KEPUTUSAN DIREKTUR
NOMOR………………...
TENTANG
PANDUAN ISI, JUMLAH DAN JENIS ASESMEN AWAL MEDIS DAN KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT AVISENA
Pertama : Panduan isi, jumlah dan jenis asesmen awal medis dan keperawatan
Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan isi, jumlah dan jenis
asesmen awal medis dan keperawatan di rumah sakit umum
avisena dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan untuk
pembinaan Pelayanan Medik rumah sakit umum avisena
Ditetapkan di ………………
Pada Tanggal ………………
DIREKTUR RSU AVISENA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB 1
DEFINISI
A. Pengertian
Asesmen pasien sebagai langkah untuk mengidentifikasi sejauh mana
kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan, keputusan jenis pelayanan yang paling tepat
untuk pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan pemeriksaan
penunjang diagnostik yang paling tepat, sampai penanganan perawatan, gizi, psikologis dan
aspek lain dalam penanganan pasien berdasarkan asesmen.
1.Asesmen Awal
Merupakan suatu proses identifikasi kondisi dan kebutuhan pasien untuk memulai
proses asuhan yang terencana dan terintegrasi. Proses asesmen awal memberikan informasi
perihal pemahaman asuhan yang diinginkan oleh pasien, pemilihan asuhan yang paling
baik untuk pasien, diagnosa awal dan pemahaman respon pasien terhadapa asuhan
sebelumnya. Isi minimal asesmen awal antara lain:
Status fisik, psiko-sosio-spiritual, ekonomi riwayat kesehatan pasien. riwayat
alergi,asesmen nyeri, risiko jatuh, asesmen fungsional,risiko nutrisional, kebutuhan
edukasi, Perencanaan Pemulangan Pasien (Discharge Planning).
2.Asesmen Ulang
Merupakan suatu proses pelayanan pasien secara terintegrasi pada interval
tertentu untuk menilai kemajuan signifikan kondisi pasien untuk memenuhi
kebutuhan dan rencana pelayanan sesuai kebijakan dan prosedur. Asesmen ulang
menggunakan cara asesmen yang sama dengan asesmen awal untuk menilai kondisi
terbaru dari pasien ditambahkan dengan beberapa pemeriksaan yang mendukung.
Sebagai contoh, pasien yang pada asesmen awal mempunyai keluhan nyeri, pasca perawatan
harus di evaluasi kembali asesmen nyerinya. Interval waktu asesmen lanjutan dilakukan
tergantung kondisi pasien. Misalnya pada pasien gawat, asesmen lanjutan yang
bertujuan melihat respon terapi dilakukan dalam hitungan menit, sedangkan asesmen lain
dapat dalam hitungan hari (misal melihat respon dari pemberian obat saluran akar).
3.Asesmen Tambahan
Asesmen yang diperlukan untuk melengkapi asesmen awal dan asesmen ulang
khususnya bagi populasi tertentu dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi pasien
dalam kerangka kultural.
BAB II
RUANG LINGKUP
Rumah sakit umum avisena menentukan isi, jumlah dan jenis asesmen awal pada disiplin
medis dan keperawatan yang meliputi pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, asesmen pasien dari
aspek biologis, psikologis, social, ekonomi, kultural dan spiritual yang dilakukan pada unit
rawat jalan, unit rawat inap dan unit gawat darurat.
Isi minimal asesmen awal antara lain :
1.Status fisik
2.Psiko –Sosio –Spiritual
3.Ekonomi
4.Riwayat kesehatan pasien
5.Riwayat alergi
6.Asesmen nyeri
7.Risiko jatuh
8.Asesmen fungsional
9.Risiko nutrisional
10.Kebutuhan edukasi
11.Perencanaan pemulangan pasien (discharge planning)
a) Kebijakan Umum
1. Isi, jumlah dan jenis dari asesmen awal dalam disiplin medis dan keperawatan terdiri
dari 3 proses utama yaitu :
a) Pengumpulan informasi dan data mengenai status fisik, psikologis, sosial,
spiritual, ekonomi, asesmen nyeri, resiko jatuh, asesmen fungsional,
resiko nutrisional, kebutuhan edukasi, perencanaan pemulangan pasien
(discharge planning)dan riwayat alergi serta riwayat kesehatan pasien.
b) Analisis data dan informasi, termasuk hasil tes laboratorium dan
pencitraan diagnostik(imaging diagnostic)untuk mengidentifikasi
kebutuhan perawatan kesehatan pasien.
c) Pengembangan rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang
telah diidentifikasi.
2. Asesmen pasien terdiri dari asesmen awal, asesmen ulang dan asesmen tambahan
untuk menentukan kebutuhan pasien.
3. Ahli kesehatan yang melakukan asesmen memenuhi kualifikasi yang ditetapkan
oleh Rumah sakit umum avisena dalam melaksanakan asesmen awal, asesmen ulang
dan asesmen tambahan. Yang termasuk ahli kesehatan adalah dokter gigi, dokter
gigi spesialis, dokter umum dan paramedis.
4. Semua pasien yang diasesmen ulang berdasar interval tertentu sesuai kondisi
dan pengobatan yang diterimanya untuk mengetahui respon pasien
terhadap pengobatannya. Interval dapat ditetapkan dalam ukuran hari/ one day
caresesuai dengan kondisi pasien.
5. Semua hasil asesmen harus diinformasikan kepada pasien dan atau keluarga pasien.
6. Semua hasil asesmen harus dianalis dan diintegrasikan serta didokumentasikan
dalam rekam medis Rumah sakit umum avisena.
b) Kebijakan Khusus :
1. Untuk pasien populasi tertentu dilakukan asesmen tambahan dengan melakukan
asesmen keperawatan individual khusus risiko jatuh untuk :
a) Anak-anak
b) Dewasa
c) Geriatri
2. Asesmen awal keperawatan lengkap untuk rawat jalan dilakukan hanya saat pertama
kali pasien datang, untuk perawatan pada pertemuan berikutnya dilakukan lanjutan
perawatan yang dituliskan pada CPPT.
3. Asemen awal keperawatan lengkap gawat darurat umum ataupun gigi dan
mulut dilakukan setiap saat pasien datang.
4. Asesmen awal keperawatan lengkap rawat inap dilakukan pertama kali pasien
datang untuk melengkapi hasil asesmen awal keperawatan rawat jalan atau gawat
darurat. Selanjutnya dilakukan sesmen lanjutan dan asesmen ulang metode IAR dan
dituliskan pada CPPT.
5. Asesmen awal medis lengkap dilakukan pada unit rawat jalan saat pertama kali
pasien datang kemudian asesmen lanjutan dan asesmen ulang. Pada kunjungan
berikutnya dilakukan asesmen ulang medis lengkap untuk pasien dengan penyakit
akut (setelah 1 bulan) dan pasien dengan penyakit kronis (setelah 3 bulan).
6. Asesmen awal medis lengkap rawat inap dilakukan jika asesmen awal rawat
jalan belum dilakukan, jika sudah diteruskan dengan asesmen lanjutan dan asesmen
ulang.
7. Asesmen awal medis lengkap gawat darurat dilakukan setiap kali pasien
datang dengan menggunakan Triase. Asesmen ulang dilakukan untuk memantau
perkembangan pasien selama ada di unit gawat darurat kurang dari 24 jam.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Asesmen Keperawatan unit rawat jalan, unit rawat inap dan unit gawat darurat meliputi :
1. Melakukan “five moment” cuci tangan;
2. Memperkenalkan diri kepada pasien;
3. Mengidentifikasi pasien dilanjutkan dengan anamnesa secara umum mengenai
keluhan utama pasien, menanyakan kondisi yang menyangkut psikososial budaya-
ekonomi (status pernikahan, riwayat kebiasaan, hambatan fisik, keyakinan dan
nilai-nilai pribadi pasien, bahasa yang digunakan, ekonomi);
4. Asesmen nyeri berdasarkan keluhan utama pasien, menggunakan bahasa awam,
memeriksa status fungsional, pemeriksaan fisik, menanyakan golongan darah,
riwayat penyakit, riwayat alergi;
5. Skrining imunokompromis, apabila pasien dicurigai atau telah menderita HIV maka
diteruskan ke unit HIV di lantai 4 untuk pemeriksaan lebih lanjut;
6. Asesmen risiko jatuh yang dibedakan usia anak-anak, dewasa dangeriatric;
7. Menuliskan masalah keperawatan rencana dan tindak lanjut perawatan ,
pemeriksaan penunjang yang diperlukan dan perencanaan pemulangan pasien khusus
untuk rawat inap;
8. Melakukan pengisian CPPT (catatan perkembangan pasien terintegrasi)
keperawatan dengan metode IAR;
a) Mengumpulkan data dan informasi (huruf I) pada SOAP adalah S–
Subyektif dan O-Obyektif;
b) Analisis data dan informasi (huruf A) ,yaitu melakukan analisis terhadap
informasi yang menghasilkan diagnosis, masalah, dan kondisi, untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien. Pada SOAP adalah A-Asesmen;
c) Membuat Rencana (huruf R), yaitu menyusun solusi untuk mengatasi/
memperbaikikelainan kesehatan sesuai butir b . Pelaksanaan R adalah
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang telah teridentifikasi. Pada SOAP
adalah P–Plan;
9. Asesmen awal dilakukan secara lengkap pada unit rawat jalan rawat inap
(termasuk “one day care”), dan gawat darurat;
10. Asesmen ulang diteruskan pada unit gawat darurat setelah pasien dipindahkan ke
unit rawat inap atau diteruskan ke unit rawat jalan;
11. Asesmen ulang dilakukan pada semua unit perawatan sesuai kondisi pasien pada
asesmen awal
Keterangan:
Total scor
Jika 1 diet yang diberikan : Biasa Tim Lunak Saring/ bubur susu Cair
Jika > 2 lapor DPJP utama Co dr Gizi klinik co ahli gizi assesmen lanjut oleh
gizi
F. Asesmen Kebutuhan Fungsional dan Risiko Jatuh
Tata laksana risiko jatuh pasien
1. Asesmen awal / skrining
a) Perawat melakukan asesmen awal terhadap pasien yang berisiko jatuh
dengan mengisi formulir risiko jatuh pada asesmen keperawatan di dalam
rekam medis
b) Penilaian awal risiko pasien jatuh dengan melakukan pengamatan cara
berjalan pasien saat akan duduk di kursi, apakah pasien tampak
tidak seimbang (sempoyongan / limbung) dan apakah pasien memegang
pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagi penopang saat akan duduk
2. Asesmen Ulang
a) Setiap pasien yang berisiko jatuh di rawat jalan akan dilakukan
asesmen ulang pasien jatuh oleh perawat yang bertanggung jawab
b) Penilaian awal risiko pasien jatuh dengan melakukan pengamatan cara
berjalan pasien saat akan duduk di kursi, apakah pasien tampak
tidak seimbang (sempoyongan / limbung) dan apakah pasien memegang
pinggiran kursi atau meja atau benda lain sebagi penopang saat akan duduk
Apabila hasil penilaian masuk kategori risiko tinggi maka akan
dilakukan tindakan pencegahan risiko jatuh berikut ini :
kalungkan pita kuning
edukasi pengantar untuk memapah pasien sampai ruangan pelayanan
yang dituju
apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dipapah,
disediakan kursi roda untuk mengantarkan pasien ke ruanganpelayanan
beritahukan kepada pengantar untuk tidak meninggalkan pasien sendirian
di ruang tunggu
apabila pasien datang sendiri tanpa pengantar, antarkan pasien oleh
petugas kesehatan / satpam sampai di ruang tunggu pelayanan dan
beritahukan kondisi pasien ke perawat untuk mendapatkan perhatian
khusus
perawat memberi tanda stiker kuning di kolom riwayat penyakit pasien
pasien yang mempunyai risiko jatuh ditempatkan di ruang
tunggu dengan mempunyai tempat duduk are prioritas yang diberi
tanda stiker kuning pada kursi ruang tunggu yang telah disediakan
pada kunjungan selanjutnya dilakukan asesmen ulang dan hasilnya
sudah tidak berisiko maka tanda kuning pada kolom riwayat penyakit
dicoret dan di paraf oleh perawat yang bertanggung jawab Asesmen
risiko jatuh menggunakan instrument berupa Morse Fall Scale
(MFS) untuk mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko jatuh.
Untuk penilaian pasien anak menggunakan Scoring Humpty Dumpty.
Sedangkan untuk pasien geriatri menggunakan Ontario Modified
Stratify-Sidney Scoring
G. Asesmen Nyeri
1. Melakukan “five moment” cuci tangan
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Mengidentifikasi pasien dilanjutkan dengan anamnesa secara umum
mengenai keluhan utama pasien, menanyakan kondisi yang menyangkut
psikososial-Budaya- ekonomi (status pernikahan, riwayat kebiasaan,
hambatan fisik, keyakinan dan nilai-nilai pribadi pasien, bahasa yang
digunakan, ekonomi)
4. Asesmen nyeri berdasarkan keluhan utama pasien, menggunakan bahasa awam
5. Asesmen nyeri untuk keperawatan dapat langsung menggunakan Numeric
Rating Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan
asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut: