TAHUN 2022
I. DEFINISI
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman,baik ringan maupun berat yang hanya dapat dirasakan
oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain,mencakup pola pikir,aktifitas seseorang
secara langsung,dan perubahan hidup seseorang.Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang
dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiological, Menurut beberapa tokoh atau sumber:
IASP 1979 (International for the Study of Pain)nyeri adalah”Suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan,yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata
atau yang berpotensi untuk menimbulkan kerusakan jaringan”dari definisi tersebut dapat di
simpulkan bahwa nyeri bersifat subyektif dimana individu mempelajari apa itu nyeri,melalaui
pengalaman yang langsung berhubungan dengan luka (injuri),yang dimulai dari awal masa
kehidupannya.
Sternbach (1968) mengatakan nyeri sebagai “konsep yang abstrak “ yang merujuk pada sensasi
pribadi tentang sakit,suatu stimulus berbahaya yang menggambarkan akan terjadinya
kerusakan jaringan,suatu pola respon untuk melindungi organism dari bahaya.
McCafferi (1979) mengatakan nyeri sebagai penjelasan pribadi tentang nyeri ketika dia
mengatakan tentang nyeri “apapun yang di katakan tentang nyeri dan di manapun ketika dia
mengatakan,hal itu ada.
Tamsuri (2007) nyeri di definisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
eksistensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalaminya.
Pada tahun 1999,the Veteran?s Health Administrasion mengeluarkan kebijakan untuk memasukkan
nyeri sebagai tanda vital ke lima,jadi perawat tidak hanya mengkaji suhu tubuh,nadi,tekanan
darah,dan respirasi tetapi juga harus mengkaji tentang nyeri.
Saat ini telah di akui bahwa manajemen nyeri merupakan komponen penting dalam perawatan
pasien.
1. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya kerusakan jaringan
yang sedang atau akan terjadi, atau pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan
seolah-olah terjadi kerusakan jaringan. (International Association for the Study of Pain).
2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas, memiliki hubungan
temporal dan kausal dengan adanya cedera atau penyakit.
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan untuk periode waktu yang lama. Nyeri kronik adalah nyeri
yang terus ada meskipun telah terjadi proses penyembuhan dan sering sekali tidak diketahui
penyebabnya yang pasti.
III. TATALAKSANA
A. Anamnesis
1. Riwayat penyakit sekarang.
Onset nyeri: akut atau kronik, traumatik atau non-traumatik.
Karakter dan derajat keparahan nyeri: nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa terbakar, tidak
nyaman, kesemutan, neuralgia.
Pola penjalaran / penyebaran nyeri.
Durasi dan lokasi nyeri.
Gejala lain yang menyertai misalnya kelemahan, baal, kesemutan, mual/muntah, atau
gangguan keseimbangan / kontrol motorik.
Faktor yang memperberat dan memperingan.
Kronisitas.
Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya, termasuk respons terapi.
Gangguan / kehilangan fungsi akibat nyeri / luka.
Penggunaan alat bantu.
Perubahan fungsi mobilitas, kognitif, irama tidur, dan aktivitas hidup dasar (activity of daily
living).
Singkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan, seperti adanya fraktur yang
tidak stabil, gejala neurologis progresif cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda
ekuina.
2. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu
3. Riwayat psiko-sosial.
Riwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika.
Identifikasi pengasuh / perawat utama (primer) pasien.
Identifikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi menimbulkan eksaserbasi nyeri.
Pembatasan /restriksi partisipasi pasien dalam aktivitas sosial yang berpotensi
menimbulkan stres. Pertimbangkan juga aktivitas penggantinya.
Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri) dapat menimbulkan
pengaruh negatif terhadap motivasi dan kooperasi pasien dengan program penanganan /
manajemen nyeri ke depannya. Pada pasien dengan masalah psikiatri, diperlukan
dukungan psikoterapi / psikofarmaka.
Tidak dapat bekerjanya pasien akibat nyeri dapat menimbulkan stres bagi pasien /
keluarga.
4. Riwayat pekerjaan :
Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti mengangkat benda berat,
membungkuk atau memutar; merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan dengan nyeri
punggung.
5. Obat-obatan dan alergi.
Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri (suatu studi
menunjukkan bahwa 14% populasi di AS mengkonsumsi suplemen / herbal, dan 36%
mengkonsumsi vitamin).
Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, durasi, efektifitas, dan efek
samping.
Direkomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan obat-obatan dengan efek
samping kognitif dan fisik.
6. Riwayat keluarga.
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
7. Asesmen sistem organ yang komprehensif
Evaluasi gejala kardiovaskular, psikiatri, pulmoner, gastrointestinal, neurologi,
reumatologi, genitourinaria, endokrin, dan muskuloskeletal).
Gejala konstitusional: penurunan berat badan, nyeri malam hari, keringat malam, dan
sebagainya
B. Asesmen nyeri
1. Asesmen nyeri dilakukan terhadap setiap pasien baik rawat jalan, gawat darurat maupun
rawat inap. Asesmen yang dilakukan dapat berupa pertanyaan terbuka yaitu:
P PROVOCATING/ Apa yang menjadi pencetus/memperberat nyeri?
PALLIATING Siapa yang dapat meredakan nyeri?
Q QUALITY Kualitas nyeri ?
Seperti apa nyeri yang dirasakan?,
Dapatkahdideskripsikan?
(tajam,tertusuk,terbakar)
R REGION/RADIATION Apakah nyerinya menyebar?,
Menyebar kedaerah tubuh mana?
S SEVERITY / SCALE Seberapa berat nyerinya dirasakan?
MenggunakanWong Baker Faces, Numeric Rating
Scale, dan CRIES Pain Scale
T TIME Kapan nyeri terjadi, berapa lama nyeri berlangsung?
2. Tools yang digunakan untuk asesmen nyeri di RS Keluarga Sehat antara lain :
a. Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale.
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
0 = tidak nyeri.
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari).
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).