SURAT KEPUTUSAN
TENTANG
PANDUAN PELAKSANAAN ASESSMENT RESIKO INFEKSI
RUMAH SAKIT UMUM SATITI PRIMA HUSADA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :Tulungagung
Pada tanggal : 6 Februari 2019
DIREKTUR
RSU SATITI PRIMA HUSADA
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tersusunnya
Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini. Dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Satiti Prima Husada
senantiasa meningkatkan penyelenggaraan peningkatan sarana dan prasarana yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini, merupakan bagian dari
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terutama upaya pengkajian area atau aktivitas
yang berisiko menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial di RS. Tersusunnya
panduan ini, merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan
kepada petugas, keluarga pasien maupun lingkungan rumah sakit.
Panduan ini, masih akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Ketidak pastian
yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang
(opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan
dikenal dengan istilah risiko (risk). Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun
hal itu dianggap risiko.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang
pekerjaan di dunia ini pasti membutuhkan. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka
main besar perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit adalah
sebuah institusi dimana aktifitasnya meliputi beberapa bidang yang kompleks,
menyangkut berbagai personil yang terlibat dan penuh dengan berbagai risiko, sudah
selayaknya menerapkan hal ini. Manajemen risiko di rumah sakit meliputi kegiatan
klinis dan administratif yang dilakukan untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan
mengurangi risiko cedera pada pasien, staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk
organisasi itu sendiri.Unsur penting dari manajemen risiko adalah analisis dari risiko,
seperti sebuah proses untuk melakukan evaluasi terhadap kejadian nyaris cedera dan
proses risiko tinggi lainnya, yang kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian
sentinel. Dalam melakukan pelayanan di rumah sakit, diperlukan kerja sama dengan
beberapa aktifitas yaitu mulai melibatkan para klinisi, perawat, tenaga medis, tenaga
administrasi, pasien, pengunjung yang harus menggunakan fasilitas peralatan
kesehatan, peralatan penunjang listrik, fisik bangunan dan lainnya. Oleh sebab itu
rumah sakit perlu melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko termasuk analisis
terhadap kelemahan yang mengandung bahaya dengan memperhatikan proses-proses
risiko tinggi, demi keselamatan pasien dan staf.
Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi (Infection Control Risk Assessment –
ICRA) merupakan bagian dari kegiatan Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi. Kegiatan ini ditujukan untuk menilai aktivitas, fasilitas, dan
bangunan di rumah sakit yang berpotensi untuk menimbulkan risiko terhadap pasien,
staf dan pengunjung rumah sakit.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mencegah adanya kejadian terkait pengendalian infeksi yang berakibat buruk
bagi rumah sakit yang pada dasarnya bisa dilakukan pencegahan secara
proaktif.
2. Tujuan Khusus
Risiko infeksi yang berdampak selama pelayanan di rumah sakit dapat
diturunkan untuk mengurangi risiko infeksi selama pelaksanaan kegiatan
pelayanan kepada pasien dan difokuskan pada koodinasi dan kesinambungan
sistem secara menyeluruh sehingga dapat mendorong perbaikan dalam
pelayanan kepada pasien dan memuaskan pelanggan.
B. DEFINISI
1. Manajemen Risiko adalah upaya terstruktur untuk mengidentifikasi, menilai
dan melakukan upaya penurunan kemungkinan terjadinya risiko terhadap
pasien, pengunjung, staf dan asset organisasi (dalam hal ini rumah sakit).
Manajemen Risiko dapat pula diartikan sebagai suatu program untuk
mengurangi insiden kejadian dan kecelakaan yang dapat dicegah untuk
meminimalisasi kerugian finansial terhadap perusahaan (dalam hal ini rumah
sakit).
2. Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah kegiatan terstruktur untuk
melakukan identifikasi risiko infeksi yang diperoleh dan ditransmisikan
berdasarkan lokasi geografi, asuhan, dan analisis kegiatan surveilans dan
identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang signifikan.
3. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) adalah metode terstruktur untuk
menganalisis sistem, proses dan alur atas kemungkinan terjadinya risiko
SEBELUM terjadi
4. Root Cause Analysis (RCA) adalah teknik analisis berbasis sistem yang
digunakan SETELAH terjadi kejadian yang tidak diharapkan untuk mencegah
terulangnya kejadian tersebut (wajib untuk kejadian sentinel).
BAB 2
RUANG LINGKUP
C. KETERLIBATAN STAF
Asesmen risiko terkait Pencegahan Infeksi perlu melibatkan koordinasi dan
kerjasama interdisiplin, yang melibatkan diantaranya
1. Tim PPI RS (IPCO, IPCN, IPCLN)
2. Staf medis
3. Staf keperawatan
4. Sanitarian/staf Kesehatan Lingkungan
5. Staf Gizi
6. Staf laboratorium
7. Staf farmasis
8. Teknisi
D. PENGENDALIAN INFEKSI
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertujuan untuk
mencegah transmisi infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Upaya yang
dilakukan meliputi:
1. Asesmen Risiko
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risik merupakan proses untuk mengidentifikasi apa yang bias
terjadi, mengapa dan bagaimana hal tersebut bias terjadi. Untuk dapat
melaksanakan identifikasi risiko diperlukan peran staf interdisiplin.
Instrumen identifikasi meliputi:
1) Laporan insiden
2) Komplain dan litigasi
3) Risk profiling
4) Surveilans
b. Analisis risiko
1) Risk Grading Matrix
Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas (chance likelihood) dari
suatu kejadian yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan atau
besarnya dampak dari kejadian tersebut.
Level DESKRIPSI
Skor Dampak
1 2 3 4 5
Matrix Assessment
Action
2) Root Cause Analysis (RCA)
Langkah Root Cause Analysis
a) Identifikasi insiden yang akan dilakukan investigasi
b) Tentukan Tim Investigator
c) Kumpulkan data (observasi, dokumentasi, interview)
d) Petakan kronologis kejadian (narrative chronology, timeline,
tabular timeline, time person grid)
e) Identifikasi masalah (brainstorming, brainwriting, nominal group
technique)
f) Analisis informasi (5 why’s, analisis perubahan, analisis
penghalang, fish bone, dll.)
g) Rekonedasi dan rencana kerja untuk improvement.
3) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Langkah-langkah Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD
atau FMEA)
a) Tetapkan topic AMKD
b) Bentuk Tim
c) Gambarkan Alur Proses
d) Buat Hazzard Analysis
e) Tindakan dan Pengukuran Outcome
c. Evaluasi risiko
1) Risk Ranking
2) Prioritize the Risk
3) Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk mengurangi
risiko dibandingkan dengan biaya kalau terjadi risiko
4) Determine (is the risk to be accepted or not)
E. PENGENDALIAN INFEKSI
Fokus upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terutama ditujukan pada
peralatan medis yang mem-bypass the natural defence mechanism of the patients:
Vascular catheters blood stream infections (BSI)
Urinary catheters urinary tract infections (UTI)
Ventilators ventilator associated penumonias (VAP)
Surgical surgical site infections (SSI)
A. PENCATATAN
1. Risk Assessment
TINDAKAN
KATEGORI PERINGKAT
NO DAMPAK PROBABILITAS SKOR PENCEGAHAN BIAYA
RISIKO RISIKO
MITIGASI
Device related
infection
1 BSI
2 VAO
3 ISK
2. Kertas Kerja Risk Grading Matrix
kematian
Expectit
n rawat
Maybe
Likely
Never
permanen pertama
Rare
Good
None
Solid
Poor
inap
Fair
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Antibiotika -resistent organism
MRSA
MRSA Diagnostik
MRSA Infeksi Kasus
MDRAB
ESBL / gram negative bacteria
VRE
Aktivitas pencegahan infeksi yang tidak berjalan
B. PELAPORAN