Anda di halaman 1dari 5

Skala Nyeri

Disusun oleh:
Deby Tri Wahyuni
021911006

Prodi Fisioterapi
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Binawan
2021/2022
1. Nyeri
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan oleh
rangsangan yang kuat atau merusak. The International Association for the Study of
Pain's secara luas mendefinisikan nyeri sebagai "suatu sensori yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan sebagai kerusakan tersebut", namun,
karena menjadi kompleks, fenomena subjektif, mendefinisikan nyeri telah menjadi
tantangan. Dalam diagnosis medis, nyeri dianggap sebagai gejala dari kondisi yang
lain.
Nyeri mendorong individu untuk menghindar dari situasi yang merusak, untuk
melindungi tubuh yang dalam masa penyembuhan, dan untuk menghindari
pengalaman-pengalaman serupa di masa depan. Sebagian besar nyeri dapat reda
setelah stimulus berbahaya dihilangkan dan tubuh telah sembuh, tetapi dapat bertahan
setelah penghapusan stimulus dan sembuhnya bagian tubuh. Kadang-kadang nyeri
muncul meski tidak terdeteksi adanya stimulus, kerusakan atau penyakit.
Nyeri merupakan alasan yang paling umum untuk konsultasi dokter di
sebagian besar negara-negara maju. Ini adalah gejala utama pada banyak kondisi
medis, dan dapat mengganggu kualitas hidup dan kegiatan sehari-hari. Obat sakit
sederhana berguna dalam 20% sampai 70% kasus. Faktor-faktor psikologis seperti
dukungan sosial, sugesti hipnotis, kegembiraan, atau pengalihan perhatian secara
signifikan dapat mempengaruhi intensitas atau ketidaknyamanan nyeri seseorang.
Dalam beberapa perdebatan mengenai bantuan bunuh diri atau euthanasia, nyeri telah
digunakan sebagai argumen untuk mengizinkan orang yang sakit parah untuk
mengakhiri hidup mereka.

2. Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan durasi terjadinya, nyeri dibagi menjadi:
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronik
c. Referred pain
Berdasarkan sifatnya, nyeri dibagi menjadi:
a. Nyeri fisiologis adalah sensor normal yang berfungsi sebagai alat proteksi
tubuh.
b. Nyeri patologis adalah sensor abnormal yang menderitakan seseorang.
Berdasarkan sumbernya, nyeri dibagi menjadi:
A. Nyeri Kutan (Cutaneus Pain). Nyeri berasal dari kulit dan jaringan subkutan.
Lokasi sumber nyeri biasanya diketahui dengan pasti dan nyeri biasanya tajam
serta rasa terbakar.
B. Nyeri Somatis Dalam (Deep Somatic Pain). Nyeri berasal dari otot, tendon,
sendi, pembuluh darah atau tulang. Sifat nyeri biasanya menyebar.
C. Nyeri Visera (Visceral Pain). Nyeri berasal dari organ internal, misalnya:
Ulser pada lambung, appendicitis atau batu ginjal. Sensasi nyeri disalurkan
dari organ melalui saraf simpatis atau parasimpatis ke susunan saraf pusat.
D. Psychogenic Pain; dipengaruhi oleh pengalaman fisik dan mental seseorang.
Berdasarkan penyebabnya, nyeri dibagi menjadi:
a) Neuropatik, berkaitan dengan adanya gangguan/masalah pada sistem saraf
baik pusat maupun perifer, contohnya post-stroke pain
b) Nosciceptive, berkaitan dengan adanya gangguan/masalah pada jaringan tubuh
(musculoskeletal, kutaneus, atau visceral), contohnya nyeri inflamasi
c) Campuran, berkaitan dengan komponen neuropati dan nosciceptive,
contohnya LBP disertai radiculopathy.

3. Tujuan Pengukuran Nyeri


a. Mengetahui kuantitas nyeri
b. Menuntun menyusun pemilihan modalitas dan metode fisioterapi nyeri
c. Alat evaluasi
d. Membantu menegakkan diganosa fisioterapi

4. Skala nyeri

 Visual Analog Scale (VAS)


Visual analog scale (VAS) adalah cara yang paling banyak digunakan untuk
menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara visual gradasi tingkat
nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili sebagai
garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter. Tanda
pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan deskriptif.
Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain
mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat vertikal
atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala hilangnya/reda rasa
nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS
adalah penggunaannya sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode
pasca bedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS memerlukan
koordinasi visual dan motorik serta kemampuan konsentrasi.

 Verbal Rating Scale (VRS)


Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala ini, sama seperti
pada VAS atau skala reda nyeri (Gambar 2). Skala numerik verbal ini lebih
bermanfaat pada periode pascabedah, karena secara alami verbal / kata-kata
tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal
menggunakan kata - kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang,
parah. Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak
hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali.
Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
membedakan berbagai tipe nyeri.

 Numeric Rating Scale (NRS)


Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis
kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan pilihan kata
untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan
tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama antar
kata yang menggambarkan efek analgesik.

 Wong Baker Pain Rating Scale


Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka (Gambar4).

 Face Legs Activity Consolability Cry (FLACC)


Skala FLACC atau Skala Wajah, Kaki, Aktivitas, Tangisan, Penghiburan
adalah pengukuran yang digunakan untuk menilai rasa sakit pada anak-anak
antara usia 2 bulan dan 7 tahun atau individu yang tidak dapat
mengomunikasikan rasa sakit mereka. Skala tersebut dinilai dalam kisaran 0-
10 dengan 0 menunjukkan tidak ada rasa sakit. Skala tersebut memiliki lima
kriteria, yang masing-masing diberi skor 0, 1 atau 2.
Kriteria Skor 0 Skor 1 Skor 2
Face Tidak ada ekspresi Sesekali meringis dan Dagu yang sering
atau senyuman mengerutkan kening, bergetar, rahang
tertentu menarik diri, tidak mengatup
tertarik
Legs Posisi normal atau Gelisah, gelisah, Menendang, atau kaki
santai tegang ditarik
Activity Berbaring dengan Menggeliat, bergeser, Melengkung, kaku
tenang, posisi normal, maju mundur, tegang atau menyentak
bergerak dengan
mudah
Consolability Isi, santai Meyakinkan dengan Sulit untuk dihibur
sesekali menyentuh, atau dihibur
memeluk, atau diajak
bicara, tidak dapat
dilacak
Cry Tidak ada tangisan Erangan dan rintihan; Menangis terus,
(bangun atau tidur) keluhan sesekali teriakan atau isak
tangis, sering
mengeluh

 McGill Pain Questionnaire (MPQ)


Terdiri dari empat bagian:
(1) gambar nyeri,
(2) indeks nyeri (PRI),
(3) pertanyaan pertanyaan mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya; dan
(4) indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini.
Terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke dalam 20 kelompok.
Setiap set mengandung sekitar 6 kata yang menggambarkan kualitas nyeri
yang makin meningkat. Kelompok 1 sampai 10 menggambarkan kualitas
sensorik nyeri (misalnya, waktu/temporal, lokasi/spatial, suhu/thermal).
Kelompok 11 sampai 15 menggambarkan kualitas efektif nyeri (misalnya
stres, takut, sifat-sifat otonom). Kelompok 16 menggambarkan dimensi
evaluasi dan kelompok 17 sampai 20 untuk keterangan lain-lain dan mencakup
kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu. Penilaian menggunakan angka
diberikan untuk setiap kata sifat dan kemudian dengan menjumlahkan semua
angka berdasarkan pilihan kata pasien maka akan diperoleh angka total.

Anda mungkin juga menyukai