakitkan, yaitu 6 jam setelah operasi
e. sebelum transfer pasien,
f. setiap 5 menit pada pasien nyeri kardiak setelah pemberian nitrat atau obat intravena
g. derajat nyeri yang meningkat hebat secara tiba-tiba,
h. dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
10. Semua hasil pengkajian, pemeriksaan dan penanganan pasien dengan nyeri harus
terdokumentasi dalam berkas rekam medis
11. Pelayanan dan penanganan nyeri harus terintegrasi antara perawat dan dokter dalam CPPT
DITETAPKAN : DI SINGKAWANG
PADA TANGGAL : 1 April 2019
RS SANTO VINCENTIUS SINGKAWANG