Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN KERJA

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI (PPI)

UPTD RSU SAGARANTEN KABUPATEN SUKABUMI


Kp. Cigadog RT 025 RW 006 Desa Sagaranten (0266)6345422 Su
email : sagarantenrsud@gmail.com
Kecamatan Sagaranten – Kabupaten Sukabumi 43181

1
TAHUN 2022
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
DINAS KESEHATAN
UPTD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAGARANTEN
Badan Layanan Umum Daerah
Kp. Cigadog RT 025 RW 006 Desa Sagaranten (0266)6345422
e-mail : sagarantenrsud@gmail.com
Kecamatan Sagaranten – Kabupaten Sukabumi 43181

KEPUTUSAN DIREKTUR UPTD RSUD SAGARANTEN

NOMOR :

TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
UPTD RSUD SAGARANTEN

DIREKTUR UPTD RSUD SAGARANTEN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah


sakit, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi;
b. bahwa pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
merupakan salah satu gugus tugas/ unit pelayanan di UPTD
RSUD Sagaranten yang harus mendukung pelayanan rumah
sakit secara keseluruhan maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
bermutu tinggi;
c. bahwa agar pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Surat Keputusan
Direktur tentang Kebijakan pelayanan pencegahan dan
pengendalian infeksi sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a, b dan c, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur.

2
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran ;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/2007 tentang Pedoman Manajerial Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesua Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
9. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1116/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tahun

2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian


3
Infeksi.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR UPTD RSUD SAGARANTEN Tentang
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
UPTD RSUD SAGARANTEN
KEDUA : Pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi UPTD RSUD
SAGARANTEN sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian infeksi UPTD RSUD Sagaranten dilaksanakan oleh
Direktur UPTD RSUD Sagaranten
KEEMPAT : Kepala pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi wajib
mensosialisasikan keputusan ini ke seluruh karyawan di
Pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi.
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sagaranten
Pada tanggal :
Direktur UPTD RSUD Sagaranten

dr. Hikmat Gumelar


NIP. 198704302014121001

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang produktif secara sosial dan ekonomis, dimana
pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat khususnya pada pelayanan publik (UU No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan). Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan.
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan Kesehatan yang
sangat unik dan kompleks baik ditinjau dari jenis pelayanan maupun tenaga
yang memberikan pelayanan sehingga at perlu untuk merencanakan dengan
seksama, teliti dan professional sehingga hasilnya adalah suatu pelayanan
yang profesional, bermutu, efektif dan efisien yang dinyatakan dengan
kepuasan dari pasien/klien maupun dari para petugas pelayanan itu sendiri.
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare
Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan
diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian
Pasific Economic Comitte (APEC) atau Global health Security Agenda
(GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan telah menjadi
agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs yang
ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi
negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila
fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program
PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan
tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima
pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan.

1
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di UPTD RSUD
Sagaranten, sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil
kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh karena itu perlu
disusun pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di UPTD RSUD
Sagaranten agar terwujud pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pencegahan
dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas pelayanan kesehatan serta dapat
melindungi masyarakat dan mewujudkan patient safety yang pada akhirnya
juga akan berdampak pada efisiensi pada manajemen fasilitas pelayanan
kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui kegiatan pencegahan
dan pengendalian infeksi.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di lingkungan
Rumah sakit.
b. Menggerakkan sumber daya di RS secara efektif dan efisien dalam
pelaksanaan Pencegahan dan Pencegahan Infeksi.
c. Mengendalikan dan menurunkan kejadian infeksi di Rumah Sakit.
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM UPTD RSUD SAGARANTEN

RSUD Sagaranten adalah rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten


Sukabumi yang terletak di Kecamatan Sagaranten. Rumah Sakit yang berada
di wilayah tujuh ini mencangkup enam Kecamatan dan dan juga mencangkup
Kabupaten Cianjur bagian Selatan. Sementara itu tingginya kasus kunjungan
rawat inap/pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit yang ada di Sukabumi, yang
tidak dapat ditangani di DTP Puskesmas Sagaranten, Baik pasien Umum,
BPJS maupun Persalinan. Hal ini menginisiasi pembangunan Rumah Sakit di
wilayah tujuh Kabupaten Sukabumi semakin kuat. Posisi ini harus dianalisa
baik kekuatan dan kelemahannya, maupun peluang dan ancamannya
diantara rumah sakit lainnya di Wilayah Kabupaten Sukabumi.
Jumlah tenaga yang dimiliki RSUD Sagaranten adalah sebanyak 136
orang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga
gizi, tenaga radiologi, tenaga analis kesehatan, tenaga keteknisan medis dan
non kesehatan lainnya. Potensi ini juga merupakan kekuatan dan peluang
internal yang harus dikelola untuk mencapai visi dan misi RSUD Sagaranten.

3
BAB III
VISI DAN MISI UPTD RSUD SAGARANTEN

A. Visi
“terwujudnya rumah sakit yang mandiri, terjangkau dan optimal dalam pelayanan
Kesehatan”.

B. Misi
Visi di atas akan dicapai melalui 4(empat) misi berikut :
a. meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, aman, terjangkau dan
merata;
b. meningkatkan optimalisasi sumber daya manusia rumah sakit baik kualitas
maupun kuantitas yang profesional;
c. meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai kebutuhan serta
mempertimbangkan aspek keselamatan Pasien; dan
d. meningkatkan kerjasama organisasi yang kuat, berkomitmen dan
bertanggungjawab.

C. Motto
“Melayani dengan ramah, santun dan ikhlas dalam pelayanan“

D. Nilai-Nilai
1. Kejujuran;
2. kerja keras;
3. kerendahan hati;
4. kesediaan melayani;
5. integritas;dan
6. profesionalisme.

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT SAGARANTEN

5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT SAGARANTEN

Komite PPI berada dibawah Direktur. Komite PPI dipimpin oleh seorang
Ketua Komite (IPCO = Infection Prevention and Control Officer) yang akan
mengkoordinasikan semua kegiatan PPI di Rumah Sakit dibantu oleh sekretaris
PPI purna waktu (IPCN = Infection Prevention and Control Nurse = Perawat PPI).
Ditambah juga dengan anggota Komite PPI yang terdiri dari Tim PPI (Ketua
Komite PPI, dan IPCN), IPCL / IPCLN : R. UGD, R. Bedah/Dalam, R. Nifas/VK,
R. Anak, Ruang Isolasi, Poliklinik, , Laboratorium, IPSRS, Gizi, Farmasi, laundry,
K3RS.

DIREKTUR

KETUA KOMITE PPI


(IPCO)

SEKRETARIS KOMITE PPI

ANGGOTA KOMITE PPI :

- Tim PPI : Ketua Tim PPI, IPCN


- Anggota :
IPCLN dan IPCL : R. Poli Spesialis,
UGD, R. Dewasa, R. Anak, R. Isolasi,
Ruang Kebidanan, Laboratorium,
IPSRS, K3RS, Gizi, Farmasi, laundry.

6
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM Komite PPI


No Kualifikasi
Nama Jabatan
Pendidikan Sertifikasi / Pelatihan
1 Ketua Komite PPI (IPCO) Dokter Bersertifikat Pelatihan PPI
Dasar & IPCD

2 Sekretaris Komite PPI Perawat Bersertifikat Pelatihan IPCN

3
Tim PPI :
- Ketua Tim PPI Dokter IPCD
- IPCN Perawat IPCN

IPCLN / IPCL : R. Poli


Spesialis, UGD, R. IPCLN: Pelatihan PPI (Ex-house
Dewasa, R. Anak, R. minimum D3 training / In-house Training)
Isolasi, Ruang Keperawatan
Kebidanan,
Laboratorium, IPSRS, IPCL : SMA
K3RS, Gizi, Farmasi, Sederajat
laundry, Kamar Jenazah.

B. Uraian Tugas Komite PPI


1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
3. Membuat SPO Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB
Healthcare Associated Infection ( HAIs).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.

7
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya ( SDM ) rumah sakit dalam PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional
di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap
antibiotika dan menyebar luaskan data resistensi antibiotika.
14. Turut menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan pasien safety.
16. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
17. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
18. Memberikan masukan penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur/monitoring surveilans proses.
20. Turut serta dalam melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

C. Uraian Jabatan
1. Direktur
a. Identitas Pekerjaan
Nama Jabatan Direktur (Penanggung Jawab)
Nama Panitia Kerja Komite PPI

b. Uraian Tugas
1) Membentuk Komite dan Tim PPIRS dengan Surat Keputusan.
2) Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

8
3) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4) Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
5) Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
6) Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
7) Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap
potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan
berdasarkan saran dari Komite PPIRS.
8) Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.

2. Ketua Komite PPI


a. Identitas Pekerjaan
Nama Jabatan Ketua Komite PPI
Nama Panitia Kerja Komite PPI

b. Uraian Tugas
1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
3) Mengidentiikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
4) Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi
dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5) Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
6) Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.

c. Wewenang
1) Memberikan rekomendasi kepada manajemen tentang :
a) Tindakan yang harus dilakukan.
b) Konstruksi bangunan agar memperhatikan prinsip PPI.
c) Kegiatan sterilisasi.

9
d) Pengelolaan linen.
e) Kesehatan lingkungan dan kebersihan lingkungan rumah sakit.
f) Pengadaan bahan dan alat yang berhubungan pengendalian infeksi.
2) Memberikan masukan dan teguran langsung kepada petugas yang
melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi.

d. Hubungan Koordinasi
1) Direktur
2) Ketua Komite Mutu
3) Sekretaris Komite PPI (IPCN)
4) Anggota Komite PPI

e. Hasil Kinerja
1) Susunan Program Komite PPI dan hasil pelaksanaan program PPI.
2) Pelaporan hasil surveilans dan audit PPI ke Direktur dan Ketua Komite
PMKP perbulan.
3) Susunan pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
4) Hasil investigasi bila terjadi KLB dan pelaporan ke direktur tentang KLB
tersebut.
5) Pelaksanaan diklat PPI bersama dengan IPCN
6) Pelaksanaan kegiatan PPI serta memberikan saran dan pertimbangan
kepada pimpinan rumah sakit (Direktur) mengenai masalah PPI
dilingkungan rumah sakit

f. Persyaratan Jabatan
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI, kepedulian, dan
pengetahuan serta memiliki pengalaman dalam mendalami masalah
infeksi, mikrobiologi, epidemiologi klinik
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
c. Memiliki kemampuan leadership

10
3. Sekretaris Komite PPI (IPCN = Infection Prevention and Control Nurse)
a. Identitas Pekerjaan
Nama Jabatan Sekretaris Komite PPI (IPCN)
Nama Panitia Kerja Komite PPI

b. Uraian Tugas
1) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2) Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3) Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite PPI.
4) Bersama Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
5) Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6) Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7) Bersama Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
8) Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
9) Memonitor kesehatan lingkungan.
10) Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12) Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
13) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
14) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
15) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
16) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.

11
17) Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

c. Wewenang
1) Sebagai koordinator antar unit/instalasi dalam mendeteksi, mencegah, dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit
2) Memberikan penyuluhan kepada petugas, pasien, keluarga pasien,
pengunjung tentang program PPI
3) Memberikan masukan dan teguran langsung kepada petugas yang
melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip PPI

d. Hubungan Koordinasi
1) Ketua Komite PPI dan Ketua Tim PPI
2) Anggota Komite PPI :
a) Tim PPI : Ketua Tim PPI, IPCN
b) IPCL / IPCLN: R. Poli Spesialis, UGD, R. Dewasa, R. Anak, R. Isolasi, Ruang
Kebidanan, Laboratorium, IPSRS, K3RS, Gizi, Farmasi, laundry.

e. Hasil Kinerja
1) Pelaporan hasil surveilans dan audit PPI ke Ketua Komite PPI perbulan
2) Pelaksanaan monitoring pelaksanaan PPI, Penerapan SPO, kesehatan
lingkungan
3) Pelaksanaan diklat PPI
4) Pelaksanaan investigasi KLB bersama komite PPI
5) Pelaksanaan Monitoring kesehatan petugas kesehatan dari bahaya HAIs
6) Pelaksanaan pemantauan prosedur isolasi
7) Pelaksanaan koordinasi antar departemen atau unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi
8) Perencanaan dan pelaksanaan rekomendasi dari hasil surveilans,
monitoring kegiatan PPI, maupun KLB yang terjadi
9) Pelaksanaan peningkatan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPI
10) Terlaksananya penyuluhan bagi petugas kesehatan pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berlangsung yang sedang
berkembang di masyarakat dan infeksi dengan insidensi tinggi.

12
f. Persyaratan Jabatan
Perawat minimal D3 Keperawatan dan bersertifikat pelatihan PPI Dasar

4. Ketua Tim PPI / IPCO (Infection Prevention and Control Officer)


a. Identitas Pekerjaan
Nama Jabatan Ketua Tim PPI
Nama Panitia Kerja Komite PPI

b. Uraian Tugas IPCO


1) Bersama IPCN mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian
infeksi yang terjadi di lingkungan kerja
2) Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi
3) Memantau pelaksanaan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite
PPI
4) Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI
5) Memantau pelaksanaan investigasi investigasi terhadap KLB dan bersam-
sama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi
6) Memonitor kesehatan untuk mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya
7) Bersama komite PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberikan
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di rumah
sakit
8) Memonitor hasil audit PPI termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dan lain-
lain dengan menggunakan formulir audit
9) Memonitor kesehatan lingkungan
10) Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotik yang rasional
11) Mendesain, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi surveilans
infeksi
12) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
13) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
– prinsip PPI
14) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI
15) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung,, dan
keluarga pasien tentang topik infeksi yang sedang berkembang di
masyarakat dan infeksi dengan infeksi tinggi.

13
16) Bersama IPCN menjadi koordinator antar unit dalam mendeteksi,
mencegah, dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

c. Wewenang
1) Bersama IPCN sebagai koordinator antar unit dalam mendeeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit bersama IPCN
2) Bersama IPCN memberi penyuluhan kepada petugas, pasien, keluarga
pasien, pengunjung tentang program PPI
3) Bersama IPCN memberi masukan dan teguran langsung kepada petugas
yang melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahn
infeksi.

d. Hubungan Koordinasi
1) Ketua Komite PPI
2) IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)

e. Hasil Kinerja
1) Pelaporan hasil surveilans dan audit PPI ke Ketua Komite PPI perbulan
2) Pelaksanaan monitorinKeteg pelaksanaan PPI, Penerapan SPO,
kesehatan lingkungan
3) Pelaksanaan diklat PPI
4) Pelaksanaan investigasi KLB bersama komite PPI
5) Pelaksanaan Monitoring kesehatan petugas kesehatan dari bahaya HAIs
6) Pelaksanaan pemantauan prosedur isolasi
7) Terlaksananya monitoring penggunaan antibiotika yang rasional
8) Pelaksanaan koordinasi antar departemen atau unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi
9) Perencanaan dan pelaksanaan rekomendasi dari hasil surveilans,
monitoring kegiatan PPI, maupun KLB yang terjadi
10) Pelaksanaan peningkatan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit
tentang PPI
11) Terlaksananya penyuluhan bagi petugas kesehatan pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berlangsung yang sedang
berkembang di masyarakat dan infeksi dengan insidensi tinggi.

14
12) Terlaksananya saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI.

f. Persyaratan Jabatan
1) Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
2) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3) Memiliki kemampuan leadership.

1. IPCL/IPCLN (Infection Prevention and Control Link/Link Nurse)


a. Identitas Pekerjaan
Nama Jabatan Anggota Komite PPI (Link/Link Nurse)

Nama Panitia Kerja Komite PPI

b. Uraian Tugas
1) Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat
inap masing-masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika
pasien pulang.
2) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing
3) Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
4) Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung diruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham.
5) Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
standar isolasi.

c. Wewenang
1) Menjadi anggota tim PPI
2) Mewakili IPCN dalam menangani berbagai kasus di unit kerjanya masing-
masing

15
d. Hubungan Koordinasi
1) IPCN
2) Kepala Unit Kerja
3) Anggota unit masing-masing

e. Hasil Kinerja
1) Terlaksananya surveilans setiap pasien pasien di unit rawat inap masing-
masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN di akhir bulan.
2) Terlaksananya peningkatan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan unit rawatnya masing-masing.
3) Terlaksananya koordinasi kepada IPCN apabila ada kecurigaan terjadinya
HAIs pada pasien.
4) Terlaksananya koordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi KLB infeksi
nosokomial, memberi penyuluhan bagi pengunjung di ruang raawatnya
masing-masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum
dipahami.
5) Memonitor kepatuhan petugas petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan prosedur standard dan standar isolasi.

f. Persyaratan Jabatan
1) IPCLN : Minimum D3 Keperawatan
2) IPCL : SMA Sederajat
3) Pelatihan PPI (Ex-house training / In-house Training)

16
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata Hubungan kerja Komite PPI adalah sebagai berikut :


1. Komite PPI bertanggung jawab langsung kepada Direktur UPTD RSUD Sagaranten
terhadap apa yang menjadi tugas dan kewenangannya.
2. Komite PPI dalam menjalankan programnya bekerjasama dan melibatkan semua
unsur/ komponen yang ada di rumah sakit mulai dari petugas parkir yang paling
depan sampai dengan pucuk pimpinan rumah sakit yaitu Direktur.
3. Komite PPI juga berkoordinasi dengan komite Mutu dalam pelaporan Surveilans,
dimana salah satu indikator kunci pada area klinis merupakan hasil Surveilans
Komite PPI.
4. Mekanisme koordinasi komite PPI :
a. Komite PPI berkoordinasi dengan perawat melalui keterlibatan IPCLN dari
masing-masing ruang perawatan.
b. Komite PPI berkoordinasi dengan profesional lain melalui keterlibatan IPCL dari
masing-masing unit atau instalasi.
c. Komite PPI berkoordinasi dengan profesional PPI lainnya yaitu dengan dokter
Sp. PK (penanggung Jawab Laboratorium) maupun dengan apoteker (panitia
farmasi terapi).
d. Komite PPI berkoordinasi dengan urusan rumah tangga atau IPSRS melalui
IPCL.
5. Komite PPI dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Tim PPI sebagai pelaksana
harian yang terdiri dari IPCO dan IPCN (dibantu oleh IPCLN/IPCL)
6. Tim PPI bertanggung jawab kepada Komite PPI terhadap hasil pelaksanaan
program PPI di UPTD RSUD Sagaranten.

17
BAB VIII
PERTEMUAN/ RAPAT

A. Pertemuan rutin
1. Rapat kerja dengan manajemen RS, ketua Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Sagaranten, kepala instalasi dan kepala
bagian di Rumah Sakit Sagaranten.
a. Hari Rabu minggu ke-2
b. Jam 10.00 s/d selesai
c. Peserta: Manajemen, Ketua komite Rumah Sakit Sagaranten, seluruh kepala
instalasi dan kepala bagian di Rumah Sakit Sagaranten.
d. Materi : Laporan angka infeksi HAIs (Health Care Associated Infections).
e. Laporan hasil survey dan audit kegiatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di unit kerja.
f. Solusi dan rekomendasi masalah.
2. Pertemuan rutin dengan kepala unit keperawatan setiap bulan hari Rabu minggu
pertama
a. Hari Rabu minggu ke-1
b. Jam 10.00 s/d selesai
c. Peserta: Kepala Bidang keperawatan, Kepala ruangan
d. Materi: Laporan hasil audit kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
unit keperawatan.
e. Solusi dan rekomendasi masalah.

B. Rapat Insidentil
Diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas segera.

18
BAB IX
PELAPORAN

A. LAPORAN BULANAN
Laporan angka infeksi HAIs, laporan SPM PPI, laporan indikator PPI

B. LAPORAN TRIMESTER
1. Laporan trend angka infeksi HAIs selama 3 bulan beserta analisa masalah dan
rekomendasi
2. Laporan hasil audit beserta rekomendasi

C. LAPORAN TAHUNAN
1. Laporan angka infeksi HAIs selama 1 tahun
2. Laporan indikator dan SPM PPI dalam 1 tahun
3. Laporan dan evaluasi program PPI dalam tahun tersebut

Ditetapkan di : Sagaranten
Pada tanggal : 01 Juli 2022
Direktur UPTD RSUD Sagaranten

dr. Hikmat Gumelar


NIP. 198704302014121001

19
20

Anda mungkin juga menyukai