DISUSUN OLEH
Doni Traeser
021911013
Fisioterapi 2019
Jalan kalibata Raya No. 25 – 30 Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 13630
1. Pengertian Nyeri
Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau cenderung
akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menunjukkan kerusakan
jaringan. Nyeri adalah sensasi penting bagi tubuh. Provokasi saraf- saraf sensorik nyeri
menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distres, atau penderitaan. Nyeri harus diperiksa
dalam suatu faktor Fisiologis, Psikologis serta lingkungan. Penilian nyeri meliputi :
a. Anamnesi umum
b. Pemeriksaan fisik
c. Anamnesi spesifik nyeri dan evaluasi ketakmampuan yang ditimbulkan nyeri
2. Klasifikasi/Penggolongan Nyeri
Nyeri dapat digolongkan dalam berbagai cara yaitu :
a. Menurut jenisnya :
Nyeri Noiseptik
Nyeri Nosiseptif adalah nyeri yang timbul bila reseptor nyeri
(nosiseptor) teraktivasi oleh rangsang mekanik, termal atau kemikal.
Nyeri Neurogenik
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang timbul akibat lesi atau disfungsi
primer pada susunan saraf tepi atau susunan saraf pusat.
Nyeri Psikogenik
Nyeri idiopatik / psikogenik adalah nyeri dengan factor psikogen yang
menonjol tanpa sebab organik.
b. Menurut timbulnya :
Nyeri akut
Nyeri yang dirasakan dalam waktu kurang dari enam bulan. Rasa
nyeri mungkin sebagai akibat dari luka, seperti luka operasi, neuralgia
herpetika, acute inflammatory demyelinating neuropathy.
Nyeri Kronik
Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini
contohnya nyeri pada keganasan, CTS, dan neuropati diabetik.
c. Menurut penyebab :
Nyeri Onkologik
Nyeri Non-Onkologik
d. Menurut Derajat nyeri :
Nyeri Ringan = nyeri dengan intensitas rendah
Nyeri Sedang = nyeri yang menimbulkan reaksi.
Nyeri Berat = nyeri dengan intensitas yang tinggi.
3. Karakteristik Nyeri
Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas
nyeri tersebut. Ada 6 Karakteristik pada nyeri, yaitu :
A. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
a) Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
b) Posisi atau lokasi nyeri
c) Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan
nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum. Nyeri
dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi
d) Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
e) Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
f) Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
g) Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area
rangsang nyeri.
B. Itentitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri : Distraksi atau konsentrasi dari
klien pada suatu kejadian Status kesadaran klien Nyeri dapat berupa : ringan, sedang,
berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya
perubahan kondisi patologis dari klien.
C. Waktu dan Lama (Time and Duraction)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama;
bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul
D. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan
pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada
yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
E. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
F. Faktor Prespitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu
ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
4. Pengukuran Derajat Nyeri Mandiri
Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan skala
assessment nyeri unidimensional (tunggal) atau multidimensi.
A. Unidimensional:
a) Hanya mengukur intensitas nyeri
b) Cocok (appropriate) untuk nyeri akut
c) Skala yang biasa digunakan untuk evaluasi pemberian analgetik
d) Skala assessment nyeri unidimensional ini meliputi:
Visual Analog Scale (VAS)
Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan
untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili
sebagai garis sepanjang 10 cm. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri,
sedangkan ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi.
Skala dapat dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi
menjadi skala hilangnya/reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8
tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaannya sangat mudah
dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS tidak banyak
bermanfaat karena VAS memerlukan koordinasi visual dan motorik serta
kemampuan konsentrasi.
No Worst
Pain Possible
Pain
Gambar 1. Visual Analog Scale (VAS)
NIPS (Neonatal – infant painscale), digunakan untuk bayi usia 0-1 tahun
No Parameter Skor
1 Ekspresi wajah
Wajah tenang, ekspresi netral 0
Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang tegang 1
(ekspresi wajah negatif – hidung, mulut dan alis)
2 Menangis
Tenang, tidak menangis 0
Merengek ringan, kadang – kadang 1
Berteriak kencang, menarik, melengking terus – terusan 2
(catatan: menangis lirih mungkin dinilai jika bayi diintubasi
yang dibuktikan melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas)
3 Pola pernapasan
Pola pernapasan bayi normal 0
Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, nafas 1
tertahan
4 Lengan
Tidak ada kekuatan otot, gerakan tangan acak sekali – sekali 0
Tegang, kaki lurus, kaku, dan atau ekstensi, ekstensi cepat, 1
fleksi.
5 Kaki
Tidak ada kekuatan otot, gerak kaki acak sekali - sekali 0
Tegang, kaki lurus, kaku, dan atau ekstensi cepat, fleksi 1
6 Kesadaran
Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga 0
Terjaga, gelisah, dan meronta – ronta 1
TOTAL SKOR
Keterangan :
0-2 : Nyeri ringan – tidak nyeri = Intervensi tidak ada
3-4 : Nyeri sedang – Nyeri rungan = Intervensi tanpa obat divaluasi selama 30
menit
>4 : Nyeri berat = Intervensi tanpa obat, bila masih nyeri bisa diberikan
analgesik dan dievaluasi selama 30 menit
Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala
ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri (Gambar 2). Skala numerik
verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah, karena secara alami
verbal / kata-kata tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan motorik.
Skala verbal menggunakan kata - kata dan bukan garis atau angka untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada
nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama
sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang
sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak
dapat membedakan berbagai tipe nyeri.