Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS BINAWAN

Fakultas : Fisioterapi
Program Studi : Fisioterapi
Kuliah : V
Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Pelayanan Ft Berpusat Pada Pasien
Dosen : Dr. R.Djadjang A.,SH.Mkes-MMR
Drs. Sarkosih, STr Ftr,MKKK

KETERAMPILAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI ALAT MOTIVASI


UNTUK KESEMBUHAN PASIEN FISIOTERAPI

A. Pendahuluan
Kualitas pelayanan fisioterapi sangat tergantung pada kepatuhan atau
ketaatan pasien yang berobat ke Poliklinik Fisoterapi atau disebut juga
dengan Poliklinik Rehabilitasi Medis. Disebut rehabilitasi medis karena pasien
yang datang adalah orang-orang yang mempunyai masalah dengan
ganggaun fisik pada dirinya, seperti orang terkilir atau keseleo, orang pasca
terkena stroke akibat teknan darahnya sangat tinggi dan jauh dari tekanan
arah norma. Juga gangguan fisik lainnya, seperti orang-orang yang punya
masalah kesehatan dengan pusat syaraf atau gangguan organ-organ vital
lainnya, seperti jantung paru-paru, hati dan lain sebagainya.
Permasalahan yang sering timbul pada pasien fisioterapi, adalah
adanya ketidak patuhan terhadap anjuran dokter dan fisioterapis pada proses
pengobatan untuk mencapai kesembuhan, agar anggota tubuhnya yang
terganggu bisa atau dapat pulih sebagaimana mestinya. Baik anjuran dari
dokter rehabilitasi medis maupun anjuran fisioterapis yang menangani
penyakitnya ketika dia datang berobat, sering di abaikan. Satu contoh, kasus
pengobatan gangguan mukoloskeletal misalnya dianjurkan untuk datang
minimal 6 - 7 kali, ternyata baru 3 atau 4 kali menjalani terapi, pasien
merasakan sudah sembuh, padahal kesembuhan dari gangguan fisiknya baru
mencapai 60 - 70 %. Fenomena semacam ini sering tejadi, sehingga
berdampak kepada mutu pelayanan fisioterapiyang di anggap sangat rendah.
disebabkan banyak pasien yang DO atau drop out sebelum pasien itu betul-
betul sembuh menurut penilaian doter atau fiioterapis yang menangani atau
merawat penyakitnya. Itulah sebabnya seorang tenaga kesehatan harus
pandai memotivasi pasien-pasien untuk didorong agar si pasien mau berobat
dengan serius sampai penyakitnya benar-bear sembuh total.
Kondisi seperti di atas dibutuhkan keterampilan berkomunikasi dan
memotivasi bagi seorang tenaga kesehatan. Utamanya dalam
berkomunikasi kepada pasien, serta harus dapat memotivasi pasien agar mau
mematuhi dan menjalankan proses terapi atau pengobatan kearah
kesembuhan yang sempurna. Karena kesembuhan total dari seorang pasien
adalah salah satu indikator mutu pelayanan maksimal, yang dapat
memberikan kepuasan kepada pasiennya. Hal ini dapat diperoleh apabila
adanya motivasi dari tenaga kesehatan yang merawatnya serta kerjasama
yang erat antara tenaga kesehatan dan pasiennya. Didorong oleh keinginan
yang tinggi untuk sembuh dari diri seorang pasien, serta pemberian motivasi
yang tinggi dari tenaga kesehatan dalam hal ini tenaga fisioterapis, maka
akan diperoleh kesembuhan yang maksimal dari seorang pasien fisioterapi.

B. Motivasi
Pada perkuliah hari ini, kita sedikit menyimpang untuk mempelajari
sedikit tentang definisi atau teori2 motivasi secara sepintas saja.
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau
perbuatan. Kata movere, dalam bahasa inggris, sering disepadankan
dengan motivation yang berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau
hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan
dorongan. Motivasi merupakan suatu dorongan yang membuat orang
bertindak atau berperilaku dengan cara – cara motivasi yang mengacu
pada sebab munculnya sebuah perilaku, seperti faktor – faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Motivasi dapat diartikan sebagai kehendak untuk mencapai status,
kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi bagi setiap individu. Motivasi
justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai sukses pada berbagai
segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan kemauan
Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai keadaan yang memberikan
energi, mendorong kegiatan atau moves, mengarah dan menyalurkan
perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan atau
mengurangi ketidakseimbangan.

2. Sumber Motivasi
Sumber motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi dari dalam
diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari luar (ekstrinsik).
a. Motivasi Intrinsik Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif –
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Itu sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajarnya.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat
juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak terkait dengan
dirinya.

Ada dua faktor utama di dalam organisasi (faktor eksternal) yang membuat
karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan
tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua faktor
tersebut antara lain :
a) Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang
diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya itu
sendiri.
b) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi
perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang
memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.
Dilingkungan suatu organisasi atau perusahaan kecenderungan penggunaan
motivasi ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi ini
disebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri
karyawan, sementara kondisi kerja disekitarnya lebih banyak menggiringnya
pada mendapatankan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar
dirinya.
3.Teori Motivasi
Ada beberapa macam teori motivasi :
a. Hierarki Teori Kebutuhan
Teori ini mengikuti teori jamak, yakni seorang berperilaku atau bekerja
karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam – macam
kebutuhan. kebutuhan yang diiinginkan seseorang berjenjang, artinya bila
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan tingkat kedua
akan menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah
terpenuhi, maka muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai
tingkat kebutuhan kelima.
b. Teori Kebutuhan Berprestasi Motivasi berbeda – beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Kebutuhan akan prestasi
tersebut sebagai keinginan yang melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit.

4. Manfaat Motivasi
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh
karena bekerja dengan orang – orang yang termotivasi adalah : pekerjaan
dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai
standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan.
Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi akan membuat orang
senang mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai atau diakui.
Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul – betul berharga bagi orang
yang termotivasi. Orang akan bekerja keras karena dorongan untuk
menghasilkan suatu target sesuai yang telah mereka tetapkan.32

C. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Fisioterapis 


Seorang Fisioterapis , selain harus dapat bisa menjadi seorang motivasi, juga
harus dibekali dengan keterampilan berkomunikasi, utamnya dalam
berkomunikasi terapeutik. Keduanya dibutuhkan agar dapat menjaga kulitas
pelayna kesehatn pada umumnya, khususnya untuk pelayanan
kefisioterapian.
Komunikasi terapeutik dari seorang fisioterapis, adalah merupakan suatu
pertukaran informasi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keterampilan
berkomunikas, serta memiliki berbagi ide dan pengetahuan dari seorang
fisioterapis . Komunikasi terapeutik merupakan proses komunikasi dua arah.
Informasi yang isinya berupa pemikiran, ide, perasaan atau opini disampaikan
atau dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai
pemahaman bersama.
Dari sebuah hasil penelitian dan observasi dapat diketahui bahwa
komunikasi terapeutik fisioterapis pada pelayanan kesehatan baik pasien
rawat jalan maupun rawat inap sebagian besar hasilnya sangat efektif. Untuk
menjaga kualitas pelayanan fisioterapi baik di rumah sakit maupun pada
pelayanan mandiri, salah satunya adalah dengan menggunakan keterampilan
komunikasi terapeutik. Selain itu seorang fisioterapis dalam menerapkan
komunikasi terapeutiknya, dilakukan dengan penuh kesadaran. Dengan
demikian, mereka berusaha untuk menciptakan hubungan saling percaya
dengan pasien. bahwa komunikasi terapeutik dapat meningkatkan
kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim serta
meningkatkan kesejahteraan pasien dengan peningkatan fungsi pelayanan
fisioterapis secara maksimal. Sehingga menjadi salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Pada sisi lain, seorang
fisioterapi selain memiliki keterampilan juga harus menjadi seorang
motivator bagi pasien-pasiennya.

D. Motivasi dan Keterampilan


Bagi tenaga kesehatan khususnya seorang fisiotarapis, bahwa sebagai
tenaga kesehatan, yang memiliki kompetensi suatu keahlian dibidang
kefisioterapian, dibutuhkan motivasi yang tinggi guna mendukung kompetensi
yang kita miliki. Sementara pengertian kompetensi itu meliputi 3 hal yaitu:
1. Menguasai ke ilmuannya, dalam hal ini ilmu kesehatanb tentang
kefisioterapian
2. Menguasai keterampilan dibidang kesehatan fisioterapi, yang merupakan
ketarampilan khusus dibidangnya, serta keterampilan umum lainnya selain
dari keterampilan khusus tadi.
3. Perilaku atau sikap kita sebagai seorang fisioterapis, yang memiliki budi
serta pekerti yang luhur, sebagaimana sedang digalakan di kampus kita
Universitas Binawan sebagai kampus yang berahlak.

Bahwa perilaku sebagai salah satu bagian dari kompetensi seseorang,


khususnya untuk tenaga kesehatan kefisioterapian, diperlukan keahlian
berkomunikasi yang baik, melalui keterampilan berkomunikasi yang baik yang dapat
memberikan pencerahan, pengertiaan, edukasi serta dapat memberikan motivasi
kepada pasien. Yang intinya adalah bagai kita berkomunikasi dengan baik sehingga
pasien mau dan patuh kepada saran-saran kita pada saat menjalankan proses
pengobatan, sehingga akan diperoleh kesembuhan yang maksimal.
Itulah sebabnya diperlukan sekali bagi tenaga kesehatan, yang memotivasi
pasien-pasien untuk melakukan proses pengobatan dengan baik dan benar, agar
diperoleh hasil yang maksimal. Bagi tenaga kesehatan hal ini merupakan suatu
kepuasan tersendiri apabila pasien yang ditanganinya atau dirawatnya benar-benar
sembuh. Demikian juga sebaliknya , bagi pasien adalah merupakan suatuy
kepuasan tersendiri. Karena telah mendapat pelayanan yang maksimal dari tenaga
kesehatan yang merawatnya.

Anda mungkin juga menyukai