Anda di halaman 1dari 18

RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL WAINGAPU

Jalan Nangka No. 4, Waingapu, Sumba Timur


Telp. (0387) 62890, Fax. (0387) 62770

PANDUAN ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI


(Infection Control Risk Assessment)
PANDUAN ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI
(Infection Control Risk Assessment)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL


Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi

KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Pembuat Dokumen

Authorized Person

dr. Danny Christian Direktur


RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL WAINGAPU
KABUPATEN SUMBA TIMUR
Jalan Nangka No. 4, Waingapu
Telp. (0387) 62890, Fax. (0387) 62770

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL WAINGAPU
NOMOR: / / / /2018

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS


RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL WAINGAPU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM IMANUEL,


Menimban : a. Bahwa dalam upaya pelayanan pasien yang bermutu di Rumah
g Sakit Graha Sehat terkait pelaksanaan pengendalian infeksi di
rumah sakit, maka diperlukan asesmen risiko terhadap terjadinya
infeksi di rumah sakit.
b. Bahwa agar pelaksanaan asesmen risiko pengendalian infeksi
tersebut dapat terlaksana dengan baik perlu adanya Panduan
Asesmen Risko Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Graha Sehat
sebagai landasan dalam pelaksanaan tugas.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
butir 1 dan 2 perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Graha Sehat.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
4. Permenkes No. 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/2007 tentang
Pedoman Manajerial PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di rumah Sakit;
8. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011;
9. Peraturan Direktur Utama RSU Imanuel Sumba Nomor
01/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 tentang Peraturan Internal Rumah
Sakit Graha Sehat
10. Peraturan Direktur Utama RSU Imanuel Sumba Nomor
02/Per/Dirut/GSLK/XI/2016 tentang Penetapan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Graha Sehat
11. Keputusan Direktur Utama RSU Imanuel Sumba Nomor
01/Kep/Dirut/GSLK/XI/2016 tentang Pengangkatan dr. Kertodiono
sebagai Direktur Rumah Sakit Graha Sehat

i
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IMANUEL SUMBA TENTANG


PANDUAN ASESMEN RISIKO PENGENDALIAN INFEKSI DI RUMAH
SAKIT UMUM IMANUEL WAINGAPU.
Pertama : Pelaksanaan kegiatan asesmen risiko pengendalian infeksi di Rumah
Sakit Imanuel Sumba wajib dilaksanakan berdasarkan ketentuan
sebagaimana Lampiran Peraturan ini.
Kedua : Pelaksanaan kegiatan asesmen risiko pengendalian infeksi menjadi
tanggung jawab Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Rumah Sakit Graha Sehat
Ketiga : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Waingapu
Pada tanggal : 02 April 2018

Rumah Sakit Imanuel Waingapu


Direktur,

dr. Danny Christian


Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum
Imanurel Waingapu
Nomor : /Per/RSGS/II/2017
Tanggal :14 Februari 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tersusunnya Panduan Asesmen
Risiko Pengendalian Infeksi ini. Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, Rumah Sakit Graha Sehat senantiasa meningkatkan penyelenggaraan
peningkatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini, merupakan bagian dari Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi terutama upaya pengkajian area atau aktivitas yang berisiko
menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial di RS. Tersusunnya panduan ini, merupakan
salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan kepada petugas, keluarga pasien
maupun lingkungan rumah sakit.
Panduan ini, masih akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Waingapu, 01 April 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. PENDAHULUAN...........................................................................................1
B. TUJUAN........................................................................................................1
C. DEFINISI......................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................3
A. KATEGORI ASESMEN RISIKO.......................................................................3
B. UNIT KERJA TERKAIT..................................................................................3
C. KETERLIBATAN STAF...................................................................................3
D. PENGENDALIAN INFEKSI............................................................................3
E. PENGENDALIAN INFEKSI.............................................................................6
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................9
A. TATA LAKSANA ASESMEN RISIKO................................................................9
B. TATA LAKSANA ANALISIS RISIKO.................................................................9
C. TATA LAKSANA KONTROL RISIKO................................................................9
BAB IV DOKUMENTASI..................................................................................................11
A. PENCATATAN.............................................................................................11
B. PELAPORAN..............................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Risiko berhubungan dengan ketidak pastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan
istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat
yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap risiko.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti membutuhkan. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka main besar
perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit adalah sebuah institusi
dimana aktifitasnya meliputi beberapa bidang yang kompleks, menyangkut berbagai
personil yang terlibat dan penuh dengan berbagai risiko, sudah selayaknya
menerapkan hal ini.
Manajemen risiko di rumah sakit meliputi kegiatan klinis dan administratif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada pasien,
staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendiri. Unsur penting dari
manajemen risiko adalah analisis dari risiko, seperti sebuah proses untuk
melakukan evaluasi terhadap kejadian nyaris cedera dan proses risiko tinggi
lainnya, yang kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel.
Dalam melakukan pelayanan di rumah sakit, diperlukan kerja sama dengan
beberapa aktifitas yaitu mulai melibatkan para klinisi, perawat, tenaga medis,
tenaga administrasi, pasien, pengunjung yang harus menggunakan fasilitas
peralatan kesehatan, peralatan penunjang listrik, fisik bangunan dan lainnya.
Oleh sebab itu rumah sakit perlu melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko
termasuk analisis terhadap kelemahan yang mengandung bahaya dengan
memperhatikan proses-proses risiko tinggi, demi keselamatan pasien dan staf.
Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi (Infection Control Risk Assessment – ICRA)
merupakan bagian dari kegiatan Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi. Kegiatan ini ditujukan untuk menilai aktivitas, fasilitas, dan
bangunan di rumah sakit yang berpotensi untuk menimbulkan risiko terhadap pasien,
staf dan pengunjung rumah sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mencegah adanya kejadian terkait pengendalian infeksi yang berakibat buruk bagi
rumah sakit yang pada dasarnya bisa dilakukan pencegahan secara proaktif.
2. Tujuan Khusus
Risiko infeksi yang berdampak selama pelayanan di rumah sakit dapat diturunkan
untuk mengurangi risiko infeksi selama pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada
pasien dan difokuskan pada koodinasi dan kesinambungan sistem secara
menyeluruh sehingga dapat mendorong perbaikan dalam pelayanan kepada pasien
dan memuaskan pelanggan.

C. DEFINISI
1. Manajemen Risiko adalah upaya terstruktur untuk mengidentifikasi, menilai dan
melakukan upaya penurunan kemungkinan terjadinya risiko terhadap pasien,
pengunjung, staf dan asset organisasi (dalam hal ini rumah sakit). Manajemen
Risiko dapat pula diartikan sebagai suatu program untuk mengurangi insiden

1
kejadian dan kecelakaan yang dapat dicegah untuk meminimalisasi kerugian
finansial terhadap perusahaan (dalam hal ini rumah sakit).
2. Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah kegiatan terstruktur untuk
melakukan identifikasi risiko infeksi yang diperoleh dan ditransmisikan
berdasarkan lokasi geografi, asuhan, dan analisis kegiatan surveilans dan
identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang signifikan.
3. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) adalah metode terstruktur untuk menganalisis
sistem, proses dan alur atas kemungkinan terjadinya risiko SEBELUM terjadi
4. Root Cause Analysis (RCA) adalah teknik analisis berbasis sistem yang digunakan
SETELAH terjadi kejadian yang tidak diharapkan untuk mencegah terulangnya
kejadian tersebut (wajib untuk kejadian sentinel).

2
BAB II RUANG LINGKUP

A. KATEGORI ASESMEN RISIKO


1. Asesmen Risiko Pemberian Obat i.v.
2. Asesmen Risiko Sterilisasi dan Linen
3. Asesmen Risiko Pembuangan Sampah
4. Asesmen Risiko Pelayanan Makanan dan Permesinan
5. Asesmen Risiko Renovasi/Demolisi

B. UNIT KERJA TERKAIT


Asesmen risiko terkait Pengendalian Infeksi di RS perlu dilaksanakan dan melibatkan
unit kerja sebagai berikut:
1. Unit Farmasi
2. Unit Sterilisasi
3. Unit Linen/Laundry
4. Unit Sanitasi
5. Unit Gizi
6. Unit Pemeliharaan Sarana

C. KETERLIBATAN STAF
Asesmen risiko terkait Pencegahan Infeksi perlu melibatkan koordinasi dan kerjasama
interdisiplin, yang melibatkan diantaranya
1. Tim PPI RS (IPCO, IPCN, IPCLN)
2. Staf medis
3. Staf keperawatan
4. Sanitarian/staf Kesehatan Lingkungan
5. Staf Gizi
6. Staf laboratorium
7. Staf farmasis
8. Teknisi

D. PENGENDALIAN INFEKSI
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertujuan untuk
mencegah transmisi infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Upaya yang
dilakukan meliputi:
1. Asesmen Risiko
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risik merupakan proses untuk mengidentifikasi apa yang bias
terjadi, mengapa dan bagaimana hal tersebut bias terjadi. Untuk dapat
melaksanakan identifikasi risiko diperlukan peran staf interdisiplin.
Instrumen identifikasi meliputi:
1) Laporan insiden
2) Komplain dan litigasi
3) Risk profiling
4) Surveilans
b. Analisis risiko
1) Risk Grading Matrix
Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas (chance likelihood) dari suatu
kejadian yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan atau besarnya
dampak dari kejadian tersebut.

3
Risk = Probability (of the event) x Consequences

Risk matrix sering digunakan untuk memetakan risiko terhadap


probabilitas dan dampak. Risk matrix efektif, karena mudah digunakan dan
dimengerti, mempunyai deskripsi detil dan definitive, dan menerangkan
bagaimana risiko dapat dimitigasi pada tingkat yang bisa ditolerir.

Probability Likelihood
Level DESKRIPSI
1 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Very low HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI
2 6–20% – low but not impossible
Low JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI
3 21–50% – fairly likely to occur
Medium MUNGKIN TERJADI / BISA TERJADI
4 51–80% – more likely to occur than not
High SANGAT MUNGKIN
5 81–100% – almost certainly will occur
Very high HAMPIR PASTI AKAN TERJADI

Skor Dampak
1 2 3 4 5
INSGNIFI- CATASTROPHI
MINOR MODERATE MAJOR
CANT C
CEDERA PASIEN Tidak ada Dapat diatasi Berkurangny Cedera Kematian
cedera dengan a fungsi luas
pertolongan motorik / Kehilang
pertama sensorik an
Setiap kasus fungsi
yang utama
memperpanj permane
ang nt
perawatan
PELAYANAN/OP Terhent Terhent Terhent lebih Terhent Terhent
ERASIONAL lebih dari 1 lebih dari 8 dari 1 hari lebih dari permanen
jam jam 1 minggu
BIAYA / Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian
KEUANGAN kecil lebih dari lebih dari lebih dari lebih dari 1%
0,1% 0,25 % 0,5% anggaran
anggaran anggaran anggaran
PUBLIKASI Rumor - media lokal - media Media Media
- waktu lokal nasional nasional lebih
singkat - waktu kurang dari 3 hari
lama dari 3
4
hari

REPUTASI Rumor Dampak Dampak Dampak Menjadi


kecil thd bermakna serius thd masalah
moril thd moril moril berat bagi pr
karyawan karyawan dan karyawan
dan kepercayaan dan
kepercayaan masyarakat kepercay
masyarakat aan
masyarak
at

Matrix Assessment

Action

2) Root Cause Analysis (RCA)


Langkah Root Cause Analysis
a) Identifikasi insiden yang akan dilakukan investigasi
b) Tentukan Tim Investigator
5
c) Kumpulkan data (observasi, dokumentasi, interview)
d) Petakan kronologis kejadian (narrative chronology, timeline, tabular
timeline, time person grid)
e) Identifikasi masalah (brainstorming, brainwriting, nominal group
technique)
f) Analisis informasi (5 why’s, analisis perubahan, analisis penghalang,
fish bone, dll.)
g) Rekonedasi dan rencana kerja untuk improvement.
3) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Langkah-langkah Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD atau
FMEA)
a) Tetapkan topic AMKD
b) Bentuk Tim
c) Gambarkan Alur Proses
d) Buat Hazzard Analysis
e) Tindakan dan Pengukuran Outcome
c. Evaluasi risiko
1) Risk Ranking
2) Prioritize the Risk
3) Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk mengurangi risiko
dibandingkan dengan biaya kalau terjadi risiko
4) Determine (is the risk to be accepted or not)

Kriteria Evaluasi Risiko


Keputusan untuk menerima risiko dan pengelolaannya berdasarkan
pertimbangan:
1) Kriteria klinis, operasional, teknis, kemanusiaan
2) Kebijakan, tujuan
3) Sasaran dan kepentingan stakeholder
4) Keuangan, hokum, sosial
2. Pengelolaan Risiko
a. Pengendalian risiko
1) Determining the risk of transmission
2) Enforcement of procedures dan protocols to manage the risk
3) Provide training for staffs to use barriers dan APD
4) Provide vaccination agains Hepatitis B
5) Prevent the transmissions of blood-borne infection
b. Pembiayaan risiko

E. PENGENDALIAN INFEKSI
Fokus upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terutama ditujukan pada peralatan
medis yang mem-bypass the natural defence mechanism of the patients:
 Vascular catheters  blood stream infections (BSI)
 Urinary catheters  urinary tract infections (UTI)
 Ventilators  ventilator associated penumonias (VAP)
 Surgical  surgical site infections (SSI)

Penyebab infeksi yang biasanya didapatkan di rumah sakit:


1. Virus
a. Adenovirus
b. HIV
c. Common cold virus
d. Cytomegalovirus (CMV)
e. Enterovirus
6
f. Epstein-barr virus
g. Hepatitis A, B, C, D, E, F dan G virus
h. Herpes simplex virus
i. Herpes Zooster virus
j. Influenza virus
k. Noxovirus
l. Parainfluenza virus
m. Rotavirus
n. Rubella virus
o. Vareicella-zooster virus
2. Bakteri
a. Berdasarkan bentuk
1) Bacillus
2) Coccus
3) Spirillus
b. Berdasarkan dinding sel
1) Gram positif
2) Gram negatif
c. Lainnya
1) Staphyllococcus
2) Streptococcus
3) E. coli
4) Salmonella
5) Shigella
6) Neisseria
3. Fungi
a. Candida sp.
b. Fusarium
c. Trichosporon
d. Malassezia sp
4. Parasit
a. Malaria
b. Ascaris
c. Hookworms
d. Whipworms
e. Filaria
f. Schistosomes
5. Arion (bagian dari virus)
a. Bovine spongiform encephalopathy (BSE)
b. Mad cow disease
c. Variant Creutzfeld-Jacob disease
d. Gertsmann-Straussler-Scheinker syndrome
e. Fatal familial insomnia
f. Kuru
g. Chronic Wasting disease (CWD)
h. Scrapie

Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan melalui


identifikasi faktor-faktor yang meliputi:
1. Kewaspadaan Infeksi
a. Universal Precaution
1) Hand Hygiene
2) APD
b. Kewaspadaan Transmisi

7
1) Blood Stream Infection Risk : IADP, CLABSI
2) Respiratory Airborne Precaution (biru): VAP
3) Droplet Precaution (hijau): Tuberculosis
4) Contact Precaution (orange)
c. Kewaspadaan Isolasi
2. Kewaspadaan Wabah
3. Vaksinasi Staf

8
BAB III TATA LAKSANA

A. TATA LAKSANA ASESMEN RISIKO


1. Persiapan dan perencanaan
a. Formulir-formulir
1) Formulir evaluasi pengorganisasian PPI
2) Formulir persiapan asesmen risiko
b. Standar
c. Laporan
d. Pengetahuan tentang isu yang terjadi saat ini
2. Rekrutmen Tim
a. Undangan
b. Minta informasi dan usulan-usulan peningkatan
1) Masalah PPI apa yang paling penting
2) Penyebab apa yang sering ditemukan pada waktu visit, admisi,
pelaksanaan prosedur, dll.
3. Pertemuan Asesmen Risiko
a. Tim PPI menggkoordinasikan pertemuan dengan para kepala unit kerja untuk
mensosialisasikan konsep dan tata laksana kegiatan asesmen risiko
pengendalian infeksi (ICRA) di unit kerja masing-masing.
b. Tim PPI menjelaskan proses asesmen risiko pengendalian infeksi (ICRA).
c. Setelah para kepala unit kerja melakukan asesmen risiko pengendalian infeksi
di unit kerja masing-masing, selanjutnya dilakukan rekapitulasi dan hasil
rekapitulasi tersebut dipaparkan dalam pertemuan antara Tim PPI dan para
kepala unit kerja.
d. Dilakukan brainstorming dan diskusi untuk pembahasan mengenai risiko yang
ada di masing-masing unit kerja, dan langkah-langkah alternatif untuk
mengendalikan infeksi tersebut.
e. Secara periodik dilakukan pertemuan untuk mengevaluasi hasil kegiatan
pengendalian infeksi tersebut.

B. TATA LAKSANA ANALISIS RISIKO


1. Analisis risiko dilakukan dengan beberapa cara:
a. Risk Grading Matrix
b. Root Cause Analysis (RCA)
c. Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
2. Analisis risiko infeksi dapat dilakukan oleh masing-masing kepala unit kerja
berdasarkan kertas kerja yang dibuat oleh Tim PPI, hasil analisis tersebut
selanjutnya diserahkan kepada Tim PPI untuk dilakukan analisis lebih lanjut
sebagai bahan kajian untuk menentukan langkah-langkah kontrol risiko.
3. Pada kasus tertentu dimana telah terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau
Kejadian Nyaris Cidera (KNC), atau kejadian lainnya terkait kasus infeksi, Tim PPI
dapat melakukan Root Cause Analysis (RCA) dengan melibatkan kepala unit
maupun pihak-pihak terkait lainnya.

C. TATA LAKSANA KONTROL RISIKO


1. Risk Acceptance
2. Exposure Avoidance
3. Loss Prevention
4. Loss Reduction
5. Exposure Segregation
6. Contractual Transfer
9
BAB IV DOKUMENTASI

A. PENCATATAN
1. Risk Assessment

TINDAKAN
KATEGO PERINGK
N DAMP PROBABILIT SKO PENCEGAH BIAY
RI AT
O AK AS R AN A
RISIKO RISIKO
MITIGASI
Device
related
infection
1 BSI
2 VAO
3 ISK

10
2. Kertas Kerja Risk Grading Matrix

INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT DI IGD

PROBABILITY RISK IMPACT CURRENT SYSTEM


berkurang
cedera dapat di
fungsi
luas atasi tidak

kematian
motorik /

Expectit

Maybe
Likely

Never
scor

Good
kehilanga dengan ada

None

Solid
Rare

Poor
Fair
POTENSIAL RISK PROBLEM sensorik
n fungsi pertolon cider e
perpanjanga
utama g a
n rawat
permanen pertama
inap
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Antibiotika -resistent organism
MRSA
MRSA Diagnostik
MRSA Infeksi Kasus
MDRAB
ESBL / gram negative bacteria
VRE
Aktivitas pencegahan infeksi yang tidak berjalan
kurangnya pelaksanaan cuci tangan
kurangnya pelaksanaan etika batuk
pasien dengan kateter urine
pasien dengan CVC

11
3. Pencatatan monitoring pelaksanaan menggunakan form sebagai berikut:

IDENTIFIKASI TINDAKAN REKOMENDASI


TANGGUNG REVIEW
NO RISIKO DAMPAK PROBABILITAS SKOR YANG SUDAH TINDAKAN LAIN BIAYA
JAWAB TGL
KORBAN ADA Tgl MULAI

B. PELAPORAN

Rumah Sakit Umum Imanuel Waingapu


Direktur,

Kepala

dr. Kertodinoto

12
dr. I G. N. Arya Sidemen, S.E., MPH
Pembina Tk. I
NIP.19630916 198903 1 008

Anda mungkin juga menyukai